Sinopsis
Angel’s Last Mission : Love Episode 9 –
Part 1
Network : KBS2
Network : KBS2
Petir bergumuruh, dan bercahaya dilangit. Sayap dibayangan Kang
Woo menghilang, dan Kang Woo berjalan pergi darisana.
Setelah selesai berciuman, Kim Dan serta Yeon Seo sama2 merasa
canggung dan gugup. Lalu hujan pun mulai turun, melihat itu Kang Woo langsung
bangkit berdiri dan melangkah mundur.
“Apa yang sedang kamu lakukan…” tanya Yeon Seo, heran.
“Aku minta maaf,” balas Kim Dan, lalu dia berlari dengan cepat
pergi darisana.
Kim Dan berusaha untuk masuk ke dalam gedung melalui salah satu
jendela yang berada disana, tapi dia tidak bisa. Jadi dia pun berniat berlari
berputar untuk masuk melalui pintu. Tapi dia malah bertemu dengan anak2 yang
sedang bermain-main hujan. Melihat itu, Kim Dan pun merasa sangat panik.
Lalu disaat itu, Kim Dan tertarik ke atas. Ternyata orang yang
melakukan itu adalah Hoo. Dan Kim Dan sangat berterima kasih padanya. Kemudian
dengan cemas, dia memeriksa apakah sayapnya ada keluar, dan ternyata tidak
untungnya, karena saat ini dia berada dibawah atap.
“Silahkan gunakan akal sehatmu,” kata Hoo, mengingatkan.
“Brengsek. Cabul. Fantatik,” gerutu Yeon Seo sambil menangis,
karena Kim Dan berlari meninggalkannya begitu saja disaat hujan.
Saat Yeon Seo membuka matanya, dan melihat sebuah payung
menutupinya dari hujan, dia pun langsung berbalik. Dan dia tampak kecewa,
karena ternyata orang yang memayungin nya adalah Kang Woo.
Kang Woo mengulurkan tangannya untuk mengusap wajah Yeon Seo, tapi
dia tidak jadi melakukannya, karena Yeon Seo memalingkan wajah darinya.
“Maaf
aku terlambat. Dimana Tuan Kim?” tanya Kang Woo.
“Ayo pergi,” balas Yeon Seo.
Kang Woo mempersilahkan Yeon Seo untuk masuk ke dalam mobilnya.
Lalu dia menaruh handuk kering dikaki Yeon Seo agar tidak kedinginan, karena
hujan musim panas bisa membuat Yeon Seo demam dan masuk angin.
“Apakah aku? Kamu salah,” kata Yeon Seo. Dan Kang Woo terdiam
sesaat.
Flash back
Ditepi pantai. Dengan perhatian, Kang Woo memakaikan syal putih
kepada seorang wanita cantik yang duduk disebelahnya. Mereka berdua bermain
sambil tertawa dengan gembira. Mereka berdua tampak sangat akrab.
“Kamu mendapatkan demam saat masuk angin. Kemari!” kata Kang Woo,
memakaikannya syal putih tebal.
“Ah. Itu terlalu mencekik! Aku tidak suka itu,” balas si Wanita
dengan manja.
“Diam,” balas Kang Woo sambil memeluk bahunya dan tersenyum.
Flash back end
“Kamu seharusnya tidak sakit. Mulai sekarang, kamu tidak boleh
jatuh sakit atau terluka. Kamu seharusnya tidak sendirian juga,” kata Kang Woo,
menasehati. Lalu dia menutu pintu mobil penumpang.
Dalam perjalanan. Kang Woo menjelaskan latihan apa yang harus Yeon
Seo mulai lakukan, dimulai dari besok. Dan Yeon Seo menyuruh agar Kang Woo
mengambil nafas sejenak, dan bertanya kenapa Kang Woo terburu- buru.
“Kamu perlu mempersiapkan diri untuk perang. Mulai besok, tidak.
Mulai sekarang, ini adalah perang,” jelas Kang Woo.
“Aku dapat menjaga diriku sendiri,” balas Yeon Seo.
