Sinopsis Angel’s Last Mission : Love Episode 17 – Part 3
Network : KBS2
Network : KBS2
Gwang il memberikan data latar belakang
setiap penari kepada Ny. Choi. Dan melihat isi data itu, Ny. Choi mengucapkan
terima kasih dengan senang. Lalu karena penasaran, Gwang il pun menanyakan
kenapa Ny. Choi tiba- tiba membutuhkan itu.
“Wajar bagi Direktur Umum perhatian
kepada para penarinya. Setiap suara dari penari sangat berharga. Aku harus
memperhatikan dan menjaga mereka,” kata Ny. Choi, berlasan.
“Kamu berencana membeli suara mereka
untuk audisi?” tanya Gwang il dengan gugup.
“Kenapa kamu bilang begitu? Aku hanya
mendukung mereka. Menakutkan,” balas Ny. Choi sambil tersenyum. Lalu dia
memberikan amplop yang berisikan bayaran untuk Gwang il yang sudah banyak
membantunya.
Gwang il merasa ragu untuk menerima itu.
Dan Ny. Choi pun membahas mengenai anak kedua Gwang il yang akan mulai
bersekolah musim gugur ini, dia menyarankan agar Gwang il pergi ke Inggris dan
menemuinya.
Mendengar itu, tangan Gwang il gemetar.
“Jika aku pergi, kamu akan menyingkirkan aku sebelum orang lain tahu? Seperti
Moon Jin Woong tiga tahun lalu?”
Ny. Choi terkejut, kenapa Gwang il tiba-
tiba membahas itu. Dan Gwang il pun menjelaskan kalau bahkan lalat bisa marah,
dan tikus bisa mengigit kucing saat terpojokan. Lalu Gwang il berdiri dan
berteriak dengan takut.
“Kumohon berhentilah mengancamku! Aku
serius!” teriaknya. Lalu pergi dengan takut.
Ny. Choi merasa bingung, apa yang salah
dari perbuatannya, kepadahal dia hanya menawarkan bonus dan liburan berbayar
saja.
Kang Woo datang ke pulau.
Yeon Seo datang ke kebun bunga untuk
mencari Seong Woo, tapi tentu saja dia tidak berhasil menemukannya. Dengan
sedih, Yeon Seo pun duduk disana.
“Sedang apa kamu disini?” tanya Seong
Woo. Mendengar suara itu, Yeon Seo pun mengangkat wajahnya. Dan ternyata orang
yang bertanya itu adalah Kim Dan.
Kim Dan berjalan mendekati Yeo Seo, dan
menariknya untuk berdiri. Kemudian tanpa sadar, Yeon Seo menceitakan tentang
Seong Woo yang telah meninggal setelah kepergiaannya, itulah mengapa Seong Woo
tidak membalas suratnya. Lalu Yeon Seo pun benar- benar melupakan soal Seong
Woo.
“Ini bukan salahmu,” kata Kim Dan dengan
pelan.
“Kenapa aku tidak tahu? Dia bahkan tidak
memakai sepatu, dan berdiri disana saat ombak datang. Rambutnya panjang dan
tidak rapi, serta tubuhnya dipenuhi memar,” gumam Yeon Seo, menyalahkan dirinya
sendiri.
“Ini bukan salahmu,” kata Seong Woo.
“Tidak. Ini salahku. Semuanya adalah
tanda, tapi aku tidak memahami tanda itu. Saat dia sangat bertekad untuk
menjadi orang dewasa, aku menertawai dia dan menggodanya. Kubilang menjadi orang
dewasa adalah hal alami bagi anak- anak, dan dia tidak harus berusaha menjadi
orang dewasa. Tapi bagi dia itu …”
Kim Dan memeluk Yeon Seo, dan
menenangkannya. Seperit saat kecil dahulu, dia menepuk- nepuk bahu Yeon Seo
dengan lembut.
Yeon Seo membawa bunga ke tebing. Dan
Kim Dan menemanin dibelakang nya, dia meminta Yeon Seo agar jangan menyalahkan
diri sendiri, karena mungkin itulah takdir Seong Woo.
“Takdir? Takdir itu sederhana dan kejam.
Dia pasti cemas dan ketakutan seumur hidupnya. Aku tidak bisa membayangkan,
betapa ketakutannya dia hingga moment terakhirnya. Memikirkannya saja membuatku
gila. Takdir?” kata Yeon Seo, pesimis pada yang namanya takdir.
“Bukan. Seong Woo, anak itu … mungkin
memikirkanmu di moment terakhirnya. Hingga moment terakhir, dan nafas
terakhirnya,” balas Kim Dan.
Yeon Seo merasa heran, dan bertanya
bagaimana bisa Kim Dan tahu. Dan Kim Dan pun beralasan bahwa dia hanya berpikir
mungkin itulah yang terjadi, karena satu-satunya kenangan terindah Seong Woo
adalah moment bersama Yeon Seo.
“Benarkah?”
“Dia pasti berterima kasih atas hari ini
karena hanya kamu yang mengingat dia,” kata Kim Dan dengan yakin.
Mendengar itu, Yeon Seo merasa lebih
tenang. Dia melemparkan bunga yang dibawa nya ke laut. “Maaf aku terlambat,
Seong Woo. Aku tidak tahu. Aku tidak bisa membayangkan itu terjadi. Aku sungguh
… aku sungguh menyesal.”
Yeon Seo duduk didekat tebing, dan Kim
Dan berdiri menemanin dibelakangnya.
Yeon Seo kemudian menanyakan, kenapa Kim
Dan tidak berdoa dan menanyakan kepada Tuhan, kenapa Dia memberikan rasa sakit
yang hebat dalam kehidupan anak remaja. Jika Tuhan sungguh ada, Seong Woo pasti
tidak mungkin sendirian hingga akhir.
“Benar. Kenapa Dia begitu kejam?” gumam
Kim Dan.
Tags:
Angels Last Mission Love