Sinopsis K- Drama : Class Of Lies Episode 9 - part 5


Sinopsis K- Drama : Class Of Lies Episode 9 – part 5
Network : OCN

So Hyun datang ke rumah Moo Hyuk, dan menceritakan tentang apa yang diberitahukan oleh Byung Ho kepadanya. Dengan heran, Won Suk yang ikut mendengarkan, dia bertanya seperti apa memangnya kisah putri duyung, bukankah bahagia.
“Kisah aslinya memiliki akhir cerita yang berbeda,” jelas So Hyun.
Byung Ho berjalan dengan gontai. Dia mengingat perkataan So Hyun yang mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah. Lalu dia teringat tentang perlakuan baik Tae Seok kepadanya.

Flash back
Tae Seok memberikan sebuah sepatu mahal kepada Byung Ho. Dia menyuruh Byung Ho untuk menggangap sepatu itu sebagai hadiah special dari manajer umun kepada siswa yang berusaha dan belajar dengan giat.
“Terima kasih, pak,” kata Byung Ho, senang.
“Tidak perlu berterima kasih. Kamu mau makan?” ajak Tae Seok.

Tae Seok mengajak Byung Ho makan di sebuah restoran. Dan dengan lahap, Byung Ho memakan semua makanan yang di pesankan untuknya. Melihat itu, Tae Seok tertawa  dan menyuruh Byung Ho agar jangan terburu- buru, karena jika makanan nya habis, maka Byung Ho bisa memesan nya lagi.
“Aku belum pernah ke tempat ini,” kata Byung Ho, semangat.

“Jika ada yang mengganggumu, beri tahu aku saja. Apa pun itu.”
“Baik, Pak. Terima kasih banyak.”
Tae Seok kemudian meminta Byung Ho untuk mau membantunya, jika memang Byung Ho merasa berterima kasih padanya.
“Tugas?” tanya Byung Ho, bingung.
“Kamu berteman dekat dengan Kim Han Su, bukan? Ada yang perlu kukatakan kepadanya dan ingin kamu menyampaikannya mewakili diriku. Dengan foto ini,” jelas Tae Seok, memberikan foto Su Ah.

“Itu Su Ah. Kenapa Anda mau...”
“Kamu tidak perlu tahu alasannya. Jika melakukan tugas ini untukku, kamu tidak akan mendapat masalah lagi di sekolah,” balas Tae Seok. Lalu dia mengajak Byung Ho untuk bersulang dan minum bersama.
Flash back end

Moo Hyuk berterima kasih, karena So Hyun telah membuat anak keras kepala seperti Byung Ho mau berbicara, tapi menurutnya pengakuan Byung Ho sama sekali tidak membantu. Dan mendengar itu, So Hyun menanyakan dengan ketus, apakah Moo Hyuk selalu seperti itu, lebih mementingkan hasil tanpa mau tahu alasan anak- anak memutuskan untuk begitu.
“Rasa penasaranku tidak bisa membuktikan Han Su tidak bersalah,” kata Moo Hyuk.
“Mungkin begitu, tapi itu bisa membantu mu untuk lebih memahaminya. Pernahkah kamu benar-benar penasaran alasan Han Su berusaha bunuh diri dan alasan Su Ah harus mati?” tanya So Hyun.
Menurut Moo Hyuk semua sudah jelas. Han Su diancam untuk bunuh diri karena Su Ah. Dan Su Ah dimanfaatkan untuk menghibur orang-orang, lalu dibunuh.
“Jadi, siapa pun yang diancam harus bunuh diri dan siapa pun yang menjadi penghibur harus dibunuh? Han Su dan Su Ah pasti punya alasan sendiri. Byung Ho juga,” jelas So Hyun. Dan Moo Hyuk serta Won Suk diam.

“Bagi orang-orang sepertimu dan Jaksa Cha, mungkin hanya hasil yang penting. Tapi yang lebih penting bagiku adalah mengetahui alasan para siswaku harus memutuskan hal seperti itu. Aku perlu tahu agar bisa mencegah mereka salah memutuskan lagi. Itulah tugas guru. Saat semuanya sudah beres, kamu akan kembali menjadi pengacara. Tapi Byung Ho dan lainnya akan terus di sekolah dengan situasi kacau. Jadi, kumohon, jangan semudah itu menghakimi dan melukai mereka. Selama kamu masih mengajar di sekolah, kamu adalah guru bagi para siswa,” jelas So Hyun dengan bersemangat menasehati.
Dan Moo Hyuk diam, merenungkan itu.
Byung Ho merasa mual dan ingin muntah.

