Sinopsis Angel’s Last Mission
: Love Episode 7 – Part 3
Network : KBS2
Network : KBS2
Ni Na datang ke rumah Yeon Seo, tapi dia tidak berani untuk masuk
ke dalam. Lalu dia mengingat perkataan Kang Woo padanya.
“Aku ingin dua shoot, soal kamu dan Yeon Seo. Kalian berdua
memiliki senyum paling cerah. Jika mungkin, aku ingin pipi kalian berdekatan,”
kata Kang Woo dengan penuh penekanan pada kalimatnya. Dan Ni Na tidak berani
menolak.
Ni Na mengeluhkan dirinya sendiri, kenapa bisa dia langsung
menyetujuinya. Dia lalu menarik nafas, dan menatap ke arah rumah Yeon Seo. “Aku
tidak bisa melakukannya. Aku takut,” gumamnya pelan.
“Apanya?” tanya Kim Dan dari belakangnya. Dan dengan terkejut, Ni
Na pun langsung berteriak. Lalu Kim Dan pun membungkuk menyapa nya. “Halo.
Bukankah kamu datang kesini dua hari yang lalu? Kamu sepupu Yeon Seo.”
“Ah. Bantulah aku,” pinta Ni Na sambil memegang tangan Kim Dan.
Tepat disaat itu, terdengar suara kucing dan suara Yeon Seo yang
mengeluhkan betapa berisiknya kucing itu. Mendengar itu, Ni Na merasa takut dan
langsung bersembunyi dibelakang punggung Kim Dan.
Tapi Kim Dan juga tidak berani. Jadi dia bersembunyi di belakang
punggung Ni Na. Dan begitu seterusnya. Hingga akhirnya Kim Dan tidak tahan
lagi, dan dia memilih untuk melarikan diri saja dari sana. Dan Ni Na pun langsung
berlari mengikuti nya juga.
Yeon Seo datang memberikan makanan untuk kucing yang didengarnya
terus menangis. “Jangan menangis di depan rumahku,” katanya, lalu dia masuk
kembali.
Melihat itu, Kim Dan serta Ni Na sama2 menghela nafas lega. Lalu
dengan heran, Ni Na menanyakan kenapa Kim Dan melarikan diri. Dan Kim Dan balas
bertanya juga.
“Aku malu,” jawab mereka secara bersamaan. Dan lalu mereka ketawa
bersama.
Kemudian tiba2 saja perut Kim Dan juga berbunyi. “Astaga. Berlari
membuatku… lapar,” kata Kim Dan, beralasan. Padahal dia memang lapar.
Ni Na membelikan makanan untuk Kim Dan. Beberapa kue, cokelat, dan
cookies. Lalu Ni Na mulai membicarakan tentang Yeon Seo, dia menanyakan bahwa
Yeon Seo pasti sangat kesal padanya kan. Dan Kim Dan membalas bahwa awalnya
Yeon Seo tidak kesal, tapi dirinya membuat Yeon Seo sangat marah.
“Apa itu sebabnya kamu dipecat? Kamu terlihat seperti orang yang
baik,” komentar Ni Na.
“Maafkan aku. Aku tidak bisa banyak membantumu,” balas Kim Dan.
Ni Na lalu bergumam, apa yang harus dikatakannya pada Kang Woo.
Dan mendengar itu, Kim Dan menanyakan pria seperti apa Kang Woo itu, karena dia
penasaran, sebab mungkin saja Kang Woo berkencan dengan Yeon Seo.
Dan sambil tersenyum, Ni Na menjawab tidak tahu. Ada ratusan hal
soal nya, tapi saat dia ingin mencoba mengatakannya, dia tidak bisa. Serta dia
tidak tahu apakah Kang Woo adalah orang baik atau jahat.
“Tapi aku tahu satu hal yang pasti. Dia sangat keren. Dia orang
yang sangat keren,” kata Ni Na sambil tersenyum semakin lebar. Dan mendengar
itu, Kim Dan merasa heran.
