Sinopsis C-Drama : Walk Into Your Memory Episode 02 part 1
Images by : Tencent
Hal
yang harus di tangani oleh An Ning sebelum dia pergi adalah membuat ulang sup.
Dia menunjukkan kebolehannya dalam memaksa. Fai Feng mencoba sup buatan An Ning
dan memuji rasa sup yang enak dan tidak kalah dengan sup yang sudah An Ning
tumpahkan. An Ning tersenyum, dia juga tahu kalau dia yang salah. Jadi, karena
dia sudah selesai, maka dia pamit untuk pergi duluan.
Kepala
Koki kembali ke dapur pas saat itu dan menyuruh An Ning untuk tidak pergi
terlebih dahulu.
Flashback
Kepala Koki menjelaskan pada Hao Qian kalau An
Ning adalah cucu dari Guru-nya. Dan dia sudah mendapat perintah dari Guru-nya
untuk selalu membawa An Ning. Untuk kemampuan dan pemahaman memasak, An Ning
mempunyai pemahaman yang tinggi. Jadi, dia yakin kalau An Ning akan bisa
menyelesaikan masalah kali ini dengan baik.
Dan juga, dia tadi mendengar
pembicaraan Hao Qian dan An Ning. Dia yakin kalau sudah ada kesalahpahaman
antara Hao Qian dan An Ning. Dia juga berani menjamin kalau An Ning bukanlah
mata-mata. Jadi, dia mohon agar An Ning di berikan kesempatan.
“Baiklah. Sementara tidak
membahas masalah mata-mata. Tapi, dia seperti ini, aku sangat tidak percaya
dengan kemampuannya.”
“Mengenai ini kamu tidak perlu
khawatir, An Ning ini meskipun agak ceroboh, tapi soal kemampuannya, aku berani
menjamin.”
“Baiklah. Jika demikian, aku beri
dia kesempatan satu kali lagi. Jika dia bisa membujukku dengan masakannya, aku
akan mengizinkannya tetap tinggal.”
End
Dan
karena itu, Kepala Koki menyuruh An Ning untuk tidak lupa mimpinya menjadi
koki. Dia memberikan apron An Ning untuk memaksa. An Ning dengan yakin membuat
masakannya. Masakan mie sederhana.
--
Dia
membawa masakannya dan menghindangkannya pada Hao Qian. Hao Qian tampak tidak percaya
dengan An Ning yang dia suruh menunjukkan kemampuan memasak, tapi ternyata
hanya membuat mie seperti ini.
Hao
Qian mencoba mie buatan An Ning. Dia terhenyak.
Flashback
Saat kecil, nenek sering
memasakkan mie Yang Chun untuk Hao Qian. Dia sangat menyukai mie buatan nenek
nya tersebut
Suatu ketika, nenek Hao Qian
jatuh sakit. Hao Qian menjenguknya dan meminta nenek agar cepat pulih. Dia
rindu masakan mie Yang Chun nenek. Nenek tersenyum dan berkata akan memasakkan
mie Yang Chun untuk Hao Qian. Tapi, kemudian nenek pun meninggal.
Hao Qian sangat sedih. Masakan
mie Yang Chun sudah tidak terasa sama lagi.
End
Dan
kini, masakan mie An Ning mengingatkannya akan rasa mie Yang Chun, mendiang
neneknya. Hao Qian semakin mencurigai An Ning, siapa An Ning sebenarnya?
Bagaimana An Ning bisa tahu mengenai mie ini dan juga mengalami masalah
mata-mata?
“Meskipun
aku sangat percaya pada Gong Chen (Kepala Koki), tapi selain mata-mata aku
tidak bisa memikirkan alasan lain.”
“Apakah
mata-mata akan tahu tentang mie Yang Chun? Bisakah kamu pintar sedikit?” balas An
Ning.
Hao
Qian curiga kalau An Ning sudah menyelidiki mengenai dirinya, karena ini An
Ning bisa tahu banyak hal. An Ning bingung cara menjelaskannya, yang bisa di
katakannya adalah dia bukan mata-mata. Hao Qian tetap menyuruh An Ning
memberikannya alasan yang bisa di percayainya.
An
Ning berpikir sesaat. Dia mendekat, “Sebenarnya…,” bisik An Ning. “Aku bisa
melihat ingatan orang lain.”
Hao
Qian tertawa mengejek. Apa hal itu bisa di percaya. An Ning sudah menduga hal
itu. Hanya karena Hao Qian tidak bisa melihat kekuatannya, bukan berarti hal
itu bohong. Misalnya saja, dia tidak pernah pergi ke New Zealand, apa artinya
New Zealand tidak ada? Kekuatannya sama seperti itu. Hao Qian langsung
membalas, kalau ada orang lain yang pernah ke New Zealand. Tapi, apa ada orang
lain yang bisa melihat ingatan orang lain?
