Sinopsis K-Drama : Arthdal Chronicles
Episode 12-3
Images by : TVn
Part
2 : The Sky Turning Inside Out, Rising Land
Syourejakin berhasil di tangkap oleh
Eunseom dkk. Tentu saja, dia marah karena para budak itu berani melawannya. Apa
mereka kira dengan melakukan ini mereka bisa keluar?! Yang lain menjawab kalau
mereka sudah merasa cukup senang jika bisa membunuh Syourejakin.
Tapi, tiba-tiba Eunseom menunjukkan
permata yang selama ini di kumpulkan oleh Ipsaeng pada Syourejakin. Eunseom
menawari agar Syourejakin membantu mereka keluar dari sini dan semua permata
itu akan menjadi miliknya. Ipsaeng tentu saja tidak setuju. Yang lain juga
bingung, bukankah mereka akan menawan Syourejakin agar keluar?
“Aku tahu kita dan bajingan ini sama
tak berharganya di Tebing Hitam Besar ini. Tak ada gunanya menyanderanya. Mereka
akan bunuh dia lebih dahulu,” jelas Eunseom.
“Lalu apa? Bagaimana kita kabur dari
sini?”
“Kita semua sudah mati. Kita bisa
keluar jika berlagak mati. Dan jika dia bantu kita.”
“Lalu apa? Kita berikan dia semua
permataku?” protes Ipsaeng.
“Ada ide lain?”
“Sial… Baiklah! Namun.... kubunuh kau
jika ini gagal,” ancam Ipsaeng dan menyerahkan semua permatanya dengan berat
hati pada Eunseom.
Tentu, Syourejakin sangat tertarik
melihat semua permata itu.
“Bagaimana? Kau mau permata ini, atau
mati bersama kami?” tanya Eunseom.
“Kau tahu, aku menyukaimu sejak awal,
Ungu. Ayo lakukan,” tawa Syourejakin, setuju untuk membantu.
Dan dimulailah operasi pembebasan
mereka semua dari bawah tanah.
--
Yeobi datang bersama 2 orang dari klan
Asa dengan membawa baju berwarna putih untuk di kenakan Tanya dan Taealha dalam
Sidang Keramat.
Mereka datang ke Kuil Agung dan semua
berteriak menyuruh agar menghukum mereka. Termasuk Tanya yang telah mengaku
sebagai keturunan langsung Asa Sin.
--
Satu persatu mereka di bungkus dengan
kain jerami, seolah sudah mati. Dan kemudian, Syourejakin memerintahkan dari
bawah agar papan pengangkut di turunkan untuk mengangkut ‘mayat’.
Tidak ada yang bisa menjamin kalau
Syourejakin tidak akan berkhianat. Tapi, Eunseom yakin Syourejakin tidak akan
berkhianat karena dia sangat menginginkan permata tersebut.
--
Taealha dan Tanya berdiri di depan Asa
Ron. Tagon dan Saya yang ada di sana untuk melihat juga merasa cemas. Sidang
keramat pun dimulai.
--
Sudah beberapa orang yang di bawa ke
atas. Ipsaeng sendiri sebelum di tutup dengan jerami, melubangi sedikit
jeraminya agar bisa melihat keluar. Eunseom langsung memuji Ipsaeng yang sangat
cerdas.
Dan yang tersisa hanyalah Eunseom dan
Syourejakin di bawah.
--
Asa Ron berdiri di depan Taealha dan
Tanya. Sementara rakyat di luar mulai ribut dan berdoa. Para pengawal
menyampaikan pesan mengenai jalannya sidang. Mubaek ada di kerumunan rakyat,
menyamar.
--
Terakhir yang naik adalah Syourejakin
dan Eunseom. Dia memerintahkan agar papan pengangkut di tarik ke atas. Eunseom
cemas juga kalau Syourejakin akan berkhianat. Tapi, sebelumnya dia sudah
memberitahu yang lain, jika Syourejakin melakukan sesuatu, maka mereka harus
berteriak kalau ada permata di kaki Syourejakin dan dia hendak mencuri permata
itu.
Syourejakin sendiri hanya memikirkan
permatanya. Dengan semua permata tersebut dia bisa menjadi kaya raya di
Arthdal. Dan jika dia sampai tidak mendapatkan permata itu, dia akan membunuh
mereka semua.
--
Asa Mot yang memimpin persidangan.
“Kepala Suku Hae, Taealha, juga
Menteri bang Afiliasi Perunggu, salah
satu agensi pemerintahan Serikat. Kau suruh pelayanmu meragukan kesucian Klan
Asa dan menyebarkan rumor yang menista di seluruh Serikat. Karena itu, kau kini
ada di depan Isodunyong, dewa yang tak pernah tidur. Benar?” tanya Asa Mot.
