Numpang Iklan
Sejenak, All 😊
Tolong bantu
follow/like/share/shopping akun ig aku di atas (kalau bersedia). Apapun
bentuknya, sangat berterimakasih. Apalagi selama
follow, like dan share masihlah gratis.
Terimakasih banyak
sebelumnya. Kamsahamnida. XieXie. Arigatou. Thank u very much.
Terimakasih juga karena masih
tetap membaca di blog ini. Dan untuk yang meninggalkan komentar, thank you very
much. Tanpa kalian, para pembaca, blog ini tidak akan bisa bertahan.
***
Sinopsis K-
Drama : Class Of Lies Episode 12 – part 2
Network : OCN
Network : OCN
So Hyun menceritakan kepada
Moo Hyuk hasil konseling nya dengan para murid. Dan Moo Hyuk memberitahu
apa yang Ki Hoon katakan padanya. Lalu So Hyun bertanya, apakah mungkin Beom
Jin ingin menghentikan Ayahnya sendiri agar tidak menemui Su Ah lagi, sehingga
dia menyuruh Su Ah pindah dan berpura- pura tidak tahu bahwa Su Ah dirisak.
“Mungkin saja. Dari sudut pandang Beom Jin,mungkin melihat Su Ah
di sekolah sudah membuatnya geram,” kata
Moo Hyuk, menyimpulkan.
Won Suk kemudian menceritakan hasil nya membuntuti Ki Hwan
seharian. Ki Hwan memiliki seorang putri yang masih SD, dan Yang Ki telah
menjadi sponsornya selama 7 tahun, karena putri Ki Hwan ada mengalamin cacat
jantung bawaan. Dan satu- satunya harapan adalah transpantasi, dan putri Ki
Hwan sudah di operasi, jadi kini keadaannya sudah lebih baik. Orang yang
menemukan pendonor untuknya adalah Ibunya Beom Jin, Yoon Jung Ok, yang mengelola
yayasan untuk layanan medis sukarela. Dan tampaknya Yang Ki turut terlibat
dalam hal itu.
“Ada alasan Letnan Oh sangat patuh padanya sampai nekat membunuh
orang.,” gumam Moo Hyuk, akhirnya mengerti.
Mereka bertiga kemudian menonton acara wawancara Yang Ki yang
muncul di TV. Dan mereka merasa muak melihat nya. Bahkan Won Suk sampai
mengumpat kasar, dan mendengar itu, So Hyun tampak terkejut. Dan Won Suk pun
meminta maaf kepadanya.
“Apa kita juga harus melakukannya?” tanya Moo Hyuk, mendapatkan
sebuah ide. “Bagaimana jika kita memakai media? Kita akan mempublikasi kan
semua hal yang kita tahu. Lantas, akan ada banyak mulut yang terbungkam, dan
dia tidak bisa melukai siapapun seperti
perbuatannya selama ini,” jelas Moo Hyuk.
“Oh, aku mengerti maksudmu,” kata Won Suk, semangat. “Tapi
bagaimana, jika dia menarik semua artikel dan menggantinya dengan artikel lain
seperti saat persidangan Han Su? Semua itu akan sia- sia.”
Moo Hyuk menjelaskan bahwa karena itulah mereka harus bersiap
dengan baik, dan mempublikasikannya melalui perantara terpecaya. Mendengar itu,
So Hyun pun terpikirkan satu orang yang menurutnya bisa di percaya, Kang Ji Ho
dari Prime Journal. Dan dia memberitahukannya pada mereka.
“Bagus,” kata Moo Hyuk, setuju. Lalu dia melakukan tos dengan Won
Suk serta So Hyun. Dengan bersemangat Won Suk juga ingin tos dengan So Hyun,
tapi So Hyun mengabaikannya dan bertos lagi dengan Moo Hyuk.
“Duduklah,” kata Moo Hyuk, tertawa. Dan dengan kecewa Won Suk pun
duduk kembali. Melihat itu, So Hyun tersenyum.
Didalam mobil. Yang Ki tampak terkejut membaca suatu artikel yang
berjudulkan ‘Bukti pada TKP yang Dirusak
dan Penemuan Penawaran Permohonan.’
Dikantor. Do Jin tampak kesal membaca artikel yang sama. “Siapa
yang melakukan ini?” gumamnya, bertanya. Lalu dia menyuruh Jae Woo untuk
menghubungin surat kabar, dan meminta mereka menghapus artikel tersebut.
