Sinopsis
K-Drama : Doctor John Episode 11 part 2
Images by : SBS
Semua karakter, tempat, perusahaan dan kejadian dalam drama ini
hanyalah fiksi
Dan
mereka mulai meliput Gi Seok. Yo Han menjelaskan kalau alat yang terpasang di
samping ranjang Gi Seok adalah alat ANI (analgesia nocieption index) yang menunjukkan
tingkat rasa sakit melalui perubahan detak jantung. Saat orang normal merasakan
sakit, detak jantungnya berubah dan angka ANI tiba-tiba turun. Tapi Gi Seok
menunjukkan grafik tetap yang artinya dia tidak bisa merasakan perubahan suhu.
Saat
itu, alat di ANI menunjukkan perubahan. Heo Jun yang menyadari memberitahu Yo Han.
Yoo Joon langsung menjelaskan kalau dari kemarin mereka sudah merangsang Gi
Seok dengan suhu dingin dan panas serta memberi pendidikan kognitif, jadi otak
Gi Seok tidak bisa menerima sinyal bahkan saat tubuhnya di rangsang seperti
itu. Karena itu, mereka terus mengatakan pada Gi Seok apa yang mereka lakukan
seharusnya menyakitka. Jadi, sistem saraf Gi Seok bereaksi secara naluriah
karena mereka terus mengatakan itu pada Gi Seok.
Gi
Seok tiba-tiba mengeluarkan tangannya dari air es dan menggenggam-nya. Dia tampak
takjub. Dia memberitahu Yo Han kalau tangannya terasa aneh. Rasanya seperti mati
rasa dan terasa sangat kaku. Apakah ini rasanya saat orang bilang tangan mereka
membeku?
Semua
jelas terkejut. Grafik ANI juga menurun. Yo Han segera bergegas. Dia mengambil jarum
di laci dan meminta Gi Seok memberitahunya jika rasanya menyengat. Dia menusukkan
jarum itu ke kaki Gi Seok, dan Gi Seok berseru kesakitan. Dia bisa merasakan
sakit.
“Sejujurnya,
aku menumpahkan air panas ke tubuhku baru-baru ini,” beritahu Gi Seok.
Yo
Han tampak terkejut apalagi grafik ANI menunjukkan perubahan. Yo Han segera
keluar dan menemui ibu Gi Seok. Dia bertanya, Ibu Gi Seok ada bilang kalau
baru-baru ini Gi Seok terluka. Apakah ada hal aneh setelah cedera itu? Apakah
Gi Seok merasakan sakit setelah operasi?
“Kenapa
kamu tiba-tiba bertanya? Apakah ada masalah?” panik Ibu Gi Seok.
“Aku
hanya bisa bilang sesuatu yang mustahil baru saja terjadi,” ujar Yo Han dan
memandang Gi Seok.
Semua
tampak terkejut. Ibu Gi Seok panik dan bertanya apa yang terjadi? Yoo Joon menjelaskan
kalau sepertinya Gi Seok bisa merasakan sakit. Jika Gi Seok bisa merasakan
sakit, maka artinya CIPA-nya membaik. Tapi sayang-nya, penyakit itu tidak bisa
di sembuhkan.
--
Yo
Han pergi ke luar rumah sakit. Dia menggenggam tangannya dengan erat. Si Young
menghampirinya dan bertanya, haruskah mereka melakukan test lagi?
“Lakukanlah.
Selain itu, lakukan pindai MRI pada tulang belakang dan otaknya.”
“Kenapa
kita membutuhkan itu?” tanya Si Young.
“Lakukan
saja,” jawab Yo Han, tampak gelisah.
“Aku
tetap harus menjelaskan kepada walinya. Dia sangat gelisah sekarang.”
“Aku
mencurigai blok saraf yang disebabkan trauma,” jelas Yo Han.
“Baiklah.
Aku akan melakukan tes.”
Dan
Si Young dapat merasakan kalau sikap Yo Han tampak berbeda.