“Benar, aku melakukan itu, tanpa
berpikir benar atau salah untuk menyebarkan rumor. Namun, karena semua dengar
rumor itu, penyebar pertamanya harus ditanyai,” jawab Taealha.
“Siapa itu?”
“Pemimpin Serikat, Tagon Niruha.”
Semua yang ada di persidangan jelas
kaget mendengar jawaban Taealha. Dan Asa Ron memanggil Tagon untuk maju ke
depan.
“Tagon, anak Suku Saenyeok dari Negeri
Hitam dan Pemimpin Serikat, menjawab pada Isodunyong dan kekuasaan Airuju,”
ujar Tagon.
“Tagon Niruha. Kau di sini untuk
menjawab tuduhan tentang menghasut Jiwa Gunung Puncak Putih dan Taealha untuk
menyebar rumor, juga penistaan dan menentang kekuasaan para dewa. Apa aku
benar?” tanya Asa Ron.
“Kulihat suku dari Iark bicara bahasa
kita. Juga, Mubaek dari Suku Mulgil melihat Kanmoreu, juga byeoldaya milik Asa
Sin. Maka, aku tak menyebar rumor palsu. Itu hanya kehendak dewa,” jawab Tagon,
percaya diri tanpa sedikitpun gentar.
Asa Ron mengira kalau Tagon sudah
jatuh ke dalam perangkapnya, hingga percaya kalau Tanya adalah keturunan
langsung Asa Sin. Tagon dengan tenang, mengingatkan : “Keturunan langsung Kepala Suku Asa Sin datang ke Arthdal. Lindungi dan
sembah dia."
Semua bergosip. Mihol dan Asa Ron tertawa
sinis karena Tagon sudah tertipu oleh mereka, hingga berani mempertaruhkan
nyawa seperti itu.
“Ramalan mengatakan : Keturunan Kepala Suku Asa Sin kembali. Para
dewa akan mengakui orang yang menemukan lonceng bintang Asa Sin.”,” ujar
Tagon.
“Kalimat berikutnya begini. "Mereka yang menghina para dewa, akan
dipotong kakinya dan harus berjalan
merangkak." Jika wanita ini bukan keturunan langsung Asa Sin, kau pada
dasarnya menghina dewa kita dengan klaim palsu. Kau menyadari itu, Niruha?”
balas Asa Ron.
Dan Tagon tidak takut. Dia tahu jelas
akan hal itu. Dan karena itu, Asa Ron berkata kalau dia yang akan menentukan
apakah Tanya adalah Keturunan Langsung atau bukan di depan semua Rakyat
Arthdal.
Dan perkataan oleh Asa Ron tersebut,
di sampaikan kepada penjaga di depan Kuil Agung dan di sampaikan kepada semua
rakyat di luar. Chae-eun sedikit cemas, takut kalau mereka salah dan kaki Tanya
akan di potong.
Tanya juga tampak cemas. Asa Ron
mendekatinya dengan lonceng, “Wanita yang mengaku keturunan langsung Kepala
Suku. Lonceng bintang Kepala Suku kami ada dalam kuil ini. Temukan dan buktikan
dirimu. Ini, cobalah,” perintah Asa Ron dan menyerahkan lonceng kayu-nya.
Tanya menerima lonceng tersebut dan
berjalan mengelilingi api yang ada di tengah tengah air. Tagon menatapnya,
begitu juga Taealha
Flashback
Saya
bertanya alasan Tagon melepaskan Mihol. Dan Taealha menjawab kalau di dalam
surat Taealha, Taealha memberitahu kalau Tanya tahu dimana lonceng bintang
tersebut.
--
Ingat
saat Taealha berpura-pura bertengkar dengan Tanya dan menyiram air hingga api
yang menerangi ruangan menjadi padam. Taealha menggunakan momen tersebut untuk
berbisik pada Tanya agar tidak percaya pada ayahnya. Katakan saja pada ayahnya,
dia tidak tahu dimana lonceng bintang itu. Dan jika tahu, hanya cukup gigit
bibir.
Dan
karena itu, Tanya menjawan tidak tahu, bahkan saat di beri halusinogen.
Saat
Taealha di perintah untuk menulis surat pada Tagon, saat itu dia sempat melirik
ke Tanya, dan Tanya menggigit bibirnya. Taealha bingung, kenapa saat di beri
halusinogen Tanya berkata tidak tahu? Apa yang terjadi?
