Sinopsis Angel’s Last Mission : Love Episode 12 – Part 2
Network : KBS2
Network : KBS2
“Mengerikan. Aku bersikap buruk pada
diriku sendiri. Mengerikan sekali aku bukan Yeon Seo!” teriak Ni Na dengan
frustasi. Dia duduk diluar café, dan menangis.
Seorang wanita datang untuk mengambil
botol- botol kosong, dan dia mengomentari Ni Na yang berteriak disiang bolong
seperti tidak ada kerjaan.
Ni Na memperhatikan wajah si Wanita,
lalu dia berteriak memanggil wanita tersebut dan mengejarnya. “Elena Seonsaeng-
nim! Elena Seonsaeng- nim!”
Wanita yang dipanggil Elena tersebut,
dia berlari secepat mungkin menjauh dari Ni Na. Dan masuk ke dalam salah satu bangunan
tua. Tapi ternyata Ni Na berhasil mengikutinya.
“Bukankah itu kamu, Elena Seonsaeng-
nim? Ini aku, Ni Na. Aku belajar balet darimu saat masih kecil untuk pertama
kalinya. Aku Geum Ni Na!” teriak Ni Na, memanggilnya.
Elena melempari Ni Na dengan botol.
“Enyah!” usirnya.
Saat Ni Na masih saja berbicara
kepadanya, Elena merasa emosi dan membawa tongkat untuk mengusirnya.
“Menyinggung Fantasia sudah membuatku jijik. Membuatku marah! Enyah!” teriak
Elena. Dan dengan takut, Ni Na langsung pergi darisana.
“Aku pasti mengalami hari yang sial
hari ini. Cuih!” gumamnya sambil meludah.
Melihat itu, Ni Na merasa sedih.
Dikantor. Kim Dan menemui Ru Na untuk
meminta informasi mengenai si Pria jahat yang dicurigainya. Tapi Ru Na malah
menjawab bahwa dia tidak bisa memberikan informasi seperti itu. Dan Kim Dan pun
meminta agar mereka bekerja sama untuk menyelidiki tentang orang yang ingin
melukai Yeon Seo semalam.
“Yeon Seo baru- baru ini dioperasi. Dan
dia bekerja terlalu keras untuk kembali sebagai penari. Mengingat keadaannya,
segelas anggur sudah cukup untuk menggoyahkannya,” kata Ru Na, jelas tidak
peduli.
“Untuk memperjelas, kamu sudah
memutuskan bahwa itu benar- benar kesalahan Yeon Seo,” kata Kim Dan, tidak
bertanya lagi.
“Tidak ada alasan untuk menyangkalnya.
Berbicara secara logis,” balas Ru Na sambil tersenyum mengiyakan.
Kim Dan menjelaskan bahwa dia mengerti,
lalu dia berdiri. “Sebenarnya, aku berharap kamu ingin sekali membantuku
menyelidiki, karena kamu adalah keluarganya,” kata Kim Dan dengan ketus, lalu
dia pergi keluar dari dalam ruangan.
Saat keluar dari dalam ruangan, Kim Dan
merasa pusing harus menyelidiki bagaimana, karena dia tidak memiliki informasi
apapun. Tapi kemudian, secara kebetulan dia melihat si Pria jahat yang berada
di kapal semalam. Jadi dengan segera dia pun mengejar si Pria jahat tersebut.
Si Pria jahat itu seperti sudah sadar
Kim Dan melihatnya, jadi dia memancing Kim Dan untuk datang kepadanya. Lalu
ketika dia berada didekat belokan, dia berbelok.
Ketika Kim Dan melihat si Pria jahat
itu berbelok, maka dia pun mengikutinya. Dan ruangan yang dilihatnya disana
adalah ruangan Direktur Artistik yaitu ruangan Kang Woo, apalagi karena dia
melihat ada seseorang di dalam sana. Jadi dia pun masuk ke dalam ruangan untuk
mencari.
Tapi ternyata orang yang berada didalam
ruangan itu, bukanlah si Pria jahat yang dikejar nya. Sehingga dia pun merasa
bingung.
“Apa yang kamu lakukan? Sebelum aku
melaporkanmu atas mengganggu bisnis, segera pergi!” usir Ru Na yang ntah
mengapa datang ke sana.
Kim Dan pergi meninggalkan Fantasia
dengan langkah lesu.
Dari atas Ru Na dan sekretarisnya
memperhatikan itu.
“Aku akan mengurusnya,” kata si
Sekretaris RN.
“Awasi dia untuk saat ini. Dia
menggemaskan,” balas Ru Na sambil tersenyum senang.
Dokter memberitahu Yeon Seo bahwa dia
akan melakukan tes darah sekarang, dan kemungkinan dia akan mendapatkan
hasilnya malam ini. Dan dengan lemah, Yeon Seo pun meminta bantuan mereka.
“Jangan khawatir. Aku tahu segelas wine
tidak akan membuatmu mabuk. Sesudah mendapatkan hasilnya, kita mungkin bisa
menangkap siapa itu,” kata Ny. Jung dengan yakin. Lalu dia pergi bersama dengan
si Dokter.
Kim Dan kembali tepat disaat itu.
Didalam rumah. Kim Dan menjelaskan
bahwa dia barusan pergi ke teater balet. Dan Yeon Seo membalas bahwa itu
percuma, karena para sponsor pasti akan menuntut untuk mengusirnya dan para
penari akan menggosipkannya gila.
“Semuanya akan terselesaikan. Aku
percaya itu bukan salahmu.”
