Sinopsis K-Drama : Arthdal Chronicles Episode 06-2
Images by : TvN
Part
1 : The Children of Prophecy
Taealha menerima laporan dari Gilseon
kalau Danbyeok bertengkar dengan Mihol hingga suaranya terdengar keluar
ruangan. Taealha jelas senang mendengarnya, apalagi Danbyeok tidak mudah goyah
(tetap percaya pada Tagon, kakaknya).
Gilseon kemudian bertanya dimana Tagon?
Padahal sekarang adalah masa genting. Taealha menjawab kalau Tago menangani hal
yang lebih penting sekarang ini.
--
Tagon pergi ke tempat dimana dia membunuh
Sanung, tempat pertemuannya dengan Eunseom. Dia pergi ke sana dengan mengenakan
jubah hitam agar tidak terlihat siapapun. Tapi, saat dia masuk, dia hanya
melihat sebuah kursi yang di letakkan di tengah ruangan dengan tali di kedua
sisi kursi. Tagon menyuruh Eunseom untuk keluar, tapi Eunseom tidak mau dan
menyuruh Tagon untuk duduk di kursi yang ada di tengah ruangan.
Tagon tidak langsung duduk. Jadi,
Eunseom berkata kalau dia akan pergi jika Tagon melakukan hal aneh. Setelah Tagon
duduk, dia menyuruh Tagon memasukkan tangannya ke simpul tali di kedua sisi kursi.
Setelah Tagon melakukannya, Eunseom segera menarik tali sehingga ikatannya
menguat.
Tapi, Tagon bisa dengan mudah
melepaskan ikatan tali tersebut.
“Igutu berbeda daripada Saram Mereka
lebih kuat dan cepat. Namun, tak seperti Neanthal. Kau mungkin tak tahu,” ujar
Tagon.
Eunseom menjawab kalau dia tahu dengan
benar. Karena itu jangan berbuat bodoh. Dia bertanya mengenai suku Wahan. Dan
Tagon memberitahu kalau semuanya aman dan dia telah memerintahkan pemberhentian
eksekusi. Eunseom langsung meminta agar semuanya di lepaskan.
“Jelas aku tak bisa,” tolak Tagon.
“Aku akan kembali ke Iark bersama
mereka!”
“Aku Eunseom, mimpi Suku Wahan, selalu
menepati janji.”
“Kau memercayaiku? Kau lihat aku
membunuh ayahku setelah berlutut. Kau bisa apa jika kuikuti sampai ke Iark dan
membunuh seluruh klanmu?”
“Apa yang mau kau lakukan pada mereka
di sini?”
“Mereka akan jadi budak, tapi kujamin
pekerjaannya layak. Di Iark, kalian mungkin kelaparan jika gagal berburu, tapi
di sini tidak. Jika beri tahu siapa pun, aku Igutu, akan kumusnahkan sukumu. Sebelum
warga Serikat tahu aku Igutu dan mencabikku, kupastikan membunuh seluruh klanmu
lebih dahulu.”
“Maka kuberi tahu mereka bahwa kau
Igutu!” teriak Eunseom.
“Benar. Aku tahu nyawaku tergantung
suku Wahan. Kau tahu rahasiaku, maka kutahan Suku Wahan. Kau simpan rahasiaku, kulindungi
Suku Wahan, walau itu merepotkan.”
“Jika itu gagal, aku akan tamat. Sekalipun
berhasil, kau mungkin sudah beri tahu rahasiaku ke orang lain.”
“Ketidakpercayaanmu pada orang lain, membuatku
bisa mempercayaimu,” ujar Eunseom.
“Jadi, apa maumu?”
“Baiklah. Aku akan tutup mulut. Asal
suku Wahan aman.”
“Aku tak akan membunuh mereka. Selama
kau bungkam. Namun, kau tahu rahasiaku. Jadi, aku pasti akan mencari dan
membunuhmu,” tekan Tagon.
“Aku akhirnya akan selamatkan semua
Suku Wahan dari Arthdal, bagaimanapun juga.”
“Arthdal akan segera meluas ke seluruh
dunia. Kau pasti lihat tangga raksasa di Tebing Hitam Besar. Selamatkan mereka,
lalu kalian ke mana? Adakah tempat tersisa bagi kalian?”
“Aku tak yakin. Kupikirkan itu nanti,”
jawab Eunseom dan langsung berlari pergi dari sana. Dia berlari dengan kencang,
waspada agar Tagon tidak mengejarnya.
Setelah berlari jauh, Eunseom berhenti.
Dia berharap di dalam hatinya agar Tanya tetap menunggunya karena dia pasti
akan menyelamatkan Tanya.
--
Tagon pulang ke kediamannya dan Taealha
langsung bertanya hasilnya. Tagon menyuruhnya untuk tidak khawatir lagi. Taealha
lega karena semuanya tampak lancar. Dia juga memuji Tagon yang sangat hebat dan
tenang. Tapi, kenapa Tagon selalu gelisah tiap berurusan dengan hal yang
menyangkut Igutu?
