Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode
06
Images by : Dragon TV / ZJTV / iQiyi
Tong Nian selesai menjelaskan mengenai AI kepada
para audiens. Setelah itu, dia memperkenalkan juga Zheng Hui yang bertanggung
jawab untuk pengobatan medis dan sekarang sedang bekerja di dept. radiology
rumah sakit daerah yang terkenal. Pada tahun 2017, Zheng Hui juga di undang ke
konferensi tahunan radiology Eropa. Semua audiens langsung bertepuk tangan. Dengan
ramah, Zheng Hui menyuruh semuanya untuk rajin belajar nanti agar bisa bekerja
bersamanya.
Salah satu audiens, mengangkat tangan dan bertanya
siapa yang bertanggung jawab untuk investigasi kriminal? Tong Nian langsung
menjawab kalau dia dan Sun Yaya yang bertanggung jawab untuk hal itu
(sepertinya mengenai kuliah mereka, mengenai pembuatan AI gitu. Jadi, Zheng Hui
membuat AI untuk pengobatan medis, dan Tong Nian dan Yaya membuat AI untuk
membantu investigasi kriminal).
Momo dengan semangat menjelaskan kalau dia dan
Yaya sekarang sedang membuat sistem pengenalan wajah. Hal itu di buat agar
membuat mereka lebih mudah menangkap penjahat. Dan bahkan China mendapat juara
pertama saat kompetisi mengenai sistem pengenalan wajah ini.
“Aku juga ingin bilang sesuatu dari hatiku bahwa
ini semua tidak ada hubungannya dengan AI. Beberapa tahun ini, pengalaman
terbesarku adalah… aku sering melakukan perjalanan ke luar negeri untuk kompentisi.
Ada suatu kali, ketika aku di Inggris, aku merasa sangat iri pada orang-orang
sana. Kenapa? Mereka hanya perlu menggunakan 1 kartu untuk melakukan banyak
hal. Saat itu, aku berpikir, kapan kita bisa melakukan hal seperti itu? Tapi,
tidak di sangka, dalam waktu singkat, beberapa tahun kemudian di China, kita
hanya perlu ponsel untuk melakukan segala hal yang kita inginkan. Kita dapat
menggunakannya untuk membayar makanan, kopi, bahkan di rumah sakit dan semua
hanya di lakukan dengan men-scan code QR. Populasi tercepat dalam hal lifestyle adalah di China. Aku merasa sangat
bangga. Bukankah kalian juga begitu?” pidato Tong Nian. “Masa depan tergantung
pada kalian! Jia You!” akhiri Tong Nian.
Selesai acara, Tong Nian langsung berlari
terburu-buru pulang. Zheng Hui dan Yaya sampai capek harus berteriak sambil
mengejarnya sampai Tong Nian mau berhenti. Zheng Hui ingin membicarakan sesuatu
dengan Tong Nian, tapi dia kesulitan. Yaya berusaha memberi dukungan. Dan akhirnya,
Zheng Hui bilang kalau dia ingin membahas proyek terbaru dengan Tong Nian.
“Harus sekarang?” tanya Tong Nian.
“Tidak. Tidak. Setelah Tahun Baru, atau ketika kau
luang saja,” jawab Zheng Hui.
Tong Nian langsung bilang kalau gitu pas mereka sudah
mulai kuliah saja lagi. Zheng Hui setuju. Yaya udah nampak kesal karena Zheng
Hui menyia-nyiakan kesempatan. Jadi, dia membantu dengan menyuruh Zheng Hui dan
Tong Nian saling memberitahu contact di WeChat agar bisa diskusi. Zheng Hui
setuju. Tapi, Tong Nian malah bilang pakai email saja.
Yaya memberi tanda agar Zheng Hui mencoba lagi. Tapi,
Zheng Hui malah tidak bisa mengatakan niat hatinya, ngajak kencan. Dan malah berkata
: “Selamat Tahun Baru.” Yaya sampai tertawa karena hal itu.
