Network : iQiyi
iQiyi
“Bukankah kamu sudah
memutuskan semua hubungan denganku? Mengapa kamu masih mencariku?” tanya Wu Mei
yang sudah sangat mabuk.
Jiang mendekati Wu
Mei dan memintanya untuk berhenti minum. Lalu dia menyuruh Wu Mei agar melihat
diri sendiri sekarang, dan dia mempertanyakan apakah Wu Mei adalah orang yang
sama yang dikenalnya.
Tanpa semangat, Wu
Mei merebut kembali botol minumnya dari Jiang, lalu dia kembali meminumnya.
“Siapa aku sekarang, apakah itu masih penting?”
“Zhong Wu Mei. Betapa
sulitnya untuk menemukan cinta sejati. Jika Xiao Jing memilihku, bahkan jika kamu
membuatku bangkrut, aku bersedia. Tapi dia memilih mu. Tidak heran, Xiao Jing
meninggalkanmu, kamu hanya tahu bagaimana untuk membuat dia menderita,” kata
Jiang, dengan emosi dan kesal. Lalu dia berniat untuk pergi saja.
Wu Mei
mempertanyakan, apakah dia telah membuat Luo Jing menderita. Padahal Luo Jing
dan dia telah melalui banyak hal bersama, tapi Luo Jing lah yang meninggalkan
nya dengan membuat beberapa omong kosong. Seperti bahwa Luo Jing bukanlah
seseorang yang berasal dari dunia ini.
Wu Mei tertawa dengan
frustasi. “Lucunya,” komentarnya. Lalu dia kembali meminum minumannya.
Jiang menghentikan Wu
Mei untuk berhenti minum, dan memarahinya. “Itu karena kamu mengecewakan Xiao
Jing, membuat dia menderita!” teriak Jiang. Kemudian dia duduk disebelah Wu
Mei.
“Apakah kamu tahu
bahwa hari ketika Yang Mulia Kaisar memanggil dia, itu adalah untuk membuat dia
meninggalkan kamu?” tanya Jiang.
“Apa maksudmu?” balas
Wu Mei, tidak tahu.
Jiang mengeluhkan
betapa butanya Wu Mei tentang apa yang terjadi di luar dunia, lalu dia
mempertanyakan apakah Wu Mei benar- benar memahami perasaan Luo Jing.
Tanpa semangat, Wu
Mei menjawab jika begitu kasusnya, maka mengapa Luo Jing tidak mendiskusikan
dengannya. Jika Luo Jing benar- benar mempercayai dia, maka mengapa Luo Jing tidak
tahu bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan Luo Jing.
“Itu karena dia
mengenal kamu. Itu mengapa dia tidak memberitahumu. Jika kamu tahu
kebenarannya, kamu pasti tidak akan membiarkan dia pergi. Dia sangat mencintai
kamu. Jadi dia takut kamu akan menyalahkan dirimu sendiri, dan kamu berubah
menjadi orang yang tidak setia dan tidak bertanggung jawab. Tapi tahta,
kekuasaan, apakah hal itu benar- benar penting?” jelas Jiang, berbicara dengan
tegas.
Jiang memberitahukan
bahwa Luo Jing pernah bercerita kepada dia kalau hidup itu berharga, cinta
bahkan lebih berharga, ketika itu tentang cinta, hidup dan mati bukanlah
masalah. Lalu Jiang bertanya lagi, apakah Wu Mei masih memerlukan tahta.
“Aku tidak pernah
ingin mengambil tahta itu. Itu karena kakak (Kaisar),” kata Wu Mei, menjelaskan
dengan pelan.
“Jika kamu benar-
benar mencintai dia, maka kamu harus memikirkan jalan keluarnya dan bukan hanya
bersembunyi disini dan mabuk. Sekarang masih ada waktu. Jangan menunggu sampai
terlambat untuk menyesalinya. Bahkan terlebih lagi, jangan tunggu sampai dia
benar- benar menghilang untuk tahu betapa dia berharga untukmu,” jelas Jiang
dengan tegas.
“Ya,” jawab Wu Mei,
tersadar.
