Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode
23
Images by : Dragon TV / ZJTV / iQiyi
Pertandingan sudah hampir di mulai, MC sudah mulai
memberitahu mengenai tata acara pertandingan. Dan Xiaomi juga sudah bersiap
untuk bertanding. Ai Qing berusaha menyemangatinya agar tidak merasa tertekan.
Pertandingan hari ini adalah antara Team Taotao vs
Team SP.
Yaya berseru senang saat melihat Xiaomi naik ke
atas panggung.
Shangyan juga tiba di arena pertandingan. Dia
masih membawa kopernya, itu tanda kalau dia bahkan tidak sempat pulang. Xiao Ai
melihat kedatangan Shangyan dan memberitahunya pada Tong Nian. Tapi, semua
sedang terfokus pada pertandingan yang berlangsung.
Pertandingan berlangsung sengit dan akhirnya di
menangkan oleh team SP.
MC memberikan semangat. Semua team SP berdiri di
atas panggung dan memberi hormat pada para penonton. MC memberikan kesempatan
pada mereka untuk bicara sepatah dua kata. Mic di berikan pada Slide yang
adalah ketua team, dan Slide memberikan mic pada Xiaomi karena Xiaomi adalah
hero team mereka hari ini. Semua audiens mulai meneriakan nama Xiaomi.
“Terimakasih atas kedatangan semuanya yang datang
untuk melihat kompetisi ini. Hari ini, kami menang. Aku sudah mengeluarkan
semua upayaku,” ujar Xiaomi dan terdiam sesaat. “Hari ini, di hidupku, adalah
kompetisi pro terakhirku.”
Semua terkejut dengan kalimat terakhir Xiaomi. Ou
Qiang yang di atas panggung langsung berbisik menegurnya.
“Aku yakin kalau yang duduk di sini hari ini,
banyak dari kalian adalah pendukung Xiaomi dari team SOLO 10 tahun yang lalu.
Xiaomi sepuluh tahun lalu telah melewati pasang surut, tapi aku selalu yakin
bahwa selama kerja keras dan perjuangan, aku akan mendapatkan hasil yang baik.
Tapi, sebenarnya tidak seperti itu. Sejujurnya saja, dari dalam hatiku, aku
merasa sangat… tenang. Banyak hal yang ku syukuri. Seperti… seperti kembang api
yang meletus di langit. Hidup. Brillian. Aku ingin berterimakasih untuk semua
orang yang telah mendukungku. Terimakasih semuanya, untuk selalu menemaniku
melewati jalan ini. Kalian telah bekerja keras. Menemaniku di saat paling indah,
saat kembang api paling bersinar. Terimakasih semuanya!” pidato Xiaomi dan
menundukkan kepala dalam-dalam.
Yaya yang adalah fans berat Xiaomi, menangis.
Sedih karena Xiaomi memutuskan untuk pensiun.
“Masih ada satu hal lagi yang ingin ku katakan
pada semua yang ada di sini. Dan itu adalah adalah satu-satunya pemain Team
SOLO yang masih terus berkompetisi, Ou Qiang. Mungkin ini adalah takdir, karena
nama user name CTF nya adalah “ALL”. Itu… dia mewakili kami berlima dari Team
Solo. Bertumbuh bersama, kerja keras demi kami. Menjadi juara nasional
menggantikan kami. Memiliki kalian semua adalah hal yang ku syukuri. Xiaomi… Mi
Shaofei… sekarang keluar,” akhiri Xiaomi.
Shangyan yang mendengar pidato Xiaomi tampak
kecewa. Tong Nian melihat kekecewaannya, tapi dia tidak bisa pergi menemui
Shangyan karena menemani Yaya yang masih terus menangis.
Solo sendiri langsung pergi ke arena panggung
dengan terburu-buru. Ai Qing mengikutinya dan memintanya untuk tenang. Solo
tidak tenang, dia ingin segera bertanya pada Xiaomi, apa yang Xiaomi pikirkan?!
Untuk memperkeruh suasana, Shangyan muncul. Dia
berteriak penuh amarah pada Solo karena membiarkan Xiaomi pensiun?! Ai Qing
menahan Shangyan dan memintanya untuk tidak bersikap impulsif. Solo juga tidak
tahu hal ini. Shangyan tidak mendengarkan Ai Qing dan malah mendorongnya dengan
kasar ke samping.