Tong Nian bingung juga di beri ucapan selamat
tiba-tiba. Dia balas memberi salam. Tong Nian berbasa-basi nanya, apakah Zheng Hui
tahun ini pulang kampung? Zheng Hui memberitahu tidak. Dan Tong Nian malah
dengan semangat memberitahu kalau tahun ini, Yaya juga tidak pulang, jadi Zheng
Hui dan Yaya bisa merayakan malam tahun baru bersama. Usai mengatakan itu, Tong
Nian pun pergi.
Setelah Tong Nian pergi, Yaya langsung memukuli
Zheng Hui yang tidak bisa to the point.
Dia sangat kesal. Tapi, Zheng Hui malah berkata kalau dia akan mendekati Tong
Nian dengan pelan-pelan saja.
--
Yaya nongkrong berdua dengan Tong Nian di café. Tong
Nian dengan murung, curhat pada Yaya kalau akhir-akhir ini dia merasa seperti
ada batu yang menghimpit tubuhnya dan membuat perasaannya sangat buruk. Apakah
ini yang namanya kehilangan cinta?
Yaya sampai keselek mendengar pertanyaan Tong Nian
tersebut. Dia penasaran, siapa yang Tong Nian sukai? Bukankah saat libur musim
dingin kemarin Tong Nian masih single, dan setelah musim dingin terlewat
setengah, sudah patah hati? Hanya dalam beberapa hari, Tong Niang sudah di
campakkan dengan begitu cepat.
“Aku tidak di campakkan. Ini juga tidak bisa di
sebut hubungan cinta. Mungkin ini bisa di sebut, cinta bertepuk sebelah tangan,”
jelas Tong Nian.
“Pria itu pasti sudah buta.”
“Tidak. Dia bilang, dia ingin mengejar mimpinya. Dia
tidak ingin punya pacar sekarang ini.”
Yaya langsung berkata kalau itu hanyalah alibi,
tidak bisa di percayai. Tong Nian dengan percaya diri berkata kalau dia
percaya, karena pria itu sangat jujur. Yaya semakin sedih, mengira kalau Tong
Nian sudah terlena cinta dan di butakan.
Tong Nian langsung menundukkan kepala dengan sedih.
Yaya mengerti kalau Tong Nian sudah patah hati dan tidak ingin bercerita lagi,
jadi dia tidak memaksa Tong Nian untuk bercerita lagi.
--
Tong Nian mengedarai sepedanya dan dalam perjalanan
pulang ke rumah. Eh, tapi dia malah memutuskan untuk mampir ke kantor K&K.
Yah, walaupun dia hanya bisa melihat dari luar, itu sudah bisa membuatnya
tersenyum.
Satpam yang berjaga, mengira kalau Tong Nian
adalah fans. Dan Tong Nian membenarkan. Tong Nian bertanya, apakah semua orang
di K&K sudah liburan (libur tahun baru)? Satpam menjawab kalau sebagian
besar sudah pergi untuk liburan dan paling lama besok.
Tong Nian dengan sopan meminta izin untuk
meninggalkan sepedanya sebentar karena dia ingin melihat-lihat. Satpam
mengizinkan. Dan Tong Nian langsung mendekat dan memotret-motret pintu serta
logo K&K. Tapi, dia tidak berani masuk. Satpam menawarkan Tong Nian untuk masuk
dan bahkan menawarkan diri untuk menemani Tong Nian masuk, tapi Tong Nian
menolak. Satpam membujuk untuk tidak takut, karena para fans di persilahkan
masuk kok. Tong Nian dengan sopan menolak dan langsung pergi dari sana.
Dia mengendarai sepedanya dengan cepat dan tidak
sadar kalau dia melewati Shangyan yang sedang jalan ke kantor. Shangyan jalan
sambil menelpon kakek. Dia menyuruh kakek untuk tidak menetap sampai setengah
tahun di China saat datang nanti. Alasannya kalau tidak nanti teman kakek di Norway
akan kangen.
