Sinopsis Angel’s Last Mission : Love Episode 16 – Part 1
Network : KBS2
Network : KBS2
Kim Dan berdoa dengan perasaan yang
gundah, “Aku pikir aku tersesat. Seolah aku disebuah jalan buntu. Kemanapun aku
pergi, aku melihat orang itu. Kemananakah aku harus pergi?”
“Jangan kemana- mana,” jawab Hoo. Dia
datang menemui Kim Dan. “Tetaplah disini.”
Kim Dan mengabaikan Hoo, dan pergi
menjauhinya. Tapi Hoo mengikuti Kim Dan, dia memuji betapa bagusnya pemandangan
dipanti ini. Lalu mendengar itu, Kim Dan langsung menyela, dia meminta agar Hoo
tidak berbicara dengan nya, karena dia tidak ingin berbicara dengan Hoo.
“Berani nya kamu!” kata Hoo, kecewa.
“Bagaimana bisa kamu datang kesini?
‘Penghakiman tanpa belas kasih akan ditunjukan untuk siapa saja yang belum
berbelas kasih’.”
“Kamu pandai bicara,” puji Hoo.
“Jika itu ancaman, itu sangat efektif.
Aku takut dan lari seperti seorang pengecut.”
Hoo memuji tindakan Kim Dan benar, ini
adalah hal terbaik yang Kim Dan lakukan sejak mendapatkan misi. Karena
penghalang terbesar dalam misi ini adalah diri Kim Dan sendiri. Lalu dia
menanyakan tentang laporan yang Kim Dan janjikan.
“Nantikan laporan ini. Aku akan
menyebutkan kekejaman dan kekerasanmu secara rinci,” kata Kim Dan dengan ketus.
Dan Hoo tertawa gembira.
“Ah, sudah lama tidak bekerja seperti
ini. Tinggal jauhlah dari dia dan istirahatlah sebentar. Oh, dan juga,
menjauhlah dan Ji Kang Woo,” kata Hoo, memberi nasihat.
“Aku mengerti, berhentilah mengomel dan
pergi. Jika kamu berkata lagi, aku mungkin benar2 ingin membalas,” balas Kim
Dan dengan sikap dingin. Lalu dia pergi.
Ny. Choi masuk ke dalam kamar Ru Na
secara diam- diam untuk mencari sesuatu. Tapi ketika hampir saja dia
mendapatkannya, Ru Na tiba- tiba masuk ke dalam kamar, dan menanyakan apa yang
dia lakukan.
“Oh. Dimana pita pengukur? Ibu hendak
mengukur sesuatu,” kata Ny. Choi, beralasan.
Ru Na merasa curiga pada Ny. Choi yang
membuka laci meja kerjanya, tapi dia berusaha untuk bersikap tenang dan
mengambilkan barang yang Ny. Choi cari. Sesudah itu dia membiarkan Ny. Choi
untuk pergi.
Ny. Choi ingin keluar dari dalam kamar,
tapi dia menguatkan tekadnya dan memanggil Ru Na “Ru Na. Ayo minum. Keluar,”
ajaknya. Dia menjadi ciut dan tidak berani bertanya, karena melihat tatapan
mata Ru Na.
Laci yang dibuka oleh Ny. Choi barusan
berisikan dokumen milik Gwang il yang didapatkannya. Dan Ru Na menutup laci
tersebut.
Ny. Choi memperhatikan Ru Na yang sedang
memotong buah apel, lalu dia mulai berbicara. “Kamu tidak pernah menuntut
banyak pekerjaan bahkan sebagai seorang anak. Ibu sangat berterima kasih.
Sesudah Ni Na belajar balet, dan aku mengelola Fantasia, itu membuat Ibu
menjauh darimu.”
“Aku tidak pernah punya keluhan. Aku
suka betapa hebatnya kamu bekerja,” balas Ru Na dengan sikap ramah dan tenang.
“Kamu tidak pernah membawa teman ke
rumah. Dan selalu mengepang rambut Ni Na untuk bersenang- senang. Menggantikan
Ibu,” kata Ny. Choi lagi.
“Aku tidak peduli pada anak- anak lain.
Ni Na sangat cantik, dan menyenangkan mendandanin dia. Apa ada masalah, Ibu?
Kenapa bicarakan itu?” tanya Ru Na.
“Apa itu kamu? Apa kamu mencoba membunuh
Yeon Seo?” tanya Ny. Choi dengan pelan. Tapi karena takut dia tidak jadi
menanyakan itu.
“Kamu tampak gelisah akhir2 ini. Ru Na, aku ingin kamu melihat
hal bagus dan pergi ke tempat yang bersih. Aku akan melakukan segalanya.”
“Ibu tahu aku benci kotor,” tegas Ru Na.
Flash back
Tn. Geum memarahi Ny. Choi yang telah
mencoba untuk melukai Yeon Seo hanya untuk mendapatkan kekayaan. Saat diatas
kapal, Ny. Choi mengendalikan Gwang il untuk memberikan obat ke dalam minuman
Yeon Seo.
Dengan khawatir, karena takut orang
mendengar mereka, Ny. Choi langsung menyuruh Tn. Geum agar diam. Dia
menjelaskan bahwa Gwang il telah menumpahkan semua minumannya, jadi Yeon Seo
tidak ada meminumnya.
“Lalu, Tn. Jo? Gwang il menceritakan
semuanya. Mobil Tn. Jo jatuh, karena kabel rem nya terputus,” jelas Tn. Geum
dengan kesal.
Mendengar itu, Ny. Choi merasa sangat
terkejut. “Lalu seseorang menyebabkan kecelakaan dengan sengaja? Untuk
membuntuh Tn. Jo dan Yeon Seo?”
