Sinopsis
K-Drama : Doctor John Episode 03 part 1
Images by : SBS
Semua karakter, tempat, perusahaan dan kejadian dalam drama ini
hanyalah fiksi
Si
Young berada di dalam ambulans yang membawa Jung Bo. Dia teringat perkataan Yo
Han sebelumnya kalau bagi para pasien, penyakit adalah keputusasaan dan dokter
adalah harapan. Saat itu, dia bertanya pada Yo Han, hal apa yang pertama kali
harus di lakukannya untuk menyelematkan Jung Bo?
“Pertama, ikat tali sepatumu,”
jawab Yo Han, menunjuk ke tali sepatu Si Young yang lepas. “Kemudian, ikuti
pasien ke rumah sakit. Itulah langkah pertama-nya.”
Mereka
tiba di rumah sakit dan Jung Bo segera di bawa ke UGD. Kebetulan sekali, dokter
UGD yang berjaga adalah dr. Lee Yoo Joon. Si Young segera memberitahu kondisi
Jung Bo.
“Tekanan
darah 130 per 90, denyut jantung 50. Kondisi pasien tidak sadarkan diri. Napas
spontan, tapi tidak teratur.,” jelas Si Young.
dr.
Lee segera memerintahkan suster untuk mengecheck kondisi vital pasien dan
pasangkan infus IV dengan saline (larutan infus) normal. Suster segera
menjalankan perintah dokter. Tiba-tiba saja, Si Young meminta agar di lakukan
pengecekan ginjal terlebih dahulu.
--
Yo
Han berada di ruang praktek Si Young. Dia memutar musik dan mulai bertingkah
seperti konduktor. Jeong Nam masuk bersama seorang sipir dan menghidangkan
segelas kopi untuk Yo Han. Jeong Nam dengan panik bertanya mengenai apa yang
terjadi pada napi 5353? Akankah dia hidup?
“Aku
juga tidak tahu,” jawab Yo Han. “Entah dia hidup atau tidak sekarang, bukanlah
tergantung padaku. Tapi tergantung pada dr. Kang Si Young.”
--
dr.
Lee merasa ragu untuk mengecheck ginjal Jung Bo terlebih dahulu karena Si Young
saja tidak tahu apa masalah yang di alami Jung Bo. Jika Si Young tidak tahu,
kenapa malah menyuruhnya untuk mengecheck ginjal Jung Bo?
“Tunggu!
Jangan bilang ini ulahnya. Bukan dia yang menyuruhmu melakukan ini kan?
Narapidana 6238 di Lapas Chungil,” ujar dr. Lee.
“Kau
mengenalnya?” tanya Si Young balik.
dr.
Lee tertawa dan kemudian dengan serius memarah Si Young yang pasti sudah gila.
Bagaimana bisa Si Young memberikan perintah padanya hanya berdasarkan pendapat
dari dokter yang di pecat dan berada di penjara?! Si Young jadi gugup dan
berusaha menjelaskan.
“Dia
bilang, pasien akan meninggal?” tebak dr. Lee. “Selalu saja,” umpatnya kesal. “Aku
tidak tahu apa yang dia katakan padamu, tapi jangan percaya padanya.”
Saat
itu, suster keluar dan memberikan hasil pemeriksaan Jung Bo. Dari hasil tes
fungsi ginjal Jung Bo terlihat kalau Creatinine mencapai 5.6 dan BUN mencapai
56. Sepertinya hasilnya buruk karena dr. Lee tampak terkejut.
Dia
segera menemui Si Young dan bertanya apakah Napi 6238 itu juga memberitahu apa
nama penyakit Jung Bo? Apa yang di curigai oleh Napi itu? Si Young bingung dan
bertanya ada apa emangnya?
“Kadar
BUN dan kreatininanya meningkat. Urinalisis untuk protein ternyata positif. Apa
pun itu, memeriksa ginjalnya adalah keputusan yang tepat. Jadi, apa diagnosisnya?”
tanya dr. Lee mendesak dan memberikan laporan hasil tes fungsi ginjal Jung Bo.
Si
Young juga bingung. Dan pas sekali, dia mendapat telepon dari paman Jeong Nam.
Yang menelpon adalah Yo Han dengan meminjam ponsel Jeong Nam. Dia bertanya
apakah mereka sudah memeriksa ginjal-nya? Dan apa hasilnya?
“Positif
untuk protein di urine,” beritahu Si Young.
“Baiklah.
Segera lakukan biopsi ginjal,” perintah Yo Han.
“Biopsi
ginjal?” ulang Si Young, kaget.
