Sinopsis C-Drama : My Classmate From Far Far Away Episode 08-2
Images by : iQiyi
Hai Lan dalam perjalanan pulang usai
melakukan latihan gym. Dan secara sekilas, dia melihat sosok wanita yang mirip
dengan ibunya. Tanpa pikir panjang, Hai Lan langsung berlari mencari sosok
wanita tersebut, tapi sosok tersebut telah menghilang.
--
Hari ini, Momo di minta untuk bekerja
lembur menjaga tempat gym karena yang biasanya berjaga sedang sakit. A Gui
bertanya, apakah Momo sudah memberitahu orang tuanya akan bekerja lembur? Momo
menjawab kalau orang tuanya sedang kerja keluar kota dan di rumah hanya ada abangnya,
yang akan mendengarkan perkataannya.
A Gui berterimakasih karena Momo sudah
bersedia untuk menjaga tempat gym malam ini. Dia juga berjanji kalau lain kali
Momo tidak akan berjaga lagi. Sebenarnya, tempat gym ini sangat aman, tapi dia
hanya berjaga-jaga jika terjadi sesuatu. Jika nanti Momo mendengar sesuatu,
jangan keluar pintu tetapi tutup pintu-nya rapat-rapat dan telepon polisi. Momo
mengerti.
Setelah A Gui pergi, Momo beristirahat
sambil tetap terjaga. Tapi, tidak berapa lama, dia mendengar suara A Gui
bersama seorang pria yang sedang berkelahi. A Gui di serang oleh seorang pria
dan di jatuhkan. Momo segera keluar untuk membantu. A Gui yang melihat Momo
keluar, langsung menyuruh Momo untuk tidak ikut campur. Sayangnya, pria itu
memukul A Gui hingga pingsan dan menyerang Momo.
Karena gagal dengan tangan kosong,
pria tersebut menyerang dengan pisau. Tapi, tetap saja dia kalah dari gerakan
cepat Momo. Karena itu, pria tersebut memilih kabur.
A Gui sadar tidak berapa lama kemudian
dan memarahi Momo. Dia kan sudah memperingati Momo untuk mengunci pintu dan
menelpon polisi jika terjadi sesuatu. Kenapa Momo malah keluar? Dengan santai,
Momo menjawab kalau dia keluar tidak lewat
pintu tapi jendela. Tadi kan A Gui menyuruh nya untuk tidak membuka
pintu, dan dia memang tidak membukanya.
--
Hai Lan menemui ayahnya di ruang kerja
ayah. Dia ingin bertanya sesuatu, kenapa tidak ada satupun jejak ibunya yang
tertinggal di rumah ini? Mendengar pertanyaan itu, ayah menjadi kesal.
“Masalah ini, kau sudah menanyakannya
300 kali. Aku akan mengatakannya lagi padamu untuk ke 301 kalinya hari ini.
Ketika kau berumur 9 tahun, ibumu meninggal karena kecelakaan mobil. Dan setiap
kali kau melihat barang yang ada hubungannya dengan ibumu, kau akan mogok makan
dan minum. Aku hanya bisa membakar semua barang yang berhubungan dengannya,”
jelas Ayah.
“Benarkah?”
“Semua pertanyaan mengenai ibumu, aku
tidak akan pernah berbohong padamu.
Orang yang sudah meninggal tidak akan pernah bisa kembali. Menyimpan
barang-barangnya hanya akan menambah rasa sakit saja. Aku harap kau mengerti perasaanku.”
Hai Lan masih merasa ragu. Apa ayahnya
tidak ada menyimpan 1 fotopun ibunya? Dan karena pertanyaan Hai Lan tersebut,
ayah akhirnya menunjukkan 1 foto terakhir ibu yang di simpannya dan
memberikannya pada Hai Lan.
--
Hai Lan terus menatap foto ibunya di
dalam kamar. Dia teringat kalau wanita yang tadi di lihatnya, memang persis
seperti ibunya. Tapi, bagaimana mungkin?
--
Esok hari,
Guru sedang mengajarkan pelajaran.