“Bagaimana kamu yakin akan
terselesaikan?” tanya Yeon Seo sambil mengenggam erat tangannya yang tampak
sedikit gemetaran.
Melihat itu, Kim Dan mengangkat
tangannya untuk memegang tangan Yeon Seo. Tapi dia tidak jadi melakukan itu.
Dan hanya diam saja.
Tiba2 terdengar bunyi bel. Jadi Kim Dan
pun melihat melalui interkom, ternyata yang datang itu adalah Ny. Choi. Dan
melihat itu, dia menatap ke arah Yeon Seo.
Awalnya Ny. Choi berbasa- basi, seperti
mengatakan Yeon Seo terlihat kurus. Tapi Yeon Seo langsung mempertanyakan ada
urusan apa Ny. Choi datang kesini dan menemuinya.
“Aku nyaris tidak berhasil menenangkan
para sponsor yang ingin menerobos ke sini,” kata Ny. Choi, tidak langsung ke
intinya.
“Apa yang mereka inginkan? Apa mereka
mau aku berlutut?”
“Akan lebih bagus jika sesederhana
itu,” balas Ny. Choi.
Kim Dan datang membawakan dua gelas
jus. Dan menaruhnya diatas meja sambil memandang ke arah Ny. Choi.
Ny. Choi meminta Won il memberikan
surat yang dibawa. “Aku sungguh bekerja keras untuk membantumu. Saat kamu tidak
dalam kondisi baik, aku mencoba melindunginmu dengan memperpanjang surat kuasa.
Dan saat kamu dengan keras kepala meminta ku untuk mengembalikannya, aku bahkan
mengumumkan akan mengundurkan diri,” kata Ny. Choi sambil memperlihatkan surat
kuasa yang dibawanya, dan dia merobek itu dihadapan Yeon Seo.
“Surat kuasa atau perpanjangan. Lupakan
semuanya. Berikan semuanya padaku. Kamu harus,” kata Ny. Choi, tanpa ampun.
Mendengar itu, Kim Dan mengepalkan
tangan nya yang memegang nampan dengan kuat. Dia menahan rasa marah nya.
Yeon Seo dengan tegas menjelaskan bahwa
dia tidak memerlukan uang dari sponsor mesum, dan dia akan menjual rumahnya
untuk membayar pertunjukan jika perlu. Jadi itu sudah cukup.
“Ini bukan hanya soal uang. Mereka
bahkan bilang, kami harus mengirimmu ke rumah sakit jiwa. Mereka mempertanyakan
bagaimana kita bisa membiarkan seorang gadis yang tidak waras mengambil alih
Fondasi besar ini dan teater balet,” kata Ny. Choi tanpa hati sama sekali.
“Aku membuat… satu kesalahan hari itu.
Atau bisa juga itu jebakan dari seseorang,” balas Yeon Seo. Dan Won il tampak
gugup.
Ny. Choi dan Ru Na lah yang telah
mengatur semua perangkap sempurna tersebut. Jadi tentu saja Ny. Choi tidak mau
mempercayai Yeon Seo, dan malah mempertanyakan perkataan Yeon Seo. Lalu dia
memberitahu Yeon Seo mengenai teater balet yang melakukan pemogokan, karena
mereka tidak bisa tampil dengan seorang gadis seperti Yeon Seo.
“Jangan hidup dalam ingatan lamamu.
Kamu bukan Yeon Seo yang sama. Tidak ada yang menyambut kembalinya kamu. Apa
kamu mengerti?” kata Ny. Choi dengan kasar.
Kim Dan tidak tahan lagi dan membentak
Ny. Choi dengan suara keras. “Ada pepatah. Buang segala bentuk kejahatan.
Keserakahan melahirkan dosa. Saat sudah dewasa, akan melahirkan kematian,” kata
Kim Dan, menceramahinya.
“Hey, Kim Dan. Ada apa denganmu?” tanya
Yeon Seo, heran.
“Apa yang terjadi disini? Kalian berdua
sudah gila?” kata Ny. Choi dengan sikap meremehkan mereka berdua.
“Aku mengerti kamu mungkin terbawa
suasana. Aku tahu godaan itu kuat, tapi kamu satu- satunya keluarga yang Yeon
Seo miliki. Kenapa kamu tidak menghargainya? Kenapa kamu tidak mencintainya?
Bagaimana bisa kamu memperlakukannya tidak lebih baik daripada orang asing?
Kenapa kamu menyakitinya seperti ini? Kenapa?!” tanya Kim Dan dengan emosi.
Ny. Choi menertawakan Yeon Seo yang
sangat diberkati karena mempunyai seorang sekretaris yang setia. Seperti Tn. Jo
dan Kim Dan, orang yang akan melakukan segalanya untuk Yeon Seo.
Yeon Seo berdiri, dan dengan tegas
menyuruh agar Ny. Choi pergi dan jangan pernah datang menemui nya lagi.
“Aku akan memberimu waktu 12 jam.
Mengundurkan diri sendiri. Jika kamu terus membangkang, semua sponsor akan
pergi. Dan begitu reputasi Fantasia di nodai, yayasan yang didirikan orang
tuamu akan lenyap. Dan satu- satunya orang yang dapat menghentikan itu adalah
aku, Choi Yeong Ja. Ingatlah!” ancam Ny. Choi.
Dia lalu meminum sedikit saja dari jus
yang diberikan oleh Kim Dan. Kemudian dia memuji jus tersebut, dan menaruhnya
dengan kasar diatas meja, setelah itu dia pergi darisana.
Tags:
Angels Last Mission Love