Sinopsis K-Drama : Arthdal Chronicles
Episode 12-1
Images by : TvN
Part
2 : The Sky Turning Inside Out, Rising Land
Itzruz datang menyelamatkan Nunbyeol. Dia tidak membunuh Moogwang, hanya saja dia melempar tubuh Moogwang ke pohon hingga Moogwang pingsan. Tanya sendiri cukup terkejut melihat para Neanthal yang sangat kuat dan bermata biru. Chae-eun menguasai keadaan dengan cepat, dia segera menyuruh Tanya untuk pergi menemui Yeolson di rumah ahli obat dan di sana juga ada Mubaek. Mereka akan baik-baik saja, jadi Tanya bisa meninggalkan mereka.
Dan Tanya pun segera pergi dari sana.
Tapi, dia bertanya-tanya, kenapa bibir manusia tadi (Neanthal) berwarna biru?
Sial! Dia tertangkap kembali oleh Yeobi.
Arthdal Chronicles
Nunbyeol bicara berdua dengan Itzruz,
dan dia kembali menegaskan kalau dia tidak mau pergi bersama mereka. Itzruz
tersenyum tipis dan berkata dia mengerti akan hal itu. Itzruz pun hendak pergi,
tapi Nunbyeol menghentikannya. Dia ingin tahu apa yang terjadi pada suku
mereka. Itzruz menjawab kalau sebagian besar mati dan hanya 5 orang termasuk
dirinya yang selamat.
“Kenapa kau mau mengajak aku ikut
denganmu?” tanya Nunbyeol.
“Karena kau suku kami. Aku mau kau
ikut dengan kami dan menemukan pemuda yang pantas. Walau mungkin kau rasa dia
tak menarik.”
“Ya. Namun, kita tak seperti Saram. Kita
tak wajib melakukan atau memberi sesuatu. Kita tak berutang apa pun, dan
memilih jalan kita sendiri. Pilihanmu selalu lebih penting daripada pilihan
orang lain. Itu cara hidup kita. Kau tak perlu tinggalkan keluargamu karena
kami,” ujar Itzruz (ah, mereka tidak egois. Walau itu artinya mereka harus rela
kalau suku mereka punah).
“Saat bunga rubah mekar dan bulan
sabit pertama bersinar di langit malam… Manteiv...,” jawab Itzruz dan kemudian
pergi.
Itzruz pergi bersama dengan Rottip. Rottip
ternyata sudah menebak kalau Nunbyeol pasti tidak akan mau ikut dengan mereka.
“Rottip, bisanya kau tersenyum? Ini
akan menjadi akhir dari darah biru kita.”
“Bukan berarti akhir dari kita,” jawab
Rottip.
“Kau tak marah kepada para Saram?”
“Menurutmu, berapa harimau dan beruang
yang marah kepada kita? Namun, mereka kini sudah mati dan kita masih hidup,”
jawab Rottip lagi, bijak.
--
Mubaek tiba dan membangunkan Moogwang.
Hari sudah gelap. Chae-eun masih ada di sana, dan Moogwang langsung
mencekiknya. Mubaek langsung menarik Moogwang menjauh dari Chae-eun dan
menjelaskan kalau Chae-eun tadi menyelamatkan Tanya dari kejaran Chae-eun.
“Lalu dimana Tanya?”
“Kusuruh dia pergi lebih dahulu. Namun,
kurasa tertangkapm” beritahu Chae-eun panik.
--
Saya mengenakan tudungnya dan datang ke kediaman Tagon. Tentu saja dia di tolak masuk dan bahkan di anggap gila oleh Gilseon dan yang lain yang berjaga di rumah Tagon karena Saya menyebut dirinya anak Tagon. Saya tidak peduli dan berteriak menyuruh mereka mengumumkan kalau Saya, putra dari Tagon Niruha datang!
--
Tagon menyeret Saya ke dalam
ruangannya dan melemparkan tubuhnya ke lantai. Saya menjerit histeris penuh
amarah. Tagon telah diam-diam mengikutinya dan mengambil Tanya. Tagon lebih
marah lagi karena sekarang dia telah kehilangan Tanya. Dia bahkan sampai
mengunci pintu agar Saya tidak bisa keluar. Saya terus berteriak kalau terjadi
sesuatu pada Tanya, dia tidak akan membebaskan Tanya.