“Bukan kamu?” tanya Tn. Geum, heran.
Flash back end
“Haruskah aku mengupas apel lagi?” tanya
Ru Na. Lalu dia pergi meninggalkan Ny. Choi yang merasa sangat gundah.
Diruang latihan. Beberapa penari menari
secara berkelompok. Sesudah mereka selesai, barulah Yeon Seo yang berdiri di
pinggir ruangan maju dan menari sendirian.
Ny. Jung melihat satu persatu data orang
yang bagus untuk dipekerjakan sebagai sekretaris Yeon Seo. Tapi dia tidak
menemukan ada yang bagus.
Yeon Seo memanggil Ny. Jung yang sudah
menunggunya sedari tadi. Dan melihatnya, Ny. Jung dengan perhatian langsung
bertanya, apa latihannya sudah selesai dan bagaimana dengan suasana nya. Dia
sangat ingin tahu, tapi Yeon Seo tidak membiarkannya masuk ke dalam ruangan.
“Tak apa. Semua orang baik padaku,” kata
Yeon Seo, berbohong.
Lalu tiba- tiba saja Yeon Seo merasa
seperti mendengar suara Kim Dan, dan melihatnya berada didekat nya. “Benar-
benar bohong. Manusia sangat aneh. Kenapa kamu berbohong?”
“Apa yang salah denganku?” gumam Yeon
Seo sambil memejamkan matanya dengan erat. Dan bayangan Kim Dan yang dilihatnya
menghilang dari sana.
Ny. Jung merasa khawatir melihat itu.
Dan Yeon Seo pun membuka matanya, dia meminta agar Ny. Jung pulang duluan,
karena dia harus pergi ke suatu tempat.
“Sebentar, mau kemana? Nona,” panggil
Ny. Jung. Tapi Yeon Seo terus berlari pergi.
Kang Woo yang melihat itu menghela
nafas.
Yeon Seo datang ke gereja, dan
melihatnya Hoo mengeluh karena Kim Dan terus membimbing orang kemari. Namun dia
tetap mendekati Yeon Seo.
“Kamu kenal Kim Dan, kan?” tanya Yeon
Seo, langsung. “Dia bekerja dirumahku. Ini alamat yang dia masukan di resume
nya. Bagaimana bisa dia memberikan alamat gereja?”
“Apa salahnya itu? Dia lahir dan dibesarkan
disini,” jawab Hoo dengan sedikit ketus.
“Dia bilang ayahnya mengusirnya.”
“Kamu tahu apa yang dimaksud ‘Ayah’?”
Yeon Seo tersadar bahwa dia sama sekali
tidak tahu apapun tentang Kim Dan, dimana Kim Dan dilahirkan, siapa orang
tuanya, bagaimana dia tumbuh, apa impiannya.
“Jangan mencarinya. Semuanya tentang
waktu. Awal dan akhir. Manusia tidak tahu. Hanya saat selesai, mereka menyadari
bahwa waktu mereka habis dan sudah berakhir,” jelas Hoo dengan tegas. Lalu dia
pergi meninggalkan Yeon Seo.
Yeon Seo berjalan dengan lemas. “Dimana
kamu? Serius…” gumam Yeon Seo dengan sedih. Lalu tiba- tiba saja Kang Woo
muncul dihadapannya.
“Apa kamu mencari Kim Dan? Ayo pergi!”
ajak Kang Woo. Dan Yeon Seo pun bertanya, kemana. “Untuk melupakannya,” jawab
Kang Woo.
Kang Woo memberikan segelas soju untuk
Yeon Seo, dan melihat itu Yeon Seo teringat tentang Kim Dan yang pernah
melarangnya untuk minum. Mengingat itu, Yeon Seo merasa sedih kembali, dan dia
meminum soju nya.
“Jadikan hari ini sebagai yang terakhir,
memiliki penyesalan dan melihat ke belakang,” jelas Kang Woo.
“Jangan langsung menyimpulkan. Tidak ada
penyesalan…”
“Aku tahu kamu terganggu sepanjang
latihan hari ini. Ketika orang dekat tiba2 pergi, tentu mengejutkanmu. Aku
mengerti, tapi ingat satu hal. Kim Dan mungkin bukan seseorang yang kamu
pikirkan,” sela Kang Woo.
Mendengar itu, Yeon Seo pun bertanya apa
maksud Kang Woo, dan apa yang Kang Woo pikirkan soal Kim Dan sehingga berbicara
seperti itu. Dan Kang Woo menjawab bahwa mungkin saja Kim Dan menipu Yeon Seo,
sehingga lebih baik Yeon Seo melupakan dan meninggalkan Kim Dan.
“Kenapa kamu menjelek- jelekkan dia
sesudah dia pergi?” tanya Yeon Seo, tidak senang. “Ya, aku tidak tahu apa2
tentang dia. Aku lebih sadar sesudah dia pergi. Tapi aku tahu ini pasti, dia
bukan pria licik yang menipu orang. Aku belum pernah melihat seseorang yang
sejujur dia,” kata Yeon Seo, membela Kim Dan.
Mengenai ‘Giselle’, Yeon Seo menyakinkan
bahwa dia pasti akan bisa menampilkannya dengan baik sehingga Kang Woo tidak
perlu khawatir. Karena sebulan setelah kematian orang tuannya, dia masih bisa
tampil dan dia menerima tepuk tangan meriah untuk itu.
Yeon Seo kemudian meminum habis soju
yang masih ada digelasnya. Lalu dengan kesal dia pergi meninggalkan Kang Woo.
Tags:
Angels Last Mission Love