Tagon bingung, “Saya? Siapa itu?”
Taealha mengingatkan kalau Saya adalah
bayi Igutu 20 tahun yang lalu, yang Tagon minta untuk dia rawat. Tagon ingat
dan bertanya kenapa Taealha memanggilnya ‘Saya’?
“Ah. Aku belum bilang? Dia dapat nama
itu pada suatu hari. Dia suruh aku memanggilnya ‘Saya’.”
“Dia masih di kurung dalam Benteng Api?”
“Jika dikurung selama 20 tahun, dia
pasti sudah gila. Adakalanya dia keluar saat malam. Jangan cemas. Kuajari dia
bersikap baik. Dia menyadari fakta bahwa dia bisa dibunuh jika orang tahu dia
itu Igutu.”
--
Beberapa pengawal membawa dua buah
gerobak yang di tarik dengan kuda ke benteng api. Dan begitu di buka, isi
gerobak itu adalah Suku Wahan. Tangan dan mulut mereka di ikat agar tidak bersuara.
Semua jelas ketakutan karena lagi-lagi di bawa ke tempat asing. Apa yang sebenarnya
terjadi?
Saat
pada suku Wahan tertidur, Tanya masih setengah sadar dan mendengar ucapan para
prajurit kalau Asa Ron Niruha memberi perintah. Suku Wahan akan di bawa ke benteng
api.
End
Wahan menatap benteng api di depannya,
dan sadar kalau mereka sekarang ada di dalam benteng api.
--
Barak-barak
pasukan Daekan luar wilayah Arthdal
Tagon terkejut begitu mendengar kalau
suku Wahan di pindahkan. Tidak lama, ada yang datang melapor kalau di pasar
Daedae…
--
Daedae membuat pengumuman : “Pesan
untuk dujeumsaeng pembunuh Niruha. Datangi Istana Serikat. Saat matahari terbit
besok. Jika tidak, kami kuliti dan penggal sukumu, dan gantung mereka di Hutan
Ratapan. Kalian yang dengar pesan ini, harus menyebarkan perintah ini, hingga
didengar dujeumsaeng.”
--
Mihol menemui Asa Ron. Mihol menyakinkan Asa Ron kalau dia yakin dujeumsaeng itu akan datang menemui mereka jika mendengar pesan tersebut untuk menyelematkan sukunya. Asa Ron ragu, bagaimana jika dujeumsaeng itu malah mengakui membunuh Sanung? Mihol berkata kalau hal itu tidaklah penting, yang harus di katakan dujeumsaeng itu hanyalah : Tagon membunuh Sanung Niruha.
Bahkan jika dujeumsaeng itu tidak
muncul, dia akan membayar orang untuk berpura-pura menjadi Eunseom. Toh, tidak
ada yang tahu bagaimana wajah Eunseom.
--
Chae-eun memberitahu pesan itu pada
Eunseom. Eunseom tidak percaya karena Tagon sudah mengingkari janjinya. Chae-eun
melarang Eunseom pergi. Kalau Eunseom pergi hanya untuk memberitahukan rahasia
Tagon kepada semua orang, maka suku Wahan akan langsung di bunuh! Dia kan sudah
bilang kalau semua ini tidak akan berhasil.
Eunseom berkata kalau dia tidak akan
membongkar rahasia Tagon.
“Kalian punya yang tak kami punya. Saat
kutangkap pemimpin Serikat, ada dua kelompok memperebutkan dia. Kau bilang
pemimpin Serikat seperti ketua suku. Tak pernah kulihat hal itu.”
“Kenapa?”
“Dan dia katakan sesuatu. Dia bilang
putranya, Tagon, mencoba membunuhnya. Itu karena dia mau bunuh Tagon lebih
dahulu.”
“Kalian punya kelompok. Walau tinggal
bersama, kalian terbagi jadi kelompok berbeda. Menakjubkan. Teman dan musuh
berdampingan. Bagi kami, musuh selalu dari luar wilayah.”
“Jadi... Kenapa dengan itu?”
“Mihol. Katamu jika Tagon punya musuh,
pasti Mihol.”
“Kau tanya padaku tentang Mihol dan
Taealha karena...”
“Aku tak tahu rencana Tagon. Dia sulit
percaya orang lain. Aku juga sama. Aku tahu harus lakukan apa.”
“Kau akan lakukan apa?” tanya Chae-eun
lagi.
“Kumanfaatkan Mihol,” jawab Eunseom. “Kuberi
dia senjata untuk jatuhkan Tagon dan selamatkan Suku Wahan.”
Chae-eun terkejut. Bagaimana bisa
Eunseom membuat strategi seperti ini dalam waktu singkat dengan memanfaatkan
dinamika masyarakat? Dan dia semakin kagum saat tahu Eunseom tidak tahu apa itu
‘strategi’ tapi mau memakai dinamika masyarakat untuk menjatuhkan Tagon. Eunseom
tidak peduli semua istilah itu karena dia hanya ingin menyelamatkan sukunya. Dia
meminta Chae-eun memberitahunya dimana dia bisa bertemu dengan Mihol.
