Sinopsis
K-Drama : Doctor John Episode 10 part 1
Images by : SBS
Semua karakter, tempat, perusahaan dan kejadian dalam drama ini
hanyalah fiksi
Para
pasien akhirnya antri dengan tertib dan membuat laporan keluhan mereka. Yang melayani
adalah suster Na. Yo Han tersenyum melihat semua pasien tersebut. Dia mulai
melakukan briefing singkat.
“Hari
ini, dokter residen dan fellow akan melakukan pemeriksaan awal. Banyak orang
merasa mengidap myasthenia gravis (rata-rata
pasien yang datang, pada bilang kalau mereka sakit myasthenia gravis, sama seperti Hyung Woo karena lihat artikel wawancara
Hyung Woo, sepertinya). Seperti yang kalian tahu, gejalanya tidak tentu dan
sulit didiagnosis. Periksa semua gejalanya dan alihkan ke Neurologi jika perlu.
Urutkan pasien berdasarkan gejalanya dan beri tahu aku,” arahkan Yo Han. “Dokter
Lee, siapkan ruang operasi.”
“Baiklah,”
jawab Yoo Joon, semangat.
“Selain
itu, kebanyakan pasien kita telah datang ke banyak rumah sakit dan departemen
yang gagal melakukan diagnosis. Tapi ingat. Tidak ada rasa sakit tanpa
penyebab. Hanya ada rasa sakit dengan penyebab yang tidak diketahui,” jelas Yo
Han.
Yoo
Joon langsung tampak seperti menahan tangis terharu mendengar kata Yo Han. Baginya,
itu sangat keren. Dia bahkan langsung mencatat perkataan Yo Han itu di buku
catatannya. Hahahha, dia udah jadi fans Yo Han nih.
Selesai
briefing, para pasien di persilahkan masuk dan mulai di periksa satu persatu.
Heo
Jun melayani seorang ibu-ibu. Dia menunjukkan kartu spektrum rasa sakit dari
angka 1 -10 dan ada emoji dari warna hijau tersenyum hingga warna merah pekat
dan cemberut. Dia meminta ibu itu menunjukkkan rasa sakit yang di rasakan
adalah nomor berapa. Ibu itu menunjuk gambar emoji terakhir, rasa sakit yang
sangat buruk. Ibu itu bilang rasa sakitnya menyiksa-nya.
Dan
di luar, malah terdengar suara dua orang pria yang sedang berteriak-teriak. Heo
Jun mengeluh mendengar suara itu. Tapi, dia segera tersadar. Dia meminta pasiennya
untuk menunggu sebentar sementara dia memeriksa keluar.
Di
luar, seorang pria tua, berkata pada seorang bapak kalau dia hanya tidak
sengaja menyenggol karena kakinya lemah. Kenapa malah bapak itu harus berteriak-teriak?
Bapak itu dengan nada marah dan kesal berkata kalau dia sedang sekarat di sini
dan kakek itu terus saja menyentuhnya. Kakek itu jadi kesal karena dia melihat
bapak itu tampak baik-baik saja.
Heo
Jun berusaha menyuruh mereka tenang. Bapak itu emosi, apa Heo Jun tahu dia mengidap
apa? Dia menderita CRPS! Yang mendengar bingung, apa itu CRPS? Sementara Heo
Jun, terkejut!
“Dimana
Cha Yo Han? Panggil dia sekarang!” teriak bapak itu.
Yo
Han keluar. Dengan santai, Yo Han bertanya, siapa yang sangat ingin bertemu
dengannya? Heo Jun langsung menunjuk bapak itu. Yo Han menghampirinya. Bapak itu
langsung berlutut. Dia memohon agar Yo Han menolongnya atau bunuh dia!
Yo
Han meminta bapak itu tenang dan memegang bahu bapak itu agar berdiri. Baru di
sentuh sedikit, bapak itu sudah berteriak kesakitan dan berkata kalau dia
menderita CPRS! (CRPS: Sindrom nyeri regional kompleks).
Terdengar
teriakan menjerit penuh kengerian. Seorang wanita datang bersama seorang anak
pria yang memakai baju SMA dan di pipinya ada bekas luka (?). Tangan anak itu
penuh darah dan darahnya menetes membasahi lantai. Di tangannya tertancap benda
tajam. Wanita itu memohon agar di bantu. Dan anak SMA itu, malah tampak sangat
tenang. Berwajah datar dan tidak ada rasa kesakitan sama sekali.
“UGD
ada di lantai satu. Ini Pusat Pengendalian Rasa Sakit,” ujar Yo Han pada si wanita.
Tapi,
anak SMA itu, malah dengan tenang menarik benda tajam yang menusuk tangannya
itu. Semua menjerit. Yo Han memperhatikannya dengan terkejut.
“Aku
baik-baik saja sekarang. Ayo,” ujar anak itu, mengajak ibunya pergi.
Yo
Han seperti tersadar. Dia memperhatikan anak itu dengan seksama. Otaknya mencerna.
Dia berjalan mendekat ke anak itu, menggenggam dengan erat luka di tangan anak
itu. Semua yang melihat saja, bisa meringis kesakitan, membayangkan rasa sakit.
Tapi, tidak dengan anak itu, dia diam tanpa reaksi apapun.
“Dokter
Lee,” panggil Yo Han dengan nada serius. “Siapkan tempat tidurnya.”
“Apa?
