Sinopsis Angel’s Last Mission : Love Episode 32 – Part 2
Network : KBS2
Network : KBS2
3
Bulan kemudian
Yeon Seo mengumumkan secara resmi kepada
media tentang dirinya yang akan menjadi Ketua Umum Baru di Fantasia. Dan mereka
menanyakan, bagaimana perasaan Yeon Seo, karena ini adalah kali pertama Yeon
Seo berjalan ke luar sesudah 3 bulan.
“Aku tidak bisa menari sekarang, tapi
aku akan menjalanin pelatihan rehabilitasi. Dan sementara itu, Tn. Kang Woo
telah mengelola teater balet dengan sangat baik,” jelas Yeon Seo kepada
wartawan.
Seorang wartawan kemudian menanyakan,
apakah Yeon Seo tidak ingin melakukan pelantikan akbar sesudah kejadian
mengerikan tersebut.
Yeon Seo pun menjawab bahwa sekarang dia
harus mengurangi pengeluaran yang tidak perlu terlebih dahulu, serta dia hendak
merombak semua sistem yang digunakan pendahulu. Dan dia berencana untuk
merekrut sekelompok spesialis manajemen, serta Teater Fantasia akan mengambil
langkah lebih dekat pada publik.
Setelah wawancara selesai. Kang Woo
menanyakan, apakah Yeon Seo baik- baik saja. Dan Yeon Seo menjawab bahwa dia
baik- baik saja, bahkan dia mulai membuat lekukan mulai minggu lalu.
“Aku bertanya soal hatimu. Kamu tidak
menginjakkan kaki ke luar sekalipun selama tiga bulan terakhir. Diminggu
pertamamu, kamu tinggal dikamarmu dan menangis sepanjang hari. Orang2 yang
tertinggal harus melanjutkan hidup mereka,” jelas Kang Woo, memberikan nasihat.
Yeon Seo membalas bahwa dia memiliki
harapan, atau lebih tepat nya dia memiliki firasat. Firasat bahwa suatu saat
dia mungkin bisa bertemu Kim Dan lagi.
“Apa kamu tidak tahu apa artinya
dilenyapkan? Sesudah melihat saputangan nya, aku tidak yakin. Tapi sekarang,
bulu diatasnya menjadi hitam,” jelas Kang Woo.
“Dan juga milikmu. Tapi kamu hidup dan
sehat. Aku tidak tahu aku bisa bertemu Seong Woo lagi. Bertemu dengan seorang
anak yang mati, sebenarnya tidak mungkin. Tapi aku bertemu dengannya sesudah
dia menjadi Dan,” balas Yeon Seo.
Kang Woo menjelaskan bahwa walaupun Yeon
Seo bertemu dengan Seong Woo, tapi saat itu Kim Dan datang kepada Yeon Seo
sesudah kehilangan semua ingatannya. Dan Yeon Seo membalas bahwa dia tidak
masalah dengan itu, karena dia mengingatnya.
Mendengar itu, Kang Woo diam dan
tersenyum saja. Dia mengerti.
Para penari sibuk membaca artikel
tentang seluruh keluarga Ny. Choi yang beredar di Internet. Ny. Choi dikenakan
hukuman 17 tahun penjara, dengan tuntutan pelanggaran hukum medis, upaya
penyerangan, penggangguan bisnis, kabur dari polisi, dan masih panjang lagi.
Sementara Tn. Geum dikenakan hukuman 6
tahun penjaran, karena Tn. Geum memiliki faktor yang meringankan.
“Terdakwa Geum Ru Na, dia bersalah atas
pembunuhan, menghalangi bisnis, dan penyerangan. Mengingat bahwa terdakwa tidak
menunjukan tanda2 penyesalan, tindakannya dianggap bejat, dan sangat mungkin
dia akan melakukan kejahatan lain. Pengadilan menjatuhkan hukuman kepada
terdakwa Geum Ru Na di penjara.”
Itulah hukuman yang diterima oleh Ru Na
atas kejahatan yang diperbuatnya.
Petugas penjara memanggil Ru Na, dan
memberitahukan bahwa ada seseorang yang datang mengunjungin Ru Na. Mendengar
itu, Ru Na merasa heran, karena dia tidak memiliki siapapun yang akan datang
mengunjunginnya. Kemudian si Petugas penjara pun menjawab bahwa itu adik Ru Na.
Ru Na tersenyum, dan membuka pintu ruang
kunjungan, karena mengira yang datang adalah Ni Na. Tapi senyumnya langsung
hilang, saat mengetahui bahwa ternyata yang datang mengunjunginnya adalah Yeon
Seo.
“Kenapa kamu adikku?” tanya Ru Na,
dengan ketus.
“Benar juga. Aku juga sangat
membencinya,” balas Yeon Seo.
Ru Na menanyakan, apakah Yeon Seo datang
untuk mengejeknya dan melihat seberapa rendah dirinya. Dan Yeon Seo membenarkan
semuanya, dia menjelaskan bahwa selama ini dia mendengar kalau Ru Na terus
berusaha untuk bunuh diri, jadi dia datang untuk memberitahu Ru Na agar tidak
melakukan itu.
Ru Na mendengus geli. “Apa kamu
khawatir?”