Flash back
Sepulang dari makan malam bersama, Byung Ho bertanya- tanya kenapa harus Putri Duyung. Dan karena penasaran, dia pun masuk ke dalam toko buku untuk mencari tahu. Dia membaca cerita asli dari Putri Duyung.
"Putri Duyung lantas, bergegaslah. Dia atau kamu harus mati sebelum matahari terbit.”
Putri Duyung yang mengorbankan diri demi kebahagiaan pangeran yang dia cintai, berubah menjadi buih air laut dan menghilang.
“Tidak. Ini mustahil,” gumam Byung Ho, terkejut.
Flash back

Byung Ho bertekad untuk memberitahukan kebenarannya kepada semua orang, tapi tiba-tiba saja, tepat disaat itu, Beom Jin datang.
“Aku khawatir. Kamu tampak pucat seharian ini. Ada apa? Ada yang merisakmu lagi?” tanya Beom Jin, perhatian. Dan Byung Ho diam.

Won Suk memeriksa semua rekaman CCTV yang ada sampai dia merasa kelelahan. Tapi sayangnya, dia tidak berhasil menemukan apapun. Lalu dia memberitahu Moo Hyuk bahwa mereka tidak bisa begini terus, minimal harus ada sedikit petunjuk jika hendak mencari sesuatu. Karena jika tidak, maka mereka hanya membuang waktu saja.

Moo Hyuk mengabaikan keluhan Won Suk, dan fokus membaca.  Lalu dia menunjukan apa yang ditemukan nya pada Won Suk. “Hukum Khusus soal Deregulasi untuk pembaruan struktural dan pemberdayaan universitas gagal. Yu Yang Ki yang mengusulkan ini. Yayasan swasta yang mengelola SMP atau SMA dapat mengakuisisi universitas gagal yang membutuhkan pemberdayaan.”
“SMA bisa mengakuisisi universitas?” tanya Won Suk, heran.

“Benar. Hukum ini menyederhanakan dan mempermudah prosesnya. Jika melihat hukum ini diusulkan oleh Dewan Nasional hampir setahun lalu, tapi belum diresmikan sampai kini, pasti ada sesuatu yang mandek,” jelas Moo Hyuk, berpikir.
“Omong-omong, kenapa anggota majelis sekarang dan seseorang yang dirumorkan akan menjadi calon presiden bekerja sama dengan bedebah seperti Lee Tae Seok?” tanya Won Suk, tidak mengerti. Lalu dia mengeluhkan tentang Moo Hyuk yang mungkin berpikir terlalu jauh, karena sama sekali tidak ada bukti.

Moo Hyuk kemudian teringat mengenai apa yang dilihatnya dalam brangkas Tae Seok. Disana ada sebuah buku rencana dan ponsel. Dan dia yakin didalam sana ada daftar nama orang yang menerima jasa seksual. Jika mereka mendapatkan kedua benda tersebut, maka mungkin saja mereka akan bisa menemukan sesuatu.
“Tapi jangan bilang kamu …” kata Won Suk, curiga.
“Bersiaplah. Ayo pergi,” ajak Moo Hyuk. Dan Won Suk mengeluh.

Tae Seok menikmati musik yang merdu, dan minuman yang nikmat di dalam kantornya. Tapi kemudian tiba- tiba seseorang mengendor pintu ruangan dengan kasar, dan mendengar itu Tae Seok pun berteriak, bertanya siapa. Tapi orang itu tidak menjawab.
Cemas bahwa itu kakak nya, maka Tae Seok pun mengabil tongkat golf. “Kemarilah! Hampiri aku, Bedebah! Mari akhiri semuanya hari ini!” teriaknya.

Ketika pintu ruangan terbuka, ternyata yang datang adalah Ki Hoon. Dia datang dengan membawa sebuah tongkat baseball. Dan Tae Seok tertawa menyambutnya, dia menebak bahwa Ki Hoon pasti datang karena kejadian tempo lalu. Tae Seok menyuruh Ki Hoon untuk tenang, karena dia dengan Do Jin telah berbaikan.
“Kenapa kamu melakukan itu kepada Su Ah? Jika kamu tidak memaksanya, tidak akan ada yang terjadi. Jika kamu tidak mengusik dia, tidak akan ada yang terluka,” kata Ki Hoon dengan nada geram.