Shangyan meraih kerah baju Solo. Dia mengingatkan
Solo kalau sebelumnya, Solo sudah berjanji padanya. Ai Qing berusaha menarik Shangyan menjauh,
tapi Shangyan terus mengibaskan tangan Ai Qing. Solo berteriak menyuruh Ai Qing
untuk menjauh. Ai Qing tetap tidak menjauh dan Shangyan mulai memarahinya. Solo
tersulut. Dia menyuruh Shangyan untuk tidak berbicara kasar pada Ai Qing.
Shangyan balas marah, dia mengingatkan kalau dia sudah bukanlah anggota SOLO
lagi.
“Benar. Dalam hidup ini, aku tidak mempunyai
anggota team bersamaku lagi. Sebelum kau pensiun, ada satu hal yang ku janjikan
padamu. Jika kau meninggalkan team, maka aku tidak akan berpartisipasi dalam
kegiatan team apapun lagi. Jadi, sampai hari ini, aku selalu berjuang
sendirian. Hal pertama, aku sudah melakukannya. Hal kedua, di Sanya, aku
berjanji akan menjaga mereka. Xiaomi. Ou Qiang. Aku minta maaf. Hal kedua, aku
tidak melakukannya dengan baik,” ujar Solo, menyesal. “Pukul aku. Pukul aku
sebanyak apapun kau mau!”
Xiaomi sudah ada di sana dan mendengar pembicaraan
mereka. Dia berteriak memanggil nama Shangyan dan mendekat pada mereka. Begitu
melihat Xiaomi, Shangyan langsung meminta Xiaomi untuk ikut dengannya ke
K&K. Xiaomi dengan tegas menolak. Dia sudah menolak hal itu 3 kali.
Shangyan tetap memaksa.
“Gun God, peringkat terburuk di team mu adalah 71.
Dan aku, aku sudah berada di bawah 100. Kenapa aku harus ke klub mu? Ngelap
layar? Cuci keyboard? Begitu? Kau ingin melihatku seperti itu?” ujar Xiaomi.
“Berikanlah aku martabat. Di panggung tadi, aku merasa hebat. Kalian semua
melihatnya. Aku harus menelpon keluargaku sekarang. Aku tidak ingin kalian
bertengkar lagi.”
Xiaomi beranjak pergi. Shangyan memanggilnya, tapi
Xiaomi terus berjalan pergi.
Xiaomi menemui pada anggota SP. Semua tampak
bersedih dengan keputusan Xiaomi. Ou Qiang lebih marah karena Xiaomi memutuskan
semuanya sendiri tanpa berdiskusi dengan mereka. Xiaomi berusaha tetap tenang.
Ou Qiang tetap emosi. Dia menyebut Xiaomi yang telah mengecewakan mereka semua.
“Mengecewakan apa?” balas Xiaomi.
“Apa yang akan kau lakukan setelah pensiun? Apa
kau peernah memikirkan hal itu?! Apa kau bersedia (pensiun).”
“Aku akui, aku tidak bersedia. Aku masih mempunyai
mimpi juara di hatiku. Karena itu, ketika Solo memintaku bergabung dengan SP,
aku setuju tanpa ragu. Bagaimanapun, fakta membuktikan kalau aku tidak
mempunyai kemampuan lagi. Aku tidak memilikinya lagi. Tempo-ku, ketahanan-ku,
aku tidak bisa mengimbangi mereka yang lebih muda. Aku tidak punya pilihan. Aku
sudah memberikan segalanya. Bro, berikan
aku penutupan yang baik okay,” pinta Xiaomi dan mengulurkan tinjunya.
Ou Qiang berbalik badan. Dia masih belum siap.
“Hanya kau yang tersisa dari team SOLO. Kau harus
bertahan. Selama kau ada, SOLO juga ada,” ujar Xiamo, meneteskan air mata.
Ou Qiang menatap Xiaomi. Dia tersenyum. Dan mereka
melakukan tinju toss mereka.
--
Ou Qiang menemui Shangyan dan memintanya untuk
tenang. Semua di lakukan Xiaomi sendiri tanpa memberitahu Solo dan Ai Qing.
Jadi, Shangyan sudah salah paham. Shangyan menghela nafas dan berkata dia tahu
kemudian dia lanjut jalan pergi.
Tong Nian muncul di depannya. Dia menanyakan
keadaan Shangyan. Shangyan menatapnya dan bertanya, mau kemana? Tong Nian
langsung tersenyum, kemanapun Shangyan mau pergi, dia ikut.
Sebelum Tong Nian mengikuti Shangyan, Ou Qiang
memberitahu Tong Nian kalau masalah Xiaomi ini memberikan pukulan keras pada
Shangyan. Dia meminta tolong Tong Nian untuk menenangkan Shangyan. Tong Nian
mengiyakan.