“Ya, aku khawatir kamu akan mencoba mati
untuk melarikan diri dari membayar atas apa yang kamu lakukan,” balas Yeon Seo.
Lalu dia bertanya, “Kakak, pernahkah kamu mencintai seseorang dengan sepenuh
hati?”
Ru Na : “Apa kamu sebodoh itu? Kamu
pikir untuk siapa aku melakukan semua ini?”
Yeon Seo : “Jangan berbohong. Kamu tidak
pernah mencintai Ni Na. Kamu tidak akan pernah melakukan ini, jika kamu benar-
benar mencintainya. Kamu lebih baik mati, sehingga kamu bisa selamatkan orang
itu. Kamu tidak pernah merasakan seperti ini. Tidak sama sekali. Itu sebabnya
hatimu kosong, dan kamu mati- matian berusaha mengisi hati yang kosong itu.”
Mendengar itu, Ru Na berdiri dan menatap
tajam Yeon Seo. “Apa yang kamu tahu? Beraninya kamu gunakan mulutmu,” katanya,
merasa tidak senang.
“Aku benar- benar kasihan, karena kamu
akan tinggal disini selama sisa hidupmu, tanpa tahu betapa berharga dan
indahnya cinta itu,” balas Yeon Seo dengan tenang. “Tetaplah sehat.”
Yeon Seo mematikan telpon, dan kemudian
pergi meninggalkan ruangan. Dengan kesal, karena tidak bisa perbuat apapun, Ru
Na pun hanya bisa menahan emosi nya.
Didalam mobil. Ny. Jung menanyakan
kenapa Yeon Seo mengunjungin Ru Na, kepadahal melihat Ru Na saja pasti sudah
menjijikan. Dan Yeon Seo menjawab bahwa dia ingin memberitahu Ru Na, kalau Ru
Na kalah telak.
“Kamu kembali, Nona. Aku senang.
Sekarang semuanya sudah beres, lupakan semuanya dan kembali ke dirimu yang
lama. Mengerti?” kata Ny. Jung. Dan Yeon Seo tidak menjawab, melainkan hanya
tersenyum kecil saja.
Hari selanjutnya. Yeon Seo berteriak
histeris kepada para pelayan, karena sapu tangan Kim Dan yang disimpannya di
dalam laci menghilang.
Mendengar itu, Ny. Jung merasa lelah dan
bergumam pada diri sendiri. “Aku bilang padanya untuk jadi dirinya yang dulu.
Dan emosinya juga kembali,” gerutunya.
“Kumohon!” teriak Yeon Seo, frustasi.
“Aku mohon. Ketika kamu bersihkan kamarku dan kamar Kim Dan, tolong jangan
menyentuh apapun,” jelas Yeon Seo dengan lebih tenang. Lalu dia menawarkan
bonus 200 persen dari gaji, bagi siapapun yang bisa menemukan sapu tangan Kim
Dan.
Hari selanjutnya. Yeon Seo duduk
dibangku taman sendirian, dan membiarkan hujan yang turun dari langit membasahi
dirinya. Lalu Ny. Jung datang dan memayunginnya. Melihat itu, Yeon Seo merasa
kecewa, karena dia berharap itu adalah Kim Dan.
“Kenapa kamu panggil dokter? Sudah
kubilang aku baik- baik saja,” keluh Yeon Seo.
“Jika kamu baik- baik saja, kenapa kamu
datang ke taman pada hari hujan seperti wanita gila? Dan jika kamu baik- baik saja,
kenapa kamu berbicara sendiri saat tidak ada orang disekitarmu?” balas Ny.
Jung.
Flash back
Didapur. Yeon Seo menyeduh teh, lalu
setelah itu dia bertanya berapa lama dirinya harus menyeduh teh ini. Melihat
itu, Ny. Jung merasa heran, karena tidak ada siapapun disekitar Yeon Seo.
“Sekitar tiga menit? Bukankah tehnya
terlalu pahit?” tanya Yeon Seo. “Ini terlalu panas,” keluhnya kemudian.
Dikamar. Yeon Seo melakukan peregangan
tubuh, lalu dia berbicara ntah kepada siapapun. Dan melihat itu, Ny. Jung lagi-
lagi merasa heran, karena beneran tidak ada siapapun disekitar Yeon Seo.
“Jangan hanya berdiri disana. Datang dan
pegang aku,” kata Yeon Seo sambil mengulurkan tangannya ke udara kosong.
Flash back end
Yeon Seo menjelaskan kepada Dokter serta
Ny. Jung bahwa dia melakukan itu, karena dia melihat ilusi. Dan Ny. Jung
menjawab bahwa itu adalah gejala halusinasi, karena trauma dan stress.
“Sebenarnya, saat pertama kali bertemu,
aku merasakan bahwa dia ada disana. Tidak ada yang bisa melihatnya, tapi hanya
aku yang bisa. Jadi, aku melihat Kim Dan mungkin nyata. Bukan?” jelas Yeon Seo,
bertanya dengan pelan.
“Aku akan resepkan obat. Pastikan kamu
minum obat,” jawab Dokter.
Malam hari. Yeon Seo merasa ragu untuk
meminum obatnya, jadi dia pun memasukan obat itu kembali ke dalam botol.
Ny.
Jung kemudian datang, dan mengajak Yeon Seo untuk minum soju bersama.
Tags:
Angels Last Mission Love