Sinopsis C-Drama : Go Go Squid Episode
34
Images by : Dragon TV / ZJTV / iQiyi
Profesor menunjuk ke arah Shangyan dan bertanya,
“Siapa kamu? Kenapa kemari? Salah masuk kelas hah?!”
Shangyan tidak takut dan malah dengan santai
menjawab kalau dia datang dari jauh karena tertarik pada terkenalnya
Universitas Jiaodong dan mampir. Profesor menjawab kalau harusnya Shangyan
pergi berkeliling kampus, bukannya malah duduk di dalam kelas ini.
“Kenapa? Ada orang yang kau kenal di sini?” tanya
profesor.
“Tentu saja,” jawab Shangyan tanpa ragu.
Profesor langsung nanya, siapa yang mengenal
Shangyan? Tidak ada yang berani menjawab. Profesor menatap Tong Nian yang duduk
di samping Shangyan, dan langsung curiga, apa Tong Nian pacar Shangyan?
Shangyan tersenyum dan membenarkan. Tidak di
sangka, profesor malah bicara dengan santai bertanya apakah Shangyan datang
untuk mengajak Tong Nian kencan? Nonton bioskop?
Tapi, mahasiswa/I yang lain malah menggoda Tong
Nian yang bodoh karena membawa pria ke dalam kelas mereka. Mereka juga kasihan
pada Tong Nian yang bisa jatuh ke dalam tangan Shangyan yang jauh lebih tua.
Profesor dengan santai berkata pada mereka untuk
tidak khawatir. Dia dan Shangyan langsung saling memberikan tos. Semua kaget.
Profesor langsung memperkenalkan Shangyan yang adalah junior-nya dulu. Shangyan
menjelaskan lebih agar tidak ada yang salah paham, kalau profesor waktu itu
usia 30 atau 40tahun-an saat mereka 1 kelas saat kuliah dulu.
Profesor pun akhirnya mengakhiri kelas. Profesor
ingin mengajak Shangyan bicara lebih lama, tapi Shangyan meminta maaf karena
hari ini tidak bisa. Untungnya profesor cepat tanggap kalau Shangyan nggak bisa
karena ingin kencan dengan Tong Nian.
Yaya juga sudah langsung pergi duluan agar tidak
mengganggu.
Dan karena tinggal berdua, maka di mulailah kencan
mereka di dalam kelas. Shangyan menulis di papan tulis namanya dan nama Tong
Nian, kemudian di tengah papan tulis dia membuat gambar love.
Setelah itu, mereka lanjut keluar kelas. Tong Nian
benar-benar bahagia hingga tertawa terus. Tong Nian kemudian tersadar kalau dia
harus menghapus tulisan di papan tulis tadi atau nanti ada yang melihat. Tong
Nian pun langsung lari ke kelas dan meminta Shangyan menunggu.
Setelah Tong Nian kembali, pas pula Zheng Hui
muncul. Shangyan jelas terganggu melihatnya. Apalagi Zheng Hui malah memberikan
hadiah untuk Tong Nian dan meminta waktu untuk bicara. Tong Nian bingung kenapa
Zheng Hui memberikannya hadiah? Dan juga, dia meminta Zheng Hui untuk bicara
langsung saja di sini. Dia dan Shangyan sedang terburu-buru mau pergi.
Zheng Hui masih belum sadar keadaan. Dia malah
ingin menyatakan cinta-nya. Shangyan yang paham akan gelagat Zheng Hui,
langsung mengalihkan dengan mengajak Zheng Hui bicara berdua dan menyuruh Tong
Nian menunggu di dalam mobilnya, yang dia parkir di gerbang masuk. Tong Nian
sedikit bingung, tapi dia menurut dan pergi.
Setelah Tong Nian pergi, Shangyan bicara serius
dengan Zheng Hui. Dia sudah mendapati Zheng Hui sebanyak 3 kali (pertama, saat
Shangyan pertama kali datang ke kampus Tong Nian. Kedua, saat di rumah sakit.
Dan sekarang adalah yang ketiga) berusaha mencuri pacarnya di depannya. Zheng
Hui bingung, 3 kali? Maksudnya, Tong Nian?
Shangyan membenarkan dan bahkan menambahkan kalau
bulan depan, Tong Nian sudah akan menjadi istrinya. Jadi, dia memperingati
Zheng Hui agar bertindak yang benar. Jika hal ini terjadi lagi, dia akan
bersikap tegas.
