Sinopsis
K-Drama : Doctor John Episode 11 part 1
Images by : SBS
Semua karakter, tempat, perusahaan dan kejadian dalam drama ini
hanyalah fiksi
“Menjauhlah
sekarang. Dari anak didikku,” peringati Yo Han dengan penuh penekanan.
Seok
Ki menurut dengan mundur satu langkah lebih jauh. Entah apa yang di katakan Yo
Han karena Seok Ki tersenyum dan berkata sampai jumpa di sana. Si Young tidak
tahu apa yang mereka bicarakan. Seok Ki tersenyum padanya dan berkata sampai
jumpa lagi.
Doctor
John
Episode 06
– Dunia Tanpa Rasa Sakit
Mereka
bertemu di luar rumah sakit. Di depan pintu. Begitu melihat Yo Han, Seok Ki
malah langsung berkata kalau Yo Han pernah berkata padanya bahwa hanya ada
setengah kesuksesan dan kegagalan.
“Ini
sukses karena aku memberimu hukuman penjara. Tapi itu kegagalan karena kamu
hanya dapat tiga tahun, bukan sepuluh tahun yang kuminta,” ujar Seok Ki.
“Lalu?
Aku sudah menjalani hukumanku. Apa yang bisa kulakukan sekarang?” balas Yo Han.
“Waktu
tidak menghapus catatan kriminalmu. Hanya pengampunan masyarakat yang bisa.”
“Aku
tidak pernah meminta maaf kepada masyarakat atas perbuatanku. Aku hanya meminta
persetujuan masyarakat,” ujar Yo Han.
“Kamu
gagal mendapatkannya. Karena kamu dihukum.”
“Apa
yang kamu inginkan dariku?” tanya Yo Han, mulai kesal. “Didiskualifikasi?
Dipecat?”
“Tidak
mungkin. Aku tidak berhak melakukan itu kepadamu.”
“Lalu
apa? Kamu ingin menunggu sampai aku melakukan eutanasia lagi agar bisa
menangkapku dan melepas jas dokterku?” tanya Yo Han
“Tidak,”
jawab Seok Ki, tersenyum.
“Lalu
apa keinginanmu?” suara Yo Han mulai meninggi.
“Hanya
ada satu hal yang kuinginkan. Yaitu kamu tidak melakukan apa pun,” tegas Seok
Ki.
Yo
Han menghela nafas panjang. Apa alasannya? Dan Seok Ki menjawab kalau dia takut
pada Yo Han. Yo Han tidak percaya, seorang jaksa penuntut umum takut pada
dokter mantan napi seperti dirinya? Apa alasannya?
“Membunuh
bukan didasarkan pada dorongan tiba-tiba, tapi keyakinan kuat. Orang yang lebih
mementingkan keyakinannya daripada hukum. Orang seperti itu mencemari orang-orang
di sekitarnya. Khususnya, orang yang masih berlatih dan belum sepenuhnya
mengembangkan pendapat mereka. Di mata mereka, kamu berkorban dan berdedikasi
sampai mati kehabisan darah. Kamu seorang martir bagi mereka. Jadi, tolong
jangan lakukan apa pun. Sama sekali,” tegas Seok Ki.
Yo
Han menatap tajam padanya. Saat Seok Ki beranjak pergi, Yo Han langsung berkata
kalau dia tidak peduli pendapat dan penilaian Seok Ki mengenai dirinya karena
hal itu tidak penting. Yang penting baginya adalah bukan dokter macam apa dia
bagi Seok Ki, tapi, dokter macam apa dia bagi pasiennya. Apakah dia dokter yang
membunuh atau menyelamatkan, dia akan menyerahkan penilaian itu kepada
pasiennya, bukan pada Seok Ki.
“Aku
akan memberimu nasihat. Seorang dokter tidak bisa menjadi Dewa. Dia hanya bisa
menjadi Malaikat Maut,” ujar Seok Ki, tidak mau kalah dari Yo Han.
--
Yo
Han kembali ke ruang kerjanya. Dia menerima telepon dari Myung Oh, yang dengan panik
bertanya, apa yang Seok Ki katakan? Apa dia mengajak Yo Han bertarung? Yo Han
berkata besok baru mereka bicara.
“Baiklah.
Omong-omong, aku punya berita lain. Aku mengenal produser di stasiun penyiaran
yang mewawancarai Joo Hyung Woo. Dia meneleponku dan mengatakan ingin
mewawancaraimu. Kamu tidak keberatan tampil di TV?” tanya Myung Oh.
Yo
Han menghela nafas.
--
Seok
Ki dalam perjalanan pulang. Wajahnya tampak kesal. Dia teringat lanjutan
pembicaraannya dengan Yo Han tadi. Saat itu, Yo Han bertanya, apakah dia
melakukan semua hal ini sebagai jaksa atau sebagai…? Belum Yo Han menyelesaikan
kalimatnya, Seok Ki langsung memotong kalau dia melakukannya sebagai jaksa. Tetapi,
Yo Han dengan tegas berkata kalau dia tidak merasa begitu.