Sementara itu, anggota K&K sedang sibuk
menulisi kertas merah dengan ucapan-ucapan tahun baru. Dan begitu melihat
kedatangan Shangyan, semua langsung berbaris. Su Cheng datang dan menasehati
Shangyan agar tidak menakuti semua orang. Dan bukankah Shangyan mau membagikan
angpao?
“Aku memang ingin memberikan angpao. Aku tidak
tahu kenapa mereka semua sangat gugup,” ujar Shangyan.
Semua langsung berseru senang dan menyoraki
Shangyan. Shangyan pun mulai membagikan angpao ke satu persatu anggota, sambil
memberikan nasehat. Dia menyuruh Demo untuk dapat menjadi 20 besar (jadi, ada
penilaian pemain CTF China, dan Demo tidak masuk dalam 20 besar). Sementara 97,
Shangyan menyuruhnya untuk mencari pacar walaupun klub melarang anggota
pacaran. Hal itu karena, Shangyan tidak mau di datangi lagi oleh ibu 97. 97
tersenyum dan menyuruh Shangyan untuk mencarikannya pacar. Shangyan langsung
memarahinya dan 97 tersenyum senang karena dia tahu Shangyan hanya bercanda. Setelah
itu, dia menyuruh Grunt untuk bicara lebih kasar lagi (kalau ini, dia lagi
sarkastik).
Semua mendapat angpao, kecuali Wu Bai. Wu Bai mah
tidak percaya, dia yakin kalau Shangyan pasti akan memberikannya angpao. Dia dengan
baiknya menawarkan diri untuk memanaskan mobil.
--
Para anggota sudah selesai menulis di kertas merah
dan menempelkannya di depan pintu. Grunt dan 97 malah ingin menempelnya juga di
depan pintu kamar Shangyan agar setelah tahun baru, Shangyan bisa menikah
dengan Tong Nian dan kemudian tahun depan punya bayi. Mereka tampak
bersenang-senang.
Tapi, begitu Shangyan membuka pintu kamar, semua
langsung bungkam. Shangyan menegur mereka yang belum pulang juga, karena nanti
pasti akan macet dan nanti mereka tertinggal kereta pula. Dia menyuruh semuanya
untuk pulang kampung sekarang dan kembali masuk tanggal 6 Januari. Dan semua
langsung bubar untuk pulang.
Shangyan kemudian menghampiri bibi Zhao yang
berkerja sebagai pembersih kantor. Dia menyuruh bibi Zhao untuk pulang dan
tidak usah membersihkan lagi. Tidak hanya itu, dia bahkan memberikan angpao
untuk bibi Zhao. Bibi Zhao jelas menolak karena dialah yang harusnya memberikan
angpao untuk Shangyan, dan juga Shangyan
kan sudah memberikan angpao untuk One, dan itu sudah cukup. Tapi, Shangyan memaksanya.
Walaupun One dan bibi Zhao adalah keluarga, tapi masing-masing kan bekerja
padanya dan sudah sepantasnya mendapatkan 2 angpao.
Dari atas, One melihat kebaikan Shangyan pada
ibunya tersebut.
--
Semua orang akhirnya siap berbenah dan pamit
pulang pada Shangyan. Yang terakhir pergi adalah 97 dan Grunt. Sebelum mereka
pergi, Shangyan bertanya pada mereka, apakah tahun ini ada yang tidak pulang
kampung?
“Hanya Demo,” jawab 97.
“Kenapa?”
“Dia bilang, orang tuanya bercerai. Dia tidak
punya tempat tinggal. Dia bilang dia akan pulang di bulan Mei saat liburan
pertama,” beritahu 97 dan langsung pamit untuk pulang.
Shangyan tampak memikirkan Demo yang tidak pulang
tersebut.
Dan karena itu, dia menghampiri Demo yang sedang
berada di ruang latihan dan menonton movie dengan headphone. Begitu melihat Shangyan,
Demo langsung gugup. Dia tahu kalau ada peraturan tidak boleh menggunakan
komputer di ruang latihan untuk menonton movie, tapi kan sekarang sedang liburan.