Chae-eun menjawab kalau Eunseom tidak
perlu menemui Mihol secara langsung, tapi menggunakan surat. Eunseom terkejut
karena belum pernah melihat gambar dan huruf yang di tulis di kertas. Dan melihat
benda itu, membuat Eunseom sangat tertarik untuk mempelajarinya dan meminta Chae-eun
menjelaskan padanya.
Chae-eun sudah hendak menjelaskan,
tapi kemudian dia berkata kalau Eunseom mulai menakutkan padanya. Dia merasa
kalau Eunseom menikmati semua ini. Ucapan Chae-eun membuatnya teringat pada Tanya
yang memarahinya karena tampak menikmati belajar kuda walaupun akan terusir
dari suku Wahan.
“Ku tanya, apa kau menikmati ini?”
--
Para prajurit melepas pengikat mulut
suku Wahan. Dan setelah bisa bicara, mereka mulai bertanya-tanya mengenai benteng
api itu? Apa mereka akan di bakar sampai mati?
“Lalu apa yang di bakar?” tanya Tanya.
“Jika tak hidup, lalu apa?’
“Ayah tidak yakin,” jawab Yeolson.
Tapi, Yeolson benar-benar terkejut. Dia
jelas mengucapkannya dalam hati, tapi kenapa Tanya bisa mendengarnya.
Saat itu, sebuah cahaya mengenai
wajahnya. Dia melihat ke arah cahaya itu, dari jendela di salah satu benteng. Seperti
cahaya pantulan cermin.
--
“Aku tidak tahu apapun. Tapi, aku di minta
berikan ini padamu,” ujar Dotti dan langsung pergi.
Ada
senjata untuk jatuhkan Tagon. Kau mau bayar berapa? Saat bulan ada di atas Kuil
Agung, temui aku di Karang Gochiju Besar.
Yeobi merasa itu hanyalah tipuan Tagon.
Tapi Hae Heulrib merasa kalau bisa saja ini adalah surat asli. Mihol menghela
nafas, keputusan ada di tangannya.
--
Tagon pergi ke penjara yang mengurung
suku Wahan sebelumnya. Benar-benar sudah kosong. Semuanya hilang dan tidak ada
yang tahu kemana mereka pergi. Yang di ketahui hanyalah, Asa Ron yang
memberikan perintah. Tagon panik, karena jika suku Wahan terluka sedikit saja,
Eunseom sudah mengancam akan memberitahu semuanya kalau dia adalah Igutu.
--
Tanya cukup pintar. Dia bisa menyimpulkan kalau Tagon berusaha menyelematkan mereka dan ada orang lain yang mau membunuh mereka. Mereka takut kalau akan ketahuan mereka di pindahkan kemana hingga memaksa mereka naik ke dalam gerobak itu. Dan karena itu, dia yakin, Tagon akan menyelamatkan mereka. Mereka masih memiliki harapan.
Dalsae masih ragu, bagaimana Tagon
akan menyelematkan mereka jika tidak tahu mereka di bawa kemana. Mereka kan di
bawa diam-diam kemari.
Dan mendengar ucapan Tanya, Mungtae
langsung berkata kalau dia bosan mendengar mengenai Serigala itu.
--
Tagon melihat di dinding yang terdapat ukiran serigala, ada sebuah gambar menyerupai benteng api. Dia sadar, Tanya memberikannya petunjuk.
“Secara diam-diam, kumpulkan Pasukan
Daekan. Saat bulan di atas Kuil Agung dan malam makin larut, kita serbu Benteng
Api,” perintah Tagon.
--
Hae Mihol akhirnya memutuskan agar Yeobi yang pergi menemui Eunseon untuk memastikan apakah Eunseom sendirian atau ada yang mengikutinya. Jika tidak berbahaya, bahwa Eunseom ke benteng api. Jika Yeobi tidak kembali, maka dia akan menganggapnya sebagai muslihat Tagon.
Tags:
Arthdal Chronicles
Seruuuu. Sukaaa deh, makasi udh nulis sinopnya mbak, hehe
ReplyDeleteOya klo mw nonton dimana ya mbak...
hallo tya :) thank you udh mau mampir dan baca di sini.
ReplyDeletekalau mau nonton di NETFLIX bisa, dan jam tayangnya sama dengan jam tayang Korea. Jadi pas d Korea sana tayang, di NETFLIX juga tayang dan ada sub indo. Atau bisa nonton di kissasian, dramamu, dramacool. Ketik aja di google Watch Arthdal Chronicles with sub indo.
kalau aku biasanya download, biar bisa ulang-ulang nontonnya tanpa habisin banyak kuota. hehhehe. kalau mau download bisa di kodramas, dramakoreaindo, drakorindo dan masih banyak website lainnya lagi. Kalau mau yang sudah nyatu dengan subtitle, download 360p saja.
Makasi mbak udh jawab pertanyaan ku, hehe
ReplyDeleteKlo download, udh pernh coba tapi gagal, jd selama ne lgs nonton ja gitu...
Makasi mbak udh buat sinopnya, hehe