“Berapa beda usia mu dan Tong Nian? Kau mengerti
apa yang Tong Nian sukai? Aku kasih tahu padamu ya, nilaiku sama bagusnya
seperti Tong Nian. Hobi kami juga sama. Dia dan aku adalah orang dengan dunia
yang sama. Aku kasih tahu padamu, mencintai seseorang berbeda dengan
membesarkan hewan peliharaan. Ingat perkataanku yang ku katakan ini : Kecuali
Tong Nian yang memberitahuku. Jika dia tidak bilang sendiri kalau dia suka
padamu, aku tidak akan menyerah!” tegas Zheng Hui.
Saat Shangyan mendekat padanya, Zheng Hui
menegaskan sekali lagi kalau dia tidak akan menyerah! Dan kemudian dia pergi.
--
Tong Nian membawa Shangyan berjalan-jalan di
lingkungan kampus dan memperkenalkan setiap sudut kampus. Setelah itu, Tong
Nian penasaran bagaimana Shangyan dan profesor-nya bisa saling mengenal?
Shangyan pun bercerita kalau profesor adalah orang yang baik dan cukup menarik.
Profesor sudah mengajar Bahasa Inggris hingga usia sekitar 40 tahun dan
kemudian ingin liburan panjang untuk dirinya sendiri. Jadi, profesor memutuskan
untuk melanjutkan kuliah Master Industrial Design.
Shangyan kemudian tiba-tiba penasaran dan
bertanya, apakah Tong Nian merasa dirinya adalah orang yang tidak tahu caranya
berkencan? Tong Nian dengan jujur menjawab kalau dia belum pernah pacaran
sebelumnya, jadi dia juga tidak tahu sama sekali. Tapi, dia merasa, mereka
berdua yang tidak punya pengalaman berkencan, hal ini cukup menarik juga. Dan
juga, mereka kan bisa belajar bersama mengenai hal ini.
Shangyan bertanya lagi, dia kan selalu memasang
wajah datar, apa dia terlihat seperti orang yang sangat kejam dan sulit di
dekati? Tong Nian langsung membatah hal itu karena dia tahu Shangyan hanya
berpura-pura. Shangyan kan mengurus banyak anak muda, tentu saja harus
berpura-pura sedikit. Dan dia sudah tahu sekarang kalau semua anggota K&K
tidak takut sama sekali pada Shangyan.
Shangyan malah berkata akan bersikap lebih kejam
lagi sekarang. Tong Nian langsung tertawa mendengarnya. Menurutnya, semakin
kejam Shangyan, semakin imut dia merasa.
Mereka kemudia lanjut jalan dan berkencan.
Shangyan kemudian bertanya, kalau dia adalah senior Tong Nian di kampus, apa
yang Tong Nian ingin dia lakukan?
Tong Nian langsung membawa Shangyan ke kantin
kampus. Di sana adalah hotpot kecil yang banyak orang mengantri untuk
mengambilnya. Dan harapan Tong Nian adalah pacarnya akan mengantri mengambilkan
hotpot itu untuknya. Shangyan langsung melakukannya. Jelas, Tong Nian merasa
sangat bahagia.
Shangyan juga bahagia karena Tong Nian bilang
padanya, kalau Shangyan adalah pria yang pertama mengantri untuknya. Shangyan
memastikan dengan bertanya apakah Zheng Hui tidak pernah? Tong Nian langsung
menjawab kalau dia dan Zheng Hui beda tahun ajaran jadi dia juga jarang melihat
Zheng Hui.
Shangyan kemudian memberitahu kalau pertandingan
Final Team Global akan di lakukan di Norway. Dan dia akan membawa Tong Nian
bersamany. Jadi, mereka harus mulai menyiapkan Visa Tong Nian. Tong Nian sangat
senang mendengarnya dan juga bersemangat.
Meskipun
pertandingan Final International belum di mulai, tapi saat ini, aku sepenuhnya
percaya padanya. Dia, Han Shangyan, pasti akan bisa membawa K&K masuk ke
final!
Pertandingan
Final National semakin dekat hari ke hari. Kali ini, aku akhirnya bisa
benar-benar ikut berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sangat
keren daripada yang ku pikirkan.
Para anggota K&K terus latihan, menyusun
strategi, beristirahat, bermain dan kembali latihan lagi. Latihan terus
menerus.
Setiap
kompetisi selalu seperti ini. Setiap hari, setiap minggu, setiap tahun, selalu
latihan lagi dan lagi. Mengulang gerakan yang sama ribuan dan puluhan ribu
kali. 1 tahun, 2 tahun, hidup seperti ini setiap harinya. Setiap harinya.
