Sinopsis Chinese Drama : Nice To Meet You Episode 14-1
Images by : Hunan TV
“Aku berjalan cukup lama di jalanan sendirian. Aku
tidak tahu harus kemana. Aku tidak tahu apakah ada tempat lain yang masih bisa
menampungku,” ujar Gao Jie dengan sedih. “Kemudian, setelah berjalan sebentar,
aku tiba di sini. Sekarang, satu-satunya tempat yang bisa membuatku merasa
lebih baik adalah di sini. Aku teringat saat kau membawaku ke sini. Betapa
bahagianya kita saat itu. Tapi mengapa, semua kebahagiaan yang ku rasakan tidak
bisa bertahan lama?”
“Maafkan aku. Aku datang terlambat. Setelah
kembali dari perjalanan bisnis, aku langsung pergi ke rumahmu. Apa yang
sebenarnya terjadi?”
“Aku tidak punya rumah lagi. Yu Zhi, aku tidak akan pernah bisa pulang
lagi,” tangis Gao Jie.
“Kau memilikiku. Aku ada di sini untukmu,” ujar Yu
Zhi dan mengusap air mata Gao Jie. “Selama kita bersama, ada rumah.”
“Akankah kamu berada di sisiku selamanya.”
“Aku akan selalu bersamamu,” janji Yu Zhi. “Di
masa depan bersama, hanya akan ada kebahagiaan. Tidak akan ada air mata.”
Gao Jie terhibur mendengar apa yang Yu Zhi
katakan. Dia tidak memiliki apapun sekarang, hanya Yu Zhi-lah yang di
milikinya. Dia memeluk Yu Zhi dan Yu Zhi balas memeluknya dengan erat. Yu Zhi
menyuruh Gao Jie untuk tidak khawatir. Selama dia ada, semuanya akan baik-baik
saja.
--
Yu Zhi akhirnya membawa Gao Jie ke apartemennya.
Dia menunjukkan dimana dapur dan kamar. Dia menyuruh Gao Jie untuk beristirahat
karena Yu Zhi pasti lelah. Gao Jie merasa tidak enak menginap di rumah Yu Zhi
dan ingin mencari hotel saja. Yu Zhi menolak ide Gao Jie, karena dia merasa
cemas membiarkan Gao Jie tidur di hotel. Dia meminta Gao Jie untuk tidur di
tempatnya saja untuk sekarang. Tapi Gao Jie tetap merasa merepotkan Yu Zhi.
“Kau tidak merepotkan Yang perlu kau lakukan
sekarang, percaya padaku, tergantung padaku. Bisakah kau melakukan itu?”
Gao Jie mengangguk. Dan Yu Zhi segera membawa
koper Gao Jie ke kamar tidurnya. Dia menyuruh Gao Jie untuk tidur di kamar nya
hari ini. Gao Jie jadi merasa tidak enak dan bertanya kalau dia tidur di kamar
Yu Zhi, Yu Zhi tidur dimana?
Yu Zhi tersenyum nakal dan mendekati Gao Jie,
“Aku… ini rumahku. Tentu saja aku akan tidur di tempat tidur.”
“Kalau gitu, aku tidur di sofa saja.”
Yu Zhi semakin tersenyum dan akhirnya berkata
kalau dia hanya bercanda. Di apartemen ini ada 2 kamar tidur. Dia membiarkan
Gao Jie tidur di kamar utama, sementara dia akan tidur di kamar tamu. Gao Jie
jadi makin tidak enak, kan harusnya dia yang tidur di kamar tamu. Yu Zhi
menyuruhnya untuk menurut saja.
Gao Jie benar-benar terharu dengan kebaikan dan
kepedulian Yu Zhi padanya.
--
Gao Jie telah selesai mandi. Dan dia melihat ada
sebuah memo di meja makan. Yu Zhi menulis memo itu untuk Gao Jie. Dia membiarkan
Gao Jie berada di apartemennya sendirian malam ini. Jadi, jika Gao Jie ingin
menangis, dia berharap Gao Jie hanya akan menangis malam ini saja. Gao Jie
tersenyum membaca pesan dari Yu Zhi tersebut.
--
Ny. Wu di rumah merasa cemas karena Gao Hai belum
pulang juga, apalagi saat di telepon, Gao Hai tidak mengangkat teleponnya. Dia
benar-benar kesal. Tapi, Gao Hai pulang tidak lama kemduian dalam keadaan
setengah mabuk. Dia menyuruh Xiaoci untuk tidak mencampuri urusannya lagi. Dia
sudah sangat kecewa dengan Ny. Wu yang sangat kejam. Bagaimanapun kakek pernah
menjadi guru Ny. Wu, bagaimana bisa belum sampai 7 hari setelah kakek
meninggal, Ny. Wu sudah mengusir Gao Jie! Dia menyebut Ny. Wu sebagai orang
tidak berperasaan.