--
Gitoha dan Yangcha datang ke kediaman
Tagon. Gitoha jelas kaget saat mendengar dari Gilseon kalau ternyata Tagon
sudah mempunyai anak. Gilseon juga berkata kalau sepertinya Saya bukanlah anak
dari Asa Mot dan juga bukan anak dari Taealha karena Saya sudah dewasa. Gitoha
masuk shock dengan berita tersebut.
Tapi, Gilseon melihat Yangcha yang tampak
tenang dan itu artinya Yangcha sudah tahu sedari awal. Gitoha jadi makin
penasaran dan bertanya pada Yangcha, tapi Yangcha hanya diam.
Moogwang datang saat itu dengan panik
dan mencari Tagon. Tapi, Gitoha menghentikannya untuk memberitahu kabar
mengenai Tagon yang ternyata punya anak. Dia mengira kalau Moogwang akan terkejut.
Tapi, ternyata Moogwang tidak terkejut sama sekali, dia lebih terkejut saat
tahu kalau putra Tagon datang dan lagi bersama Tagon.
Gilseon dan yang lain langsung
mengejek Gitoha sebagai satu-satunya orang yang tidak tahu mengenai hal itu,
padahal semua prajurit Daekan tahu. Gitoha langsung tampak sedih dan menangis
karena hanya diam yang tidak tahu.
--
Moogwang melapor pada Tagon kalau Tanya tertangkap oleh Mihol. Tagon jelas terkejut karena ini diluar perkiaraannya.
--
Yeobi bersama dengan Mihol dan dia
bertanya alasan kenapa Mihol tidak memberitahu Asa Ron mengenai Tanya? Mihol hanya
menjawab kalau ini adalah masalah rumit.
--
Taealha sedang merenung dan tampak
tenang, mengira dirinya telah menang dan benar dengan memilih Tagon. Tapi, Mihol
datang menemuinya. Dengan tersenyum Mihol bertanya mengenai Tanya. Awalnya,
Taealah berpura-pura tidak mengenal nama Tanya. Akan tetapi, Mihol sudah tahu apa
yang hendak di rencanakan oleh Tagon dan Taealha. Dengan senang, dia
memberitahu Taealha kalau dia telah menangkap Tanya.
Dan untuk membuktikan ucapannya, Mihol
membawa Taealha ke sebuah ruangan dimana Tanya terikat di sana.
Yeobi
dari Suku Hae menangkapku, dan dia membawaku ke Kuil Agung? Asa Ron adalah
musuhnya Tagon. Yeobi bekerja untuk Mihol. Mihol adalah ayahnya Taealha. Apa
Taealha khianati dia, atau itu berarti Mihol dan Taealha adalah musuh? Aku tak
mengerti. Ayo tetap fokus. Eunseom masih hidup. Harus kuselamatkan dia. Serigala
Putih Besar, kumohon… Berilah aku kebijakan bintang. Berilah aku jawaban.
Mihol dan Taealha masuk ke dalam. Dan Taealha
sangat terkejut karena benar Tanya telah tertangkap oleh ayahnya. Mihol tersenyum
penuh kemenangan.
--
Saya yang di kurung tampak frustasi. Dan Tagon akhirnya masuk menemuinya. Begitu melihat Tagon, Saya langsung meminta maaf karena sudah marah hingga salah menduga. Tadi, dia melihat jasad prajurit Daekan di tempat Tanya, artinya, Daekan tidak menangkap Tanya, tapi Asa Ron. Artinya, Asa Ron tahu mengenai Tanya dan akan membunuhnya. Dia meminta agar Tagon menyerang Kuil Agung.
“Ayah ingat Taealha bilang, kau selalu
tenang dan cerdas,” ujar Tagon.
“Serius?
Karena ayah memperdayamu, atau karena kau menyukai Tanya?”
“Kau tak akan memaafkan ayah?” tebak
Tagon. “Kau harus maafkan semua jika tak punya kekuasaan. Entah berapa banyak
ayah harus memaafkan sampai dapat cukup kekuasaan.”
“Maafkan aku. Tolong maafkan aku.”
“Ayah sudah lihat isi kamarku. Aku
berlatih demi Ayah. Aku baca buku-buku di Pilgyeonggwan dan memikirkan setiap
kemungkinan. Kami akan berguna bagi Ayah. Aku, juga Tanya,” pinta Saya dan berlutut
di hadapan Tagon.
“Baiklah. Ayah akan mengingat kemampuanmu.