Kamu tidak akan mengirimnya ke UGD?”
“Tidak,
dia pasien kita.”
--
Dan
anak itu mulai di operasi. Tanpa anestesi sama sekali. Tidak ada ekspresi
kesakitan sama sekali. Heo Jun yang melihat, berbisik pada Won Hee, apa anak
itu tidak merasakan sakit sama sekali? Won Hee menjawab, sepertinya begitu. Si
Young memperhatikan.
Yo
Han mulai menjahit luka sobek anak tersebut. Heo Jun dengan suara kecil memberitahu
Yo Han kalau anak itu belum di beri obat bius lokal. Heo Jun saja sampai
menutup mata karena bisa membayangkan sakitnya. Tapi, anak itu malah tetap
sangat tenang.
“Kenapa
kamu melakukan ini? Agar kamu bisa membuktikan penyakitmu?” tanya Yo Han, pada
anak itu.
“Bagaimana
kamu tahu itu, Dokter Cha?” ibu anak itu terkejut. “Saudaranya dipukuli oleh
teman-temannya. Jadi, dia berlari keluar dan menyuruh mereka memukulinya karena
dia tidak merasa sakit. Tapi mereka tidak memercayainya. Jadi, dia melukai
dirinya…”
“Ibu,”
hentikan anak itu, agar ibunya tidak bercerita lagi.
“Dia
dokter terkenal. Dia mungkin bisa merawatmu,” ujar Ibunya.
“Lupakan
saja. Aku tidak mau dirawat. Kami diberi tahu bahwa itu tidak bisa disembuhkan.”
Yo
Han tidak mendengarkan anak itu dan memberi perintah pada Yoo Joon agar
memeriksa gejala anak itu, apakah bisa merasakan suh atau tidak. Kemudian, periksa
gejala keduanya karena analgesia dan anhidrosis. Yoo Joon kaget.
“Aku
yakin itu,” ujar Yo Han.
“Peluangnya
0,0000001. Serta tidak ada banyak materi tentang itu,” ujar Yoo Joon. “Tidak
ada orang di negara kita yang pernah didiagnosis…,” ujarnya dan teringat
sesuatu. “Tidak, tunggu. Kurasa ada satu.”
“Apa
maksudmu?” bisik Heo Jun pada Yoo Joon.
“Dia
bisa disayat, dijahit tanpa obat bius, mengalami patah tulang dan pecah organ. Tapi
dia tetap tidak akan merasa sakit. Ini ketidakpekaan bawaan terhadap rasa sakit
dengan anhidrosis. Dia pasien CIPA. (CIPA: Orang yang tidak merasakan sakit
atau suhu),” jelas Yo Han.
--
Rapat
dadakan dept. anestesiologi di lakukan. Yo Han mengarahkan kalau kali ini mereka
akan menjalankan pemeriksaan dalam tim. Lee Yoo Joon, Heo Jun dan Kim Won Hee
akan bertanggung jawab atas Lee Gi Seok, pasien diduga CIPA. Sementara Kang Mi
Rae dan Kang Si Young akan bertanggung jawab atas Choi Sung Hoon, pasien CRPS.
Yoo
Joon berkomentar kalau CIPA dan CRPS benar-benar berkebalikannya. Saat mengidap
CRPS, bahkan sedikit sentuhan saja bisa membuat kita merasakan sakit. Tapi,
saat mengidap CIPA, kita tidak merasakan sakit apapun.
“Apakah
dia sungguh mengidap CIPA? Penyakit legendaris yang kita baca di buku teks
tentang pasien tidak bisa merasakan sakit atau suhu apa pun?” tanya Heo Jun.
“Kita
akan tahu setelah pemeriksaan dimulai,” ujar Yo Han. Tapi, untuk sesaat dia
tampak tidak fokus dan memikirkan sesuatu. Si Young tampaknya menyadari hal
tersebut.
--
Yo
Han melanjutkan pengobatan Gi Seok, membersihkan luka. Jika tidak bisa
merasakan sakit, yang terpenting adalah tidak terinfeksi. Jadi, Gi Seok harus
selalu berhati-hati.
“Kudengar
itu seperti bom waktu,” ujar Gi Seok. “Itu yang dikatakan dokter kepadaku. Dia
bilang aku seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Dor. Meski usus
buntuku pecah, aku tidak akan merasakan sakit. Jadi, dia bilang aku akan tahu
setelah organku busuk. Lalu aku akan mati begitu saja.”
“Jadi,
kamu mau mati muda?” tanya Yo Han.
“Toh
aku tidak akan bisa hidup lama. Kudengar aku akan mati sebelum berusia 20
tahun.”
“Entah
kamu akan hidup lama atau mati lebih cepat, semua itu tergantung padamu.”
“Aku
tidak mau berumur panjang,” ujar Gi Seok dan membuat semua kaget dengan
pernyataannya itu. “Aku tidak bisa mengatur suhu tubuh, jadi, tidak bisa
berlari. Aku harus memeriksa pergerakan usus, jadi, tidak bisa ke warnet. Aku
tidak bisa melakukan apa pun yang mudah dilakukan orang lain. Jadi, apa gunanya
hidup lama?”
Yo
Han hanya menatapnya dan memberikan perintah lanjutan pada yang lain. Dia
tampak marah dengan ucapan Gi Seok itu. Yoo Joon tampaknya sadar kalau Yo Han
marah.
Tags:
Doctor John