Untuk
membuktikan kekuatannya, An Ning pun melihat ingatan Hao Qian. Yang dilihatnya
adalah ingatan kemarin malam. Dia jadi tahu kalau Hao Qian dan Yi Ming Jun
adalah teman baik dan Hao Qian juga tidak bisa menyentuh wanita. Pantas saja,
Hao Qian sangat marah saat dia menyentuhnya di lift dulu.
Hao
Qian menduga kalau Ming Jun yang memberitahu semua hal itu pada An Ning.
“Mengapa
kamu begitu tidak mempercayai orang lain?” kesal An Ning. “Sudahlah, tidak
menjelaskannya lagi. Bagaimana? Ini termasuk lulus kan?” tanya An Ning,
menunjuk ke mie buatannya.
“Kamu
katakan dengan jelas tentang mie Yang Chun, dan masalah bisnis. Maka kamu bisa
tetap tinggal di sini.”
“Sudah
kukatakan, kamu sendiri yang tidak percaya. Bagaimana lagi aku harus
menjelaskannya?” ujar An Ning, frustasi.
“Aku
berikan kamu kesempatan untuk membuktikan diri sendiri tidak bersalah.”
Dan
Hao Qian membawa An Ning keluar.
Para
pegawai ruang makan yang melihat mereka, langsung bergosip. Bukannya An Ning
sudah di pecat? Apakah ini fasilitas Long Teng yang terbaru? Setelah di pecat,
dir. Long sendiri yang akan mengantar pulang?
Manager
Ma kebetulan lewat dan melihat mereka yang menggosip. Siapa yang dir. Long
antar pulang? Semua kompak menjawab, An Ning. Manager Ma langsung tampak
cemburu.
--
Pas
lagi jalan, Hao Qian dan An Ning menemukan seorang nenek yang tersesat. Polisi
berusaha menanyakan alamat rumah nenek, tapi nenek itu pikun dan tidak ingat
alamat rumahnya. An Ning menggunakan kemampuannya untuk melihat ingatan nenek
itu.
Setelah
tahu, An Ning berkata pada polisi kalau dia tahu rumah nenek itu dan akan
mengantar nenek pulang. Hao Qian memperhatikan yang An Ning lakukan. Nenek
masalahnya bilang tidak tahu siapa An Ning. Karena itu, polisi menawarkan diri
untuk membawa nenek dan An Ning bersama, biar An Ning yang menunjukkan jalan.
Mereka pergi dengan mobil polisi.
Di
dalam mobil, An Ning sangat memperhatikan nenek. Dia membantu mengancingkan
kancing sweater nenek yang terlepas. Hao Qian memperhatikan hal tersebut. Saat
memperhatikan luar jalan, An Ning melihat ada pengemis bapak dan anak di
pinggir jalan.
Nenek
berhasil di antar pulang dengan selamat. Putra nenek sudah sangat cemas karena
ibunya hilang. Dia berterimakasih karena sudah mengantarkan ibunya pulang.
Tadi, saat penjaga ibunya sedang mencuci baju, ibunya lari keluar sendirian.
Polisi menyuruh putra nenek untuk berterimakasih pada An Ning yang menunjukkan
jalan.
Putra
nenek berterimakasih pada An Ning. Tapi, darimana An Ning bisa tahu alamat
rumah mereka? An Ning berbohong kalau dulu dia pernah tinggal di sekitar sini
dan melihat nenek. Putra nenek benar-benar bersyukur dan karena itu, dia
menerima sejumlah uang untuk An Ning. An Ning menolak, tapi putra nenek terus
memaksa. Akhirnya, An Ning menerima uang tersebut. Melihat hal itu, wajah Hao
Qian langsung berubah kesal.
Saat
berjalan pulang bersama, Hao Qian mengejek An Ning yang membuktikan diri dengan
cara ini. Mengantarkan tetangga pulang dan kemudian mendapat imbalan? An Ning
tidak peduli dengan yang Hao Qian pikirkan mengenai dirinya.
An
Ning ternyata memberikan uang itu pada pengemis yang di lihatnya tadi. Tidak
hanya uang imbalan, tapi juga uang dari dompetnya sendiri, An Ning berikan.
Ayah pengemis itu sangat berterimakasih atas bantuan An Ning. An Ning bicara
pada anak pengemis yang tidak bersekolah. Dia menasehati anak itu untuk
bersekolah, dan berusaha menjadi orang yang berguna di masyarakat. Anak itu
mengiyakan. Tidak hanya itu, An Ning bahkan menawarkan membelikan ice cream
untuk anak tersebut.