--
Heo
Jun mengobati luka jahit di tangan Gi Seok. Gi Seok menjerit sakit dan meringis
tapi juga tertawa. Dia senang karena akhirnya tahu kalau seperti inilah rasanya
tersengat dan terbakar. Dia tidak pernah merasakannya selama ini.
Gi
Seok bahkan mengajak bicara tn. Choi yang ternyata di rawat satu kamar
dengannya. tn. Choi bertanya, apakah Gi Seok merasa senang? Gi Seok mengangguk
bersemangat. Dia merasa senang karena akhirnya dia merasa hidup. Tiba-tiba, tn.
Choi tampak kesakitan dan menatap ke arah bahunya.
--
Yo
Han melihat hasil rontgen tulang belakang Gi Seok dan tidak ada yang aneh. Yoo Joon
masuk dan memberitahu kalau hasil test terbaru menunjukkan kalau Gi Seok bisa
merasakan suhu sekarang. Hasilnya sangat berbeda dari kemarin.
Suster
Hong masuk dengan terburu-buru dan melapor kalau dia mendapat panggilan dari
bangsal. Gi Seok…
--
Di
tempat tidurnya, Gi Seok menjerit kesakitan sambil menggenggam pergelangan
kakinya. Dia berteriak kalau rasanya seperti dia sedang di gergaji. Ibu Gi Seok
menangis cemas. Sementara Yo Han terpaku. Yoo Joon dan Si Young berusaha
mengobati Gi Seok. Yo Han masih terpaku. Dia kemudian berusaha menyadarkan
dirinya sendiri.
--
Mereka
semua berkumpul dan melihat hasil rontgen kaki Gi Seok. Tidak ada masalah
apapun. Begitu juga dengan saraf maupun ototnya. Meski begitu, rasa sakitnya
menyebar ke seluruh tubuh Gi Seok. Yo Han menyentikan jarinya, kebiasaannya
saat memikirkan sesuatu dengan serius.
“Analgesik?”
tanya Yo Han.
“NSAID
ataupun morfin tidak mempan,” jawab Yoo Joon.
“Obat
tidak mempan, dan semua pindaian tampak normal. Dia tetap merasakan sakit
meskipun dia pasien CIPA. Aku malu mengatakan ini sebagai seorang ilmuwan, tapi
apakah dia kerasukan?” ujar Heo Jun.
“Rasa
sakit hantu?” ulang Si Young. “Tidak. Rasa sakit hantu itu sungguh ada. Nyeri
fantom.”
“Nyeri
fantom? Misalnya saat bagian tubuh kita masih terasa sakit bahkan setelah
diamputasi?” ujar Heo Jun.
“Saat
itulah kita membayangkan rasa sakit yang tidak ada. Kasus ini berbeda,” ujar Mi
Rae.
“Tidak.
Ini mungkin ilusi juga,” ujar Yo Han, terpikir sesuatu.
“Halusinasi?
Tapi ada banyak penyebab halusinasi. Ada lebih dari 500 alasan,” ujar Yoo Joon.
“Tapi
kita bisa mempersempitnya. Dia pasien CIPA, ingat?” ingati Yo Han. “Meski
mengidap tumor otak, dia tidak akan sakit kepala. Meski mengalami pendarahan
otak setelah terjatuh, dia tidak akan merasakan gejala. Itu pasti masalah otak.”
“Dia
juga rentan terhadap infeksi. Infeksi dan keracunan juga bisa menjadi
penyebabnya,” ujar Si Young, menimpali.
“Mulai
tesnya,” perintah Yo Han.
Mi
Rae memperhatikan Si Young yang tampaknya dekat dengan Yo Han.
--
Di
luar, Si Young bertemu dengan tn. Choi yang sedang berjalan di koridor. Dia bertanya
keadaan tn. Choi. Dan tn. Choi berkata kalau dia pasti telah bertukar dengan Gi
Seok. Dia merasa tidak terlalu sakit sekarang. Tapi, dia juga merasa lemah di
bahu dan tangannya. Si Young meminta agar tn. Choi mencoba menggerakan bahu. Dia
memegang bahu tn. Choi, tapi baru di pegang sedkit, tn. Choi sudah berteriak sangat
kesakitan. Mereka jelas terkejut.