Xiao Ai sibuk mencari Solo di arena pertandingan.
Solo mendengar teriakan Xiao Ai, tapi dia menutup telinga, dia bersembunyi di
balik panggung. Pikirannya sedang kacau sekarang ini. Dan akhirnya, Xiao Ai
menemukannya. Xiao Ai meminta agar ayahnya bicara dengannya. Dia meminta Solo
untuk tidak sedih. Solo hanya diam dan memukuli kepalanya sendiri. Xiao Ai
menangis.
“Hidup ayah hanyalah kegagalan,” ujar Solo.
Xiao Ai menangis dan meminta agar ayahnya tidak
berkata seperti itu. Jangan sedih. Dan semua akan baik-baik saja.
“Aku tidak bisa melakukan apapun dengan benar,”
ujar Solo, meratap.
“Tidak. Ayahku adalah yang terbaik,” ujar Xiao Ai
masih menangis.
--
Yaya menemui Xiaomi. Dia cemas dengan pengumuman
pensiun Xiaomi akan membuat beberapa fans setia Xiaomi menjadi marah. Dia
khawatir jika Xiaomi keluar sekarang lewat pintu depan, dimana para fans
berkumpul, Xiaomi akan di serang. Dia menawarkan jaketnya untuk menutupi wajah
Xiaomi.
Xiaomi tersenyum melihat perhatian Yaya.
“Idol, kau harus ingat, apapun keputusan yang kau
buat, kami fans lama akan selalu percaya padamu, mendukungmu dan menemanimu.”
Xiaomi terharu mendengarnya. Dengan berani, dia
berjalan ke pintu depan. Para fans setianya langsung berkerumun. Mereka tidak
marah dan sebaliknya mereka mengucapkan kata-kata dukungan untuk Xiaomi. Mereka
juga menyuruh Xiaomi untuk melakukan livestream ketika pulang, jangan seperti
dulu, tiba-tiba menghilang. Masih banyak fans Xiaomi, dan jika Xiaomi melakukan
livestream (seperti vlog), akan banyak yang menonton dan mendukung.
Tapi, ada beberapa fans lain yang memohon agar
Xiaomi tidak pensiun. Mereka sudah menunggu Xiaomi begitu lama. Dan berat
rasanya, karena Xiaomi tiba-tiba memutuskan untuk pensiun.
“Aku benar-benar berterimakasih mendapatkan
dukungan kalian dari dulu. Terimakasih,” ujar Xiaomi dan menundukkan kepala
dalam-dalam.
--
Shangyan membawa Tong Nian ke camp K&K. Tapi
begitu sampai, dia memerintahkan Grunt dan One untuk menemani Tong Nian yang
adalah tamu, dan jangan biarkan Tong Nian mendekatinya. Semua bingung. Tapi,
Shangyan langsung masuk ke dalam kamar.
Anggota K&K heran dengan sikap Shangyan.
Bagaimana bisa Tong Nian di sebut ‘tamu’? Ada apa sebenarnya? Tong Nian hanya
menjawab kalau mood Shangyan tidak bagus hari ini. Baru saja, Xiaomi mengumumkan
pensiun. Semua kaget, karena berita itu belumlah tersebar.
Lagi keadaan kacau begitu, Demo muncul mencari
Shangyan. Ibunya datang dan ingin bertemu Shangyan. Semua saja bahkan langsung
bilang kalau hari ini sangat sial. Su Cheng berkata dia yang akan menemui ibu
Demo.
Ibu Demo tidak mau bicara dengan Su Cheng. Su
Cheng berbohong kalau Shangyan sedang ada urusan bisnis dan tidak akan ada di
kantor selama 2 hari, jadi kalau ada keperluan, dapat di bicarakan dengannya.
Ibu Demo tetap menolak bicara dengan Su Cheng. Dia ingin membicarakan mengenai
kontrak, dan Su Cheng pasti tidak punya otoritas untuk membahas mengenai
kontrak.
Tong Nian
yang di biarkan sendiri, bingung harus ngapain. Haruskah iya masuk ke kamar
Shangyan? Dia merasa sangat tidak berguna dan terasa seperti orang luar. Karena
itu, Tong Nian memutuskan untuk pulang saja.
Saat keluar gedung, dia melihat Su Cheng yang
sedang di bentak-bentak oleh ibu Demo. Dia meminta kontrak Demo di putuskan.
Walaupun dia miskin, dia bisa membayar denda kontrak.
Tong Nian jadi khawatir dengan Shangyan. Tekanan
yang Shangyan terima semakin besar.