Namun, jika kau menipu ayah lagi dan mengacaukan rencana dengan bertingkah
seperti anak kecil, akan ayah tunjukkan apa arti sesungguhnya tak kenal ampun,” peringati
Tagon.
“Baik. Aku paham maksud Ayah.”
“Kami sudah bersiap menyerang Kuil
Agung. Kau tunggu saja perintah ayah,”
beritahu sekaligus perintah Tagon.
--
Mihol sudah bisa menebak siapa Tanya,
tapi mendengar langsung dari Taealha kalau Tanya adalah keturunan langsung dari
Asa Sin, tetap membuat Mihol terkejut. Dia bahkan menyebut Taealha yang sudah
gila karena percaya pada dujeumsaeng dan bahkan meminta di lakukan sidang keramat.
Untungnya, Asa Ron tidak tahu mengenai Tagon sehingga mereka masih memiliki
waktu. Taealha kembali meyakinkan Mihol agar percaya pada Tagon dan mendukungnya.
Tapi, Mihol tetap pada pendiriannya.
“Kenapa Ayah… memilih Sanung, bukannya Asa Ron?” ingati Taealha. “Di Arthdal, kita melumerkan batu dan menjadikannya perunggu. Warga Arthdal anggap itu kemampuan cenayang dan keramat. Karena itu Asa Ron takut, benci, dan menjaga jarak dari kita. Kita ancaman bagi kesuciannya. Jadi, kenapa Asa Ron mau kerja sama dengan Ayah? Hanya karena Tagon. Apa yang akan terjadi pada kita jika menyingkirkan Tagon?” sadarkan Taealha. Dan Tanya mendengarkan serta memikirkan taktik dari setiap perbincangan antara Taealha dan Mihol.
“Tak penting. Kita harus tetap hidup. Kita
punya misi untuk dilakukan. Balas dendam pada penghancur Remus...”
“Aku muak pada misi itu,” kesal
Taealha. “Hentikan saja. Mereka tak akan muncul!”
Taealha mengingatkan mengenai lonceng
bintang Asa Sin. Totem yang Asa Sin sembunyikan
dalam Kuil Agung 200 tahun lalu, jika penemu lonceng bintang ada maka dia akan
segera menjadi Pendeta Tinggi. Jika Tanya bisa menemukannya, maka Tagon dan
mereka bisa menang.
Mihol terbujuk. Dia bertanya pada Tanya,
apakah Tanya tahu dimana lonceng bintang tersebut? Tanya ingat karena Saya pernah
memberitahu mengenai lonceng bintang. Mihol segera menyuruh Yeobi keluar,
hingga hanya ada dia, Taealha dan Tanya.
Mihol kembali bertanya kepada Tanya, apa
dia tahu dimana lonceng bintang itu? taealha menatap pada Tanya dan berkata di
dalam hati, agar Tanya mengatakan saja tahu. Tanya diam. Dan menjawab dengan
jujur kalau dia tidak tahu. Tapi ada kemungkinan dia tahu.
“Bagaimana? Bagaimana kau bisa tahu?”
tanya Mihol.
“Byeoldaya,” jawab Tanya. “Aku butuh
itu. Itu hal yang diwariskan Serigala Putih Besar, leluhur kami. Jika Serigala
Putih Besar sungguh adalah Asa Sin, akan beri tahu.”
Tapi, Tanya galau juga karena
byeoldaya itu ada di Iark.
“Ada pada Tagon,” beritahu Taealha. “Langit
pasti memihak kita. Mubaek membawanya dari Iark. Benda itu memiliki tanda Jiwa
Gunung Puncak Putih.”
“Ya, itu dia,” benarkan Tanya.
“Tentu. Karena itulah aku tahu kau
keturunan langsung Asa Sin. Jika tak percaya, buat aku meminum halusinogen. Agar
Ayah tahu itu benar. Jika kita temukan itu, Tagon akan menang,” senang Taealha
sekaligus menyakinkan Mihol.
Mihol berpikir sebentar. Dan akhirnya
berkata kalau dia ingin menemui Tagon. Jika Tanya benar bisa menemukan lonceng
bintang, maka dia akan mendengarkan Taealha. Tapi jika tidak bisa, maka Taealha
harus meninggalkan Tagon. Taealha setuju dengan kesepatakan tersebut.
Tanya sendiri ragu, entah dia bisa
menemukannya atau tidak.
