Sinopsis Angel’s Last Mission : Love Episode 16 – Part 3
Network : KBS2
Network : KBS2
Hoo membaca surat yang Kim Dan
tinggalkan ditempatnya. Isi surat itu adalah Permintaan Cuti.
“Kamu bilang kita adalah bagian dari rencana besar dan takdir-
Nya, bukan? Lalu, apa aritnya bagian dari rencana untuk merenggut harapan
terakhir dari seseorang yang miskin dan kesepian?”
Kim Dan menebarkan abu Mi Ok dipadang
rumput.
“Dan apa takdir bagi orang yang menolak untuk menyalahkan Tuhan
sampai akhir? Apa dia punya sebuah rencana untukku yang Dia buat sejak awal
waktu?”
Kim Dan menaiki kapal menuju ke suatu
tempat. Pulau Mongyu. Dia menggambarkan apa yang dilihatnya didalam mimpi.
“Aku ingin mengidentifikasi akar perasaan tersebut.”
Ni Na, Yeon Seo, serta dua penari yang
lain. Mereka berempat bersiap- siap untuk mengikuti audisi pemilihan ‘Giselle’.
Sementara para penari yang lain duduk di pinggir ruangan dan menantikan
penampilan mereka.
Sesampainya di pulau Mongyu. Kim Dan mencocokan
gambarnya dengan pemandangan yang dilihatnya disana. Dan dia berhasil menemukan
lokasi yang dicarinya.
“Kenapa harus Yeon Seo? Kenapa kamu mengutusku kepadanya dari
semua orang? Ya. Aku menyelamatkannya pada hari hujan. Tapi dia mengenaliku
terlebih dahulu.”
Didalam gereja. Kim Dan berlutut dan
berdoa. “Kenapa? Aku ingin tinggal disisinya. Terlebih lagi, sekarang aku
meninggalkan sisinya. Jika ada satu alasan bagiku untuk tinggal, maka kumohon
bantu aku menemukannya.”
Kim Dan berjalan ke sebuah desa kecil.
“Jalan mana yang menuntunku, aku tidak peduli. Aku dengan senang
hati akan pergi.”
Giliran Ni Na untuk maju, dan
menampilkan ‘Giselle’ nya. Dia memakai kain untuk menutupi matanya sebelum
mulai menari. Melihat itu semua orang merasa heran.
Flash back
Elena memberikan kain kepada Ni Na, dan
menyuruh Ni Na untuk menutup mata menggunakan itu. “Kamu harus jadi wanita
buta, karena pengkhianatan. Itulah caramu menjalankan balas dendam yang
diinginkan direkturmu,” jelas Elena dengan tegas.
Flash back end
Ni Na mulai menari dengan luar biasa,
tapi Kang Woo menghentikannya dan melepaskan penutup matanya. “Usaha yang
bagus,” pujinya. Dan Ni Na langsung tersenyum senang.
“Tapi apa kamu akan melakukan ini diatas
panggung? Meniru emosi dengan menggunakan penutup mata ini, itu tidaklah
nyata,” lanjut Kang Woo. Dan mendengar itu, senyum diwajah Ni Na langsung
menghilang.
Giliran selanjutnya Lee Yeon Seo. Dia
melepaskan ikatan rambutnya, dan memegang sebuah bunga putih kecil ditangannya.
Lalu dia mulai menari, menampilkan ‘Giselle’ menurut pandangannya. Tapi Kang
Woo malah menghentikannya.
“Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu
menunjukan ‘Giselle’ dari 200 tahun yang lalu? Kamu bilang, kamu menyukai
‘Giselle’ yang baru,” komentar Kang Woo, keras.
“Ya, itu sebelumnya. Tapi aku berubah
pikiran. Itu tidak bagus,” balas Yeon Seo.
Kang Woo marah, karena Yeon Seo
menggambarkan ‘Giselle’ sebagai karakter yang pasif. Dan Yeon Seo pun
menjelaskan ‘Giselle’ menurut pandangannya.
“Jika kamu membenci dan mengumpat orang,
kamu takkan jadi gila. Kamu harus benar- benar waras jika ingin membenci
seseorang. Apa kamu tahu kenapa ‘dia’ menjadi gila? Karena dia sedih. Dia
sangat sedih. Karena dia sangat mencintainya.”
“Itu persis seperti Giselle klasik dan
kuno!” bentak Kang Woo.
Yeon Seo malas untuk berdebat, jadi dia
pun menunjukan ‘Giselle’ menurut pandangannya menggunakan tarian nya.
Yeon Seo menari dengan pandangan kosong,
seperti gadis buta yang tidak bisa melihat beneran. Aku sedih. Aku sedih.
Yeon Seo mendekati Kang Woo, lalu
berlari menjauhinya dengan sikap waspada dan sedih. Aku belum selesai dengan perasaanku, tapi
cintaku harus berakhir.
Kenapa kamu tidak bisa jadi milikku? Kenapa semuanya harus
hilang? Yeon
Seo menari seperti gadis yang kehilangan akal, akibat dia merasakan sedih yang
sangat mendalam dalam dirinya.