“Mulai
sekarang juga. Kamu tidak punya banyak waktu,” ujar Yo Han dan hendak
memberikan ponsel kembali pada Jeong Nam.
Tapi,
Si Young masih ingin bicara. Dia bertanya diagnosis penyakit apa yang sekarang
Yo Han pikirkan? dr. Lee terlihat ingin tahu apa yang Si Young dan Yo Han
bicarakan.
“Kurasa
kamu tidak akan memercayaiku. 1 dari 117.000. Kemungkinannya hanya 0.00001
persen,” ujar Yo Han. “Dengan kata lain, karena kemungkinan 0.00001 persen
tersebut, pasien bisa meninggal.”
“Jadi?
Apa nama penyakit itu?” desak Si Young, agar Yo Han segera memberitahu.
“Angiokeratoma
memberikan rasa sakit seperti terbakar di tangan dan kakinya. Kornea yang keruh menutupi pandangannya.
Anhidrosis membuatnya berhenti berkeringat sepenuhnya. TIAs, yang artinya Transient Ischemic Attack (Serangan
Isemik Sementara). Di tambah lagi, dia mengalami diare, muntah-muntah dan sakit
perut. Karena itu, diagnosis-nya adalah penyakit Fabry.”
Dan
Si Young juga mengecheck kondisi Jung Bo, sama seperti yang Yo Han katakan. Dan
asumsinya pun sama penyakit Fabry.
Doctor
John
Episode
02 : Harapan sebesar 0.00001 %
dr.
Lee bicara berdua dengan Si Young di luar gedung rumah sakit. Dan dr. Lee malah
mendengus mendengar asumsi diagnosis Si Young. Penyakit Fabry adalah penyakit
yang hanya menyerang 100 orang di seluruh Korea. Dan Si Young ingin melakukan
biopsi ginjal hanya dengan bergantung pada kemungkinan kecil itu?
Si
Young dengan tegas berkata kalau semua gejalanya benar. Dan juga, walaupun
kemungkinannya kecil, itu juga berarti bahwa pasien kemungkinan mati karena hal
itu adalah 0.00001 %.
dr.
Lee masih merasa ragu karena penyakit Fabry
adalah penyakit yang sulit di diagnosa. Juga, penyakit itu membutuhkan
terapi enzimatik. Dan obatnya sulit untuk di dapatkan.
“Jadi
kenapa? Kau bahkan tidak akan mengecheck nya?” marah Si Young. “Bagaimana jika
itu benar-benar penyakit Fabry?”
“Baiklah.
Mari kita periksa riwayat kesehatan keluarganya dulu.”
“Mungkin
ada orang lain di keluarganya yang menderita penyakit ini sebagai penyakit
ginetik?”
“Apa
departemen-mu?” tanya dr. Lee tiba-tiba.
“Anestesiology,”
jawab Si Young.
“Aku
juga. Tahun berapa?”
“Tahun…
kedua,” jawab Si Young dan meletakkan kedua tangannya di depan. Bersikap sopan.
dr.
Lee tertawa mendengarnya dan berkata kalau Si Young bisa santi. Dia juga
hanyalah dokter konsultan yang selalu bertugas. Mereka mulai bisa berbincang
santai. dr. Lee mengingatkan agar Si Young jangan sampai lupa mencari riwayat
kesehatan keluarga Jung Bo.
“Dan
satu hal lagi. Kau tidak perlu memberitahuku apa yang Napi 6238 pikirkan mulai
dari sekarang. Aku tidak percaya padanya,” tegas dr. Lee dan kemudian masuk ke
dalam.
Jeong
Nam yang baru tiba, kemudian bertanya pada Si Young bagaimana keadaan Jung Bo?
Si Young menjawab kalau Jung Bo masih harus di periksa. Jeong Nam menghela
nafas dan merasa kasihan juga karena kejadian ini harus terjadi sebelum Jung Bo
di bebaskan. Tapi, Jung Bo akan bisa sembuh kan?
“Kami
curiga kalau ini adalah penyakit genetik (turunan). Kita harus mengecheck
riwayat kesehatan keluarganya untuk tahu apakah ada orang yang punya penyakit
serupa,” jelas Si Young.
Dan
Jeong Nam segera memerintahkan bawahannya untuk memeriksa.
Jeong
Nam kemudian bertanya pada Si Young, apakah tidak masalah bagi Si Young untuk
melewatkan penerbangannya? Si Young akan tetap di sini kan? Si Young berkata
dia akan pergi begitu Jung Bo di diagnosis dan kondisinya stabil. Dia juga
masih bisa mencari penerbangan baru.
