Network : iQiyi
iQiyi
Wu Mei memarahi para
pengawal nya yang sama sekali belum ada menemukan dimana Luo Jing berada.
“Kalian tidak berguna! Sheng Jing begitu kecil, tapi kalian bahkan tidak bisa
menemukannya! Cepat pergi cari dia!” teriaknya.
Wu Mei kemudian
memanggil Zhang Ji, dan menyuruhnya untuk mempersiapkan kuda. Tapi Zhang Ji
menolak, dia memberitahukan bahwa Wu Mei tidak boleh pergi sekarang, karena
bangsa Bei Yu sekarang sedang sangat marah tentang apa yang terjadi kepada
Putri mereka, yaitu Ru Yu. Jadi jika sekarang Wu Mei pergi untuk mencari Luo
Jing, maka dia takut sesuatu bisa terjadi.
Mendengar itu, Wu Mei
pun merasa bingung dan bimbang.
“Saya akan
melanjutkan pencarian untuk menemukan Yang Mulia Permaisuri (Luo Jing). Jika
ada kabar, Anda akan segera menerima informasinya,” jelas Zhang Ji, menenangkan
dan meyakinkan Wu Mei.
Tapi Wu Mei tetap
ingin pergi sendiri untuk ikut mencari Luo Jing. Dan dengan tegas, Zhang Ji
langsung menghalanginnya, dan menyuruh agar Wu Mei tetap tinggal didalam
kediaman saja dan menunggu berita baik.
“Yang Mulia, saya
mohon,” pinta Zhang Ji. Dan Wu Mei pun terpaksa menurutinya.
Dijalan. Tanpa
sengaja Yi Yi terjatuh dari atas kudanya, dan dengan cemas Xiu Wen langsung
menghampirinya. Xiu Wen menanyakan apakah luka lama Yi Yi terbuka kembali. Dan
Yi Yi menggelengkan kepalanya.
“Kamu tidak bisa
menaiki kuda seperti ini,” kata Xiu Wen, tegas dan cemas.
“Tuanku, aku baik-
baik saja. Kita harus segera kembali ke Persia,” balas Yi Yi, menahan rasa
sakit yang dirasakannya.
Luo Jing dan Shang
sedang duduk didalam pondok sambil mengerjakan sesuatu. Kemudian disaat mereka
melihat seseorang terjatuh dari kuda, mereka pun segera menghampiri orang
tersebut. Yang ternyata orang itu adalah Yi Yi.
“Xiu Wen,” panggil
Luo Jing, terkejut.
“Xiao Jing,” balas
Xiu Wen, juga sama terkejut.
Shang mendekati
mereka, dan melihat dia, Xiu Wen segera meminta nya untuk mengobati Yi Yi. Dan
dengan senang hati, Shang bersedia untuk mengobati Yi Yi.
“Nona muda, mengapa
kamu tidak ikut masuk ke dalam dengan kakek tua ini?” kata Shang, bertanya. Dan
Yi Yi menganggukan kepalanya, lalu dia mengikuti Shang masuk ke dalam pondok.
Luo Jing merasa
canggung, ketika ditinggal berdua dengan Xiu Wen. Dia memalingkan wajahnya, dan
tidak berani untuk menatap Xiu Wen.
“Xiao Jing. Pada
perjalanan kembali ke Persia, aku dikejar oleh musuh. Aku tidak percaya bahwa
aku bisa bertemu kamu disini,” kata Xiu Wen, memulai pembicaraan.
“Apa kamu ada
terluka?” tanya Luo Jing, pelan.
Xiu Wen bertanya
bahwa seandainya dia bisa kembali ke hari itu, ketika Luo Jing masih sendirian,
akankah Luo Jing memilihnya. Mendengar pertanyaan itu, Luo Jing terdiam dan
tidak menjawab.
Yi Yi menyela
pembicaraan mereka. Dia mengajak Xiu Wen untuk segera pergi, karena dia telah
selesai di obati. Dan Xiu Wen pun mengangguk mengiyakan.