--
Mubaek melapor pada Tagon kalau prajurit Daekan sudah di siapkan. Tagon segera menyuruh Mubaek untuk memilih lima prajurit tergesit dan orang itu akan menyusup ke Kuil Agung. Dan ketika menyerang, mereka harus menyelamatkan Taealha dan Tanya terlebih dahulu. Mubaek mengerti.
Pas sekali, Moogwang masuk dan melapor
kalau Mihol ada di luar.
--
Mihol bicara berdua dengan Tagon. Dan Tagon
akhirnya tahu kalau Tanya ada bersama dengan Mihol. Dan Mihol juga memberitahu kalau hanya dia
yang tahu, dan Asa Ron tidak tahu sama sekali.
“Pendeta Tinggi tak tahu? Jadi,
maksudmu, kau akan memihakku? Kau bahkan memenjarakan putrimu sendiri.”
“Situasinya berbeda dibandingkan
dahulu. Aku tak tahu keturunan langsung Asa Sin ada padamu. Aku juga tak tahu
keturunan langsung ini bisa menemukan lonceng bintang Asa Sin. Tentu, dia bisa
saja gagal menemukannya. Aku mungkin akhirnya akan beri tahu Pendeta Tinggi
tentang dia. Namun, aku ingin mencobanya jika bisa dapat keuntungan dengan
memihakmu.”
“Apa maumu?”
“Tak banyak. Aku mau kau tinggalkan
Asa Mot, dan nikahi Taealha. Aku mau rahasia pembuatan perunggu tetap jadi milik
Suku Hae.”
“Bagaimana jika aku setuju?” tanya
Tagon, tertarik.
“Berikan byeoldaya padaku,” pinta Mihol.
“Taealha bilang, Mubaek yang membawanya.”
“Kenapa kau butuh itu?”
“Tanya bisa temukan lonceng bintang jika
punya byeoldaya, begitu katanya. Kau kini tak memiliki keturunan langsung Asa
Sin, juga Taealha. Jadi, kau tak punya pilihan lain.”
Tagon memikirkan perkataan Mihol. Dan akhirnya,
dia setuju untuk memberikan byeoldaya. Akan tetapi, dia mau geulbal (surat) tulisan tangan dari Taealha
dan dia mau Haetuak menyaksikan saat Taealha menulis surat itu, dan ajak juga
Haetuak saat menyerahkan surat itu. Barulah dia akan memberikan byeoldaya
tersebut.
--
--
--
--
Eunseom menatap semua pekerja di
Gitbadak dan bertekad di dalam dirinya kalau dia pasti bisa melakukannya. Dia tidak
mau lagi menyesal dan membenci dirinya sendiri lagi. Dia merindukan, Tanya. Dan
dia mau hidup. Dia mau hidup dan menemui Tanya.
--
Di
Doldambul,
Para pekerja kembali bekerja. Tapi, saat
mereka mengangkat lumpur dari pekerja di bawah tanah, malah kosong melompong. Syourejakin
yang sangat tergila-gila dengan permata jelas marah saat tahu pekerja di bawah
tidak mengumpulkan lumpur.
Syourejakin mulai berteriak dan memaki
mereka sembari mengancam tidak akan memberikan makan. Tapi, tidak ada respon
dan suara sama sekali. Semua pekerja di bawah tidak bekerja sama sekali dan diam
saat mendengar suara Syourejakin. Syourejakin yang berada di atas, jelas tidak
tahu apa yang terjadi di bawah. Dia mulai bersuara manis menanyakan keadaan
mereka.
Pekerja di bawah langsung tertawa mendengar suara ramah Syourejakin. Sudah seperti suara seorang ibu saja. Mereka tertawa. Sateunik sendiri sudah tampak sangat lemah, namun dia bertekad untuk dapat bertahan. Dia mungkin bisa keluar dan melihat laut. Dia ingin bisa mati di sana.
“Aku tak tahu kisahmu, tapi kau
terseret sampai sini. Hei. Aku… Aku tak serius. Maafkan aku. Maaf,” ujar Badoru,
meminta maaf.
Ipsaeng sedikit tersenyum. Dia kemudian
bertanya pada Sateunik yang adalah suku Momo, apakah benar, suku Momo punya
sirip? Dia dengar, suku Momo bahkan bisa bernapas di dalam air. Dia meminta Sateunik
untuk menunjukkan siripnya.
Sateunik langsung menolak. Eunseom tersenyum
kecil karena ternyata Sateunik bisa marah juga. Sateunik membalas kalau dia
sudah di ambang maut, jadi tidak takut lagi. semua tertawa mendengar
jawabannya. Tampak sangat bahagia.
