Sinopsis K- Drama : Angel’s Last Mission Love Episode 29 - part 2


Sinopsis Angel’s Last Mission : Love  Episode 29  – Part 2
Network : KBS2

Kim Dan yang sudah sadarkan diri menunggu Yeon Seo didepan kamar. Dan melihat itu, dengan perhatian Yeon Seo langsung menanyakan bagaimana keadaan Kim Dan. Tapi Kim Dan tidak menjawab, dan kembali masuk ke dalam kamar begitu saja. Dengan heran, Yeon Seo pun mengikutinya.
“Kenapa kamu tidak tampil?” tanya Kim Dan dengan nada datar.
“Tidak perlu. Buang- buang waktu,” jawab Yeon Seo.

Kim Dan meminta agar Yeon Seo melakukannya saja, karena dia sudah sejauh ini agar Yeon Seo bisa menari dan menjalanin hidup. Jadi jika Yeon Seo menyerah begitu saja, maka apa gunannya dia selama ini.
“Kamu ingin aku hidup? Itu sebabnya kamu mencoba membunuh Ru Na? Apa itu caramu melukai diri sendiri? Kamu mencoba membunuh seseorang untuk menyelamatkanku. Dan kamu siap dilenyapkan,” kata Yeon Seo, emosi.

Kim Dan mencoba menyela, tapi Yeon Seo kembali berbicara. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan terharu ataupun berterima kasih. Karena dia tidak mau Kim Dan lenyap sesudah itu, dan membenci Kim Dan, sebab Kim Dan menghilang serta membuang waktu yang mereka berdua miliki, meskipun itu hanya satu atau dua hari.

“Lalu, kamu berniat mati juga. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa kamu serahkan hidupmu? Jadi bagaimana jika aku menjadi manusia sesudah kamu mati? Apa kamu pikir aku akan berterima kasih?” balas Kim Dan.
Yeon Seo menyalahkan dirinya sendiri, sebab Kim Dan bisa ada didalam kekacauan ini karena menyelamatkannya. Karena dia ingin hidup, maka Kim Dan harus menghilang. Maka dari itu dia akan menyelamatkan Kim Dan.
“Tidak,” kata Kim Dan.

“Aku pikir kamulah. Jika hanya satu dari kita yang bisa hidup, kupikir itu harus kamu. Kamu tidak pernah memiliki kehidupan. Kamu tidak tumbuh dewasa. Hidup bahagia dan sehat. Dan, kamulah. Aku benar- benar ingin kamu punya kehidupan itu,” jelas Yeon Seo sambil menangis.
Kim Dan mendekat, dan memeluk Yeon Seo. Dan masih sambil menangis, Yeon Seo menceritakan betapa takut dirinya, karena berpikir Kim Dan akan mati dalam pelukannya. Jadi dia mohon agar Kim Dan jangan pergi dan jangan lenyap.

“Bagaimana bisa aku hidup bahagia? Bagaimana aku bisa hidup sehat? Hoo meninggalkan ku begitu saja. Dan jika kamu juga mati karena aku, bagaimana aku bisa hidup?” tanya Kim Dan, mulai menangis histeris.
Yeon Seo merasa kaget, dan menatap Kim Dan. Dia menanyakan apa yang terjadi kepada Hoo, dan apa yang terjadi pada Hoo. Tapi karena Kim Dan masih merasa sangat sedih, maka dia pun tidak bisa menjawab dan hanya terus menangis.
Mengerti akan hal itu, Yeon Seo pun memeluk Kim Dan untuk menenangkannya. Dan bersama mereka menangis.


Keesokan harinya. Kim Dan serta Yeon Seo mengujungin gereja. Kim Dan menjelaskan bahwa karena Hoo sudah tidak ada, mungkin saja ruangan mereka yang biasanya telah menghilang, jadi dia ingin Yeon Seo menunggu selagi dia masuk ke dalam untuk memeriksanya.

“Ayo, pergi bersama,” ajak Yeo Seo. “Ayo tetap bersama,” kata Yeon Seo sambil memegang erat tangan Kim Dan.

Mereka berdua memasuki ruangan kecil milik Hoo. Dan ternyata ruangan itu masih sama seperti sebelumnya.
Kim Dan melihat ke sekeliling ruangan, dan lalu dia menemukan sapu tangan malaikat milik Hoo yang bulunya sudah terbakar menjadi berwarna hitam. Kim Dan memperhatikan sapu tangan itu lama.

Kemudian Kim Dan membaca laporan terakhir yang ditulis oleh Hoo.
Aku tidak pernah berpikir akan pernah menulis laporan terakhirku. Kapan pertama kali aku menentang kehendak- Mu, dan tak menaati- Mu?
Anak- anak kucing itu menggemaskan. Semakin aku melewati batas, semakin aku mulai penasaran.

Aku tidak akan pernah bisa memahami rencana besar- Mu untuk Kim Dan, dan dia. Namun yang aku tahu pasti adalah bahwa mereka sudah mendapatkan hak mereka.

Mereka sedang berjuang sekarang. Kumohon beri mereka kesempatan. Malaikat Hoo.
Kim Dan meletakan sapu tangan milik Hoo, dan laporannya kembali ke atas meja. Dan dengan erat dia mengepalkan tangannya. Melihat itu, Yeon Seo meletakan tangannya diatas tangan Hoo dan memegangnya.

“Senior, aku juga sangat menyukaimu. Aku ingin jadi malaikat sepertimu. Kamu keren bahkan sampai saat terakhir. Aku tidak sepadan denganmu. Aku tidak akan melupakanmu. Tidak akan pernah,” kata Kim Dan dengan sedih.
Lalu setelah itu, Kim Dan pergi.

“Terima kasih,” kata Yeon Seo, kemudian dia menyusul Kim Dan. Bersama mereka berdua meninggalkan ruangan kecil milik Hoo tersebut.

Setelah kepergiaan mereka, sapu tangan milik Hoo dan kertas laporannya menghilang begitu saja. Kemudian secara perlahan semua perabot yang berada didalam ruangan itu juga ikut menghilang seperti asap. Sehingga ruangan itu pun menjadi kosong.
“Senior memberi kita waktu sebagai hadiah,” komentar Yeon Seo.
“Kita tidak mungkin hidup, jika bukan karena dia,” balas Kim Dan, membenarkan.

Yeon Seo kemudian tersenyum dan meminta agar mereka berbahagia. Dan Kim Dan menganggukan kepalanya. Lalu mereka pun berpelukan.

Post a Comment

Previous Post Next Post