Sinopsis K-Drama : Doctor John Episode 15 part 2

Sinopsis K-Drama : Doctor John Episode 15 part 2

Images by : SBS
Semua karakter, tempat, perusahaan dan kejadian dalam drama ini hanyalah fiksi
Heo Jun mengepalkan tangannya dengan kuat, berusaha menyadarkan dan menguatkan dirinya sendiri. Dia berkata pada Yo Han kalau dia akan mengurangi rasa sakit Da Hae terlebih dahulu. Da Hae sangat menderita. Dan Heo Jun segera memberikan suntikah analgesik. Begitu suntikan di suntikan, Da Hae langsung tenang dan tertidur. Heo Jun menghela nafas lega.
Flashback
Sebelum masuk, Yo Han bertanya alasan Heo Jun hingga ingin mengatakan yang sebenarnya? Jika yang di alami Da Hae adalah nyeri fantom (rasa sakit di bagian tubuh yang terpotong), maka itu bukan salah Heo Jun.
“Rasa sakitnya mungkin bukan salahku. Tapi jika aku terus menyembunyikan kebenarannya, mungkin akan lebih sulit untuk mendiagnosis dia.” Jawab Heo Jun.
“Bersiaplah.”
“Boleh aku masuk?”
“Aku suka jawabanmu. Bukan karena untuk mengurangi rasa bersalah atau karena kamu merasa kasihan kepada pasien. Kamu hanya menginginkan diagnosis yang akurat.”
End
Heo Jun melihat tangan Da Hae dan tampak sangat bersalah.
--

Kakek Yu membuka matanya. Mereka berusaha berkomunikasi dengan kakek Yu. Yo Han bertanya, apakah benar Kakek Yu mengalami penurunan berat badan? Kakek Yu membenarkan dan itu karena dia tidak berselera makan. Yoo Joon berkata kalau berat bada yang menurun dratis, tidak mungkin hanya karena kurang nafsu makan.
“Sebenarnya, aku mulai minum obat tidur beberapa bulan lalu. Saat itulah aku juga mulai muntah dan mengalami penurunan berat badan,” jujur kakek Yu.
“Tapi kami tidak menemukan resep obat tidur di riwayat Anda. Apakah obat itu bukan dari rumah sakit?” tanya Yoo Joon.
Kakek Yu diam. Dia tampak tidak ingin menjawab. Si Young tampaknya tahu apa yang kakek Yu pikirkan dan karena itu, dia mematikan telepon grup. Semua jelas bingung karena telepon tiba-tiba mati.
Si Young langsung bicara dengan kakek Yu. Semua yang kakek Yu katakan di sini akan di rahasiakan. Mereka punya kewajiban melindungi informasi pribadi Kakek Yu. Jadi, tolog beritahu mereka, alasan kakek Yu minum obat tidur dan kenapa tidak ada resepnya?
“Aku tidak mendapat resep. Aku mengumpulkan pil itu selama bertahun-tahun,” beritahu kakek Yu.
Yo Han mulai mengetukan jari tengahnya yang kuku-nya telah menghitam. Itu tanda kalau dia sedang berpikir keras.
“Jadi, satu hal terpecahkan. Overdosis pil tidur akan menyebabkan muntah,” ujar Yoo Joon.
“Tapi itu belum menjelaskan kenapa bobotnya banyak turun,” ujar Si Young.
“Aku mungkin tidak akan pernah membaik. Kalian juga tidak akan pernah bisa menemukan penyebabnya,” ujar kakek Yu.
“Kenapa?” tanya Yo Han, cepat. “Bukankah Anda datang untuk sembuh?”
“Aku ingin sembuh. Tapi…,” ujar Pak Yu dan sulit memberitahu alasannya.
Yo Han mengambil kursi dan duduk di sebelah ranjang kakek Yu. “Pak Yu. Anda beragama, bukan? Kenapa Tuhan membuat orang menderita? Anda hanya manusia. Jadi, Anda mungkin menanyakan pertanyaan ini. "Kenapa Engkau membuatku menderita padahal aku sungguh beriman?" Apa jawaban yang Anda temukan?”
“Aku berdosa,” jawab kakek Yu, menangis. “Aku membayar dosaku. Aku membunuh orang-orang. Aku membunuh banyak orang. Sekeras apa pun aku bertobat dan berusaha memperbaiki keadaan, dosaku tidak akan pernah dimaafkan.”
Semua jelas terkejut mendengar pernyataan kakek Yu tersebut. Dan dia menggumakan sesuatu tapi tidak jelas. Si Young mendekatkan telinganya untuk mendengar apa yang kakek Yu katakan. Dan kemudian, nafas kakek Yu menjadi tidak stabil. Yo han berusaha membuat suara dan menyuruh Si Young untuk melakukannya juga, tapi kakek Yu tidak menunjukkan reaksi apapun terhadap suara. Yo Han langsung berkata kalau ini adalah masalaf saraf. Kondisi kakek Yu memburuk dengan cepat.
Di luar, semua melihat kalau lampu ruang isolasi menyala merah. Telah terjadi sesuatu di dalam.


