Sinopsis C-Drama : My Classmate From Far Far Away Episode 03-2


Sinopsis C-Drama : My Classmate From Far Far Away Episode 03-2
Images by : iQiyi

Guo Sheng menangkap seorang nenek dan mengurungnya dalam tempat berbentuk tabung. Dengan senang Guo Sheng berkata pada nenek itu kalau tabung itu adalah teknologi terbaru ciptaannya yang dapat mengambil mental power makhluk luar angkasa seperti nenek tersebut. Dan nenek itu adalah korban percobaan pertamanya.

Li Rong yang melihat itu, hanya bisa memenjamkan mata merasa bersalah. Dia lah memberitahu identitas sebenarnya mengenai nenek itu pada Guo Sheng demi agar di bebaskan. Begitu semua mental power-nya di ambil, nenek itu langsung tidak sadarkan diri. Guo Sheng sedikit kesal karena mental power yang di miliki nenek tersebut sangat kecil.
Li Rong menagih janji Guo Sheng untuk di bebaskan. Tapi, Guo Sheng mengingkari janjinya. Karena nenek dan Li Rong berasal dari 2 planet yang berbeda, pasti mental power yang mereka miliki juga berbeda. Jika dia membebaskan Li Rong, maka sama saja dia akan kehilangan sampel spesimen-nya. Dia akan merasa menyesal nantinya.
“Lin Guo Sheng! Kau bajing**!!” teriak Li Rong penuh amarah.
Tapi, percuma saja. Pada akhirnya, mental power yang Li Rong miliki pun di ambil oleh Guo Sheng. Sayangnya, mental power Li Rong pun masih tidak bisa memenuhi satu tabung kecil yang di miliknya, dan karena itu, dia ingin mencari lebih banyak lagi korban.
--
Hari ini, para siswa/I melakukan lomba lari 5 km (harusnya dari kamar asrama Qi Shan, yang lari Jingjing, tapi Xuan Mo menggantikannya). Lu En berlari paling cepat dan berada paling depan, sehingga Hai Lan menasehatinya untuk tidak terlalu cepat atau Lu En nanti akan kehabisan tenaga sebelum sampai garis finish. Lu En menjawab kalau dia tahu hal itu, tapi tetap saja dia berlari kencang.

Dan benar, pada akhirnya, Lu En kehabisan tenaga dan tidak sanggup berlari. Dan Momo yang akhirnya memimpin. Lu En langsung menyuruh Hai Lan untuk mengejar Momo. Hai Lan sudah bertekad kalau kali ini, dia yang akan menjadi pemenangnya.
Dengan cepat, Hai Lan langsung berlari melewati Momo, tapi Momo tetap santai dan berlari dengan kecepatan konstan. Dan ternyata, Guo Sheng ada di sana dan mengintai Momo. Dia berpura-pura sedang memperbaiki mobilnya (dia berbaring di bawah mobil) dan ketika Momo lewat, dengan sengaja dia menjatuhkan batu bata yang menopang mobilnya hingga mobil terjatuh menimpanya. Dia langsung menjerit kesakitan. Momo yang mendengar jeritannya, langsung balik dan mengangkat mobil kemudian menarik tubuh Guo Sheng keluar dari bawah.
“Terimakasih sudah menolongku. Aku tadi sedang memperbaiki mobil dan lenganku tanpa sengaja mengenai batu bata hingga terjatuh.”
“Kau harus lebih berhati-hati lagi.”
“Tapi mobil ini… beratnya ada sekitar 1 ton. Kekuatanmu… tidak seperti manusia biasanya.”
Momo gugup. Dia segera beralasan bahwa dari kecil, dia memang sudah kuat. Dan kemudian, dia lanjut lari. Tapi, Guo Sheng tentu tidak percaya dan semakin yakin kalau Momo adalah makhluk luar angkasa.
Hai Lan sudah mendekati garis finish dan semua orang yang melihatnya, langsung bersorak untuk kemenangannya. Tapi, anehnya, dia malah tidak melewati garis dan malah hanya berdiri di depannya. Pelatih tentu bingung dengan sikap Hai Lan dan menegur Hai Lan, karena setiap detik yang Hai Lan buang dapat mempengaruhi hasil akhir.
“Hasilnya tidak lah penting bagiku,” jawab Hai Lan, cuek.
“Lalu, apa yang penting?”
“Menghancurkan harga diri lawan.”