Tae Seok tertawa. “Kenapa kamu berlagak menjadi korban? Kamu berusaha menjadikannya milikmu, tapi akhirnya gagal, lalu malah menjadi penguntitnya dengan memotretnya diam-diam. Apa? Pikirmu aku tidak tahu? Berandal. Ayahmu yang hebat itu datang ke sini dan memohon mati-matian untuk memastikan catatan putranya yang berharga tidak ternoda,” katanya sambil mendorong bahu Ki Hoon menggunakan tongkat golf. “Berandal. Bukan aku. Kamulah yang menahan ayahmu! Mengerti? Dasar bocah. Karena kini kamu sudah tahu, tutup mulutmu dan giatlah belajar.”
Menerima perlakuan itu, Ki Hoon hanya diam dan menunduk sedih. Lalu setelah Tae Seok selesai berbicara, dia mengayunkan tongkat baseball nya. Dan dengan ketakutan, Tae Seok menghindarinya, lalu memukul kaki Ki Hoon dengan tongkat golf nya.

Sesudah itu, Tae Seok menendang Ki Hoon berkali- kali. “Berandal. Kamu tidak menghormati orang tua. Apa? Kepala Pelayan Lee? Pikirmu aku tidak tahu, Berandal? Matilah,” gerutunya melampiaskan emosi.
Tae Seok lalu mencampak rambut Ki Hoon, dan menyeretnya keluar dari kantor nya. “Jika bukan karena ayahmu... Kamu beruntung. Kamu beruntung karena punya orang tua mumpuni, Berandal.”

Tae Seok melempar Ki Hoon keluar. “Hei. Enyahlah sana. Jika berani masuk kemari lagi, akan kubunuh kamu, paham?” ancamnya. Lalu dia meludah pada Ki Hoon serta menutup pintu ruangannya.
Dan Ki Hoon hanya bisa menatap marah kepadanya.

Hye Soo dan Woo Jin minum- minum bersama sambil mengobrolkan tentang ujian yang telah selesai Namun tanpa semangat, So Hyun hanya diam saja dan tidak ikut mengobrol. Menyadari itu, maka Hye Soo serta Woo Jin pun bertanya ada apa.

“Selama kalian bekerja di sekolah, pernahkah kalian diperintahkan untuk memanipulasi catatan siswa atau memberi penghargaan dan hadiah kepada siswa tertentu? Tolong jujur kepadaku. Ini penting,” pinta So Hyun.
Hye Soo serta Woo Jin ragu untuk menjawab. Tapi karena So  Hyun tampak sangat serius ingin tahu, maka mereka berdua pun menjawab.
“Aku tidak tahu soal manipulasi, tapi bukankah memberi penghargaan kepada para siswa tertentu sudah menjadi hal lumrah? Aku guru musik, sudah tugasku untuk mengurus siswa musik. Ada beberapa di sekolah kita... Anak-anak seperti Tae Ra,” kata Woo Jin.
“Penghargaan itu penting bagi mereka agar bisa masuk universitas bagus. Kami tidak punya pilihan. Hanya penghargaan sekolah yang bisa dimasukkan ke catatan,” tambah Hye Soo. Lalu dia menanyakan, kenapa So Hyun tiba- tiba bertanya.

So Hyun memberitahu tentang Jaksa yang akan menyelidiki sekolah mereka. Menyelidiki Tae Seok  yang memanipulasi catatan siswa Tae Ra untuk mendanai akuisisi universitas. Serta menyerahkan penghargaan eksklusif kepada anak-anak Veritas. Begitu penyelidikan dimulai, semua pelanggarannya juga akan terungkap.
“Astaga. Seluruh sekolah bisa kacau. Para orang tua pun akan menggila,” keluh Hye Soo, pusing.
“Mungkin saja. Tapi mungkin ini kesempatan kita. Kesempatan untuk membereskan masalah yang selama ini kita abaikan dan mengembalikan sekolah kepada para siswa,” balas So Hyun, serius.

Won Suk dengan cemas menanyakan, apakah Moo Hyuk yakin sudah tidak ada orang. Dan Moo Hyuk menjelaskan bahwa dia yakin, karena semua lampu telah mati, sebab ini adalah hari terakhir ujian, jadi para guru semuanya sudah pulang cepat.

Secara perlahan- lahan, mereka berdua berjalan dengan waspada. Dan sesampainya di depan pintu ruangan Tae Seok, mereka menggunakan alat khusus untuk membuka kode rahasia di pintu. Dan saat akhirnya, mereka berhasil masuk ke dalam.

Mereka berdua merasa sangat terkejut. Tae Seok mati dengan tubuh menggantung.

Post a Comment

Previous Post Next Post