Dia kira semuanya sudah pulang.
Tanpa di duga, Shangyan malah menyuruh Demo
membereskan baju dan barang-barangnya. Dia mengajak Demo untuk menghabiskan
tahun baru di rumahnya daripada berada di klub. Dan jelas saja, Demo kaget di
ajak ke rumah Shangyan.
Wu Bai yang sudah menunggu di mobil sambil
memanaskan mesin, kaget juga melihat Shangyan yang mengajak Demo ke rumah.
Shangyan beralasan pada Wu Bai daripada Demo di klub dan menghabiskan listrik
mereka, lebih baik di bawa ke rumah. Terlebih lagi, kakek kan akan datang. Wu Bai
tidak suka bicara dan dia selalu di teriaki oleh kakek. Lebih baik membawa Demo
pulang untuk menemani kakek.
“Boss, aku selama ini mengira kau tidak punya
rumah di Shanghai dan hanya memiliki klub,” komentar Demo.
“Dia punya rumah, sebagai alasan,” jawab Wu Bai. “Dia
membeli rumah dan bilang pada keluarga kalau dia akan segera menikah. Kalau dia
tidak melakukan itu, keluarganya tidak akan mengizinkannya memulai K&K di
Shanghai.”
“Oh, jadi begitu. Boss, kau sangat hebat!” puji
Demo.
--
Dalam perjalanan menuju rumah Shangyan, Demo
berterimakasih karena Shangyan sudah mau membawanya. Shangyan langsung berkata
kalau Demo jangan mengira dia akan memnbiarkan Demo tinggal dengan gratis.
Mereka tiba di rumah Shangyan. Sangat besar. Demo sampai
bersemangat karena rumah itu sangat besar. Shangyan menjelaskan kalau kamar di
lantai 3 adalah kamarnya. Di lantai 2 ada 2 kamar. Satu di kanan, punya Wu Bai.
Sementara yang di kiri, kamar kosong untuk Demo. Dan
kakek akan tidur di kamar
tamu, di lantai 1.
“Kau bisa masak?” tanya Shangyan.
“Bisa sedikit. Aku selalu membantu ibuku ketika
masih kecil.”
“Jangan terlalu bermalas-malasan walaupun libur
tahun baru. Bagaimana kalau kau memasak dan membersihkan?”
“Tidak masalah!” jawab Demo dengan semangat.
“Apa kau bisa berbaur dengan orang tua?” tanya
Shangyan lagi.
“Apa yang boss bicarakan?”
“Hanya perlu kau bicara lebih banyak daripada Wu Bai
dan lebih baik dariku untuk membuat orang lain senang.”
“Itu sih sangat mudah!” jawab demo.
Shangyan senang. Apalagi Demo ini sangat tahu berterimakasih.
Tanpa harus di suruh, dia langsung berkata akan memasak dan menyuruh Wu Bai
serta Shangyan untuk bersantai. Dia akan selesai memasak jam 6 sore, dan mereka
bisa turun untuk makan nanti di jam itu.
Saat Demo sibuk memasak, Wu Bai bicara dengan
Shangyan. Dia tahu kalau Shangyan tidak ingin menunjukkan kebaikan. Jelas,
Shangyan bisa masak, tapi kenapa suruh Demo yang masak? Shangyan beralasan
kalau dia hanya tidak ingin Demo datang ke rumahnya dan tidak melakukan apapun.
Wu Bai tahu kalau itu hanyalah alasan
Shangyan saja. Tujuan Shangyan sebenarnya pasti ingin melatih Demo kan?
“Sejak kapan kau jadi banyak bicara?” komentar
Shangyan, tanpa menjawab pertanyaan Demo.
--
Jam 6 sore, Wu Bai dan Shangyan turun dari atas. Demo
sudah menunggu mereka dan dengan bangga menunjukkan hasil masakannya. Shangyan
memujinya cukup hebat juga.