Mendengar ucapan Gao Hai, membuat Ny. Wu bisa
menebak kalau Gao Hai pasti baru saja dari rumah Pan Yue. Gao Hai membenarkan.
Dan hal itu membuatnya jadi bertanya-tanya, bagaimana bisa dia hidup dengan
wanita seperti Ny. Wu?
“Aku ingin bercerai,” ujar Gao Hai.
Mendengar permintaan Gao Hai membuat amarah Ny. Wu
tersulut. Dia marah karena Gao Hai berani meminta cerai padanya. Apa dia tidak
sadar diri?! Tapi, Gao Hai semakin
mempertegas ingin bercerai. Dia tidak bisa melindungi putrinya (Gao Jie) dan
bahkan harus tinggal dengan wanita berhati sebisa ular seperti Ny. Wu.
Ny. Wu marah dan mengingatkan kalau putri Gao Hai
bukan hanya Gao Jie. Gao Hai membenarkan, tapi dia tidak ingin menjalani hidup
lagi dengan Ny. Wu. Besok, dia akan memberikan surat cerainya.
Dan untuk membuktikan perkataannya, Gao Hai bahkan
langsung membereskan baju-bajunya ke dalam koper. Ny. Wu tidak membiarkan Gao
Hai pergi dan mengingatkan kalau selama bertahun-tahun ini, Gao Hai hidup
bergantung padanya. Gao Hai membenarkan hal itu. Tapi, dia dulu pasti sudah
kesurupan hingga meningalkan istri dan anaknya hanya untuk bersama seorang
wanita jahat. Sekarang dia akan membeberkan sifat asli Ny. Wu pada semua orang.
Saat dia mau pergi, pas sekali dengan Gao Hui yang
baru pulang. Melihat Gao Hai membawa koper, dia segera bisa menebak kalau
ayahnya mau pergi dari rumah. Gao Hui langsung membujuk ayahnya unutk tidak
pergi dan meminta ayahnya memaklumi sikap ibunya yang temperamen. Tapi, Ny. Wu
malah mengumpati Gao Hai dan bahkan berkata kalau karir Gao Hai akan hancur
tanpanya. Dan pergi saja hidup dengan orang gila itu (Pan Yue)!
“Kau yang gila. Kau tidak memiliki kualifikasi
untuk membicarakannya dengan cara ini. Aku tidak akan lunak kali ini. Aku akan
mengujungimu,” ujar Gao Hai.
“Jika kau pergi, jangan pernah kembali lagi!”
teriak Ny. Wu pada Gao Hai yang berjalan keluar pintu.
Gao Hui balik memarahi ibunya setelah ayahnya
pergi. Dia menyuruh ibunya untuk lebih tenang harusnya.
--
Yu Zhi pulang ke esokan harinya. Dan saat masuk ke
dalam rumah, dia melihat Gao Jie yang sedang berada di dapur dan memasak.
Melihat Yu Zhi yang baru pulang, Gao Jie langsung tanya kemana Yu Zhi kemarin?
Apa benar menginap di luar?
Yu Zhi mengiyakan, karena dia melihat kondisi Gao
Jie kemarin yang tampaknya memerlukan waktu sendiri.
“Di sini ada dua kamar. Aku hanya tinggal di sini.
Tentunya aku tidak bisa mengusir pemiliknya, bukan?”
Yu Zhi tersenyum. Dia kemudian menunjukkan kantong
belanjaannya. Dia membelikan beberapa kebutuhan sehari-hari untuk Gao Jie. Dia
bahkan memilih masker wajah pelembab terbaik untuk Gao Jie. Gao Jie
berterimakasih
“Aku tiak pernah membayangkan bahwa kamar seorang
lelaki bisa begitu rapi dan bersih,” komentar Gao Jie.
“Apakah rapi? Tolong jangan salah paham. Tidak ada
gadis siput (dari legenda Cina Peri Siput dan Sarjana – kalau di Indonesia
mungkin seperti keong emas) yang datang dan membersihkan rumahku untuk aku.
Sejak aku pindah ke sini, kau satu-satunya yang tinggal di sini,” ujar Yu Zhi
dan menunjuk ke hatinya, “Juga satu-satunya di sini.”
Gao Jie tersenyum malu dan mengajak Yu Zhi untuk
sarapan saja. Dia sudah membuatkan sarapan bubur. Dia mencari di dapur dan
hanya menemukan beras.
“Sepertinya aku beruntung bisa memakan makanan
enak. Aku memiliki seorang juru masak yang cantik di rumah yang bisa memasak
bubur yang begitu lezat. Mungkin aku akan berubah menjadi Yu Kuan (‘kuan’ =
lebar).”
Mereka mulai makan bersama. Saat sedang sarapan,
ponsel Gao Jie berbunyi. Melihat siapa yang menelponnya, Gao Jie sedikit gugup
dan langsung masuk ke dalam kamar untuk mengangkat telepon. Yang menelpon
adalah Zi Yun dan menanyakan Gao Jie ada dimana sekarang? Apa baik-baik saja?