Walau
begitu, Jeong Nam masih senang karena Yo Han berhasil membuat Si Young tidak
jadi pergi hari ini. Tapi, dia heran juga kenapa Yo Han bilang kalau hanya Si
Young yang bisa menyelamatkan Jung Bo.
--
Yo
Han masih ada di ruang praktek Si Young. Dan dia teringat dengan pembicaraan
terakhirnya dengan Jung Bo, dimana saat itu dia sudah merasakan kalau kondisi
Jung Bo tidaklah baik. Yo Han menatap gelas kopi yang ada di hadapannya.
Flashback
Jung Bo memanggil Yo Han untuk
mengikutinya karena ini adalah hari H. Mereka ngapain?
Jung Bo membuat alat penyaring
kopi sederhana dari botol bekas dan mulai menyeduhkan kopi untuk Yo Han. Yo Han
berdecak kagum dan bertanya apa Jung Bo mempunyai sertifikat? Dengan sombong,
Jung Bo menunjukkan kartu Sertifikat Barista Kelas Satu-nya. Yo Han senang juga
karena begitu bebas, Jung Bo bisa bekerja sebagai barista. Jung Bo tertawa
senang dan menyuruh Yo Han untuk mengunjunginya saat Yo Han sudah bebas nanti,
karena dia akan menyeduhkan kopi yang sangat enak.
Yo Han tersenyum kecil. Dia mencicipi
kopi yang di buat Jung Bo. Tapi, sebelum mencicipi dia meniup untuk mendinginkan
kopi tersebut. Jung Bo sampai mengejek Yo Han yang seperti anak kecil karena
tidak bisa makan makanan pedas dan panas. Yo Han tertawa dan mulai meminum kopi.
Dia memuji rasa kopi yang Jung Bo buat.
“Omong-omong, kenapa kamu sangat
baik kepadaku?” tanya Yo Han.
“Hyung orang pertama,” jawab Jung
Bo.
“Pertama? Apa maksudmu?”
“Hyung orang pertama yang tidak
berpikir aku hanya berpura-pura sakit. Ibuku juga selalu sakit. Dia selalu ditertawakan
oleh ayahku karena berpura-pura sakit sampai dia meninggal,” cerita Jung Bo dan
tampak sedih.
End
Sipir
masuk dan menyuruh Yo Han untuk kembali ke sel-nya sekarang. Yo Han meminta
izin untuk menelpon sekali lagi.
--
Jeong
Nam berbincang dengan Si Young di taman dekat rumah sakti. Si Young penasaran
karena sepertinya dr. Lee mengenal Napi 6238.
“Maksudmu
Dokter Lee Yoo Joon? Dia yang biasanya merawat pasien kami. Dia membuat
beberapa misdiagnosis, dan Narapidana 6238 mengoreksinya. Itu melukai harga
dirinya,” beritahu Jeong Nam.
“Sudah
kuduga. Dia tampak membencinya.”
“Narapidana
6238 adalah musuhnya meski belum pernah bertemu,” tambah Jeong Nam,
bersemangat.
Umur
panjang, lagi di bicarakan, Yo Han menelpon Jeong Nam. Dia bertanya pada Jeong
Nam, dan Jeong Nam langsung memnberitahu kalau mereka akan melakukan biopsi ginjal
dan masih mencari tahu soal riwayat keluarga Jung Bo juga. Si Young yang ada di
sebelah, tampak sangat menantikan Yo Han bicara padanya. Eh, tapi, Yo Han hanya
bicara pada Jeong Nam dan kemudian menyudahi telepon.
Si
Young langsung tampak kesal dan bertanya pada Jeong Nam, apakah Yo Han tidak
menanyai-nya? Jeong Nam menjawab tidak. Si Young tidak terima dan meminta Jeong
Nam menelpon Yo Han balik.
Yo
Han sudah mau pergi kembali ke sel-nya, tetapi petugas sipir memanggilnya
karena ada telepon untuk Yo Han. Begitu Yo Han mengangkat telepon, langsung
terdengar suara Si Young yang memberitahu kalau mereka akan melakukan biopsi
ginjal. Yo Han hanya menjawab singkat kalau dia sudah tahu.
Si
Young tidak puas dengan reaksi Yo Han itu. Kan Yo Han yang memintanya terlibat,
tapi kenapa hanya bicara pada pamannya? Yo Han akhirnya bertanya, apakah hasil
tes-nya sudah keluar?
“Tentu
saja belum.”
“Mari
bicara saat sudah keluar,” ujar Yo Han dan hendak mematikan telepon.
“Tunggu,”
hentikan Si Young. “Apa yang harus kulakukan? Kamu bilang, jika aku mengikuti
pasien ke rumah sakit, kamu akan memberitahuku cara menyelamatkannya.”