--
tn.
Choi menjalani pemeriksaan MRI dan juga rontgen. Gi Seok pun menjalani
pemeriksaan.
--
Si
Young dan Mi Rae menemui tn. Choi. Mereka memberitahu hasil test-nya.
“Hasil
tesnya menunjukkan cakram berherniasi di sisi kiri antara tulang servikal 5 dan
6,” ujar Mi Rae.
“Setelah
operasi, apakah aku tidak akan merasa sakit lagi?” tanya tn. Choi, penuh harap
pada Si Young.
“Cakram
berherniasi adalah satu-satunya alasan
kami bisa menemukan gejalamu melalui tes. Kami akan mencabutnya sekarang,” jelas
Mi Rae. “Dokter Park Sang Hyun dari Bedah Saraf dikenal sebagai yang terbaik
dalam bedah plastik. Dia sudah dijadwalkan penuh untuk beberapa bulan ke depan,
tapi untungnya, kami bisa menjadwalkanmu hari ini.”
“Kalau
begitu, aku akan melakukannya,” setuju tn. Choi, tapi masih tampak ragu. Si Young
juga masih tampak ragu.
--
Si
Young mempelajari jurnal diary tn. Choi dan menggambarkannya di buku. Menandai bagian-bagian
yang di bilang tn. Choi terasa sangat sakit. Yo Han yang kebetulan masuk
melihat apa yang Si Young lakukan. Dia meminta izin untuk melihatnya.
“Tapi
aku ragu apakah gejala yang dideskripsikan Pak Choi tidak bisa dijelaskan
dengan cakram berherniasi. Dia tukang kayu berusia 47 tahun dengan pengalaman
20 tahun. Dia melakukan pekerjaan fisik sepanjang hidupnya. Dia pasti sudah
terbiasa dengan berbagai rasa sakit. Dia bilang tidak pernah merasakan sakit
seperti ini. Itu tidak bisa dijelaskan hanya dengan cakram berherniasi. Cakram
berherniasi bisa sangat menyakitkan, tapi…,” ujar Si Young.
Yo
Han membaca diary tn. Choi dan mendapati di diary itu, tn. Choi menulis kalau
putrinya sakit sekitar setahun lalu. Yo Ha penasaran, putrinya tn. Choi sakit
apa setahun yang lalu? Jika sampai harus izin, mungkin itu penyakit yang
menular. Dia menyuruh Si Young mencari tahu.
Sebelum
masuk ke ruangannya, Yo Han memuji gambar Si Young yang bagus. Si Young
tersenyum mendengarnya.
--
Si
Young menemui keluarga tn. Choi. Dia bertanya sakit apa putri tn. Choi setahun
yang lalu? Istri tn. Choi memberitahu kalau setahun lalu, putrinya mengidap
cacar. Dan Yo Han terpikir sesuatu. Dia mulai mengingat setiap petunjuk dan
mencurigai sesuatu.
Si
Young langsung berlari dengan kencang ke ruangan Yo Han.
“Dokter
Cha, dia merasakan kulitnya seolah-olah disayat, dibakar, dan ditusuk-tusuk. Rasa
sakitnya makin parah saat disentuh. Mungkinkah itu karena virus cacar air yang
tersisa di sel sarafnya kini aktif kembali?” tanya Si Young.
“Sinanaga?”
“Ya.
Putrinya mengidap cacar air setahun lalu. Itu juga saat dia mulai merasakan
sakit di dada kirinya.”
“Sinanaga
tidak menular, tapi jika putrinya tidak mengidap cacar air, dia bisa
mendapatkan virus itu dari ayahnya.”
“Masalahnya,
tidak ada ruam kulit sama sekali. Selain itu, semua gejalanya cocok.”
“Herpes
zoster.”
“Sinanaga
tanpa ruam kulit?” tanya Si Young.