Gao Jie berkata kalau dia ada di rumah teman, jadi Zi Yun tidak perlu khawatir.
“Bagaimana bisa aku tidak khawatir? Mengapa kau
tidak memberitahuku ketika hal serius seperti itu terjadi? Wu Xiaoci
benar-benar keterlaluan,” marah Zi Yun.
“Aku baik-baik saja. Sekarang, tidak ada yang bisa
membuatku jatuh. Jangan khawatir. Aku baik-baik saja.”
Zi Yun menawarkan untuk membiayai hidup Gao Jie.
Tapi, Gao Jie menolak, dia masih punya uang dan bisa mengurus diri sendiri. Zi
Yun jadi kesal karena Gao Jie masih saja terus keras kepala. Pokoknya, kalau
Gao Jie perlu bantuan, harus segera memberitahunya. Jangan memendam masalah
sendiri. Gao Jie mengiyakan.
Setelah selesai teleponan dengan Zi Yun, membuat
Gao Jie jadi bimbang. Telah banyak hal yang terjadi dan dia tidak berani
memberitahu Yu Zhi kalau Mu Zi Yun adalah bibinya. Dia akan mengatakannya lain
kali saja.
Gao Jie kembali keluar kamar. Dan Yu Zhi memuji
masakan Gao Jie yang sangat enak hingga tanpa sadar dia memakan semuanya.
“Yu Zhi, terimakasih telah menerimaku. Tapi, aku
tidak bisa selamanya tinggal di sini. Aku masih memiliki tabungan. Aku bisa
menywa rumah. Nanti, aku akan pergi mencari tempat tinggal sewa.”
“Tidak. Sangat berbahaya bagimu untuk hidup di
luar sendirian,” larang Yu Zhi. “Apapun itu, aku tidak setuju. Tetap di sini
adalah yang terbaik. Tidak tahukan kau betapa cemasnya aku kemarin ketika aku
tidak bisa menemukanmu? Aku tidak akan membiarkan diriku kehilanganmu lagi.
Jika kau bersikeras, bagaimana jika kau perlakukan aku saja sebagai tuan
tanahmu (orang yang menyewakan)? Setidaknya, aku lebih dapat di andalkan
daripada tuan tanah di luar.”
“Baiklah. Tapi, sewa di sini pastilah tidak murah.
Untuk saat ini, uang yang ku miliki tidak cukup. Aku khawatir hanya dapat
membayar sewa padamu setelah aku menemukan pekerjaan.”
“Tida perlu sewa.”
“Aku harus sewa padamu. Kalau tidak, aku akan
merasa bahwa aku adalah orang yang tidak berguna yang tidak dapat melakukan
sesuatu dengan benar dan hanya makan dan tinggal gratis.”
Memikirkan ucapan Gao Jie yang terus berkeras
ingin membayar sewa, akhirnya Yu Zhi memikirkan upah sewa yang dia inginkan.
Dia meminta Gao Jie untuk menggambarkan pohon kehidupan yang pernah mereka
lihat di sampul ponselnya. Jadi, dia bisa tiap hari melihat gambar Gao Jie.
--
Zi Yun menyiapkan sarapan dan mengajak Nenek makan
bersama. Tapi Nenek menolak makan karena tidak ada nafsu makan. Zi Yun mulai
membujuk Nenek untuk sarapan dan berkata akan menemui pemasok lagi agar mau
menurunkan harga (dia belum tahu kalau Yu Zhi sudah selesai negosiasi harga dan
berhasil).
Saat itu, Yu Zhi datang dengan membawakan wonton
yang di belinya untuk nenek. Dia bahkan menghindakannya untuk nenek. Nenek jadi
semangat lagi dan mau sarapan. Setelah itu, Yu Zhi memberitahu keberhasilannya
yang berhasil bernegosiasi harga dengan para pemasok. Selain itu, metode
pembayaran yang di berikan juga lebih mudah untuk mereka daripada dulu. Nenek
jelas kaget dengan keberhasilan Yu Zhi tapi juga senang. Dia langsung menyuruh
Zi Yun untuk tidak menemui pemasok lagi karena semua masalah sudah selesai.
Zi Yun jelas kesal dengan keberhasilan Yu Zhi.
--
Gao Jie sibuk membereskan rumah. Saat itu, dia
menemukan sebuah fotonya yang di bingkai dengan memo dari Yu Zhi : Gadis siput yang terhormat, apa kau menyukainya?
Gao Jie tersenyum membaca memo itu. Dia merasa
senang. Tidak lama, ada orang yang datang untuk mengantarkan furniture yang di
pesan oleh Yu Zhi. Furniture yang Yu Zhi pesan adalah meja kerja untuk Gao Jie.
“Aku
tidak pernah menyangka kau sangat peduli padaku. Kau bahkan secara khusus
memesankan meja kerja untukku.”
Tags:
Nice To Meet You