--
Esok hari,
Solo datang ke kantor SP. Dia menerima berkas
pemutusan kontrak dengan Xiaomi. Solo meminta sekretarisnya untuk mendouble-kan
kompensasi Xiaoxi, nilai double itu bisa di potong dari bonus tahunannya. Dan
jangan sampai yang lain tahu hal ini.
Solo masuk ke dalam ruangannya dan sudah ada
Xiaomi di sana yang menunggunya dengan tas-nya. Solo memberikan kertas
pemutusan kontrak utnuk Xiaomi tanda tangan. Xiaomi meminta maaf karena sudah
membuat masalah untuk Solo. Solo menyuruh Xiaomi tidak meminta maaf. Dia hanya
tidak menyangka kalau hal ini akan seperti ini. Dia sangat sedih.
Xiaomi tersenyum dan menyuruh Solo untuk tidak
sedih. Semua dia yang memutuskan. Lagipula, Shangyan, Solo dan Ai Qing sudah
pensiun, jadi dia juga harus ikut pensiun. Walaupun begitu, Solo tetap merasa
tidak nyaman di hatinya. Dia merasa bersalah karena mereka telah meninggalkan
mimpi yang belum mereka capai dan hal itu mempengaruhi Ou Qiang serta Xiaomi.
Padahal, dia lah yang membawa mereka di jalan ini dan orang yang memberikan
harapan pada mereka, dan kenapa semua menjadi seperti ini sekarang?!
Xiaomi berusaha menghibur Solo untuk tidak terlalu
menyalahkan diri sendiri. Semua sudah ada waktunya.
Solo mengajak Xiaomi untuk keluar malam ini, tapi
Xiaomi dengan sopan menolak karena dia masih harus melakukan sesuatu nanti
malam. Xiaomi sudah hendak tanda tangan pemutusan kontrak, tapi Solo
menghentikannya dan mengoyak kertas itu. Baginya, dia dan Xiaomi adalah
saudara, jadi dia yang akan menanggung semua kompensai yang harus Xiaomi
tanggung dan juga dia akan membantu semua masalah Xiaomi. Xiaomi berterimakasih
padanya.
--
Xiaomi keluar dari gedung SP dan sudah ada Yaya di
sana yang menantinya. Yaya memberikan Xiaomi pelukan penghiburan dan berkata
semua akan baik-baik saja nantinya.
--
Yaya ternyata membawa Xiaomi ke kantor SP. Dan di
sana juga ada Tong Nian. Yaya meminta Tong Nian untuk memanggil Shangyan
keluar.
Tong Nian dengan ragu menghampiri Shangyan. Shangyan
masih saja mengabaikannya. Dengan sopan, Tong Nian meminta maaf karena tidak
meminta izin Shangyan untuk berkunjung. Dia tahu kalau 2 hari ini mood Shangyan
sedang tidak bagus. Tapi, Xiaomi ingin dia menyampaikan pesan kalau dia ingin
bertemu. Dan sekarang, Xiaomi ada di depan. Apa Shangyan ingin menemuinya?
Shangyan tidak menjawab dan berjalan ke depan,
menemui Xiaomi.
“Kau mencariku?”
Yaya dan Tong Nian sudah takut kalau mereka akan
bertengkar. Tidak di sangka, mereka malah saling tersenyum. Yaya dan Tong Nian
lega.
--
Shangyan membawa Yaya, Tong Nian dan Xiaomi pergi
dengan mobilnya ke suatu tempat. Suasana di dalam mobil sangat dingin.
Shangyan ternyata membawa mereka ke arena lari.
Shangyan dan Xiaomi akan berlari dan menyuruh Tong Nian serta Yaya untuk
menunggu mereka kurang lebih 2 jam. Dan usai mengatakan itu, mereka berdua
langsung beradu lari. Dengan terpaksa, Tong Nian dan Yaya hanya bisa berdiri
menunggu mereka berdua kembali dengan memegang jaket Shangyan dan Xiaomi.
Setelah berlari jauh, Xiaomi dan Shangyan akhirnya
kembali dengan nafas terengah-engah. Walau begitu, mereka sudah bicara lebih
akrab dari sebelumnya. Setelah itu, Xiaomi mengajak Yaya untuk lari bersamanya.
Tong Nian mencoba bicara dengan Shangyan, tapi Shangyan hanya merespon dengan
dingin.
--
Setelah berlari, mereka pergi untuk minum bersama.