Tapi, saat itu, seseorang masuk dan memanggil Momo untuk keluar. Semua yang ada
di dalam kelas, langsung berbisik-bisik penasaran, ada masalah apa hingga Momo
di panggil?
--
Ternyata, Shen Juan masuk ke rumah
sakit. Jian Hua datang ke sekolah untuk menjemput Momo dan membawanya ke rumah
sakit. Melihat Momo, Shen Juan tersenyum ceria dan berkata kalau dia baik-baik
saja, Jian Hua saja yang terlalu berlebihan.
Jian Hua berkata kalau tadi Shen Juan
sampai pingsan dan hampir… belum selesai dia bicara, ibu sudah memotong
ucapannya. Momo jadi semakin khawatir dan bertanya, ada apa?
“Ibu hanya mengalami tekanan darah
rendah. Setelah di suntik, juga akan sembuh,” bohong Shen Juan.
Momo tentu tidak percaya dengan
jawabannya tersebut.
--
Begitu pulang, Momo langsung bertanya
pada Yu Chen, apa yang terjadi pada ibunya? Yu Chen tidak berani memberitahu
kalau Jian Hua sudah menyuruhnya tutup mulut. Momo langsung menatap dengan
pandangan memohon.
“Baiklah, aku akan memberitahumu.
Tapi, kau harus berpura-pura tidak tahu ya. Jika tidak, Lu Jian Hua (Yu Chen
tidak pernah memanggil ayahnya dengan sebutan ‘ayah’) akan memukuliku sampai
mati.”
“Bilanglah.”
“Ada sesuatu di paru-paru ibumu.”
“Sesuatu apa?”
“Aku juga tidak tahu. Dokter bilang
tidak bisa melihatnya dari hasil x-ray. Tapi, sesuatu itu berada cukup dekat
dengan arteri besar. Mereka tidak berani mengoperasi secara terburu-buru.
Mereka harus mencari spesialis dari rumah sakit nasional untuk memeriksanya.
Masalahnya, dr. Chen Xiao Feng itu sangat sibuk. Terlebih lagi, dokter itu
biasanya pergi keluar negeri untuk mengajar. Sangat sulit untuk mengundangnya,”
jelas Yu Chen.
--
Dan Momo langsung mencoba menghubungi
dr. Chen. Sayangnya, jadwal dr. Chen sudah sibuk hingga Juni tahun depan.
Mendengar jawaban itu, Momo kesal karena keluarganya sangat butuh dokter itu
untuk mendiagnosa segera penyakit. Dia memohon, tapi suster yang mengurus
jadwal dr. Chen bilang semua orang yang mencari dr. Chen juga butuh penanganan
mendesak.
--
Momo pergi ke rumah sakit. Shen Juan
masih tertidur. Dan dengan kekuatannya, Momo langsung memindai tubuh Shen Juan.
“Jika
aku menggunakan 52% kekuatanku untuk menyelamatkanmu, maka aku hanya akan
mempunyai sisa kekuatan 19%. Itu kurang dari waktu 2 bulan bagiku. Dan
kemudian, aku akan jatuh dalam tidur yang panjang. Aku tidak tahu, apakah masih
akan ada kesempatan bagiku untuk bangun lagi. Aku tidak ingin kau mati. Tapi…
aku minta maaf,” galau
Momo.
--
Kegalauannya itu terbawa hingga ke
sekolah. Hai Lan bisa merasakan perubahan sikap Momo dan bertanya apa terjadi
sesuatu pada keluarga Momo? Momo kaget karena Hai Lan bisa tahu kalau terjadi
sesuatu di dalam keluarganya.
“Kau tahu apa yang paling di takutkan
oleh para murid? Bukan gagal dalam ujian ataupun orangtua yang di panggil guru.
Tapi, di bawa pulang ke rumah saat jam sekolah. Itu tandanya ada hal yang
sangat penting hingga tidak bisa menunggu hingga jam pulang dan itu pastilah
hal serius. Apa ada yang terjadi pada ayah atau ibumu?”
“Ibuku.”
“Aku harap itu sesuatu yang dapat di
laluinya.”
“Terimakasih.”