Wu Mei menyadari
bahwa bahkan jika dia memiliki dunia, tapi kehilangan Luo Jing, maka segalanya
menjadi tidak berarti. “Xiao Jing, mengapa bahkan Jiang bisa mengerti sakit mu
yang membuang segalanya untuk cinta, tapi aku malah disini. Xiao Jing, kali ini
aku akan menjadi berani untukmu,” gumam Wu Mei, mulai berani.
Mendengar itu, Jiang
tersenyum. Karena melihat Wu Mei yang sudah mulai memiliki tekad untuk menyelesaikan segalanya.
Tang Meng
memperhatikan semuanya dari luar. “Jiang-gege. Pada akhirnya, apakah kamu
pernah memiliki aku didalam hatimu? Kamu benar- benar memaksa Meng’er
sekarang,” gumam Tang Meng, dengan perasaan cemburu.
Didalam kamar
pengantin. Shan’er memberitahu Ru Yu tentang apa yang diketahuinya, yaitu
tentang Luo Jing dan sebab mengapa Wu Mei tidak datang ke malam pertama.
Mendengar itu, Ru Yu merasa terkejut dan marah.
“Saya sudah tahu dia
(Luo Jing) bukan orang baik. Dia berniat kembali untuk menggoda Yang Mulia (Wu
Mei). Nona, tidak layak untuk Anda marah kepada orang sejenis ini. Anda harus
beristirahat,” jelas Shan’ er.
Ru Yu mempertanyakan,
apa kelebihan Luo Jing dibanding dirinya yang ada seorang Putri bangsa Bei Yu.
Kemudian dia merasa cemas, karena berpikir bahwa mungkin saja Wu Mei telah
terjebak dalam tipuan Luo Jing.
“Tidak pernah tidak
ada apapun yang tidak bisa aku miliki. Lin Luo Jing, aku tidak akan melepaskan
mu,” gumam Ru Yu dengan marah.
Ditempat lain.
Dirumah Shang. Luo Jing menumbuk obat- obatan sambil merenung. Shang kemudian
menghampirinya, dan mempertanyakan kenapa hari ini Luo Jing begitu patuh dan
mendengarkannya.
“Kapan aku tidak
pernah mendengarkanmu?” tanya Luo Jing, pelan dan lembut.
“Tidak seperti kamu.
Begitu tidak seperti kamu. Jangan bilang padaku bahwa ini karena Wu Mei? Aku
kasih tahu kamu, jika aku bisa menyembuhkan dia, maka aku juga bisa membuat dia
sakit lagi. Aku bisa membuat dia kembali ke kondisi awalnya. Jika kamu benar-
benar marah padanya, aku akan membantu mu balas dendam. Bagaimana?” tanya
Shang, memberikan penawaran dengan serius.
Mendengar itu, Luo
Jing menggelengkan kepalanya. Dia menjelaskan bahwa Wu Mei tidak ada
menganggunya, tapi dia lah yang tidak mengingikan Wu Mei.
Shang tertawa dan
mengomentari Luo Jing yang sudah bisa membuang seseorang. Lalu dia
mempertanyakan, apakah Luo Jing ingin mengikuti jejaknya untuk menjadi seorang
tabib. Dan Luo Jing diam, tidak menjawab.
“Didalam dunia ini,
tidak ada kepingan salju yang jatuh ditempat yang salah. Jika sesuatu terjadi,
itu pasti ada alasannya. Serahkan itu kepada takdir. Sekarang ini, mungkin
adalah akhir yang terbaik untuk kamu dan dia,” jelas Shang, menghibur Luo Jing
yang jelas tampak sedang bersedih.
Shang kemudian
mempertanyakan, bagaimana keadaan Hua Hua sekarang. Dan mendengar itu, Luo Jing
pun langsung ikut memikirkan tentang Hua Hua.
Ying Yun menatap
jasad Hua Hua yang sudah telaht tiada didunia ini. Dia mengakui kesalahannya
yang telah menyebabkan Ying Xue serta Hua Hua seperti ini, dan dia merasa
bersalah kepada mereka berdua.
“Tapi haruskah kamu
menghukumku seperti ini? Mengapa kamu meninggalkan ku sendirian di dunia ini
untuk menjaga Faksi Tian Yi?” tanya Ying Yun dengan sedih. Tapi sayangnya, Hua
Hua sama sekali tidak mungkin lagi membuka matanya dan memberikan jawaban.
Tags:
Unique Lady