“Lalu mengapa kamu basah kuyup? Kamu lah yang menjatuhkan bom.
Kamu yang mengumumkan sendiri tentanng come back mu,” balas Kang Woo.
Yeon Seo teringat tentang apa yang diucapkannya sendiri kepada
para wartawan. Lalu dia teringat perkataan Kim Dan yang menyuruhnya agar
melihat pada dia saja. Kemudian dia teringat akan ciuman nya dengan Kim Dan
barusan. Dan mengingat itu semua, Yeon Seo langsung mengelengkan kepalanya
seperti ingin menghilangkannya.
“Ya, benar. Aku baik2 asja,” jawab Yeon Seo.
Kang Woo menghentikan mobilnya ditepi jalan. “Orang2 lebih senang
mendengar tentang kegagalan orang lain lebih dari kesuksesan mereka. Mereka
yang memuji kembalinya kamu, akan menjadi yang pertama mengkritik kamu, jika
kamu gagal. Kamu berada ditepi jurang.”
“Apakah itu tebing atau lubang berapi. Akulah yang ada disana,
bukan kamu.”
“Aku yang bertanggung jawab dengan come back mu. Jika kamu gagal,
itu akan mempermalukan ku juga. Dua minggu. Aku akan memberimu dua minggu.
Kembalikan tubuhmu dan terima persetujuan ku terlebih dahulu. Jika kamu gagal,
Geum Ni Na akan menjadi balerina utama Fantasia,” kata Kang Woo dengan tegas.
“Satu minggu. Itu saja yang ku butuhkan,” balas Yeon Seo dengan
percaya diri.
Di Fantasia. Ru Na berkeliling sambil berteriak memanggil nama Ni
Na. Dan ketika akhirnya dia menemukan Ni Na yang ternyata sedang duduk ditangga
dalam keadaan basah kuyup, dan habis menangis. Dia merasa cemas.
Flash back
Setelah semua acara selesai. Ni Na menemui Kang Woo, dan
mengajaknya untuk berbicara. Tapi Kang Woo menolak, karena dia sudah punya
janji lain.
“Apakah kamu akan bertemu Yeon Seo?” tanya Ni Na.
“Itu bukan urusanmu,” balas Kang Woo, acuh.
Ni Na menarik tangan Kang Woo, dan menahannya. Dia meminta agar
Kang Woo jangan pergi. Karena Kang Woo sendiri yang menyuruh dirinya untuk
menjadi egois, jadi dia akan seperti Kang Woo.
Tapi Kang Woo melepaskan tangan Ni Na yang memegangnya, dan
mengatakan bahwa dia akan berpura- pura tidak mendengarnya. Lalu dia berbalik
dan mau pergi.
“Sejak malam itu. Malam ketika kamu menyentuh pergelangan kaki ku.
Sebuah batu besar jatuh dari hatiku,” kata Ni Na mengakui perasaan suka nya.
Tapi dengan sinis, Kang Woo menanyakan kenapa baru hari ini Ni Na
mengatakan ini padanya, hari dimana saingan terbesar Ni Na mengumumkan
come-backnya. Dan Kang Woo kecewa. Lalu dia menyuruh Ni Na untuk jangan
membuang waktu, karena dirinya bukanlah Pangeran Tampan seperti yang Ni Na
pikirkan.
“Maka kamu bisa memberitahuku, itulah yang paling membuatku
penasaran. Orang seperti apakah kamu?” tanya Ni Na.
“Aku adalah orang jahat. Melampaui dari apa yang dapat kamu
bayangkan atau tangani. Aku sangat jahat,” jawab Kang Woo. Lalu dia pergi. Dan
Ni Na menangis.
Flash back end
“Seharusnya aku tidak memberitahunya. Aku terlalu gegabah. Setelah
Yeon Seo kembali, aku akan jadi bayangan lagi. Ketika itu terjadi, aku pikir
dia tidak akan melihat ku lebih dari sekarang,” kata Ni Na, bercerita sambil
menangis.