Kemudian segera terbitkan artikel pembenaran, lalu menghentikan media lain yang
ingin menyalin artikel ini, jika ada yang melawan maka tuntut mereka langsung.
“Baik, pak,” jawab Jae Woo, patuh.
Sang Bae menghubungin Ji Ho, dan berteriak padanya. Dia menyuruh
Ji Ho untuk menghapus artikel tersebut, jika tidak, dia akan membawa surat
perintah dan memberikan pelajaran kepada Ji Ho.
“Kenapa kamu mengamuk? Lagipula, tidak ada nama asli pada artikel itu. Omong- omong, apa Asisten Jaksa
Agung dari Kejaksaan Seoul Pusat di artikel ku itu adalah kamu, Asisten Jaksa
Agung Yang Sang Bae?” tanya Ji Ho dengan santai.
Mendengar itu, Sang Bae sama sekali tidak bisa berkata- kata. Dan
Ji Ho memberitahu dia untuk silahkan saja menuntutnya atau membawa surat
perintah kepadanya, karena mulai hari ini dia akan menulis detail kasus nya
dengan lebih mendalam.
“Hei!” teriak Sang Bae. Dan sebelum dia selesai marah- marah, Ji
Ho langsung mematikan hapenya dan tersenyum bersemangat.
Apa yang mereka telah prediksi kan benar terjadi, artikel dimedia
telah di ubah. Dan Won Suk mengomentari, betapa bekerja kerasnya, Yang Ki, Do
Jin, serta Sang Bae, dalam mengubah artikel yang ada.
“Tanda tangannya masih kurang untuk petisi, karena beritanya tidak
besar. Kita butuh 200.000, tapi 10.000 saja tidak dapat,” kata So Hyun, kecewa.
“Lantas, inilah saatnya mengeluarkan berita yang lebih besar. Sesuatu
yang menarik lebih banyak perhatian daripada pembunuhan atau bunuh diri. Kini,
saatnya kita memakai flashdisk yang kita dapat dari Bu Jo. Orang mungkin tidak
terlalu peduli soal kematian orang lain, tapi bagaimana jika beritanya soal
skandal masuk universitas yang bisa merugikan anak-anak mereka? Itu akan
mengubah segalanya,” jelas Moo Hyuk.
Mendengar itu, So Hyun serta Won Suk saling tersenyum setuju. Lalu
mereka akhirnya pun melakukan tos, tapi Moo Hyuk langsung memutuskan tos-an
mereka. Namun dengan senang, Won Suk serta So Hyun melakukan tos lagi.
Dicafe. Mi Joo serta So Hyun menemui Ji Ho, mereka memperlihatkan
daftar nilai para siswa yang telah dicurangin selama ini. Dan mereka
memberitahu bahwa Tae Seok lah orang yang telah melakukan semua itu.
“Baiklah. Ini jelas berita besar,” kata Ji Ho, setuju. “Kali ini,
aku tidak hanya akan menulis artikelnya, tapi akan meliputnya juga dalam siaran
internet. Aku mengenal jurnalis yang bisa di percaya,” jelas nya.
So Hyun mengiyakan, tapi dia merasa ragu karena Mi Joo jadi
terlibat ke dalam semua ini. Dan menyadari itu, Ji Ho menanyakan apakah Mi Joo
yakin, karena begitu data ini rilis, maka Mi Joo juga akan terkena masalah
karena memberikannya.
“Tidak masalah. Aku sudah bersiap saat memberikannya kepadamu. Aku
akan membayar atas perbuatan ku,” jelas Mi Joo, yakin. Dia bahkan tidak
masalah, jika nama aslinya diungkap dalam artikel, serta dia bersedia untuk
bersaksi juga.
Di toko baju. Eun Hye memilih- milihkan baju mana yang bagus untuk
di kenakan oleh Tae Ra pada resital amal selanjutnya. Dan resital kali ini akan
lebih besar serta mewah, jadi Tae Ra harus memastikan diri tetap sehat serta
jangan membuat kesalahan.
Dengan patuh, Tae Ra mengiyakan. Lalu dia menerima baju yang Eun
Hye pilihkan.
Asisten Eun Hye datang dengan panik, dan memperlihatkan siaran
berita yang sedang tersebar di internet. Tentang bukti pemalsuan nilai di
sebuah SMA bergengsi.