“Kita seperti saudara di sini. Aku
merasa sungguh hidup,” ujar Sateunik karena semua tampak sudah seperti Saram. “Jika
Syoreujagin turun kemari sesuai rencana, dia akan menusukku pakai pedang, melihat
apa aku masih hidup. Jadi, jika aku mati, tempatkan aku di paling depan.”
“Kau tak akan mati, Bodoh,” marah Dorabul.
Dia bahkan memberikan air minum miliknya pada Sateunik agar bisa bertahan.
“Namun, jika aku mati… aku sungguh tak
mau mati. Aku harus lihat laut untuk terakhir kali,” ujar Sateunik, sedih.
Semua kasihan dan mereka memutuskan
untuk kembali mencari air untuk bertahan.
Sementara para budak di atas, jadi
cemas. Bagaimana kalau semua yang ada di bawah sana sudah meninggal karena
wabah? Syourejakin jadi tampak cemas. Seucheon yang mendengar jadi cemas juga,
dan Syourejakin segera menyuruhnya untuk pulang saja. Dalsae sendiri juga
cemas.
Syourejakin akhirnya memutuskan untuk
menunggu sampai besok siang saja.
--
“Aku akan mengubah pikiran Asa Ron
Niruha. Di Sidang Keramat, bilang bahwa Taealha adalah Jiwa Gunung Puncak
Putih. Taealha juga akan bilang, kau adalah Jiwa Gunung Puncak Putih. Asa Ron
Niruha akan bertanya pada dewa dan salah satu akan disebut pembohong. Dewa akan
mengatakan bahwa Taealha yang berbohong. Akan kupastikan itu terjadi. Hanya
satu syaratnya. Saat rapat suku, umumkan bahwa kau akan minta Asa Ron Niruha memohon
bimbingan para dewa untuk urusan serikat,” tawari Asa Mot.
--
Mihol bersama dengan Haetuak hendak pergi menemui Tagon. Dan mereka berpas-pasan dengan Asa Ron. Asa Ron hanya berbasa-basi sejenak sembari menanyakan kabar kalau dia dengan Mihol menangkap seorang budak. Mihol membenarkan dan berbohong kalau budak itu penting untuk membujuk putrinya. Setelah itu, Asa Ron langsung pergi.
Haetuak langsung menghela nafas lega. Dia
kira Asa Ron sudah tahu tadi. Mihol langsung menyuruh Haetuak untuk tutup
mulut.
--
Mereka menyerahkan surat dari Taealha. Dan Haetuka langsung dengan ceria berkata kalau surat itu memang benar di tulis Taealha, dan Taealha juga meminta agar Tagon percaya padanya. Dan karna itu, maka Tagon pun memberikan byeoldaya.
“Kami dapat satu, tapi aku tak bisa
menjamin apa pun,” lapor Gilseon.
“Baik. Kau boleh pergi.”
Setelah Gilseon pergi, Saya keluar dari persembunyiannya. Dia ada di sana dan mendengar semuanya dari tadi. Dan Tagon menyuruh Saya untuk melakukan rencananya tadi.
--
Yeobi bersama dengan Taealha menjaga
Tanya. Taealha berteriak karena dia kan tadi minta air pembasuh, mana airnya? Yeobi
menjawab akan segera tiba. Dan tidak lama, airnya pun tiba.
Sambil membasuh, Taealha bertanya apakah Tanya yakin bisa menemukan lonceng bintang dengan byeoldaya tersebut. Dan secara diam-diam, Taealha memberi tanda dengan matanya. Tanya bingung, apakah Taealha ingin mereka bertengkar.
Dan sepertinya benar, karena Taealha mulai bicara dengan emosi dan mereka pun mulai bertengkar. Yeobi jelas terkejut karena mereka berdua bertengkar apalagi Tanya menyerang Taealha. Yeobi segera menampar Tanya dan menegur Taealha agar lebih tenang. Saat itu, Taealha langsung melemparkan air mengenai wajah Yeobi dan api yang ada di sana sehingga menjadi gelap gulita. Dengan kesal, Yeobi berkata kalau dia akan mengambil api dulu.
Dan begitu api kembali menyala, Taealha dan Tanya menatap sengit. Entah apa yang terjadi selama kegelapan sesaat tadi.
Tags:
Arthdal Chronicles