Yo
Han mencari data tn. Choi di komputernya, “Karena kondisinya tidak memiliki
gejala biasa, diagnosis awal itu langka dan neuralgia berlanjut. Apakah dia
sedang dioperasi?” tanya Yo Han, melihat data tn. Choi yang di tulis sedang
melakukan operasi.
--
tn.
Choi berada di dalam ruang operasi. Mi Rae ada di sana bertugas sebagai
anestesi. Si Young masuk dengan berlari dan meminta operasi di tunda. Dia meminta
maaf pada dr. Park , tapi mereka harus melakukan tes lain dulu. Mi Rae melotot
pada Mi Rae.
--
Heo
Jun dan Yoo Joon menemui Yo han dan memberitahu kalau hasil tes Gi Seok sudah
keluar. Tidak ada kelainan apapun. Yo Han mulai menjentikan jarinya lagi, berpikir
keras.
“Bagaimana
dengan hasil pungsi lumbar dan urine?” tanya Yo Han.
“Seharusnya
segera keluar,” jawab Heo Jun.
Dan
Yo Han langsung berdiri dan terburu-buru ke lab. Yoo Joon yang memperhatikan
dari tadi, bergumam kalau Yo Han bertingkah aneh sejak kemarin. Dan Heo Jun
membenarkan.
--
Si
Young juga berada di depan lab, menunggu hasil test tn. Choi. Yo Han juga di
sana. Mereka menunggu diluar.
Dokter
yang bertugas keluar dan memberitahu kalau hasil tn. Choi sudah keluar. Dan
melihat hasil test itu, Yo Han berkata kalau diagnosis Si Young benar. Si Young
sangat senang karena tidak salah. Yo Han
menyuruh Si Young untuk mulai melakukan perawatan untuk tn. Choi.
Yo
Han melihat hasil dari Gi Seok. Semuanya normal. Tidak ada yang kelainan
apapun. yo Han tampak sangat kecewa. Yo Han bahkan pergi dari sana. Si Young masih
melihat hasil Gi Seok. Dia tampak memikirkan sesuatu.
Dan
dia berlari mengejar Yo Han yang sudah berada di dalam lift.
“Dia
menunjukkan gejala saat tidak ada apa-apa. Choi Seung Won mengalami gejala
padahal tidak memiliki ruam. Lee Gi Seok merasakan sakit saat seharusnya tidak
bisa,” ujar Si Young.
“Ya,
dia merasakan sakit. Tumor, pendarahan otak, infeksi, atau keracunan. Tidak ada
alasan.”
“Bagaimana
jika tidak ada alasan? Aku pernah membacanya. Orang buta bisa melihat dan orang
tuli bisa mendengar musik.”
“Sindrom
Charles Bonnet. Halusinasi suara,” ujar Yo Han, menyebut nama penyakit yang Si
Young maksudkan.
“Ya.
Itu. Masalahnya bukan pada orang buta bisa melihat dan orang tuli bisa
mendengar.”
“Mereka
melihatnya karena tidak bisa dan mendengarnya karena tidak bisa.”
“Otak
kita menginginkan rangsangan sensoris. Jika dicegah, otak kita menciptakan
sinyal sendiri.”
“Benar.
Sindrom Charles Bonnet melibatkan korteks visual. Halusinasi pendengaran selalu
terkait korteks pendengaran. Indra-indra itu sudah lama tidak dirangsang sehingga
menciptakan visi dan suara sendiri.”
“Bagaimana
jika kita menerapkan ini ke kasus Lee Gi Seok?”
“Otaknya
tidak pernah menerima sinyal rasa sakit. Lobus insula yang memantau indra mulai
menunggu sinyal, lalu suatu hari, mulai menciptakan rangsangan sendiri. Jika
neuron masuk ke penggerak hipersensitif... Sensitisasi sentral (Pembesaran rasa
sakit karena sistem saraf pusat),” ujar
mereka bersamaan, senang karena akhirnya tahu apa yang Gi Seok alami.
Tags:
Doctor John