Saat makan, Demo memberikan paha ayam untuk
Shangyan dan Wu Bai. Begitu melihat paha ayam, selera makan Shangyan langsung
lenyap. Dia bahkan langsung masuk ke kamar. Demo jelas bingung, ada apa? Apa dia
buat salah?
“Tidak ada. Makan saja,” ujar Wu Bai.
“Apa karena aku melakukan hal yang boss benci?”
tanay Demo lagi, masih khawatir sudah buat salah.
Wu Bai menggeleng. Demo tetap tidak tenang. Dia memutuskan
untuk menyiapkan makanan dan mengantarkannya ke kamar Shangyan.
“Jika kau tidak takut di teriaki, pergilah ke
kamarnya,” komentar Wu Bai.
Demo jadi takut juga. Dia duduk lagi. Tapi,
hatinya tetap tidak tenang. “Apa karena Boss tidak suka makanannya? Bagaimana
kalau aku masak makanan lain untuknya? Kapten (Wu Bai) makan saja duluan, aku
akan masak dulu dengan cepat,” ujar Demo dan kembali ke dapur.
--
Di kamarnya, Shangyan menonton rekaman siaran lama,
pertandingan team SOLO dulu. Wajahnya tampak penuh kesedihan.
Flashback
10 tahun
yang lalu, Beijing
Shangyan
tiba di Beijing dengan bus. Solo dan Ai Qing datang menjemputnya. Dia dan Solo
saling berpelukan melepas rindu. Setelah itu, Solo memperkenalkan Shangyan
dengan Ai Qing. Ai Qing dengan ramah menyodorkan tangan untuk bersalaman sambil
memperkenalkan diri kalau dia akan menjadi penyerang utama. Mendengar itu,
Shangyan malah menertertawainya. Ai Qing jelas kesal karena baru pertama ketemu,
Shangyan malah menertertawainya dan menganggapnya lemah. Solo sampai harus
melerai mereka.
--
Solo
dan Ai Qing membawa Shangyan ke tempat dimana mereka akan tinggal, Jalan Qianluogulouyuan
nomor 2. Di dalam sudah ada Ou Qiang dan Xiaomi. Solo memperkenalkan Shangyan
kepada mereka.
“Aku Ou
Qiang. Kau bisa memanggilku All. Aku datang dari pinggiran kota, Sichuan, kota
yang penuh dengan rumput,” perkenalkan Ou Qiang.
“Namaku
Mi Shaofei. Keluargaku punya toko kelontong. Panggil saja aku Xiaomi,”
perkenalkan Xiaomi.
Itulah pertemuan
Shangyan dengan mereka semua.
Solo
kemudian bertanya, Shangyan ingin makan apa? Dia akan memasak apapun yang ingin
Shangyan makan. Untuk menyambut kedatangan Shangyan, dia bahkan sudah menyuruh
Ou Qiang dan Xiaomi untuk menangkap ayam. Dan yang menang akan makan paha ayam.
Ai Qing
ingin membantu Solo untuk masak, tapi Shangyan malah mengajaknya untuk
bertanding dulu. Dan karena Shangyan yang tampak meremehkannya, Ai Qing
langsung setuju. Xiaomi menyuruh Shangyan untuk tidak terlalu sombong dulu. Tapi,
Shangyan malah berkata kalau dia kalah, dia akan mengerjakan pekerjaan rumah.
Ai Qing makin bersemangat.
Dan di
bawalah Shangyan ke ruang latihan mereka yang sederhana. Di dalam ruangan itu, ada
kura-kura yang mereka peliharan dan seekor kucing liar. Tidak di sangka,
Shangyan tampaknya menyukai kucing dan bahkan mengelus serta menggendong kucing
tersebut penuh perhatian.
