Sinopsis
K-Drama : Doctor John Episode 08 part 2
Images by : SBS
Semua karakter, tempat, perusahaan dan kejadian dalam drama ini
hanyalah fiksi
Yo
Han diam sesaat.
“Aku
dokter yang bertanggung jawab dalam menangani rasa sakit pasien. Pengendalian
rasa sakit berarti memberikan pereda nyeri yang cukup untuk menidurkannya agar
dia tidak merasakan sakit, lalu mengurangi dosis agar dia tidak mati dan
merasakan sakit lagi. Kita memberi nutrisi pada tubuhnya meskipun dia membusuk.
Aku tidak punya pilihan selain menunggu jantungnya berhenti. Tidak menyediakan
nutrisi adalah pembunuhan. Memberikan pereda nyeri dalam dosis mematikan adalah
pembunuhan. Aku takut menjadi pembunuh, jadi, selama lebih dari dua bulan,
pasien kesulitan hidup dan kesakitan. Atas nama pengendalian rasa sakit. Sambil
membenci diriku karena menggunakan fakta bahwa dia membunuh dua anak sebagai
alasan.”
Flashback
Yo Han terus berada di kamar Yoon
Seong Kyu. Dia mengatur dosis obat saat Seong Kyu kesakitan. Dan setelah Seong
Kyu tidak kesakitan lagi, dia akan menurunkan dosis obatnya. Dan kemudian,
Seong Kyu akan kembali kesakitan. Hal itu terjadi terus menerus. Selama 2 bulan. Rasanya sangat menyakitkan bagi Yo Han melihat Seong Kyu yang terus
seperti itu. Tapi, tidak ada yang bisa di lakukannya.
Hingga suatu hari, Seong Kyu memanggilnya,
“Dokter…Dokter. Kumohon… Aku ingin… Kumohon…,” ujarnya terbata-bata karena
menahan rasa sakit yang sangat.
End
“Selama
dua bulan, dia tidak pernah memintaku menyelamatkannya. Dia tidak pernah
memintaku membunuhnya,” ujar Yo Han.
“Lalu
kenapa…”
“Kamu
tanya, "Jika itu artinya dokter bisa
singkirkan penderitaan pasien, bisakah aku membunuh pasiennya?" Pertanyaanmu salah. Kamu tidak membunuh untuk
mengakhiri penderitaan. Kamu tidak membunuh untuk menghindari penderitaan.”
“Lalu
apa?”
“Kamu
menyelesaikan penderitaannya. Sekalipun hasilnya kematian. Begitulah. Pasienku memintaku
mengakhiri rasa sakitnya. Meskipun itu berarti dia mati. Hukum menyatakan
dokter membunuh pasien adalah kejahatan. Tapi bagi dokter, mengabaikan
penderitaan pasien, mengabaikan permohonan untuk mengakhiri rasa sakitnya, itu
bisa menjadi kejahatan. Yang kulakukan kepada Yoon Seong Kyu selama dua bulan bukanlah
pengobatan, tapi siksaan,” jelas Yo Han. Itulah yang sebenarnya. “Apakah aku
menyesalinya? Tidak. Aku hanya takut.”
“Kamu
takut?”
“Ya.
Sangat,” jujur Yo Han. Dan tampaknya dia menahan tangisnya.
“Aku
juga takut,” ujar Si Young, menangis. “Aku sangat takut. Tidak sepertimu, aku
tidak yakin dengan perbuatanku, dan aku tidak bisa memastikan bahwa aku tidak
menyesal. Aku tidak berani mengatakan itu. Dahulu dan bahkan sekarang, aku
sangat takut dengan kenyataan bahwa nyawa pasien ada di tanganku.”
“Itu
wajar. Daripada dokter yang tidak merasakan takut, seorang pasien membutuhkan
dokter yang merasakan takut. Kamu bekerja dengan baik, Si Young,” ujar Yo Han.
Si
Young menangis. Mungkin kalimat itu yang selama ini sudah di tunggunya.
Yo
Han pamit untuk pulang dan sampai jumpa lagi besok. Si Young menatapnya dan
tidak lagi mengikuti. Dia menundukan badan 90 derajat sebagai rasa hormatnya
pada Yo Han.
--
Yo
Han yang baru datang ke rumah sakit, langsung pergi ke kamar Hyung Woo. Hyung
Woo sudah lebi ramah pada Yo Han jika di bandingkan yang sebelumnya.
“Kamu
benar. Kamu tidak mengakhiri nyawa pasien ataupun memperpanjangnya. Kamu
membiarkan pasienmu berani menjalani hidupnya. Terima kasih,” ujar Hyung Woo,
tulus.