Yeon Seo memberitahu karyawannya untuk pergi dan menjemput Gureum.
Dan sampai perusahaan keamanan yang baru tiba, Yeon Seo mengingatkan mereka
untuk mendaftarkan sidik jari mereka. Namun tanpa menjawab, seorang dari mereka
maju dan memberikan setumpuk surat pengunduran diri dari mereka semua.
“Apa yang kalian inginkan?” tanya Yeon Seo.
“Rekrut kembali ketua tim yang di pecat tanpa pemberitahuan
beberapa hari yang lalu. Itu permintaan kami,” jawab si Karyawan.
Ny. Jung mendekati Yeon Seo dan mengingatkan bahwa jika sampai
semuanya berhenti sekaligus, maka rumah ini (Ivy masion) tidak dapat berbuat
apapun. Intinya Yeon Seo harus memikirkan soal ini. Tapi Yeon Seo tidak peduli.
“Karena kalian semua sangat kompeten, aku yakin kalian akan
memiliki penawaran lain. Aku akan menerima pengunduran diri kalian. Kalian
tidak perlu mentransfer tugas ke karyawan baru. Pergi sekarang juga,” kata Yeon
Seo sambil mengambil setumpuk surat pengunduran yang diserahkan padanya.
Semua orang merasa kaget, karena tidak menduga Yeon Seo akan
seberani ini. Dan sambil saling menatap satu sama lain, mereka tidak beranjak
pergi dari tempat. Melihat itu, Yeon Seo dengan tegas mengulang perkataannya.
“Pergilah. Pergi sekarang!” teriaknya, dan semuanya berjalan pergi.
“Sepertinya kamu tidak termasuk disini,” kata Yeon Seo, karena Ny.
Jung tetap berdiri ditempatnya.
“Tidak ada yang bisa menandingi gajiku selain Anda,” balas Ny.
Jung.
Yeon Seo menjelaskan bahwa karyawan yang gagal dalam tugas, dan
karyawan yang melukai majikan, dia bisa memecat semuanya. Dan Ny. Jung
mengiyakan, tapi Ny. Jung mengingatkan Yeon Seo bahwa jika Yeon Seo mencoba
membeli orang seperti yang Yeon Seo sudah lakukan, maka tidak ada yang akan
tinggal disisi Yeon Seo.
“Aku memilikimu,” kata Yeon Seo.
“Hatiku sudah bermil- mil jauhnya,” balas Ny. Jung.
“Lupakan. Aku tidak membutuhkan mu,” balas Yeon Seo, menyerahkan
semua surat itu kepada Ny. Jung. Lalu dia berjalan pergi menggunakan
tongkatnya.
Yeon Seo berjalan dengan menahan air matanya, sehingga
pandangannya menjadi kabur. Lalu karena itu, maka Yeon Seo pun menutup matanya
sambil berjalan menggunakan tongkatnya. Sama seperti saat dia masih buta.
Yeon Seo menjemput Gureum dirumah sakit. Lalu disana Dokter tiba2
saja mengucapkan selamat kepada nya sambil menunjukan artikel mengenai Yeon Seo
yang dibacanya. Judul artikel itu adalah Lee Yeon Seo akan mengadakan
konferensi Pers.
Yeon Seo datang ke Fantasia. Tapi tampaknya dia masih tidak
percaya diri, karena ketika ada beberapa penari yang lewat, dia langsung
memalingkan wajahnya dan menatap ke arah lain. Lalu dia pun men-sms Kang Woo. Aku di teater besar. Temuilah aku disini.
Aku dilobi.
Kang Woo membawa Yeon Seo masuk kedalam studio. “Bagaimana? Pria
yang kamu lihat adalah pasanganmu. Dia kuat. Dan tariannya juga lembut,” kata
Kang Woo menjelaskan tentang Pria yang sedang berlatih menari dengan Ni Na.