Dan tentu saja, maksudnya Momo. Begitu Momo sudah kelihatan dan semua orang berteriak menyemangatinya, Hai Lan langsung berlari mendekati Momo dengan gembira. Dia menyombongkan diri kalau kali ini, dia lah yang akan menjadi juara pertamanya. Dan usai mengatakan itu, Hai Lan langsung berlari kencang menyentuh garis finish.
Hai Lan tersenyum puas karena akhirnya bisa mengalahkan Momo. Lu En sampai terkejut karena baru kali ini dia melihat Hai Lan yang tersenyum begitu senang. Bukankah dulu Hai Lan selalu mengabaikan Momo, tapi kenapa sekarang Hai Lan sangat terfokus ingin mengalahkan Momo?
“Aku terfokus padanya?! aku tidak akan peduli padanya walaupun sebuah komet akan menghancurkan bumi,” jawab Hai Lan.
--

Malam hari,
Momo menyalakan laptop-nya. Dan Jingjing langsung berkomentar karena Momo masih menggunakan wallpaper default (gambar Windows), jadi dia menawarkan diri untuk menggantikan wallpaper Momo. Wallpaper apa yang Momo inginkan?
“Cardosi,” jawab Momo.
Card, apa?”
“Seekor Archaeopteryx (burung fosil tertua, di ketahui dari periode Jurrasic akhir. Memiliki bulu, sayap dan tulang belulang seperti burung, tetapi gigi, ekor tulang dan kaki seperti dinosaurus coelurosaurus kecil). Itu satu-satunya temanku di bumi ini.”
“Satu-satunya? Kalau gitu aku apa bagimu?” protes Jingjing.
“Itu adalah kau 200 tahun yang lalu.”
Jingjing semakin bingung hingga berkata kalau dia sudah tidak bisa mempunyai perbincangan normal dengan Momo lagi. Tapi, tetap dia memasangkan wallpaper dengan gambar Cardosi untuk laptop Momo.
--
Hari ini, yang bertugas jaga malam dari asrama wanita adalah Qi Shan. Dan dari asrama pria, kembali Hai Lan yang bertugas. Dan Hai Lan berjaga sambil bermain ponsel di dekat Qi Shan.
Qi Shan meregangkan tubuhnya dan tampak kelelahan, hingga membuat Hai Lan khawatir. Qi Shan memberitahu kalau hari ini adalah hari kedua datang bulannya. Mendengar hal itu, Hai Lan dengan penuh perhatiannya, melepas baju luarannya dan melipatnya kemudian membiarkan Qi Shan untuk duduk di atas baju tersebut (ngerti kan, untuk apa. Mereka kan duduk di kursi plastik, dan itu kan keras. Jadi, kalau duduk di atas baju yang di lipat kan jadi lebih enak). Qi Shan tersenyum dengan perhatian Hai Lan tersebut. Tidak hanya itu, melihat Qi Shan yang terus mengurut bahu, Hai Lan menyuruh Qi Shan untuk bersandar di bahunya dan beristirahat. Qi Shan menolak karena nanti kalau kelihatan guru, kan tidak enak. Hai Lan menjawab tidak apa, tidak akan ada yang melihat.
Dan dengan perlahan, Qi Shan menyadarkan kepalanya ke bahu Hai Lan. Hai Lan tersenyum tipis. Dia tampak senang hingga tidak bermain ponsel lagi dan  menatap ke langit malam.
Momo ternyata belum tidur. Dia duduk di pinggir lapangan dengan laptop-nya. Dan dia merekam dirinya dengan kamera laptop, membuat diary.