“Kamu
sudah memberi tahu dokter yang bertugas untuk memeriksanya untuk penyakit
Fabry?” tanya Yo Han, balik.
“Kamu
yang menyuruhku.”
“Begitulah
caramu menyelamatkan pasien,” ujar Yo Han.
“Bisakah
kamu bicara agar aku bisa mengerti?” bingung Si Young.
“Jika
petugas penjara memberi tahu dokter bahwa pasien mungkin mengidap penyakit
Fabry, akankah dia memercayai mereka? Mereka akan membuang-buang waktu melakukan
berbagai tes kepadanya, sementara pasiennya memburuk,” jelas Yo Han.
“Maksudmu,
kamu hanya meminjam mulutku?” kesal Si Young, merasa hanya di manfaatkan
seperti itu.
“Kali
ini, boleh kupinjam tanganmu?”
“Tanganku?”
tanya Si Young.
“Kamu
harus mencari ERT yang merupakan obat penyakit Fabry. Jika coba menerimanya
secara resmi melalui perusahaan farmasi, akan butuh lebih dari sepekan. Cara
tercepat mendapatkannya adalah mencari rumah sakit yang memiliki Departemen
Nefrologi. Jika mereka punya pasien dengan penyakit Fabry, kamu bisa meminjam
ERT dari mereka.”
Dan
tanpa membuang waktu, Si Young langsung melakukan apa yang di beritahu Yo Han. Dia
mencari rumah sakit yang memiliki dept. Nefrologi dengan laptop-nya dan kemudian
rumah sakit itu satu persatu untuk mendapatkan rumah sakit yang memiliki ERT. Dia
melakukannya di kantin rumah sakit.
dr.
Lee kebetulan lewat dan tersenyum kecil melihat Si Young yang bekerja keras
hingga malam.
--
Begitu
menemukan rumah sakit yang memiliki ERT, Si Young langsung menemui dr. Lee dan
memberitahunya. Ada Rumah Sakit Universitas yang jaraknya 40 menit dari sini
yang mengizinkan mereka untuk meminjamnya.
“Mereka
setuju?” tanya dr. Lee, ragu.
“Aku
berjanji akan mengembalikannya jika ternyata bukan penyakit Fabry karena aku
tahu itu sangat mahal.”
“Tapi
kita bahkan belum punya diagnosis yang pasti.”
“Jadi,
aku menyebutkan namamu. Reputasimu bagus. Kudengar kamu dokter konsultan paling
kompeten di sini,” puji Si Young.
“Aku
tidak terlalu kompeten,” ujar dr. Lee sambil menyisiri rambutnya dengan jari
tangan. Dia berpura-pura merendah padahal dia sangat senang dengan pujian
tersebut. “Ini lingkungan yang kecil, jadi, kabar cepat menyebar. Para lansia
cenderung minta dirawat olehku.”
Dan
Si Young menyerahkan kertas catatan-nya pada dr. Lee, “Bisakah kamu memintanya
dan mengirimnya ke sini?”
“Menurutmu
itu penyakit Fabry? Tadi kamu bilang kemungkinannya 0,00001 persen,” ragu dr.
Lee
“Aku
suka kemungkinan itu. Aku akan kembali,” ujar Si Young bersemangat dan berlari
pergi.
dr.
Lee melihat catatan yang Si Young berikan yang ternyata berisi ucapan
terimakasih dan gambar dirinya. dr. Lee tertawa, dia tampak tertarik dengan Si
Young.
--
Jeong
Nam mengantarkan Si Young ke rumah sakit universitas tersebut. Dengan semangat,
Si Young berlari keluar untuk mengambil ERT yang di pinjamnya, dan meminta
Jeong Nam untuk menunggu. Jeong Nam tersenyum lebar melihat Si Young yang sudah
kembali bersemangat.
Sambil
menunggu Si Young, Jeong Nam menelpon dr. Min Tae Kyung (ibu Si Young). Dengan
riang, Jeong Nam memberitahu mengenai Si Young.
“Pasien
yang dibawa ke rumah sakit tadi… Mereka tahu apa penyakitnya?” tanya dr. Min.
“Belum.
Tapi mereka sudah menebak apa itu, dan Si Young berusaha keras mencari obatnya.”
“Itu
artinya dia belum didiagnosis, dan kondisinya buruk. Biarkan Si Young pergi.”
“Kenapa?”
kaget Jeong Nam dengan keputusan dr. Min.
“Ini
pasien pertamanya setelah kecelakaan itu. Jika ada masalah, dia tidak akan bisa
mengatasinya,” jelas dr. Min, khawatir.
Tags:
Doctor John