“Batalkan konferensi Pers nya,” balas Yeon Seo.
“Tidak, aku tidak mau.”
“Ji Kang Woo- ssi,” kata Yeon Seo dengan suara agak keras.
Mendengar suaranya. Ni Na terjatuh, dan semua orang langsung
berhenti menari. “Halo, namaku Kang Yi Geon,” kata si penari pria utama,
memperkenalkan dirinya.
“Carilah pasangan lain. Aku tidak tahu, apa yang dia katakan, tapi
aku tidak akan pernah tampil,” balas Yeon Seo dengan sinis. Lalu dia
memberitahu Kang Woo, kalau dia akan datang ke konferensi menggunakan
tongkatnya. Sehingga semua orang akan tahu, kalau Kang Woo adalah Direktur
artistik yang buruk.
Kang Woo mengikuti Yeon Seo keluar dari gedung. “Ayo kita lakukan
jika itu yang kamu inginkan. Kenyataannya, mereka sangat ingin melakukan
wawancara dengan seorang Putri manja. Orang yang suka bergosip akan keluar
melihatmu, dan membuatmu kesulitan.”
“Kenapa kamu melakukan ini padaku?” balas Yeon Seo, bertanya.
“Aku mencoba untuk melindungin mu dan Fantasia juga.”
Yeon Seo berteriak bahwa dia tidak akan melakukannya. Dan dengan
keras, Kang Woo menjelaskan kalau dia bersyukur, karena Yeon Seo selamat dari
ambang kematian, dan dia percaya Yeon Seo akan dapat menjalanin kehidupan baru.
Kang Woo mengingatkan tentang betapa eratnya Yeon Seo memegang tangannya pada
hari itu.
“Oh, karena itu rupanya,” kata Yeon Seo. Lalu dia memberikan semua
uangnya sebagai imbalan karena Kang Woo telah menyelamatkannya. Jadi Kang Woo
tidak perlu menggunakan kejadian itu untuk mengancamnya.
Tapi Kang Woo sama sekali tidak mengambil uang itu. Jadi Yeon Seo
pun melemparkan uang itu begitu saja padanya.
Kang Woo menghalangin Yeon Seo yang ingin pergi. Dia menantang
Yeon Seo untuk membayar banyak kepadanya, karena nilai Yeon Seo itu lebih dari
milyaran won. Dan dia meminta Yeon Seo menyerah saja.
“Terima kasih sudah memberiku harga yang bagus. Tapi bagaimana ya,
Lee Yeon Seo yang kamu ingat sudah mati. Lihat aku, tidak ada ballerina yang
memiliki tiga kaki. Jadi, bangunlah dari mimpimu dan sadarlah,” kata Yeon Seo
dengan ketus. Lalu dia pergi.
Kim Dan datang ke fantasia, dan saat dia menemukan cek uang yang
sangat banyak, dia merasa sangat terkejut serta senang. Dan dia memungut
semuanya itu. Namun kemudian dia melihat, Kang Woo dan Yeon Seo.
“Mereka sudah berkencan. Semuanya berhasil sudah. Sepertinya
mereka benar2 ditakdirkan untuk bersama,” gumam Kim Dan. Tampak kecewa.
Kang Woo ingin mengantarkan Yeon Seo. Tapi Yeon Seo menyuruh Kang
Woo untuk menyingkirkan mobilnya, sebab begitu banyak mobil yang membunyikan
klakson karena itu. Dan dia benci suara berisik. Lalu setelah mengatakan itu,
Yeon Seo naik taksi.
Kim Dan tersenyum menghampiri Kang Woo, dan membungkuk menyapanya.
Sesampainya di depan rumah, Yeon Seo merasa sangat lelah. Namun
sebelum dia masuk, tiba2 ada sebuah surat datang kepada nya. Dan dia pun
menerimanya.