Saat
An Ning membeli ice cream, Hao Qian bertanya, apakah An Ning tidak takut hanya
di bohongi oleh pengemis itu? An Ning membalas kalau Hao Qian pasti sering di
bohongi. Hao Qian beralasan kalau dia hanya berpikir rasional.
“Dia
adalah seorang petani. Dua tahun yang lalu, istrinya meninggal karena
kecelakaan, meninggalkan seorang ibu berumur 70an, dan anak perempuan yang
berumur 6 tahun. Baru-baru ini, ibunya juga baru meninggal dunia. Akhirnya, hasil
pemeriksaan dia dan anak perempuannya keduanya memiliki tumor. Menurutmu, kehidupan
manusia sungguh banyak sekali penderitaan.”
Hao
Qian terperangah mendengarkan penjelasan An Ning. An Ning memberikan ice cream
yang di belinya pada anak pengemis. Dan Hao Qian akhirnya berkata pada An Ning
kalau dia akan memberikan kesempatan pada An Ning untuk membuktikan diri, semua
karena Gong Chen (Kepala Koki).
--
Sekretaris
dir. Long bertanya, apakah Hao Qian masih menemui psikiater? Sudah dua bulan
ini, dia tidak melihatnya. Dir. Long diam dan kemudian memberi perintah agar
mengawasi Hao Qian. Jika Hao Qian menemui psikiater lagi, langsung melapor
padanya.
--
Di
sebuah restoran mewah, sedang di adakan pertemuan keluarga. Anak perempuan di
salah seorang keluarga, Min Er, memiliki penampilan nyentrik dengan rambut
berwarna merah. Dan Min Er sibuk melihat kaca. Ayahnya menegur sikap Min Er
yang seperti itu. Dan ayah juga meminta maaf pada dir. Lin (ibu Hao Qian) atas
sikap Min Er.
“Tidak
masalah. Aku memang suka dengan sifat Min Er yang terus terang. Dalam hatiku, dari
awal aku sudah menganggap Min Er sebagai menantuku. Hao Qian beberapa hari ini sibuk
dengan proyek Hai Wan. Jadi, hari ini tidak bisa kemari. Tetapi Hao Qian sudah
mengatakannya padaku. Nanti ada waktu, akan memberikan Min Er perayaan ulang
tahun sebagai gantinya. Bagaimana, Min Er?”
Min
Er tampak tidak suka. Bukannya menjawab pertanyaan dir. Lin, dia malah pamit
untuk pergi karena sudah selesai makan.
--
An
Ning membawa Hao Qian ke café dan memperhatikan beberapa pasangan.
Pasangan
yang pertama tampak seperti orang yang saling mencintai. An Ning memberitahu
Hao Qian kalau si pria datang menemui si wanita karena ingin putus. Mantan
pacar pria sudah kembali dan yang pria itu cintai adalah mantan pacarnya.
Wanita itu hanya sebagai cadangan saja.
Dan
benar, tidak lama, pria itu meminta putus pada wanita itu.
Hao
Qian bertanya apakah An Ning bisa mendengarkan apa yang mereka bicarakan? An
Ning menjawab tidak. Tapi, gunakan perasaan untuk merasakannya.
Pasangan
yang kedua, ceweknya datang terlambat dan si pria langsung memarahinya. An Ning
bertanya pendapat Hao Qian, apakah menurut Hao Qian pria itu brengsek? Hao
Qiang mengangguk. An Ning langsung berkata kalau pria itu adalah pria
idamannya.
“Gadis
ini setiap kali datang terlambat saat kencan, dan setiap kali dia terlambat, selalu
ada alasan yang berbeda. Pria ini, meskipun selalu menyalahkannya. Tetapi sebenarnya
saat pacarnya telat, dia terus khawatir sampai tidak bisa tenang. Pria ini bukanlah
orang yang menggunakan rayuan untuk menyenangkan pacarnya, juga bukan orang
yang suka melakukan hal romantis. Tapi dia akan membuatkan sarapan untuk
pacarnya, dia juga akan mengantar dan menjemputnya ke tempat kerja setiap hari.
Dia mengingat semua kesukaan pacarnya. Dia juga mengingat semua kecemasan
pacarnya. Dia mencintainya, melindunginya, bersedia berubah deminya. Bahkan, bisa
melakukan hal yang diri sendiri merasa tidak bisa melakukannya,” jelas An Ning
dan membayangkan dirinya adalah pacar pria itu.
Saat
itu, pria itu mengeluarkan buket bunga mawar merah yang telah di siapkannya dan
melamar gadis itu.
“Kapan
aku bisa bertemu pangeran kuda putihku?” gumam An Ning.
Pengamatan
para pasangan sudah usai. Hao Qian mengizinkan An Ning untuk kembali masuk
kerja. Dia akan mempercayai An Ning sementara ini, tapi selanjutnya dia akan
terus mengawasi An Ning. An Ning senang bisa kembali bekerja dan menyebut Hao
Qian sebagai pria bijaksana. Tapi, dia mohon agar Hao Qian merahasiakannya
memiliki kekuatan super. Soalnya, dia kehilangan semua pekerjaannya karena hal
ini.