Dan Tong Nian menemani Shangyan, selalu. Shangyan
sibuk melihat pertandingan ulang di komputernya hingga menolak untuk makan.
Jadinya, Tong Nian menyuapinya.
--
Dan tidak terasa, 5 hari lagi hingga pertandingan
final nasional.
Dan ny. Han sudah datang ke Shanghai. Shangyan protes
karena ny. Han datang begitu lama padahal dia kan sudah minta datang lebih
cepat. Ny. Han memberitahu alasannya datang lama karna dia mencari tiket
pesawat yang diskon. Dia kan harus mulai menabung untuk hadiah uang pernikahan
Shangyan nanti-nya.
Shangyan mengajak ny. Han untuk bicara serius. Dia
memberitahu kalau orang tua Tong Nian tampaknya sangat tidak menyukai-nya. Ny
Han kaget. Kenapa mereka tidak suka pada Shangyan? Shangyan kan anak yang
sangat hebat. Shangyan menjelaskan kalau sekarang mungkin sudah lebih baik,
tapi mereka belum menganggapnya begitu hebat.
Ny. Han penasaran dengan Tong Nian. Tong Nian kan
sudah mau lulus, apa karir nya akan di lakukannya? Shangyan baru tersadar, dia
tidak tahu apapun. Ny. Han tertawa tidak percaya mendengar jawaban Shangyan,
apa benar Tong Nian dan Shangyan pacaran? Shangyan menjelaskan kalau dia dan
Tong Nian baru mengenal kurang lebih 200 hari dan tidak banyak hari sejak
mereka benar-benar bersama.
“Dan kau yakin… dia satu-satunya?” tanya Ny. Han.
Shangyan mengangguk.
“Kau tahu bagaimana setia pada satu orang? Anakku,
jika kau benar-benar mencintai seseorang, kau harus menyerahkan segalanya
untuknya. Itu baru cinta hanya jika kau menyerahkan segalanya padanya.”
Shangyan memikirkan apa yang Ny. Han katakan tersebut.
--
Tong Nian sedang berada di kampus. Shangyan
menelponnya dan langsung bertanya apa yang akan Tong Nian lakukan setelah lulus
kuliah? Tong Nian menjawab kalau dia berencana untuk bekerja, tapi mentor-nya
tidak membiarkannya dan ingin dia mengambil PhD. Dan dia sudah memikirkannya,
karena dia masih muda, dia akan tetap tinggal di kampus dan membantu
mentor-nya. Tapi, tahun depan, dia akan secara resmi melanjutkan kuliah untuk
PhD.
Shangyan kemudian memberitahu Tong Nian kalau ibu
tirinya sudah datang. Tong Nian protes karena Shangyan tidak memberitahunya
lebih awal dan kenapa ibu Shangyan datang? Dia harus bertemu dengan ibu
Shangyan.
Shangyan berkata kalau ibu tirinya akan ke rumah
Tong Nian malam ini. Tong Nian tambah kaget. Tong Nian berkata akan bergegas
pulang sekarang juga ke rumah.
Setelah selesai teleponan dengan Tong Nian,
Shangyan memberitahu Ny. Han jawaban atas pertanyaan Ny. Han tadi mengenai apa
yang akan Tong Nian lakukan setelah lulus. Mendengar jawaban Shangyan, Ny. Han
jadi mengerti kenapa orang tua Tong Nian sangat menjaga Tong Nian, karena Tong
Nian sangat pintar.
Ny. Han kemudian bersiap hendak pergi ke pertemuan
orang tua. Mereka sebagai pihak dari lelaki harus tiba 30 menit sebelumnya. Dan
juga, dia menyuruh Shangyan untuk memakai baju yang lebih formal.
--
Ternyata, mereka tidak bertemu di rumah Tong Nian
melainkan di restoran hotel. Ny. Han untungnya berbeda dari Shangyan karena dia
sangat ramah dan sopan. Dia juga menyiapkan hadiah wine untuk ayah Tong Nian
dan hadiah set make up untuk ibu Tong Nian. Dan orang tua Tong Nian memang
ternyata tidak ingin Tong Nian untuk ikut dalam pertemuan keluarga ini.
--
Tong Nian berada di dalam taksi dan dalam
perjalanan menuju ke rumah, tapi mereka malah terjebak macet. Tong Nian panik
dan meminta supir nanti untuk lebih cepat sedikit. Pacar orang tuanya akan
datang untuk bertemu orang tuanya, jadi dia harus ada di sana. Dan orang tuanya
juga tidak menyukai pacarnya.