Di dalam rumah, Yeon Seo menatap amplop surat yang diterimanya.
Disana tertulis, Yayasan Budaya Fantasia. Lalu kemudian, Ny. Choi menelponnya.
Tn. Choi sedang membakar semua dokumen milik Tn. Jo. Sementara Ny.
Choi berbicara ditelpon dengan Yeon Seo. “Keluarkan dan tandatangani kertasnya.
Perjanjian soal perpanjangan surat kuasa. Dewan direksi sudah memutuskan,
Presdir sementara dan Direktur untuk sementara sudah tidak stabil. Dan Pemilik
yayasan tidak sopan serta dibenci semua orang. Mau bagaimana? Semua orang tahu kamu tidak dapat pergi kemanapun
tanpa sekretarismu. Kenyataan kamu bilang akan tampil adalah kebohongan besar,
bukan? Mereka semua bilang tidak bisa membiarkan mu melakukannya, atau
menjalankan yayasan, jadi aku menggunakan kartu ini untuk membuar mereka
tenang. Tanda tangani kertasnya dan kirimkan,” jelasnya, panjang banget.
Yeon Seo dengan kesal bertanya, siapa yang bilang Ny. Choi bisa
melakukan ini. Dan Ny. Choi menjelaskan bahwa melihat betapa kasarnya Yeon Seo
padanya, dia tidak berpikir harus memihak pada Yeon Seo. Tapi hubungan darah
adalah hal yang menakutkan.
Ny. Choi memperhatikan proses pekerjaan yang sedang dilakukan oleh
Tn. Choi masih sambil berbicara dengan Yeon Seo. “Aku sudah berkonsultasi
dengan pengacara juga. Perpanjangan surat kuasa, karena pikiran dan tubuh yang
lemah.”
Yeon Seo menekankan bahwa dia sehat, jadi dia tidak perlu menanda
tangani nya. Tapi Ny. Choi terus meremehkannya, dan lalu membicarakan tentang
konferensi yang akan dibatalkannya jika Yeon Seo mau.
“Aku akan melakukannya. Aku akan tunjukan. Aku akan menunjukkan
padamu bahwa aku baik2 saja dan normal. Jika
aku tidak bisa, aku akan menanda tangani kertasnya, dan disahkan disana
juga,” kata Yeon Seo dengan tegas. Lalu dia mematikan telponnya.
Setelah mengatakan itu, Yeon Seo merasa stress sendiri dan
memegangin kepalanya dengan frustasi.
“Tidak ada gunanya bertengkar. Jika amarahmu dapat memperbaikimu,
kenapa kamu masih membutuhkan tongkatmu?” gumam Ny. Choi sambil tersenyum.
Dokumen terakhir milik Tn. Jo mengenai donasi kornea, dibuang Tn.
Choi ke dalam api. Sehingga semuanya terbakar.
Yeon Seo memegang erat tongkatnya, dia berbicara kepada Gureum
yang berada jauh didepannya agar jangan membantunya, apapun yang terjadi. Dan
menunggu disana. Lalu Yeon Seo memejamkan matanya, “Aku adalah pemilik tubuhku.
Aku baik2 saja. Lengan dan kakiku baik2 saja. Dan mataku,” gumam Yeon Seo,
memberanikan diri sendiri. Lalu dia membuang tongkatnya.
Yeon Seo mencoba berjalan, tapi baru melangkah satu langkah saja
dia langsung terjatuh. Dan Yeon Seo langsung menangis. “Kenapa aku tidak bisa
melakukan ini?!” keluhnya.
Yeon Seo kemudian teringat tentang Kim Dan serta perkataan Ny.
Jung. “Sudahlah. Aku tidak butuh, hiduplah dengan baik. Jahat,” kata Yeon Seo
dengan tatapan sedih seperti menyesal.
Tags:
Angels Last Mission Love