Hari ini adalah 200 tahun 63 hari sejak aku tiba di Bumi. Aku tertidur di Bumi selama 200 tahun. Dan hidup dengan identitas Xuan Mo selama 63 hari. Ini adalah bagian pertama dari ‘diary pengamatan Bumi’-ku. 200 tahun yang lalu, aku memberikan kekuatanku kepada Cardosi. Sekali itu bisa menghubungi kalian semua, itu akan membangunkanku. Tapi, sekarang ini, komputer bumi yang payah ini tidak punya kemampuan untuk menolongku terhubung dengan jaringan luar angkasa. Aku juga masih belum memenuhi perintah para Tetua untukku. Aku harus melanjutkan untuk menaklukan Bumi. Tidak peduli seberapa banyak waktu, aku harus kembali pulang ke rumah.
 --
Esok hari,
Hai Lan melakukan lari pagi di lapangan. Dan Momo pun juga melakukan lari pagi. Dasar Hai Lan yang tidak mau kalah, setiap kali Momo berhasil berlari melewati-nya, Hai Lan akan berlari semakin kencang. Tentu saja, setelah beberapa kali putaran, Hai Lan kehabisan nafas. Tapi, dia tetap tidak mau berhenti berlari dan malah bertanya kenapa Momo tidak kehabisan nafas sama sekali? Momo hanya menjawab kalau itu karena tubuhnya telah terlatih.
Lu En, Li Feng dan Qi Shan melihat mereka yang berlari bersama. Lu En berkomentar kalau Hai Lan menggunakan semua kemampuannya untuk melawan Momo. Dan Qi Shan tampak cemburu melihat hal tersebut.
Hai Lan dan Momo terus berlari entah sampai berapa putaran. Dan pada akhirnya, Hai Lan kehabisan tenaga dan tidak sanggup lari lagi. Dia berusaha menyemangati dirinya kalau bagaimanapun dia berhasil mengalahkan Momo kemarin.
--
Lu En, Li Feng dan Qi Shan duduk santai di bawah pohon. Dan Lu En berkata kalau dia merasa akhir-akhir ini, Hai Lan tampak berbeda. Sebelumnya, Hai Lan tidak pernah melihat pada Xuan Mo sekalipun, tapi kali ini, bukan hanya melihat Xuan Mo, Hai Lan bahkan berkompetisi dengannya. Li Feng sendiri merasa kalau Momo sekarang agak aneh. Qi Shan yang mendengar pendapat mereka, tampak tidak suka.
Li Feng menambahkan kalau sebelumnya, Momo selalu tampak seperti orang yang memprihatinkan, tapi kenapa sekarang sangat hebat? Li Feng bahkan meminta Qi Shan untuk lebih berhati-hati.
“Berhati-hati untuk apa? Apapun yang dia lakukan adalah keputusannya. Apa hubungannya denganku?”
“Kau terlalu baik. Kau tidak boleh lengah. Bagaimana jika… tidak mungkin. Aku akan membantumu menurunkan kesannya (Xuan Mo).”
“Tidak perlu. Emang apa lagi yang bisa di lakukannya.”
“Sudahlah, jangan khawatir. Biarkan aku yang mengurusnya,” ujar Li Feng, penuh percaya diri dan tersenyum penuh arti.
--
Jam istirahat, semua-nya makan di kantin. Hai Lan tentu saja satu meja dengan Lu En, Li Feng dan Qi Shan. Dari meja mereka, mereka dapat mendengar orang-orang yang membicarakan kehebatan Momo sekarang ini. Li Feng tidak suka dan dengan suara keras berkata kalau Momo hanyalah orang yang suka mencari ketenaran dan bukankah baru-baru ini, Momo di tolak oleh Hai Lan.
Jingjing yang mendengar tentu kesal dan memarahi Li Feng. Lagipula, Momo kan sudah membantu mewakilkan kamar mereka untuk lomba lari 5 km kemarin. Li Feng tidak peduli karena itu kan Momo sendiri yang mau, dia tidak memaksa. Emang apa bagusnya sih kalau cuma tahu cara menembak dan berlari? Seorang gadis yang bersikap terlalu jantan, malah tidak akan di sukai dan di inginkan pria. Hanya dewi seperti Qi Shan lah yang di sukai.
“Mereka suka atau tidak suka padaku, aku tidak peduli,” jawab Qi Shan, sok cuek.
Jingjing sampai mendengus kesal. Dan Jingjing kemudian berkata kalau lingkungan sekolah itu sangat menyusahkan. Jika kita bodoh, orang-orang menertertawakan. Tapi, jika kita pintar, orang-orang akan iri. Momo tidak peduli dan lanjut makan.