End
“Kau
pikir kenapa? Aku tak tahu di mana lonceng itu. Bahkan saat ini, aku tak tahu. Aku
belum pernah lihat tempat ini. Namun...,” pikir Tanya dan menatap api yang menyala di hadapannya saat
ini.
Flashback
Sebelumnya,
Tanya pernah bertanya pada Taealha, apakah di dalam Kuil Agung ada semacam api
yang tidak bisa di padamkan?
“Kuil
itu dibangun di sana karena api itu,” jawab Taealha.
End
Tanya mulai menari dengan membunyikan
lonceng kayu tersebut. Dia mengingat gambar di byeoldaya. Di tengah byeoldaya
ada gambar api dan kemudian, ada gambar 3 kaki. Dia teringat ajaran ibunya,
untuk berjalan menjauh 3 langkah dari api.
Tanya mulai menari sesuai tarian
spirit yang selama ini di pelajarinya. Dia mundur 3 langkah dari api, dan
tempat mengarah ke arah masuknya cahaya matahari. Dan seolah di panggil, seekor
burung datang terbang ke arah Tanya. Dia terbang mengikuti pergerakan tarian
Tanya. Semua jelas terkejut dengan hal tersebut. Hal yang tidak pernah mereka
lihat.
Tanya menari dengan serius. Dia
berusaha sangat keras untuk tidak melakukan kesalahan apapun seperti yang dulu
sering di lakukannya. Dia terus mengingat ucapan Choseol saat mengajarkannya
tarian.
“Serigala
Putih Besar, kau sungguh meramalkan sejauh ini? Apa sekian tahun di masa lalu
itu ada untuk momen ini? Apa aku akan menemukan jawabannya saat tarian ini
berhenti?”
Burung masih terus bertebangan di
sana, mengikuti tarian Tanya. Dan tarian pun berakhir dengan tangan menghadap
ke atas. Tanya mengingat ajaran Choseol agar dia mengangkat dagunya dan mata
kiri harus sejajar dengan bahu kirinya. Hal itu sangat terasa berat saat dia
latihan dulu, tapi sekarang dia harus melakukan sama persis seperti itu. Semua
menatap ke arah mata Tanya menatap.
Tanya mulai bertanya-tanya, apakah
disana lonceng itu tersembunyi? Dan saat itu, burung yang terbang mengitarinya,
menabrak atap tersebut, tepat di tempat tangan Tanya mengarah. Dan dalam
sekejap, burung tersebut pun jatuh dan meninggal. Semua kaget. Tanya menatap
dan melihat ada pecahan di tempat yang di tabrak burung tersebut.
Dia teringat ramalan akan dirinya yang
tertulis di byeoldaya : "Orang yang
merusak cangkang akan muncul bersama Komet Biru, juga kematian."
Dan itu membuatnya tersadar, yang
retak di atap adalah Cangkang dan burung yang menabrak cangkang tersebut
memiliki warna ekor biru dan juga burung itu kini mati.
Inilah maksud dari ramalah tersebut.
Asa Sakan sadar kalau Tanya adalah keturunan asli dan mulai panik untuk
menghentikan Tanya menemukan lonceng tersebut.
Tanya menatap ke pecahan, tempatnya
terlalu tinggi. Jadi bagaimana bisa di mencapainya? Dan kemudian dia teringat.
Gurunya mengajarinya cara melempar batu. Gurunya berkata kalau semua Kepala
Suku harus mempelajari hal tersebut.
Tanpa ragu, Tanya merobek bagian bawah
bajunya dan membuatnya menjadi kain panjang. Kemudian mengambil batu yang ada
di dasar. Dia akan melemparkan batu. Semua terkejut dengan hal yang Tanya
lakukan.
--
Eunseom mulai di bawa ke atas. Dan
dari lubang di jerami yang di buatnya, dia bisa melihat langit.
--
Tanya melempar batunya dan memecahkan
retakan tersebut. Terjatuh. Sebuah benda berwarna kuning dan berbentuk bintang
terjatuh. Semua terkejut. Tanya mengambil benda tersebut, dan menggoyangkannya.
Berbunyi. Itu adalah lonceng bintang.
Semua rakyat yang melihat hal
tersebut, berlutut dan mengelukan Tanya. Dia adalah keturunan langsung Asa Sin.
Tagon, Saya dan Taealha tampak senang, mereka berhasil! Mihol dan Asa Ron
kehilangan kata-kata, mereka kalah!
--
Eunseom menatap langit : Tanya.
--
Tanya menatap lonceng bintangnya : Eunseom.
--
“Aku akan menyelamatkanmu,” itu lah yang mereka berdua pikirkan.
-Bersambung ke Episode 13 (Part 3) (07 September
2019)-
Tags:
Arthdal Chronicles