Seok
Ki memutar cincin di jari kelingking-nya yang bertuliskan ‘memento’. Saat itu, dia
mendapat panggilan dari Chae Eun Jung. Eun Jung menelpon dari rumah sakit
tempatnya bekerja.
“Jaksa
Son, ini aku. Kamu bertemu dengannya?”
“Ya,
baru saja.”
“Bagaimana
keadaannya? Apakah dia masih sama?”
“Aku
akan memberitahumu secara langsung.”
“Baiklah.
Lagi pula, ada yang ingin kusampaikan,” ujar Eun Jung.
--
Eun
Jung bertemu dengan Seok Ki di tempat yang seperti perpustakaan. Eun Jung
ternyata sudah mencari tahu informasi mengenai orang-orang di sekeliling Yo Han
(dan sampai sekarang, aku masih tidak
mengerti alasan mereka yang tampak sangat ingin menjatuhkan Yo Han. Mereka hanya
terus berkata kalau itu karena Yo Han melakukan euthanasia pada Yoon Seong Kyu.
Tapi, Yo Han kan sudah menerima hukumannya. Kenapa mereka terus mengejarnya?
Seok Ki sebagai jaksa dan Eun Jung yang adalah suster yang bertugas merawat Yoon
Seong Kyu dulu, yang artinya dia bekerja di rumah sakit yang sama dengan Yo Han.
Sampai episode ini, melihat mereka terus seperti ini pada Yo Han, buat aku jadi
keki).
“Han
Myung Oh. Pengacara di tim legal Pusat Medis Hanse Seoul. Kamu tahu dia membela
Cha Yo Han dalam kasus Yoon Seong Kyu. Min Tae Kyung. Kepala Anestesiologi di
Pusat Medis Hanse Seoul. Dia bersikeras
mempekerjakan Cha Yo Han meski ada pertentangan dari rumah sakit. Tapi
masalahnya, sekeras apa pun aku mencari, sepertinya dia tidak punya hubungan
pribadi dengan Cha Yo Han,” beritahu Eun Jung.
“Lalu
kenapa dia bersikeras mempekerjakannya?”
“Mungkin
kita bisa menemukan alasannya di sini. Kang Yi Soo. Pimpinan Pusat Medis Hanse
Seoul. Suami Min Tae Kyung. Dia mengalami koma setelah kecelakaan. Dia
menjalani perawatan perpanjang hidup memakai ventilator.”
--
Tae
Kyung dan Joo Kyung pergi ke bangsal tempat Yi Soo di rawat. Joo Kyung
bertanya-tanya, apa yang sedang Yi Soo rasakan saat ini? Saat itu, Mi Rae
datang untuk mengunjungi ayahnya. Melihat mereka berdua, Mi Rae bertanya, apa
yang mereka lakukan? Joo Kyun menjawab kalau mereka sedang membicarakan bagaimana
perasaan Yi Soo saat ini.
Mi
Rae curiga kalau mereka memikirkan hal yang sama seperti Si Young. Dengan tegas,
dia berkata kalau dia tidak menyukainya. Tae Kyung langsung menatap tajam
putrinya itu.
“Saat
kamu tidak menyukai sesuatu, tidakkah kamu mencoba memahaminya? Keputusan
dokter tidak berhubungan dengan suka atau tidak. Dalam hal itu, ibu rasa Si Young
setidaknya mencoba,” ujar Tae Kyung dengan tajam pada Mi Rae.
Mata
Mi Rae berkaca-kaca. Hatinya mungkin merasa seperti di tusuk oleh perkataan
ibunya. Setidaknya, dia harus sadar kalau perkataan pun bisa menusuk hati orang
lain. Perkataannya selama ini telah menusuk hari Si Young.
--
Yo
Han dalam perjalanan pulang. Hari ini dia membawa mobil. Tapi, Si Young
menelponnya dan
mengajaknya bertemu untuk bicara.
Yo
Han menjemput Si Young yang menunggunya di pinggir jalan.
--
“Jadi,
putri mereka adalah Kang Si Young, dokter residen di Anestesiologi? Kini dia
adalah anak didik Cha Yo Han?” tanya Seok Ki.
Dan
Eun Jung membenarkan. Seok Ki memperhatikan data mereka dengan seksama. Dia tertawa
karena merasa ini seperti kasus Postma (Andries Postma = dokter Belanda yang
mengeutanasia ibunya). Jika Kang Si Young yang adalah dokter sekaligus putri
pasien memutuskan mengakhiri perawatan perpanjang hidup ayahnya dan
membiarkannya mati, maka itu bisa menjadi versi Korea dari kasus Postma.
“Maksudmu
jika seseorang membuatnya tampak seperti itu dan memakai media untuk membentuk
sentimen publik? Mungkinkah ini kebetulan?” tanya Eun Jung.