“Kulihat
kamu kehilangan pekerjaanmu bukan karena alasan ini melainkan karena kamu
banyak berbicara,” komentar Hao Qian
Saat
itu, ponsel Hao Qian berbunyi. Ibunya menelpon dan marah karena Hao Qian tidak
datang. Ini adalah perjamuan makan yang penting dengan paman Liu. Hao Qian
tidak peduli, dia tidak pernah berjanji untuk datang. Dir. Lin membahas
mengenai paman Lin yang berperan penting dalam proyek Hai Wan dan akan
memberikan banyak keuntungan untuk Hao Qian.
“Proyek
Hai Wan, aku bisa mengandalkan kemampuanku untuk mendapatkannya. Ini tidak ada
hubungannya denganmu. Jika kamu juga tertarik dengan proyek ini, grup Long Teng
menyambutmu untuk datang bersaing dengan sehat,” tegas Hao Qian. “Aku masih ada
urusan. Lain kali jika ada hal seperti ini, tidak perlu menghubungiku. Aku
tidak akan pergi. Masalah bisnis, kamu bisa langsung menghubungi Xiao Zhao.”
An
Ning berkomentar kalau ternyata ada orang yang lebih galak dari ibunya. Hao
Qian langsung melotot padanya. An Ning memuji ibu Hao Qian yang cantik. Hao
Qian langsung berkata kalau itu bukan ibunya. An Ning malah menyimpulkan kalau
Hao Qian anak haram. Hao Qian langsung menyuruhnya tutup mulut.
--
An
Ning kembali ke dapur. Semua orang menyambutnya dengan senang. An Nin meminta
maaf karena sudah membuat masalah hari ini. Nana sangat senang. Dia memanggil
An Ning dengan panggilan “kak An Ning.” An Ning menyuruhnya untuk tidak terlalu
formal, panggil saja An Ning karena umur mereka tidak seharusnya beda jauh.
Xiao
Wu penasaran umur An Ning, karena umur Nana adalah 22 tahun. An Ning
memberitahu kalau dia berumur 24 tahun. Xiao Wu kaget karena An Ning terlihat
begitu muda dan hanya tua setahun dari manager Ma. Fei Fang kaget, apa Manager
Ma bilang pada Xiao Wu kalau umurnya 23 tahun? Yang lain mengiyakan karena
manager Ma juga bilang begitu pada mereka. Fei Fang langsung memberitahu umur
manager Ma yang sebenarnya adalah 32 tahun.
--
Saat
jam istirahat,
Dengan
sengaja, Manager Ma duduk di meja An Ning bersama para koki. Ming Jun bertanya
bagaimana cara An Ning membuat Hao Qian mengubah keputusannya? An Ning menjawab
dengan pede kalau dia menggunakan pesona-nya untuk menaklukan Hao Qian.
Fei
Fang penasaran dan tanya apakah An Ning sudah menikah? Baru An Ning mau jawab,
Manager Ma sudah langsung bilang kalau nikah itu tidak gampang.
“Jadi
ini juga alasan kak Meng Lu masih sendiri sampai sekarang,” komentar An Ning.
“Aku
hanya sedang dalam tahap pemilihan saja. Prinsip kita berdua itu berbeda, dan
juga tolong panggil aku manajer Ma,” ujar Manager Me dengan nada kesal.
“Baik,
manajer Ma. Tetapi meskipun prinsipnya berbeda, tetapi hasilnya kan sama saja.”
Gong
Chen (kepala koki) ikut nimbrung, “Di masyarakat sekarang, persaingan antara
wanita umur 30an lebih ketat dari perkiraanku.”
“Aturan
dari persaingan yang kuatlah yang menang, mengerti?” ujar Manager Ma, kesal.
“Mengerti.
Jadi kamu sudah dieliminasi,” balas Gong Chen.
Karena
kesal, Manager Ma memilih pergi dari sana sambil berkata kalau Gong Chen pria
tua yang tidak menarik. Gong Chen tidak terima dan mengejar Manager Ma.
An
Ning bingung melihat mereka berdua. Nana memberitahu kalau setiap Manager Ma
dan Kepala Koki bertemu pasti akan seperti ini. Mereka semua sudah terbiasa.
Tapi, An Ning benar-benar hebat. Mereka di sini, satupun tidak ada yang berani
melawan Manager Ma kecuali Kepala Koki. Dan An Ning tadi berani melawan
padanya.
Tags:
Walk Into Your Memory
Lanjut ka..
ReplyDeleteLnjuttt kakkk
ReplyDelete