Da Hae sudah siuman. Suster Na segera memberitahukannya pada Heo Jun. Heo Jun segera menghampirinya. Da Hae dengan sedih berkata kalau Heo Jun pasti mengira dia sudah gila kan? Dia terus mengatakan lengannya sakit padahal tidak ada. Semua orang berpikir dia gila. Orangtua dan teman-temannya.
“Kamu tidak gila. Ini bukan masalah psikologis,” jelas Heo Jun.
“Lalu apa?”
“Kami masih perlu melakukan beberapa tes, tapi rasa sakit di tanganmu yang telah dipotong mungkin adalah nyeri fantom.”
“Nyeri fantom?”
“Itu keadaan saat kamu merasa sakit di bagian tubuh yang sudah dipotong.”
“Apa yang menyebabkan kondisi seperti itu?” tanya Da Hae.
Heo Jun mengepalkan tangannya dengan kuat. Dia tampak sangat bersalah, “Penyebab pertama adalah masalah di saraf sensorik pada otak. Kedua…,” Heo Jun tiba-tiba berhenti menjelaskan.


Da Hae bingung karena Heo Jun berhenti bicara. Dan tiba-tiba saja, Heo Jun berlutut di hadapan Da Hae. Da Hae bingung, pasien, suster dan Won Hee juga bingung melihat Heo Jun yang tiba-tiba berlutut.
“Maafkan aku. Aku sungguh minta maaf,” ujar Heo Jun dengan sangat bersalah.


Flashback
Saat operasi Da Hae setahun yang lalu, Heo Jun bertugas sebagai dokter anestesi yang membius Da Hae dan mengawasi organ-organ vitalnya, termasuk memastikan Da Hae tetap terbius selama operasi.


“Selama operasi amputasi… Karena kesalahanku, kamu terbangun saat operasi.”
Heo Jun harus menginput data selama operasi ke komputer. Tapi, dia tampak sangat mengantuk dan tidak fokus. Saat menginput itulah, dia baru sadar kalau dia membuat kesalahan. Bius umum yang di lakukannya pada Da Hae gagal karena obat bius yang tersabung ke selang, terlepas. Menyadari kesalahannya, Heo Jun segera memasang kembali kedua selang tersebut. Dan kemudian kembali menyuntikan obat. Tapi, saat itu, Da Hae sudah bangun.
“Kamu bangun selama dibius dan merasakan rangsangan. Karena kamu diberikan obat pelemas otot, kamu tidak akan bisa bergerak, tapi kamu akan merasakan sakitnya.”
End
“Lalu alasan keduanya adalah itu?” tanya Da Hae, berusaha menahan tangis dan amarahnya.
“Kami tidak tahu alasan pasti untuk nyeri fantom… Tapi kesalahanku bisa berkontribusi. Maafkan aku,” ujar Heo Jun, penuh rasa bersalah.
Da Hae menangis. Dia marah. Dia sangat – sangat marah dan menyuruh agar Heo Jun pergi dan jangan berada di dekatnya. Dia tidak ingin melihat Heo Jun.
Won Hee segera menarik Heo Jun agar menjauh. Won Hee bertanya sekali lagi, memastikan, apakah itu benar? Heo Jun menangis dan jatuh terduduk. Semua itu benar. Itu adalah perasaan bersalah yang sudah di pendamnya selama ini.
--