Ji Ho : “Itu SMA C yang belakangan ini disoroti atas bunuh diri Pak
Lee, manajer umum sekolah tersebut. Salah satu guru SMA Cheonmyung memberi
informasi bahwa Pak Lee, pria yang bunuh diri, memalsukan data salah seorang
siswa dan memberikan penghargaan buatan kepada siswa tertentu.”
MC : “Muncul kecurigaan bahwa itu mungkin bukan bunuh diri?”
Ji Ho : “Ya. SMA C, tempat skandal itu terjadi, juga merupakan
sekolah J, korban kasus pembunuhan rumah bandar pada bulan Mei. Menurut
narasumber, J bekerja di agensi hiburan yang dikelola Pak Lee. Juga telah
dikonfirmasi bahwa pemilik townhouse itu adalah Pak Lee.”
Ji Ho menampilkan bukti yang di terimanya di layar. Lalu dia
menjelaskan bahwa seorang jaksa di kejaksaan pusat seoul yang ditugaskan pada
investigasi kasus J, dan menyelidiki pengambil alihan Universitas Woonam oleh
pak Lee. Baru- baru ini jaksa tersebut di serang di jalan. Dan kasus pak Lee di
putuskan sebagai kasus bunuh diri biasa, tanpa dilakukan autopsi pada mayat.
MC : “Anda juga bilang punya bukti bahwa Pak Lee memalsukan data
siswa.”
Ji Ho : “Ya. Guru yang memutuskan untuk melaporkannya menyerahkan
berkas yang berisi data siswa yang dia palsukan sendiri sejak dua tahun lalu.”
Ji Ho kemudian menancapkan flashdisk yang diterimanya ke laptop,
dan menunjukan berkas tersebut di layar.
Eun Hye serta Tae Ra merasa terkejut melihat itu. Dan si asisten
menjelaskan bahwa sepertinya informan berita ini adalah Mi Joo. Mendengar itu,
Eun Hye berteriak marah. Kemudian dia memerintahkan asistennya untuk
menghubungin Nona Jun untuk datang malam ini, karena jika ini semua terungkap,
maka riwayat mereka akan tamat.
“Ibu. Bagaimana ini? Bagaimana dengan ku?” tanya Tae Ra, takut.
“Jangan khawatir. Ibu akan mengurus semuanya,” jelas Eun Hye.
“Bagaimana mungkin aku tidak khawatir? Mereka menunjukan
penghargaan yang kumenangkan, dan semua orang tahu aku bertengkar dengan guru
itu!” teriak Tae Ra. Kemudian dia memutuskan untuk tidak pergi bersekolah
besok.
“Apa maksudmu? Kenapa tidak?” tanya Eun Hye.
“Aku yakin semua orang sudah tahu sekarang. Mereka memang iri aku
bisa punya prestasi bagus karena uang. Jika mereka tahu aku memalsukan data
siswaku... “
“Han Tae Ra. Kamu harus fokus,” bentak Eun Hye. “Kamu harus
bertindak lebih arogan. Jika kamu tidak pergi ke sekolah, mereka akan berpikir
kamu sungguh memalsukannya dan itu sebabnya kamu tidak pergi ke sekolah. Jika
ini terungkap, bukan hanya kita yang hancur. Semua orang di Veritas. Semua
orang tua di resital. Semua akan hancur bersama kita. Kamu tidak tahu siapa
orang-orang itu? Mereka tidak akan membiarkan itu terjadi. Saat kamu pergi ke
sekolah besok, tetaplah bersama Beom Jin sepanjang hari,” jelas Eun Hye, cepat.
“Beom Jin? Kenapa?” tanya Tae Ra, bingung.
“Jika kamu bersamanya, tidak ada yang akan berani bicara. Jadi,
teruslah bersamanya. Tempeli dia terus. Mengerti?” balasnya. Dan Tae Ra diam
dengan perasaan takut.
Numpang Iklan
Sejenak, All 😊
Tolong bantu
follow/like/share/shopping akun ig aku di atas (kalau bersedia). Apapun
bentuknya, sangat berterimakasih. Apalagi selama
follow, like dan share masihlah gratis.
Terimakasih banyak
sebelumnya. Kamsahamnida. XieXie. Arigatou. Thank u very much.
Terimakasih juga karena masih
tetap membaca di blog ini. Dan untuk yang meninggalkan komentar, thank you very
much. Tanpa kalian, para pembaca, blog ini tidak akan bisa bertahan.
Tags:
Class Of Lies