Supir itu malah curhat kalau dulu, orang tuanya
istrinya juga menentang hubungan mereka. Tapi, dia berusaha dengan setiap hari
berkunjung dan membantu melakukan pekerjaan rumah. Dan pada akhirnya, mertuanya
menerimanya.
Tong Nian langsung pamer kalau pacarnya juga
sangat baik padanya dan tidak membiarkanya melakukan apapun. Supir itu memuji
pacar Tong Nian yang sangat baik dan menasehati Tong Nian untuk menjaga
pacarnya itu.
--
Ny. Han memuji Shangyan di depan orang tua Tong
Nian. Dia memberitahu kalau Shangyan datang ke Shanghai seorang diri saat
berusia 19 tahun. Dan saat dia memikirkan hal itu, bekerja seorang diri tentu
sangat sulit. Saat itu, dia bahkan tidak memberikan uang sepeserpun dan bahkan
melarang Shangyan untuk datang ke Shanghai. Dia mengira kalau Shangyan tidak
akan bisa bertahan dan akan segera pulang secepatnya, tapi tidak di sangka,
Shangyan benar-benar tidak pulang. Dia menjadi sangat khawatir. Dia pun segera
membeli tiket ke Shanghai dan ingin melihat apa yang Shangyan lakukan. Dan ada
sesuatu yang tidak akan mereka mengerti jika tidak melihatnya dengan mata
sendiri. Jika mereka bisa lebih lama mengenal Shangyan, mereka pasti akan tahu
kalau Shangyan adalah anak yang cukup baik.
Meskipun dia bukan ibu kandung Shangyan, tapi aku
hanya mengakui Shangyan sebagai anak-nya satu-satunya.
Flashback
Ny. Han
datang ke Shangyan dan pergi ke asrama dimana Team SOLO tinggal. Shangyan tahu
dia datang tapi tidak mau menemuinya. Ny. Han berteriak dari pintu rumah kalau
dia akan membawa Shangyan pulang ke rumah apapun yang terjadi.
Ny. Han
mulai menangis karena Shangyan seperti ini padanya, padahal dia sudah menjaga
Shangyan dari usianya 20 tahun sampai sekarang. Uang yang ayah Shangyan
tinggalkan untuk masa depan Shangyan, sekarang malah di gunakan untuk ini.
Bagaimana dia nantinya bisa menemui mendiang ayah Shangyan?
“Apa
bedanya menggunakan uang itu sekarang dan nanti? Aku mengganti
kewarganegaraanku dan kembali ke sini agar aku bisa mendapatkan juara untuk
China. Jika aku kembali sekarang denganmu, aku harus menyerah sebelum
mencobanya.”
“Kejuaraan
apa? Apa kau bersiap untuk bermain ini selamanya?”
“Aku
bukan bermain-mani. Ini adalah olahraga yang membutuhkan kemampuan dan
intelektual. Meskipun China baru memulainya, tapi, aku percaya suatu hari kita
akan bisa berdiri di atas puncak dunia!”
Saat
itu, ibu Solo tiba dan melihat mereka yang bertengkar di depan pintu rumah
(Shangyan ada di atap genteng). Dia langsung menenangkan ibu Shangyan dan
mengajaknya untuk masuk. Dia akan menunjukkan video saat pertandingan Team SOLO
dan menang. Mereka sangat keren. Jika setelah melihat video itu, Ny. Han masih
tetap tidak suka, dia akan membantu untuk menyeret Shangyan pulang kembali ke
Norway.
End
Dan setelah itu, Ny. Han akhirnya mulai mengerti
mengenai apa yang Shangyan lakukan dan hal itu bukanlah hal yang mudah. Walau
sudah begitu, masih banyak orang yang tidak mengerti dan memandang sebelah mata
hal itu. Tapi, Shangyan tidak pernah memberitahu mengenai segala kepahitan yang
di alaminya dan menderita seorang diri. Tentu saja, Shangyan memiliki beberapa
kekurangan juga. Akan tetapi, Shangyan benar-benar anak yang baik.
Ayah dan ibu mendengarkan dengan seksama. Ibu
tampaknya tersindir karena dia juga memandang remeh dulu apa yang Shangyan
lakukan.
Setelah bicara panjang lebar, Ny. Han jadi merasa
bersalah karena sudah bicara panjang lebar. Ayah tersenyum dan mengatakan tidak
apa. Dia dan Ny. Han bisa nyambung saat bicara.