Di dalam ruang isolasi, semua masih memikirkan penyakit yang kakek Yu idap. Si Young tiba-tiba memegang pipi kakek Yu dan merasakan sesuatu. Dia segera memberitahu Yo han kalau dagu kakek Yu membengkak di bawah rahang. Yo Han segera memeriksa dan memberitahu kalau itu adalah limfadenitis (pembesaran kelenjar getah bening). Itu menandakan infeksi atau tumor.
“Limfadenitis, disorientasi, dan kehilangan pendengaran. Dia bisa terkena infeksi.”
“Apa itu? Catatan medisnya bersih sampai setahun lalu. Tanpa tanda atau gejala penting, kenapa dia tiba-tiba memiliki semua masalah ini?” tanya Yoo Joon.
“Masa inkubasi. Bagaimana jika penyakit dengan masa inkubasi lama menunjukkan tanda?”
“Bukankah kebanyakan dari luar negeri? Dia tidak pernah ke luar negeri, bukan?” tanya Yoo Joon pada Si Young.
Si Young membenarkan. Kakek Yu tidak pernah naik pesawat lebih dari 40 tahun. Mendengar itu, Yo Han langsung bertanya, kalau begitu Kakek Yu berada di luar negeri 40 tahun yang lalu? Si Young juga tidak yakin. Tapi, dia kemudian teringat sesuatu. Saat dia mendekatkan telinga, kakek Yu berkata : “Perang.”
Yoo Joon langsung berasumi kalau apa yang kakek Yu katakan mengenai telah membunuh banyak orang adalah ‘perang’? Si Young menambahkan, apa kakek Yu mengonsumsi obat tidur adalah karena ingatan akan hal itu.
“Bagaimana jika perang itu terjadi di luar negeri?” duga Yo Han.
Yoo Joon segera melihat komputer mengenai data Yu Deok Kyu. Usia 68 tahun. Lahir tahun 1950. Itu artinya perang yang terjadi setelah tahun 1970. Si Young segera melakukan panggilan grup lagi dan memerintahkan agar mereka mengidentifikasi semua perang di luar negeri yang mungkin di ikuti oleh kakek Yu. Jika mereka benar, bisa saja kakek Yu terpapar virus yang menyebabkan semua hal ini. Perang yang terjadi setelah tahun 1970 di luar negeri dan yang bisa di ikuti oleh orang Korea kelahiran 1950.
“Perang Vietnam,” ujar Yo Han.
“Benar. Selama pekerjaan sukarelaku, kami bertemu veteran dari Perang Vietnam,” ujar Mi Rae.

Yo Han mulai mengetukan jari-nya lagi. Otaknya mulai mencerna semua informasi yang telah ada. “Melioidosis (disebabkan karena paparan tanah atau air yang terkontaminasi),” ujar Yo Han, menemukan nama penyakit kakek Yu. “Masa inkubasinya panjang. Jika di Vietnam, penyakitnya pasti melioidosis.”
“Dengan melioidosis, maksudmu… Penyakit Whitmore?” tanya Yoo Joon.
“Ya, penyakit Whitmore.”
“Bakteri itu tidak aktif selama 44 tahun?” tanya Si Young.
“Pada satu satu pasien, bakteri itu muncul setelah 63 tahun. Pasien itu mengidapnya selama Perang Dunia Kedua.”
“Dokter Cha benar,” ujar Won Hee yang mencari tahu penyakit Whitmore di internet. “Bakteri itu tidak aktif dalam waktu yang lama, tapi gejalanya muncul sehingga sulit untuk didiagnosis. Kebanyakan pasien tidak didiagnosis sampai menjadi sepsis. Ini hampir tidak menular, tapi tingkat fatalitasnya tinggi, dengan 40 persen.”
Yo Han memperhatikan kakek Yu, “Kita membutuhkan diagnosis pasti. Jika infeksi bisa diidentifikasi, itu pasti melioidosis.”

---
Guys, episode 16 lanjut besok atau lusa ya. Hari ini sibuk banget belanja bulanan. Jadi, kecapekan dan mood nulis jadi nurun. Hehehhe. Yang Go Go Squid di pastikan Senin malam bakal di upload karena udah janji. Happy weekend ya, alles!!!



2 Comments

Previous Post Next Post