Kurang ajarnya, Li Feng malah melemparkan bakpau-nya ke arah Momo dan menyuruh Momo untuk memungut bakpau itu dan memakannya. Momo masih berusaha sabar dengan mengabaikan Li Feng. Tapi, wajah Momo tampak sangat marah.
“Kau mengerti bahasa manusia kan? Aku suruh kau memakan roti itu sampai habis!” teriak Li Feng.
Momo emosi. Saking emosinya, sumpit yang di pegangnya sampai patah. “Tidak ada seorangpun yang berani bicara seperti tiu padaku! Dan tidak akan pernah ada!”
“Bertingkah seperti kau hilang ingatan hah? Maka, biarkan aku mengingatkanmu. Tidak peduli kapanpun, setiap kau melihatku, kau akan selalu menunjukkan rasa hormatmu. Juga, aku pernah sekali menuangkan susu ke kepalamu. Kau bahkan tidak berani untuk mengeluarkan suara kentut sekecil apapun jika ada aku. Jadi, ingat lah baik-baik, inilah caraku memperlakukanmu!”
Hai Lan yang mendengar ucapan Li Feng saja tampak marah, apalagi Momo.
“Kau orang yang memilih hal ini,” ujar Momo, penuh penekanan.
“Terus kenapa? Kau tetap tidak berani melawan balik. Jadi, aku perintahkan kau untuk mengambil roti itu dan memakannya!” perintah Li Feng (minta di hajar ini anak).

Hai Lan meletakkan sumpitnya dengan keras dan menyuruh Li Feng untuk berhenti. Mereka semua adalah teman satu sekolah, kenapa Li Feng harus seperti itu. Li Feng malah marah dan menyebut Hai Lan membela Momo. Hai Lan berkata dia tidak membela, tapi Li Feng lah yang sudah kelewatan kali ini. Qi Shan (aku rasa berpura-pura baik) juga akhirnya menyuruh Li Feng untuk berhenti memperlakukan Momo seperti itu mulai sekarang.
“Aku tidak perlu kalian ikut campur,” tekan Momo.
“Kalau begitu, kami tidak akan ikut campur,” balas Qi Shan. “Ayo pergi,” ajaknya.
Momo masih tidak terima. Dia dengan suara keras berkata kalau tidak menghukum orang yang jahat, sama saja dengan memanjakan orang tersebut! Li Feng tersinggung di sebut orang jahat.



Dan memang jahat, dia hendak menyerang Momo dari belakang dengan menggunakan mampan makanannya. Hhahhahaha, dia tidak tahu kalau Momo sekarang bukanlah Momo yang dulu. Dengan cepat, Momo menjatuhkan Li Feng dan bahkan memasukkan roti yang Li Feng lempar tadi ke dalam mulut Li Feng dengan keras, hingga Li Feng terjerembab jatuh ke lantai. Memalukan! Apalagi semua orang menonton.

Li Feng berteriak frustasi karena di permalukan seperti itu di depan umum. Qi Shan langsung membantu Li Feng berdiri. Sementara Momo dengan tenang mengajak Jingjing untuk pergi. Jingjing sangat senang karena Momo mampu melakukan hal tersebut. Sementara itu, Lu En dan Hai Lan melongo kaget.
--
Akhirnya, para siswa/I akan pulang juga setelah melakukan pelatihan miliiter. Dan tentu saja. Li Feng sekarang tidak berani mengganggu Momo, walaupun dia masih merasa kesal karena telah di permalukan.
Sementara itu, Jingjing menangis sedih karena harus berpisah dengan para instruktur. Tapi, dia malah heran, kenapa Momo tidak merasa sedih sama sekali?
“Kita semua masih hidup. Mereka juga hidup. Kenapa harus sedih? Apa artinya hanya berpisah sementara jika di bandingkan dengan pergi selamanya?” jawab Momo.
Jingjing tidak tahu harus menjawab apa, jadi dia hanya mengajak Momo untuk naik ke bus saja.
Akan ada hari ketika aku menjadi tentara lagi dan dapat kembali ke arena perang.
MENTAL POWER LEVEL 61 %


Post a Comment

Previous Post Next Post