Sebelum pergi
meninggalkan Luo Jing lagi, Xiu Wen mengembalikan pedang yang pernah Luo Jing
berikan kepadanya. Dia berharap bahwa setelah dia mengembalikan pedang ini, Luo
Jing bisa memberikan ini kepadanya sekali lagi. Dan Luo Jing hanya diam saja,
dia tidak mengambil pedang itu.
Xiu Wen kemudian
menaruh pedang itu ke tangan Luo Jing langsung. Lalu setelah itu, dia berbalik
dan berjalan pergi.
Xiu Wen : “Xiao Jing. Jika
aku kembali ke Sheng Jing suatu hari nanti, dan bertemu dengan Zhong Wu Mei di
medan pertarungan, akankah kamu membenciku?”
Xiu Wen naik ke atas
kudanya, dan melajukan kuda nya. Dan Yi Yi pun langsung mengikutinya. Mereka
pergi meninggalkan tempat itu.
Luo Jing membuka
mulutnya, dia ingin memanggil nama Xiu Wen dengan keras. Tapi dia tidak jadi
melakukan itu. “Xiu Wen,” panggilnya pelan sambil menatap ke pergiaan Xiu Wen
yang semakin menjauh dari tempat nya.
Xiu Wen dan Yi Yi
menemui Pria bertopeng yang telah menunggu mereka.
“Hari ini kita
berpisah. Aku berharap kamu akan mengumpulkan kembali kelompok lama untuk
menyerang Sheng Jing, begitu kita bisa bertemu lagi. Sekarang aku datang untuk
mengirim kepergiaan kalian. Si rubah licik, Perdana Mentri telah di jatuhkan.
Yang tersisa hanyalah hari kematian Zhong Shi Li,” jelas si Pria bertopeng
sambil tertawa dengan sangat keras.
“Seratus ribu
kematian orang- orang kami yang tidak berdosa, itu telah menunggu telalu lama,”
kata Xiu Wen, dengan nada kebencian.
“Kamu tidak perlu
untuk mengkhawatirkan tentang ini. Setelah segalanya diambil kembali, kesakitan
dan penghinaan yang kamu tanggung akan terbayarkan,” balas si Pria bertopeng
dengan yakin.
Si Pria bertopeng
kemudian memberikan obat penawar untuk selama enam bulan kepada Xiu Wen. Dan
dia mengungkapkan agar Xiu Wen tidak mengecewakannya.
Xiu Wen lalu langsung
meminum setengah obat tersebut, dan dia memberikan setengahnya lagi kepada Yi
Yi untuk diminum. Lalu setelah itu, mereka berdua pun pergi dari sana.
Si Pria bertopeng
memasuki penjara, tempat dimana Fei Yu dikurung. “Hanya aku satu-satunya yang
bisa menyelematkan kamu pada moment ini.”
“Menyelamatkan ku?”
“Sekarang kamu
terkunci disini untuk segera di eksekusi. Jika kamu menyerahkan mata- mata dan
sisanya kepadaku, aku mungkin memiliki hati untuk menyelamatkan mu,” kata si
Pria bertopeng, memberikan penawaran.
Fei Yu
mempertanyakan, kenapa dia harus percaya. Dan si Pria bertopeng itu pun membuka
topeng yang selama ini dipakainya, dan ternyata si Pria bertopeng tersebut
adalah Jing Yuan.
Ternyata selama ini,
Jing Yuan telah memperhatikan setiap orang dan memperhitungkan segalanya dengan
baik, demi menjebak dan membuat Fei Yu berada dalam keadaan seperti ini. Lalu
sekarang dia datang dan memberikan penawaran kepada Fei Yu.
Melihat itu, Fei Yu
sangat terkejut. “Itu kamu,” katanya, pelan.
“Ayahku adalah
pejabat yang menemukan negara ini, sangat setia kepada Kaisar terdahulu. Tidak
diduga, kelebihannya melampaui tuannya. Jadi Kaisar terdahulu menjebak untuk
membunuh dia. Dalam rangka untuk menenangkan ku, dia memberikan gelar
kebesaran. Ini hutang antara keluarga Jing dan Zhong, tidak akan tahan berada
dibawah langit yang sama,” jelas Jing Yuan, dengan penuh kebencian.