Dia
menyodorkan tangan untuk bersalaman. Yo Han membalasnya. Tapi, kemudian dia
melayangkan tinjunya, dia dari dulu ingin mencobanya. Hyung Woo tertawa dan
mengajarkannya gerakan upper cut yang benar.
--
Di
jalan menuju departemennya, Yo Han berpas-pasan dengan Tae Kyung.
“Aku
tidak selalu berlagak sok tua. Adakalanya aku ingin menyembuhkan orang, bukan
penyakit mereka,” ujar Tae Kyung. “Tapi aku masih tidak yakin apakah itu yang
terbaik. Kita adalah ilmuwan yang menemukan jawaban dari penyakit, tapi manusia
adalah organisme tanpa jawaban.”
Usai
mengatakan itu pada Yo Han, Tae Kyung berjalan pergi. Tidak lama, dia menerima
telepon yang membuat langkahnya terhenti.
Tidak
hanya itu, Mi Rae pun menerima telepon serupa. Dia langsung berlari panik.
Yo
Han yang baru datang, dapat merasakan adanya ketegangan. Apalagi Si Young dan
Mi Rae tidak ada. Dia langsung bertanya, dimana Si Young dan Mi Rae?
Mi
Rae dan para dokter menuju bangsal isolasi VIP. Ada kode biru. Kang Yi Soo kritis.
Mi Rae masuk dan menangis histeris. Para dokter berusaha memberikan CPR. Tae
Kyung mengambil ahli melakukan CPR.
Joo
Kyung menarik Mi Rae keluar bangsal agar tidak mengganggu dokter lain.Mi Rae
menangis dengan histeris. Joo Kyung bertanya dimana Si Young? Mi Rae tidak
menjawab. Joo Kyung berusaha menghubungi Si Young.
--
Heo
Jun memberitahu Yo Han dan yang lainnya. Setahun yang lalu, ada kecelakaan
besar pada ayah Si Young dan Mi Rae. Setelah itu, Si Young meninggalkan rumah
sakit.
Yo
Han menghela nafas. Dia teringat ucapan Si Young kemarin. Ternyata, pasien yang
Si Young bicarakan adalah ayahnya sendiri.
Heo
Jun mendapat telepon dari Joo Kyung yang mencari Si Young. Heo Jun memberitahu
kalau Si Young tidak ada. Dia berkata akan mencarinya. Yo Han mulai mengetukan
jarinya ke meja, berpikir.
“Teruslah
menelponnya,” ujar Yo Han dan keluar ruangan
--
Si
Young ada di tangga darurat dan menangis. Dia takut. Sangat – sangat takut.
Yo
Han datang ke sana dan benar Si Young di sana. Dia mendekati Si Young yang
menangis.
“Kang
Si Young,” panggilnya. “Berdiri,” ujarnya. “Berapa kali harus kukatakan?”
lanjutnya saat melihat tali sepatu Si Young yang terlepas. Yo Han
mengikatkannya. “Ada waktu yang tepat untuk tiap pasien.Jika tidak ada, mungkin
sudah terlambat selamanya. Seorang dokter pasti siap untuk lari. Inilah
saatnya.”
“Dia
ayahku, bukan sekadar pasien. Aku bukan dokter, tapi seorang anak.”
“Kamu
seorang anak dan dokter. Saat ini, ayahmu membutuhkan keduanya,” ujar Yo Han.
Si
Young menatapnya.
--
Tae
Kyung masih terus berusaha melakukan CPR pada Yi Soo. Semua dokter menanti
dengan cemas.
Si
Young datang saat itu. Dia mendekat. Yo Han memperhatikan dari belakang. Mata Si
Young hanya terfokus pada ayahnya dan ibunya yang sedang melakukan CPR. Air matanya
menetes. Kita tahu seberapa dalam kesedihan dan juga ketakutan yang di
rasakannya.
Si
Young masuk ke dalam bangsal. Berdiri di samping ranjang. Tae Kyung melihatnya
tapi terus melakukan CPR, menyelamatkan Yi Soo.
Si
Young menatap wajah ayahnya. Dia teringat saat dia mencoba menghentikan pendarahan
ayahnya, tapi ayahnya menarik tangannya dan dengan wajah kesakitan mengatakan :
“Sakit. Sangat sakit sekali.”
Sekarang,
dia melihat wajah ayahnya. Meneteskan air mata. Yi Soo menangis.
“Hentikan,”
ujar Si Young. “Ayah kesakitan,” tangisnya.
Tae
Kyung berhenti. Menatap wajah suaminya. seolah tersadar. Mi Rae melihat dari
luar dan tampak bingung.
Tags:
Doctor John
Semangat Kak di tunggu kelanjutanya.
ReplyDeleteG sabar nunggu update lanjutannya...
ReplyDelete