Ru Na berdiri, dan dengan tegas mengatakan bahwa dia setuju dengan
Kang Woo. Ni Na sudah bertindak seperti bayangan, jadi siapa yang akan memperhatikan
Ni Na. Lalu dia menanyakan, dimana harga diri Ni Na, dan apakah Ni Na tidak
marah dipandang rendah sebagai balerina serta sebagai wanita juga. Karena dia
saja merasa sangat kesal, tapi Ni Na malah menangis.
“Berhentilah menjadi bayi. Tidak ada yang akan memperbaikinya
untuk kamu,” kata Ru Na dengan tegas. Lalu dia pergi.
Kim Dan berjalan mengikuti Hoo dari belakang. Dan merasakan itu,
Hoo pun berhenti dan berbalik. Lalu dengan segera Kim Dan menyembunyikan
wajahnya. Kemudian saat Hoo lanjut berjalan, Kim Dan pun kembali mengikutinya
lagi.
“Aku sudah bilang, pergi. Tolong pergi. Tidak ada keadaan darurat.
Hujan sudah berhenti. Sudah larut, jadi pergi. Jangan diusir lagi,” kata Hoo
dengan geram. Lalu dia berjalan pergi.
Kim Dan merasa murung, dan tiba2 dia teringat tentang ciumannya
dengan Yeon Seo. “Aku merasa seperti telah melakukan sesuatu yang salah.
Mungkinkah malaikat merasa bersalah? Bisakah seorang malaikat perbuat dosa?”
tanya Kim Dan. Lalu dia menutupi wajahnya karena malu.
Hoo dengan segera langsung mendekati Kim Dan, dan memperhatikannya
dari dekat. Melihat itu, Kim Dan pun merasa sangat terkejut.
“Jawab aku. Kamu siapa?” tanya Hoo.
“Kim Dan.”
“Jangan bilang nama manusiamu. Katakan nama aslimu. Siapa kamu?”
“Aku Dan, seorang malaikat.”
“Itu benar. Maka kamu harus tahu, apa yang akan terjadi pada
malaikat jika dia menyerah pada misinya dan melakukan dosa,” kata Hoo,
memperingatkan.
Kim Dan langsung membenarkan, dia tidak melakukan dosa, tapi dia
merasa seperti melakukannya. Dan dengan tegas Hoo bertanya, apakah Kim Dan
tidak ingin lagi kembali ke atas, dan berubah menjadi debu disini. Dengan
takut, Kim Dan pun melangkah mundur, dan mengatai Hoo sebagai preman, karena
mengancamnya.
Mendengar itu, Hoo menjadi kesal. Dengan kekuatannya dia menahan
Kim Dan agar tidak bisa kabur darinya. Lalu dia menarik dan membuat Kim Dan
berlutut didekatnya.
“Aku masih punya waktu!” pinta Kim Dan, takut.
“Malaikat seharusnya hanya taat. Jika kamu memiliki niat lain,
kamu hanya akan dikutuk. Sama seperti bagaimana kamu dapat membedakan, apa yang
suci dari apa yang manusiawi, dan orang baik dari orang jahat. Ingat siapa yang
ada dihadapanmu. Kamu telah membawa kucing dan anjing ke surga. Itu sama dengan
wanita itu, mengerti?” jelas Hoo. Lalu dia melepaskan Kim Dan, dan pergi dengan
menghilang.
Yeon Seo memandangin bulan purnama dilangit. Lalu dia berniat
untuk menghubungin Kim Dan, tapi dia ragu dan tidak jadi melakukannya.
Kim Dan pulang dengan langkah pelan. Dan berhenti didepan rumah.
Didalam kamar. Yeon Seo duduk diatas tempat tidur sambil memandang
keluar jendela, seperti sedang menunggu Kim Dan.
Kim Dan ingin membunyikan bel, tapi dia ragu dan mundur.
Yeon Seo masih menunggu Kim Dan.
Kim Dan berjalan dengan kepala menunduk. Lalu dia berhenti
disebuah toko, dan memesan sebotol soju.