--
Hai Lan bersama dengan Momo pergi ke
arena tinju. Sambil jalan, Momo bertanya kenapa tadi Hai Lan berdiri di
persimpangan lampu merah (tempat dia melihat ibunya)? Hai Lan hanya menjawab
tidak ada apa-apa. Momo kemudian memberitahu kalau dia tidak bisa mengajari Hai
Lan terlalu lama hari ini karena dia masih harus ke rumah sakit untuk menjaga
ibunya.
“Aku ingin kembali ke persimpangan.
Menunggu seseorang,” ujar Hai Lan tiba-tiba.
Momo mengerti dan tidak juga bertanya.
Dia membiarkan Hai Lan pergi.
--
Di dalam, Momo mengajari seseorang
bertinju. Tapi, dia merasa sangat tidak konsentrasi hingga beberapa kali
terpukul. Itu karena dia merasa bersalah. Dia bisa saja menyelamatkan Shen
Juan, tapi… dia tidak melakukannya.
--
Saat jam kerja usai, Momo malah
melihat Hai Lan yang duduk di depan gedung. Bukankah Hai Lan bilang mau
menunggu seseorang di persimpangan? Apa sudah ketemu?
“Tidak,” jawab Hai Lan dengan lemas.
“Kalau gitu, aku pergi dulu ya ke
rumah sakit untuk melihat ibuku,” ujar Momo dan beranjak pergi.
“Sebenarnya, orang yang ku tunggu juga
adalah ibuku,” ujar Hai Lan, memberitahu. “Tapi, aku juga tidak yakin, itu dia
atau bukan. Ketika aku berusia 9 tahun, juga saat jam sekolah, aku di bawa
pulang oleh ayahku. Dia bilang padaku, ibuku meninggal karena kecelakaan.”
“Sebelumnya… aku tidak pernah
mendengarmu membahasnya,” ujar Momo dengan ragu.
“Saat terakhir kali kita latihan, aku melihatnya
di persimpangan. Mungkin itu hanyalah orang yang mirip dengannya. Kita berdua
punya masalah, tapi kenapa kau tampak baik-baik saja?”
Momo kesulitan menjawab. Dia akhirnya
hanya berkata kalau mungkin dia sudah pernah mengalami tragedi yang lebih buruk
daripada ini sebelumnya. Dan jika terjadi sesuatu, yang bisa mereka lakukan
hanyalah menghadapinya.
“Terkadang, aku pikir, kau tampak
lebih dewasa lebih daripada umur 16 tahun,” ujar Hai Lan.
“Sebenarnya… aku sudah berumur 200
tahun,” jujur Momo.
Hai Lan langsung tertawa, mengira Momo
bercanda. Dia mengira Momo menghiburnya dan membuat perasaannya jadi lebih
baik.
--
Esok hari,
A Gui mentraktir Momo makan di café
sekaligus sebagai ucapan terimakasih karena Momo sudah menolongnya saat
terakhir kali. Momo bertanya, apa yang di katakan polisi? A Gui menjawab kalau
CCTV mereka rusak, jadi akan sangat sulit menemukan pria penyerang tersebut.
A Gui memperhatikan Momo yang tampak
tidak berselera makan, apakah karena masalah ibu Momo? Momo membenarkan dan mulai
bercerita kalau mereka harus bertemu dengan dokter spesialis paru-paru, tapi
dokter itu sangat sibuk. Dan pasien harus menunggu hingga tahun depan. Dokter
itu adalah dr. Chen Xiao Feng dari rumah sakit nasional.
A Gui tampaknya memikirkan sesuatu.
--
Hai Lan masuk ke ruang kerja ayahnya
dan mengembalikan foto ibunya yang ayahnya berikan waktu itu. Ayah langsung
bertanya, apa Hai Lan tidak menginginkannya lagi? Hai Lan tidak menjawab dan
langsung pergi.
Dan ayah (Yi Tian) langsung menelpon
seseorang.
--
Momo sudah bertukar baju dan siap
untuk mengajarkan tinju. Tapi, dia melihat di arena tinju sedang ada
pertandingan. Dia langsung bertanya, ada pertandingan apa?
“Yang satu itu adalah dari petarung
terbaik dari perusahaan kita,” ujar A Shen.