“Jika
tidak, harus ada hubungan pasti. Mereka bukan dari sekolah yang sama dan tidak
saling mengenal dalam hal apa pun (Tae Kyung dan Yo Han). Tapi pasti ada kaitannya.”
--
Dan
kita di perlihatkan mantan menteri Lee Won Gil yang sedang duduk di ruang kerja
di rumahnya, dan tampak memikirkan sesuatu.
--
Si
Young berada dalam mobil Yo Han. Dia bertanya, kenapa jaksa Son Seok Ki itu
ingin bertemu dengan Yo Han? Yo Han menjawab tujuannya adalah untuk menakutinya.
Memastikan dia tidak melakukannya lagi.
“Bagaimana
jika… Semoga itu tidak akan pernah terjadi. Tapi bagaimana jika kamu menghadapi
pasien yang sama…,” tanya Si Young ragu.
“Apakah
aku akan membuat pilihan yang sama?” lanjut Yo Han, bisa menebak apa yang akan
Si Young tanyakan.
“Ya.”
“Kamu
tahu apa yang paling sering orang tanyakan setelah insiden itu? Mereka
bertanya, apakah aku membunuhnya bukan karena itu yang terbaik baginya, tapi
karena aku ingin tenang dan membebaskan diri dari si pasien. Ada banyak alasan
kenapa aku memutuskan untuk membunuhnya. Tapi aku bisa mengatakan bahwa
kulakukan itu bukan untuk diriku. Jika aku berada di situasi yang sama, dan aku
memutuskan pilihan lain, maka itu tidak akan dianggap sebagai keyakinanku. Ini
hanya akan menjadi pembunuhan impulsif,” jawab Yo Han.
“Maafkan
aku. Kurasa itu pertanyaan bodoh,” ujar Si Young, merasa bodoh.
“Bisakah
aku juga membuat hipotesis bodoh?” tanya Yo Han balik. “Jika kebetulan kamu
harus mempertimbangkan untuk mengakhiri perawatan ayahmu, dan jika kamu
memutuskan untuk mengakhirinya, kamu akan mulai mendengar hal yang sama. Mereka
akan bilang kamu melakukannya hanya agar merasa tenang. Lalu mereka akan
menambahkan satu hal lagi. Mereka akan mengkritikmu karena menyerah kepada
ayahmu sendiri. Kamu harus mencari jawaban. Kamu harus mencari jawaban sendiri
untuk pertanyaan itu agar tidak ada yang bisa mengkritikmu lagi,” nasehat Yo
Han.
Dan
tanpa terasa, Yo Han sudah mengantar Si Young sampai ke depan rumah Si Young. Saat
turun, dan sebelum menutup pintu, Si Young berkata pada Yo Han kalau dia akan
menemukan dan berusaha mencari jawabannya sendiri.
“Dan
juga, aku tahu ini terdengar keterlaluan. Tapi kamu juga harus menunjukkan
siapa dirimu sebenarnya. Aku ingin lebih banyak orang mengetahui dokter macam
apa kamu sebenarnya,” ujar Si Young.
Yo
Han tersenyum padanya.
--
Esok
hari,
Departemen
anestesiologi di penuhi dengan kamera dan para wartawan. Mereka datang untuk mewawancarai
Yo Han. Dan diam-diam, ada seseorang yang memotret Si Young. Tidak ada yang
menyadari hal itu.
“Orang-orang
datang ke Pusat Pengendalian Rasa Sakit karena mereka jelas ingin menghilangkan
rasa sakit, bukan?” tanya wartawan.
“Ada
kutipan terkenal yang mengatakan, "Sejarah
manusia adalah sejarah penderitaan." Manusia terlahir dengan rasa
sakit, dan akhirnya mereka mati kesakitan. Mereka berjuang dengan rasa sakit
sepanjang hidup mereka,” jawab Yo Han.
Heo
Jun yang melihat, memuji Yo Han yang tampak luar biasa di kamera dan bahkan
bicara dengan fasih. Sementara Yoo Joon, dia mencatat perkataan Yo Han. Heo Jun
yang melihat jelas heran. Dan Yoo Joon langsung menutup buku catatannya. Dia mengalihkan
dengan memberitahu kalau ibu Gi Seok sangat bersemangat dengan liputan ini
karena merasa ini adalah peluang bagus untuk mengungkap penyakit putranya.
“Kalau
begitu, aku ingin bertanya. Apa definisimu tentang rasa sakit?” tanya reproter.
“Menurutku,
rasa sakit adalah bagaimana tubuh kita mencoba berkomunikasi dengan kita. Saat
sesuatu di tubuh kita dalam bahaya atau rusak, dia berusaha memberi tahu kita bahwa
ada yang salah di area itu. Tapi apa yang akan terjadi jika tubuh kita tidak
mengatakannya? Pasien yang akan kamu temui hari ini mengalami gangguan yang
membuat tubuhnya tidak mengatakan apa pun. Dengan kata lain, dia tidak bisa
merasakan sakit. Dia pasien yang menderita CIPA,” jelas Yo Han.
Tags:
Doctor John