Sinopsis K- Drama : Class Of Lies Episode 6 – part 3
Network : OCN
Hyun Jung merasa heran, darimana Tae
Seok mendapatkan uang puluhan juta dolar, kecuali mereka mempunyai dana gelap
tersembunyi. Dan Tn. Kim menunjukan hasil penyelidikannya, tempat dimana Tae
Seok bisa mendapatkan uang.
“Inilah orang-orang yang sebenarnya
berkuasa. Yoo Yang Ki, anggota dewan di Kementerian Pendidikan. CEO Firma Hukum
Songha, Lee Do Jin. Presdir Bank Saehan, Oh Kang Suk. Sebanyak ini yang
kutemukan dari ulasan sekilasku,” jelas Tn. Kim.
“Rupanya sekolah ini memilih orang tua,
bukan siswa,” kata Hyun Jung, menyimpulkan. “Carilah daftarnya. Cari tahu orang
tua mana yang diperlukan untuk akuisisi Universitas Woonam,” perintahnya. Dan
Tn. Kim mengiyakan.
Dipenjara. Moo Hyuk menanyakan kepada
para polisi penjaga, siapa orang yang mengunjungin Han Su terakhir kali. Dia
menunjukan foto Joon Jae kepada mereka. Tapi seorang polisi tidak mau
memberitahu dan mengusir Moo Hyuk, dia menyalahkan bahwa Moo Hyuk lah yang
telah membuat Han Su bunuh diri.
Namun seorang polisi mau memberitahu Moo
Hyuk. Walaupun tidak banyak yang bisa di katakan olehnya, karena semuanya
adalah rahasia. Dia memberitahu bahwa bukan Joon Jae lah orang yang
mengunjungin Han Su hari itu dan dia yakin.
“Kalau begitu, tahukah kamu apa yang
dibicarakan pengunjung itu dengan Han Su... “ tanya Moo Hyuk.
“Mana bisa kami memberitahumu
pembicaraan saat kunjungan? Dia tampak sangat gugup. Dia tampak gugup selama
dia berjalan kembali ke sel setelah itu. Hanya itu yang bisa kukatakan,” jelas
si polisi baik. Karena dia melihat Moo Hyuk sungguh-sungguh melakukan semua ini
untuk Han Su.
Moo Hyuk menghubungin Won Suk, dia
menanyakan tentang Joon Jae. Dan Won Suk menjelaskan bahwa dia telah mengikuti
Joon Jae, tapi tidak percaya bahwa ternyata Joon Jae tinggal dilingkungan
kumuh.
Moo Hyuk : “Lingkungan kumuh?”
Won Suk : “Ya. Rumahnya benar- benar
berantakan, dan ada rentenir yang datang.”
Bisnis ayah Joon Jae bangkrut, dan ayah
Joon Jae kabur sendirian keluar negeri. Sehingga Joon Jae serta Ibunya terus-
menerus diganggu oleh para rentenir.
Won Suk melihat semua kejadian itu
dengan mata kepalanya sendiri. Dan dia pun jadi bertanya- tanya, dimana Joon
Jae bisa mendapatkan tas penuh uang tunai.
“Keluarganya bangkrut, tapi dia punya
tas penuh uang dan memakai sepatu mahal,” kata Moo Hyuk, menyimpulkan. “Kita
harus menyelidikinya,” jelas Moo Hyuk.
“Pokoknya, berhati- hatilah. Dia pasti
berhutang banyak ke rentenir. Dia membawa pisau,” balas Won Suk. Dan Moo Hyuk
mengiyakan.
So Hyun ingin mengetikan surat petisi,
tapi dia bingung harus menulis bagaimana. Jika dia menuliskan seorang guru yang
terluka, maka dia harus mengkonfirmasi pada Kang Jae terlebih dahulu. Dan jika
dia menulis respons sekolah yang lambat, maka apa yang harus dilakukannya.
“Aku belum pernah membuat ini,” keluh So
Hyun, kebingungan.
Young Hye memanggil Byung Ho, dan
memintanya untuk mengundurkan diri dari sekolah. Byung Ho lalu pun menceritakan
tentang dirinya yang dirisak oleh Joon Jae dan Jung Tae, bahkan dia di pukuli
setiap hari dan harus melawan anak lain. Serta mereka bedua mengancam akan
melecehkan adiknya, jika dia menolak. Sehingga karena itu, dia meminta Young
Hye mempertimbangkan hukuman lain untuknya.
“Kamu seharusnya menahan dirimu. Inilah
alasan kami seharusnya tidak menerima anak-anak sepertimu. Kamu tidak tahu diri
dan tidak bersyukur. Kamu masuk sekolah hebat ini dengan gratis. Tidak bisakah
kamu menahan diri?” jelas Young Hye tanpa belas kasih sama sekali.
“Begini,
uang sekolahmu berasal dari uang orang tua anak-anak itu. Kamu membuat masalah
padahal seharusnya berterima kasih. Apa yang membuatmu merasa berhak bernegosiasi?
Bertindaklah sesukamu. Jika tidak keluar dari sekolah, kamu akan dikeluarkan.