Dan tentu saja, Shangyan langsung melarang Xiaomi untuk memberikan Tong Nian
alkohol. Setelah itu, Shangyan bertanya tujuan Xiaomi selanjutnya, pulang ke
rumah? Xiaomi memberitahu kalau sebelum datang dia bertengkar dengan ibunya dan
bilang akan pulang dengan membawa trophy. Yaya nimbrung dan berkata kalau
sekarang banyak pekerjaan online, jadi Xiaomi tidak perlu pulang. Xiaomi
meminta agar tidak membahas hal ini dulu.
Shangyan bertanya, Xiaomi tidak dimana sekarang?
Xiaomi sudah keluar dari asrama SP kan? Xiaomi menjawab kalau dia tinggal di
motel selama beberapa hari ini. Shangyan meminta Xiaomi untuk tinggal di
rumahnya. Xiaomi menolak.
Xiaomi sudah mabuk dan segera pergi keluar untuk
muntah. Yaya menghampirinya dan membawa tissue. Xiaomi benar-benar mabuk dan
bicara asal. Yaya khawatir. Yaya tahu apa kekhawatiran Xiaomi, hingga dia
memuji Xiaomi yang sangat tampan saat mengucapkan pidato pensiun. Dia sangat
keren.
Yaya tanya, di dalam team SOLO, Xiaomi paling
dekat dengan Shangyan kan?
“Aku benci padanya, tapi… aku benar-benar
menyanyanginya!” teriak Xiaomi. “Lihat betapa baiknya hubungan kami dulu.
sekarang?! SEKARANG?!”
“Aku tahu. Karena itu, tahun itu, hanya kau dan
dia yang pensiun.”
“Ya. Dia patah hati dan aku bertindak impulsif.
Aku menyesal. Aku menyesali hal itu. Sekarang, mau gimana? Jika aku tetap
bermain sampai sekarang, dan aku tidak pensiun tahun itu, peringkatku pasti
jauh lebih bagus dari sebelumnya. Tapi sekarang aku harus gimana? Sekarang…
aku… aku,” frustasi Xiaomi.
Yaya berusaha menghibur, menyuruh Xiaomi untuk
tidak memikirkan masa lalu dan hanya pikirkan masa depan. Xiaomi menatapnya,
mungkin hatinya tersentuh dengan kebaikan dan ketulusan Yaya padanya.
Di dalam resto, Tong Nian mencoba bicara dengan
Shangyan. Dia bertanya, apakah saat di Norway, ponsel Shangyan rusak? Shangyan
menggeleng.
“Bukankah aku sudah bilang padamu sebelumnya kalau
aku tidak bisa di percaya?”
“Aku yakin kau bisa di percaya.”
“Aku tidak bilang padamu kalau aku ke Norway. Aku
mematikan ponselku yang dapat kau hubungi dan meninggalkannya di China, apa itu
bisa di sebut bisa di percaya? Ketika aku kembali, aku juga tidak
memberitahumu. Jika kita tidak bertemu di stadium, kau tidak akan melihatku.
Apa itu bisa di sebut bisa di percaya?”
“Aku tahu kau ke luar negeri untuk bekerja. Hari
ini, mood-mu sedang tidak baik. Aku tidak akan bertengkar denganmu. Kau minum
terlalu banyak tadi. Makan saja dulu sekarang.”
“Itu bukan untuk pekerjaan. Untuk perjodohan.
Perkenalan keluarga. Keluarganya cukup bagus. Dan dia cukup cantik.”
Tong Nian tampak sedih, karena Shangyan kan
sekarang sedang berpacaran dengannya. Dia mulai hampir menangis. Shangyan terus
saja bersikap dingin dan berkata kalau Tong Nian tidak nyambung dengannya. Mungkin
karena perbedaan umur mereka yang jauh. Dia sudah hampir 30 tahun dan harus
segera menikah. Tong Nian harus mencari pria lain.
“Aku tidak mau mencari orang lain,” tegas Tong
Nian.
“Kau kenapa begitu keras kepala? Apa kau tidak
mengerti maksudku.”
“Aku tidak mengerti,” jawab Tong Nian dan
meneteskan air mata.
Shangyan sebenarnya sedih melihat Tong Nian
menangis. Tapi, dia tetap bersikap kejam.
“Aku tidak suka padamu,” ujar Shangyan dengan
kejamnya.
Itu di lakukan Shangyan karena janjinya pada ibu Tong
Nian.
Tags:
Go Go Squid
Lanjut kak..kasihan tong nian T_T
ReplyDeleteLnjut kakkkðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
ReplyDeleteLanjuuttt
ReplyDeleteSemangaaattt
lanjt mbk semangat...
ReplyDeleteLanjut mba semangat
ReplyDeleteedisi sedih .. keren tulisannya
ReplyDelete