Kang Woo yang kebetulan berada ditoko itu, dan duduk dibelakang
Kim Dan. Dia tampak tidak senang mengetahui Kim Dan berada disana.
Saat akhirnya mereka berdua saling bertatapan. Mereka berdua
saling menanyakan kepada satu sama lain, kenapa datang kemari pada jam segini.
“Seseorang memberitahuku bahwa itu adalah obat terbaik ketika
hatiku terbakar,” kata Kim Dan, menjawab duluan.
“Hatimu terbakar?” gumam Kang Woo, lalu dia meminum wine nya.
“Berhenti saja, jika ini adalah bagaimana kamu akan melakukan pekerjaanmu. Aku
akan memberimu pekerjaan baru, dengan
bayaran yang lebih baik,” kata Kang Woo, memberikan penawaran kepada Kim
Dan.
Kim Dan menolak tawaran itu, dia akan berhenti jika Yeon Seo
memecatnya, dan lagian ini bukan urusan Kang Woo. Mendengar itu, Kang Woo
membalas bahwa bukankah Kim Dan bilang akan membantunnya, dan apakah Kim Dan
melupakan itu.
“Aku menepati janjiku. Aku akan memperbaiki Anda dengan Yeon Seo
sendiri,” jelas Kim Dan. Tampak sudah setengah mabuk.
“Nona!” bentak Kang Woo sambil memukul meja. Lalu dia berdiri dan
memandang tajam Kim Dan. “Kamu terus memanggilnya dengan nama. Itu sangat
mengganggu ku.”
“Mengapa kamu marah padaku?” tanya Kim Dan, heran.
“Aku sudah melihatnya sendiri, ditengah hujan dua kali,” jawab
Kang Woo.
Kim Dan salah paham, dia berpikir Kang Woo marah, karena Kang Woo
khawatir Yeon Seo sendirian. Lalu Kim Dan menyentuh dahi Kang Woo, memeriksa
pupil mata Kang Woo, dan canggung Kang Woo, untuk memeriksa apa Kang Woo beneran
marah.
“Aku benar. Kamu pasti marah,” teriak Kim Dan. “Aku khawatir
tentang Nona. Tapi aku akan mengurus pekerjaan ku sendiri,” lanjut Kim Dan
dengan tegas. Lalu dia meletakan uang diatas meja, dan pergi.
Kang Woo merasa kebingungan. Dan mengedip-ngedipkan matanya, lalu
memeriksa suhu tubuhnya sendiri. “Apa itu tadi?” gumamnya, heran.
Kim Dan duduk dibangku taman, dan berusaha memberikan sugesti pada
dirinya sendiri. “Dia adalah anak anjing atau kucing. Dia adalah pohon pinus
atau rumput. Yeon Seo hanyalah klien. Setelah aku membuat Yeon Seo jatuh cinta,
aku akan kembali kesana tidak peduli apa,” kata Kim Dan, lalu menjentikan
jarinya.
Tapi setelah itu, dia menundukan kepalanya dengan lemas. Dan
merasa sangat stress.
Kang Woo duduk disofa ruang tamu, dan memperhatikan foto Wanita
cantik yang berada dilayar didepannya. “Aku tidak marah. Tidak, sebenarnya
memang begitu. Aku sangat marah,” gumam Kang Woo.
Kang Woo kemudian mengingat kembali perkataan Kim Dan padanya
barusan. Yang mengatakan dia marah karena khawatir Yeon Seo sendirian.
Mengingat itu, Kang Woo mengelengkan kepalanya. “Itu karena balet,” gumamnya.
“Aku hampir tidak berhasil membuat kamu sejauh ini. Aku hanya
perlu menempatkan mu diatas panggung. Lalu, aku bisa menepati janjiku padamu.
Tetapi bagaimana kamu bisa mencium seorang sekretaris?!” teriak Kang Woo. Lalu
dia mematikan layar didepannya. Dan menghela nafas.
Tags:
Angels Last Mission Love