Setelah pembicaraan panjang, Ny. Han akhirnya
bertanya apakah mungkin untuk membiarkan Shangyan dan Tong Nian bertunangan
dulu secepat mungkin? Ayah dan ibu kaget.
ibu meminta kalau mereka tidak membahas hal itu dulu. Tong Nian dan
Shangyan belum lama saling mengenal. Dan dia merasa semua terlalu cepat.
Ayah menyarankan agar membiarkaan Shangyan dan
Tong Nian bicara dulu dan memutuskan. Shangyan malah bertanya, kenapa dia dan
Tong Nian tidak langsung menikah saja?
Ny. Han langsung memarahinya karena Shangyan
terlalu terburu-buru. Dia berbisik kalau dia sudah menyiapkan taktik, tapi
Shangyan malah langsung memotong jalur.
Ny. Han langsung meminta maaf karena Shangyan
terburu-buru. Dia mengajak mereka untuk makan saja.
Ibu Tong Nian tampak memikirkan sesuatu. Dia pun
mengajak Shangyan keluar dengan alasan untuk mengambil tambahan dessert di
restoran.
Tujuan ibu
Tong Nian adalah ingin bicara serius dengan Shangyan. Dia marah pada Shangyan.
Apa Shangyan kira dengan melakukan pertemuan keluarga seperti ini, dia akan
menyetujui hubungan Shangyan dan Tong Nian?
Shangyan menjelaskan kalau bukan itu maksudnya.
Dia membawa ibu tirinya ke sini adalah agar ibu bisa tahu kalau dia serius pada
Tong Nian dan tidak bermain-main sama sekali. Ibu membahas mengenai Shangyan
yang mengungkit masalah pernikahan tadi. Dia merasa kalau Shangyan seolah
mencoba memaksakan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Shangyan berkata bukan itu.
“Ini karena… aku menyadari kalau aku semakin
mencintai Nian Nian lagi dan lagi. Aku berharapa kalau aku dapat melihatnya
setiap hari. Dan aku berharap hari itu dapat berlangsung selamanya. Itulah
kenapa aku membahas hal itu tadi,” jelas Shangyan, serius.
Ibu jadi takut sendiri. Apa Tong Nian hamil?
Makanya Shangyan terburu-buru ingin menikahi Tong Nian?
“Ti—tidak mungkin. Aku sudah berjanji sebelumnya.
Sebelum menikah, aku tidak akan melewati batas yang tidak seharusnya.”
“Lalu bagaimana dengan Nian Nian? Apa dia
benar-benar menyukaimu? Ah, untuk apa kau bertanya itu. Aku dapat melihat kalau
Nian Nian benar-benar menyukaimu.”
“Aku percaya kalau kami saling mencintai satu sama
lain. Sama seperti tante dan paman.”
Ibu memberitahu kalau Shangyan hanya tidak melihat
saja. Dia dan suaminya juga sering bertengkar setiap hari. Shangyan langsung
berkata kalau itu karena ibu dan ayah ingin melindungi keluarga dan saling
mencintai. Dia bisa melihat hal itu. Dia meminta ibu Tong Nian untuk percaya
padanya dan memberinya kesempatan. Jika Tong Nian tidak bersedia menikah, dia
tentu tidak akan memaksanya dan akan meninggalkannya juga.
“Aku kasih tahu. Ini pertama kalinya Nian Nian
jatuh cinta. Jadi, aku harap kau bisa mencintai dan membahagiakannya. Tidak,
kau harus menjaminnya padaku sekarang.”
“Jangan khawatir. Aku pasti akan melakukan itu.”
--
Pertemuan keluarga itu pun akhirnya usai. Sebelum
ibu Tong Nian pergi, Shangyan meminta pada ibu untuk merahasiakan apa yang di
katakannya hari ini. Dia ingin memberikan Tong Nian kejutan. Ibu setuju.
Shangyan kemudian memberitahu lagi kalau dia akan
membawa team-nya melakukan pertadingan final di Beijing dan ingin membawa Tong
Nian juga. Tenang saja, dia akan menyewa dua kamar hotel. Tapi, dia ingin
pendapat ayah dan ibu. Ayah menjawab kalau Tong Nian sudah dewasa dan Shangyan
bisa berkencan dengan Tong Nian seperti orang pada umum-nya. Tidak perlu selalu
melapor pada mereka. Shangyan berterimakasih atas pengertian ayah.
Tags:
Go Go Squid
keren
ReplyDeletemakin cinta deh ama abang han sangyang😍
ReplyDeleteBaca blog sambil dengar lagu Go go Squid
ReplyDelete