Pertandingan
di mulai. Kedua pihak tampak sangat serius. Dan akhirnya… pertandingan di
menangkan oleh Ai Qing! Eh, walau kalah, Shangyan malah bilang kalau Ai Qing
hanya beruntung. Ai Qing sampai kesal, emangnya sangat sulit ya mengakui kalau
dia punya kemampuan yang bagus? Xiaomi tertawa dan menjawab kalau mulut
Shangyan tidak mau mengakui, tapi hati Shangyan mengakuinya. Ou Qiang membantu
dengan berkata kalau mereka akan memaafkan Shangyan karena mungkin Shangyan
masih lelah setelah perjalanan jauh. Tapi, mulai sekarang, Shangyan harus
bekerja dengan keras. Shangyan tersenyum, tampaknya dia menyukai team-nya.
Ai Qing
memberitahu kemenangannya pada Solo. Dia juga mengingatkan Shangyan untuk
menerima hukuman. Paha ayam hari ini adalah untuknya!
--
Makan malam
telah selesai di siapkan oleh Solo.
Solo
berkata kalau paha ayam hari ini akan di berikan kepada Ai Qing yang menang. Dan
paha satu lagi, akan di berikan pada Shangyan sebagai ucapan selamat datang! Semua
bertepuk tangan. Semuanya tampak sangat senang dan bahagia. Shangyan juga
tampak sangat menikmati paha ayam-nya.
--
Setengah
tahun kemudian,
Keempat
anggota itu sudah semakin akrabt. Mereka tidur dalam satu kamar. Solo tidur di
sofa. Ai Qing tidur di tempat tidur tunggal dan di batasi dengan tirai, di
sebelah tempat tidur yang di tiduri oleh Shangyan, Ou Qiang dan Xiaomi. Tampaknya,
Ai Qing dan Solo berpacaran karena mereka saling mengirim ciuman jarak jauh.
Shangyan
melihat Solo yang tampaknya punggung-nya sakit karena tidur di sofa, jadi dia berkata
malam ini, dia yang akan tidur di sofa. Xiaomi setuju dengan Shangyan. Solo menolak
dengan alasan kalau sofa ini kecil, sedangkan Shanghan lebih tinggi darinya,
jika tidur di sana, maka punggungnya akan lebih sakit daripadanya.
“Apa
kau masih belum terbiasa?” tanya Solo.
“Sudah.
Hanya saja kalian semua mampu mentoleri suara ngorok Ou Qiang setiap hari?”
tanya Shangyan.
“Tahan
saja dulu. Ketika sponsor memberikan kita sejumlah dana, aku janji akan menukar
tempat tidur kalian menjadi lebih besar. Jika Xiaomi, jangan mengambil tempat
tidur Lao Han (Shangyan).”
Xiaomi protes
dan dengan kesal membangunkan Ou Qiang dengan berkata ada gempa bumi. Semua tertawa
melihatnya. Solo kemudian bertanya, apakah Shangyan sudah punya pacar? Shangyan
menjawab kalau dia tidak akan membicarakan mengenai cinta sebelum dia sukses!
Ai Qing
ikutang nimbrung. Dia seperti membujuk Shangyan agar cari pacar. Shangyan menjawab
kalau dia tidak tertarik. Mereka sudah sangat akrab dan bahkan berbincang
membicarakan masa depan klub mereka.
--
Dan mereka
mulai mengikuti pertandingan. Sayang-nya, semua tidak berjalan semulus yang
mereka bayangkan. Mereka harus mengalami kegetiran kekalahan. Team yang
mengalahkan mereka saat itu adalah team Buff dan MC berkata kalau itu di sebabkan
karena Shangyan melakukan kesalahan analisis. Shangyan tampak sangat kecewa
dengan kekalahan tersebut.
Bahkan saat
turun dari panggung, para penonton yang mendukung mereka, malah memaki mereka
karena kalah. Siapa yang nggak kesal, sudah kalah malah di maki. Awalnya mereka
mencoba bersabar, tapi karena makian yang di terima semakin kasar, emosi Xiaomi
jadi terpancing juga. Solo dan yang lain sampai harus berusaha menariknya untuk
pergi.