Yeon Seo teringat perkataannya sendiri
ketika memarahi Kim Dan. Lalu setelah itu dia mengabaikan Kim Dan. Kemudian Kim
Dan pergi meninggalkannya.
Yeon Seo berlari dan memeluk Kang Woo, membayangkan bahwa itu adalah Kim Dan yang sedang dipeluknya. Lalu dengan tatapan penuh kerinduan, dia menyentuh wajah Kim Dan, dan tersenyum. Aku merindukanmu. Aku merindukanmu.
Pertunjukan selesai. Yeon Seo tersadar bahwa yang ada dihadapannya bukanlah Kim Dan, melainkan Kang Woo, jadi dia pun menjauhinya. Dan dia berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri yang telah terlalu terhanyut didalam peran serta perasaannya sendiri.
Semua penari yang menonton, mereka
bertepuk tangan untuk penampilan Yeon Seo yang sangat, sangat luar biasa.
Didalam ruangan ganti. Yeon Seo mengambil hapenya, dan membuka kontak Kim Dan. Tapi dia ragu dan tidak berani untuk menelpon nya.
Kim Dan bertemu dengan dua orang penduduk didekat pelabuhan. Dia duduk bersama mereka, dan menanyakan berapa lama mereka telah tinggal dipulau ini, karena dia sedang mencari sesuatu.
“Apa kamu tahu rumah dengan gerbang
biru? Dahulu kala, seorang bocah lelaki setinggi ini tinggal disana,” jelas Kim
Dan kepada mereka.
Kim Dan membuka pintu rumah berpagar biru tersebut. Dan ternyata rumah itu kosong, sepertinya rumah itu sudah lama tidak ditempatin. Lalu tiba- tiba saja hujan turun, jadi Kim Dan pun terpaksa berteduh diteras rumah itu.
“Dimana kamu bersembunyi? Hujan ini
sudah membuatku sakit dan lelah. Aku akan gila,” keluh Pria mabuk tersebut.
Dan dengan ketakutan, si anak Pria itu tidak berani keluar dari persembunyiannya. Malahan dengan perlahan, dia mencoba untuk melarikan diri, tapi tanpa sengaja dia menyenggol sesuatu dan membuat suara. Sehingga dia berhasil ditemukan.
Si Pria mabuk tersebut menyeret anak
Pria itu keluar dari persembunyiannya. “Kemari! Keluar!” bentaknya.
Pagi hari. Kim Dan terbangun dengan kaget, karena mimpi barusan. Lalu saat dia melihat tong- tong yang telah pecah dihalaman rumah, dia merasa semakin kaget dan heran. Dia mendekati tong- tong itu dan memeriksanya.
“Hei! Hei!” teriak Yeon Seo memanggil
sambil memegang kotak kaleng kecil ditangannya. Dia berusaha untuk membuka
pintu rumah si anak Pria itu.
Tapi dari dalam si anak Pria itu menahan
pintu rumahnya, dia tidak mau membiarkan Yeon Seo untuk masuk ke dalam
rumahnya. Wajah si anak Pria itu penuh luka.
“Apa kamu benar- benar akan seperti ini? Aku akan berangkat besok. Aku bukan pergi ke Seoul. Aku pergi ke Rusia! Aku akan naik pesawat dan pergi jauh,” jelas Yeon Seo, berteriak.
Mendengar itu, si anak Pria tersebut
tampak sedih.
Yeon Seo berjongkok dan menyentuh kaki si anak Pria itu. Tapi dengan cepat, si anak Pria itu langsung menjauhkan kakinya.
“Aku tahu kamu disana,” teriak Yeon Seo.
Dan si anak Pria itu tetap diam tidak merespon.
"Sudahlah. Aku tidak ingin jadi temanmu lagi!” teriak Yeon Seo, lalu dia melemparkan kotak kaleng yang dibawanya dan pergi darisana.
"Sudahlah. Aku tidak ingin jadi temanmu lagi!” teriak Yeon Seo, lalu dia melemparkan kotak kaleng yang dibawanya dan pergi darisana.
Si anak Pria itu tampak sangat sedih
serta gundah.
***
Kim Dan membuka kotak kaleng tersebut. Dan didalamnya ada beberapa permen serta foto Yeon Seo bersama si anak Pria tersebut.
“Itu bukan mimpi. Itu pasti pernah
terjadi,” gumam Kim Dan.
Kim Dan kemudian membuka sebuah kertas, dan didalamnya adalah gambar Yeon Seo yang sedang menari balet. Serta si anak Pria itu yang menjadi penontonnya.
Si anak Pria tersebut keluar dari dalam
rumah dan mengambil kotak kaleng yang dilemparkan oleh Yeon Seo.
Aku dipukuli setiap kali hujan. Oleh karena itu, aku tidak
pernah keluar sesudah hujan. Itu sebabnya aku belum pernah melihat pelangi.
***
***
“Aku …”
***
Kim Dan bertemu dengan Yeon Seo dihadapannya. Dan melihatnya, Kim Dan menjatuhkan kertas gambar yang dipegangnya.
***
***
Tags:
Angels Last Mission Love
Lanjutt
ReplyDelete😘😘😘😘
ReplyDelete