Kemudian Jing Yuan
bertanya, apakah Fei Yu tidak memiliki kebencian terhadap Zhong Shi Li (Kaisar)
dan membuat Zhong Shi Li membayar darah hutang untuk kematian Wan’er. Lalu
setelah menanyakan itu, Jing Yuan mengulurkan tangannya.
Dan ntah apa jawaban
Fei Yu, karena dia hanya melihat tangan yang diulurkan kepada nya tersebut.
Xi Que menemui Zhang
Ji, dan berbicara kepada nya dengan berbisik ditelinga nya.
Wu Mei bergerak
dengan gelisah didalam kamarnya, dia masih bertanya- tanya dimana keberadaan
Luo Jing sebenarnya. Dia takut Luo Jing telah benar- benar pergi meninggalkan
kota Sheng Jing.
“Yang Mulia, ada
berita dari Yang Mulia Permaisuri,” kata Zhang Jing, berteriak
menyampaikan kabar tersebut. Dan mendengar itu, Wu Mei langsung tersenyum bahagia.
Xi Que datang ke
rumah Shang. Dan ketika disana dia berhasil menemukan Luo Jing, dia pun
langsung memanggil Luo Jing dengan riang. Mendengar itu, dengan heran, Luo Jing
bertanya bagaimana Xi Que bisa tahu bahwa dia berada disini.
“Siapapun yang memiliki
niat, dia pasti akan menemukan mu,” kata Xi Que, menjelaskan dengan riang.
Ternyata ketika Luo
Jing pergi meninggalkan kediaman Wu Mei untuk selama- lamanya. Xi Que melihat
itu, dan mengikutinya.
“Nona, aku sangat
merindukanmu setengah mati,” kata Xi Que, manja.
“Tidak ada orang lain
yang tahu ini, kan?” tanya Luo Jing, cemas.
Xi Que meminta Luo
Jing untuk tidak perlu khawatir, karena cuma dia sendiri yang datang ke tempat
ini. Lalu dia meminta Luo Jing untuk pergi berjalan- jalan dan bermain dengannya
diluar.
“Aku tidak mau
pergi,” kata Luo Jing, menolak.
“Ikutlah denganku,
Nona,” bujuk Xi Que. Lalu dia langsung menarik tangan Luo Jing untuk
mengikutinya berjalan- jalan ke luar.
“Kamu akan membawa ku
kemana?” tanya Luo Jing sambil tertawa.
“Aku membawa mu ke
tempat yang sangat menarik.”
Xi Que membawa Luo
Jing berjalan- jalan ke pasar malam di kota Sheng Jing. Dan disana, Luo Jing
mulai mengingat kenangan- kenangan yang dimilikinya ditempat itu.
“Pertama kali aku datang ke pasar malam, itu sudah sangat lama
sekali. Kelihatannya pada waktu itu, aku sudah diam- diam menyukai dia. Dan
terakhir kali aku datang ke pasar malam adalah untuk mengucapkan perpisahan
kepada dia.”
“Aku tidak pernah
membayangkan bahwa datang ke pasar malam kali ini, segalanya telah berubah,”
kata Luo Jing sambil mengenang kembali.
“Nona, apa yang
berubah? Xi Que tidak berpikir ada apapun yang berubah,” balas Xi Que, bingung
dengan maksud Luo Jing.
Dengan sedih, Luo
Jing tersenyum. Lalu dia menjelaskan bahwa dia benar- benar sangat mengkagumin
Xi Que, karena Xi Que selalu polos seperti ini.
Xi Que kemudian
mengajak Luo Jing untuk pergi ke arah dimana orang ramai sedang berkumpul,
karena mana tahu ada sesuatu yang menarik untuk dilihat. Dan Luo Jing pun
mengikutinya.
Tags:
Unique Lady