--
Dan tidak
hanya kekalahan, saat Shangyan menemani Solo untuk menemui investor, investor
tersebut menolak memberikan dana. Solo orang yang sabar, berusaha mengingatkan
kalau dir. Lin kan sudah tanda tangan kontrak kerja sama dengan mereka. Terlebih
lagi, team SOLO pasti akan bisa masuk dalam kejuaraan nasional tahun ini. Dan
juga dana sponsor dir. Lin belum mereka terima, bukankah…
Belum selesai
Solo bicara, salah seorang pegawai masuk untuk memberikan buah bagi para tamu. Dunia
memang tidak sebaik yang di kira. Dengan kejamnya, dir. Lin menyuruh
sekretarisnya membawa keluar buah tersebut dan juga dia ingin mengambil balik tempat
tinggal team SOLO.
Solo berusaha
merendah dan membujuk. Tapi, dir. Lin berteriak menyuruh sekretaris-nya
mengusir Solo dan Shangyan. Solo sudah mulai kehilangan kesabaran, dia
mengingatkan kalau mereka sudah tanda tangan kontrak, dan dia bisa menuntut
dir. Lin.
“Menuntut?
Memangnya kau punya uang untuk pengacara?” tantang dir. Lin sambil mendorong
tubuh Solo dengan kasar.
Emosi
Shangyan terpancing. Solo langsung berusaha menenangkan Shangyan dan mengajaknya
pergi. Sebelum pergi, Solo melempar surat kontrak tersebut dan berkata kalau
dir. Lin akan menyesali hal ini.
--
Solo dan
Shangyan pergi ke restoran. Shangyan masih marah. Dia tidak tahan melihat Solo
yang memohon pada orang lain hanya karena uang. Solo menjelaskan kalau hal ini
tidak sesederhana yang Shangyan lihat. Mereka mempunyai banyak orang yang harus
di beri makan, tidak hanya itu, masih ada tagihan rumah, listrik, air, gas,
biaya pendaftara dan biaya transpor. Jika dia tidak membayar semua tagihan itu,
siapa lagi?
“Aku
akan membantumu mencari jalan.”
“Solusi
apa yang kau pikirkan sekarang? Jangan coba-coba menjadi hero,” peringati Solo.
“Dana
pendidikan yang ayahku wariskan tabung sebelum dia meninggal, aku bisa mengambilnya
sebagai warisan.”
Solo tercengang.
Dia berjanji akan mengembalikan uang Shangyan begitu team mereka mencapai hasil
dan mendapatkan uang. Shangyan menggelengkan kepalanya.
“Kalau
gitu, ayo kita ke Shanghai. Ada lebih banyak orang dan team di sana. Mari kita
mulai dari awal di Shanghai. Ayo bertarung lagi!” ajak Solo. Dan Shangyan
setuju.
--
Dan akhirnya,
team mereka mendapatkan dua anggota team tambahan yaitu Little You dan Yiqian. Tidak
hanya itu, merkea pindah ke tempat yang lebih baik dan bagus. Tidak ada yang
tahu kalau dana mereka di bantu oleh Shangyan.
Saat mereka
sedang berbincang, Shangyan sibuk bermain dengan kucing. Solo langsung
berkomentar kalau dia tidak sangka Shangyan menyukai kucing, dia kira Shangyan
sukanya anjing yang besar. Ou Qiang dan Ai Qing ikut menggoda Shangyan.
“Kita
harus berterimakasih pada Han Shangyan. Kalau bukan karena kedermawaan-nya,
team kita pasti sudah di bubarkan sejak lama. Tidak akan ada hari ini. Terimakasih,
Lao Han,” ujar Solo.
end
Shangyan masih terus merunduk mengingat masa
lalunya itu. Dan terdengar suara ketukan di pintu.
Tags:
Go Go Squid
Lanjut kak����
ReplyDeleteMbak aku tau nulis itu lama
ReplyDeleteTapi Sumpil bagus banget cara nulisnya
Gak sabar pingin baca eps selanjutnya
Hwaiting
Lnjt ya mbk...
ReplyDeleteLanjut dong mba....
ReplyDeleteThank you untuk penerjemah
ReplyDeleteMakasi byk mbaaaa udh nulis ini
ReplyDelete