“Kelihatannya yang menggunakan sarung
tangan hitam lebih baik,” komentar Momo.
“Tidak sebagus kau. Oh ya, bukannya
kalian berdua sudah pernah bertarung sebelumnya?” tanya A Shen, dan kemudian
tersadar kalau dia sudah keceplosan. Dia sampai memukuli mulutnya sendiri.
Momo langsung naik ke atas ring dan
menghentikan pertandingan. Dia menghampiri pria bersarung tangan hitam dan
menatapnya dengan tajam. Dia menutupi sebagian wajah pria itu. Mirip dengan
wajah si penyerang. Momo sadar kalau dia sudah di bohongi. Dengan marah, Momo
pergi dari sana.
--
Esok hari,
Saat jam pulang sekolah, A Gui sudah
menunggu Momo di depan sekolah. Begitu melihat A Gui, Momo langsung berjalan
semakin cepat.
“Jadi, kita sekarang musuh?” tanya A
Gui.
“Kita sudah tidak mempunyai
kepercayaan lagi. Jadi, tidak ada gunanya kita bertemu lagi,” jawab Momo ketus.
“Organisai kami membutuhkan semua
orang berbakat. Kami juga mempunyai syarat tinggi untuk karakter orangnya.
Itulah kenapa kami mengetes-mu. Aku harap kau bisa mengerti,” jelas A Gui.
“Aku sudah melewati tes-nya. Tapi, kau
masih belum bilang yang sebenarnya juga padaku. Itu bukanlah test, tapi
penipuan.”
“Berikan aku satu kesempatan lagi!”
pinta A Gui.
Sayangnya, Momo menolak.
--
Momo datang ke rumah sakit dan melihat
Jian Hua yang sedang merawat Shen Juan yang tertidur. Dalam tidurnya, Shen Juan
menginggau, memanggil Momo untuk memakan roti. Jian Hua segera membawa Momo
keluar.
“Aku tahu kau dan ibumu memiliki
hubungan yang dalam. Meskipun aku tidak bersamamu sejak kau kecil, tapi ibumu
selalu menceritakan padaku mengenai dirimu dari kecil. Dia bilang ketika kau
berusia 6 tahun, kau sangat menyukai roti. Saat itu, kalian tidak punya banyak
uang, jadi ibumu akan membelikan 1 atau 2 roti, dan melihatmu makan. Tapi, dia
tidak pernah ikut makan. Kau lihatkan, bahkan dia masih memikirkan dirimu saat
tidurpun,” cerita Jian Hua. “Dan ada satu lagi, ibumu bilang dia memberikanmu
10 yuan, tapi kau kehilangannya dan marah besar. Jadi, dia diam-diam keluar
rumah dan meletakkan 10 yuan di lantai untuk kau temukan.”
Momo tersenyum mendengar cerita itu.
Dia juga berterimakasih karena Jian Hua sudah mau menjaga ibunya.
--
Esok hari,
Momo pergi ke rumah sakit nasional.
Semua demi Shen Juan yang baginya adalah ibu yang hebat. Dia ke rumah sakit
nasional untuk mencari dr. chen. Saat sampai, resepsionis memberitahu kalau dr.
chen sedang ada tamu dan bertanya apakah Momo sudah membuat janji? Karena Momo
belum membuat janji, dia malah dengan kasar mengusir Momo keluar. Dia menyebut Momo
hanya mengganggu dengan berada di sini (emang susternya lho yang kurang ajar
cara ngomongnya).
Momo marah dan emosi. Dia berteriak
menyuruh suster itu memberitahu dr. chen ada di ruangan mana! Suster langsung
menghubungi security. Tapi, Momo sudah langsung membuka satu persatu ruangan
yang ada.
Dia akhirnya menemukan dr. chen dan
langsung mencengkeram kerah baju dr. chen dan menyuruhnya untuk melihat hasil
x-ray ibunya.
MENTAL POWER LEVEL 70 %
Lnjutt min..jangan lama2 yaa
ReplyDeletelanjut....
ReplyDeleteLanjut kak smnggttt
ReplyDelete