Kamu tahu tidak bisa pindah sekolah jika itu terjadi, bukan? Ikuti aku,” kata
Young Hye sambil tertawa kecil.
Mendengar itu, Byung Ho hanya bisa diam.
Joon Jae menarik paksa Ji Eun ke dalam
sebuah gang. Dia menyuruh Ji Eun untuk membayar nya. Dan Ji Eun pun memberikan
dompet serta jam tangannya.
“Ini saja?” tanya Joon Jae, melihat
sedikit uang Ji Eun. Dengan kesal, Joon Jae pun mengangkat tangan untuk
memukulnya sebagai gertakan. Sehingga Ji Eun ketakutan.
“Hei. Kalau begitu, curi kartu kredit
Ibumu atau mencuri peralatan dari ruang penyiaran dan bayar aku,” ancam Joon
Jae. “Atau kamu mau bekerja denganku? Sebagai seorang gadis, kamu bisa
menghasilkan lebih banyak. Bagaimana?” tanyanya.
Kang Jae datang menghampiri mereka. Dia
menyuruh Ji Eun untuk pergi ke sekolah saja dan membiarkan dirinya mengurus
masalah ini. Dengan lega, Ji Eun pun berjalan untuk pergi. Tapi Joon Jae tidak
membiarkan Ji Eun pergi.
“Kamu menyembunyikan sesuatu yang
penting di ruang band? Sesuatu yang tidak bisa diambil siapa pun? Mari kita
bicara tanpanya atau kamu ingin dia mendengar? Agar seluruh sekolah tahu?”
tanya Kang Jae, mengancam secara halus.
Dengan terpaksa, Joon Jae pun membiarkan
Ji Eun untuk pergi. Lalu dia menanyakan, omong kosong apa yang sedang Kang Jae
bicarakan ini. Dia mengacungkan pisaunya dan memperingatkan Kang Jae agar
jangan menyentuh barang- barangnya.
Kang Jae menjelaskan bahwa dia tidak
akan menyentuh barang Joon Jae, tapi Joon Jae harus menjawab pertanyaannya.
“Dari mana kamu mendapatkan sepatu yang kamu pakai?” tanyanya, tegas.
“Apa?”
“Itu bukan sepatumu. Kamu mengambilnya?
Misalnya dari ruang band?” kata Kang Jae, memperjelas dan bertanya.
Didalam kelas. Byung Ho mengisi form
pengunduran diri dari sekolah. Dia mengisi semuanya dengan baik, tapi ketika
sampai di kolom alasan, dia mematahkan penanya. “Kenapa aku harus menahan diri
lagi?” gumamnya dengan kesal.
Tae Seok melihat hape nya. “Semua orang
membuatku kesal sekarang,” gumamnya.
“Kenapa kamu ingin tahu? Apa pedulimu?
Apa urusanmu aku mengambilnya atau tidak?” tanya Joon Jae, marah.
“Jawab saja pertanyaanku. Kamu mau aku
menelepon ruang guru? Untuk menyuruh mereka menggeledah ruang band dan
menemukan semuanya?” ancam Kang Jae dengan sangat tenang.
Joon Jae tidak mau menjawab, dan malah
mau menyerang Kang Jae menggunakan pisau ditangan nya. Untungnya Kang Jae
berhasil menghindar, dan menjatuhkan pisau ditangan Joon Jae. Dia menggunakan
wajan yang ada disana.
“Bukankah itu tidak adil?” protes, Joon
Jae.
“Aku yang terluka, bukan kamu, dan kamu
menyerangku lagi? Apa? Seharusnya kamu siap untuk terluka,” balas Kang Jae.
Lalu dia mengeluarkan hape nya dan berniat untuk menghubungin ruang guru.
Joon Jae takut dan menjawab bahwa sepatu
yang dipakainya sekarang adalah milik Portir, atau lebih tepatnya milik Ahn
Byung Ho. Mendengar itu, Kang Jae terkejut.
Tae Seok mengatai Byung Ho gila, karena
telah berani datang ke ruangannya. Dan Byung Ho menjawab bahwa Tae Seok yang
mengatakan padanya tidak akan terjadi apa- apa, Tae Seok yang menyuruhnya
memberikan pesan. Sehingga Joon Jae akan berhenti menindasnya, tapi semuanya
menjadi lebih parah.
Mendengar itu, Tae Seok hanya diam saja
sambil tersenyum.
“Kamu yakin itu benar-benar milik Byung
Ho?” tanya Kang Jae, memastikan.
“Ya. Aku mengambil ini darinya,” jawab
Joon Jae.
“Bagaimana dengan dia? Bagaimana bisa
dia mendapatkannya?”
“Mana kutahu? Memang dia bisa
membelinya? Dia pasti mencurinya. Jika Portir mencurinya, kenapa aku tidak bisa
mengambil darinya juga?” balas Joon Jae.
Dengan tegas, Kang Jae memperingatkan
Joon Jae untuk jangan mendekat ke sekolah dan bertindak seenaknya. Dan Joon Jae
pun diam. Lalu setelah itu, Kang Jae pun pergi meninggalkannya.
Tags:
Class Of Lies