Sinopsis
C-Drama : Love You Like the Mountain and Ocean Episode
03
Images by : Youku
“Seorang
master? Apa kau membicarakan mengenai paman Yan?” tanya Ruining.
Ye
Lin membenarkan. Ruining langsung tersenyum lebar dan berkata akan membantu Ye
Lin untuk bertemu paman Yan. Tapi, Ye Miao juga harus membantunya. Ye Miao
jelas bingung, apa yang harus di bantunya? Ruining meminta bantuan Ye Miao mengenai Shen Zhen, dia tahu kalau Ye Miao mengenal Shen Zhen makanya tahu
mengenai balsem itu. Ye Lin jadi penasaran dan bertanya apa yang mereka
bicarakan? Balsem apa? Ruining langsung berkata bukan apa-apa.
“Jika
aku pergi dengan kamu sekarang, aku pasti tidak bisa kembali tepat waktu nanti
malam. Shen Zhen adalah teman sekamarku, dan dia pasti akan melaporkanku pada
instruktur,” ujar Ruining.
“Jangan
menganggap semua orang sama buruknya sepertimu, ok?” balas Ye Miao.
“Aku
tidak perlu menjelaskan padamu mengenai diriku. Yang penting, kau harus membuat
Shen Zhen sibuk.”
Ye
Miao menolak dengan tegas untuk bekerjasama dengan Ruining.
--
Shen
Zhen berada di kamar dan sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Saat itu, Runing masuk dan mengambil
sebuah kantong kain kecil dari dalam kopernya. Dan Shen Zhen tampak jelas ingin
tahu apa yang Ruining pegang. Ruining bisa melihat kalau Shen Zhen diam-diam
berusaha mengintipnya dari kaca yang mengarah padanya. Ruining tersenyum seolah
sudah mempunyai rencana.
Ruining
keluar kamar dan Shen Zhen langsung mengikutinya diam-diam. Di depan asrama, Ye
Miao sudah menanti dengan sembunyi-sembunyi. Dan begitu melihat Shen Zhen yang
mengikuti Ruining, Ye Miao langsung menyapanya dan mengalihkan perhatian Shen
Zhen padanya. Dia meminta bantuan pada Shen Zhen untuk menjadi modelnya karena
dia ingin membuat sketsa pensil. Shen Zhen dengan mudahnya setuju untuk membantu
Ye Miao.
Dia
tidak tahu kalau itu sebenarnya adalah rencana Ruining, Ye Lin dan Ye Miao
untuk membuat Shen Zhen tidak sadar kalau Ruining diam-diam keluar asrama.
Selesai
membuat Shen Zhen menjauh, Ruining segera mengajak Ye Lin untuk berangkat ke tempat
paman Yan sekarang. Sebelum berangkat, Ye Lin bertanya apakah yang ingin Ruining
singkirkan benar-benar adalah Shen Zhen atau Ye Miao? Ruining langsung tersipu
malu.
“Wajahmu
tidak memerah saat kau malu, tapi… wajahmu memerah saat kau berbohong,” ujar Ye
Lin. “Mari pergi.”
Mereka
pun akhirnya berangkat menuju tempat paman Yan. Ruining terlihat sekali ingin
memegang tangan Ye Lin, tapi karena tidak berani, dia hanya memegang ujung
bawah baju Ye Lin. Ye Lin bisa merasakan Ruining yang memegang ujung bajunya
dan membiarkannya.
Mereka
akan pergi menuju tempat paman Yan menggunakan sepeda. Ye Lin yang membonceng Ruining.
Dan karena Ruining adalah peserta pelatihan dan tidak boleh keluar dari arena
pelatihan, maka Ruining keluar dengan cara melompati dinding di belakang
gedung.
Ruining
juga berkata pada Ye Lin kalau mereka harus pergi dan pulang dengan cepat karena
mereka tidak tahu berapa lama Ye Miao bisa mengalihkan perhatian Shen Zhen. Ye
Lin dengan tenang kalau Ye Miao pasti bisa karena Ye Miao mempunyai banyak ide
lucu. Menurut Ye Lin, Ye Miao itu sama seperti Ruining yang penuh akal.
--
Ye
Miao membawa Shen Zhen ke ruang yang penuh dengan peralatan melukis. Dia meminta
Shen Zhen untuk memegang apel dan dia akan melukis-nya. Untuk menyenangkan Shen
Zhen, dia berkata kalau Shen Zhen adalah model terbaik yang pernah di lihatnya.
Shen Zhen tersenyum tipis-tipis dan malu mendengar ucapan Ye Miao.
Ye
Miao sendiri berpikir kalau Ye Lin dan Ruining pasti butuh waktu setidaknya 2
jam hingga kembali, dan karena itu, dia akan melukis dengan sangat pelan untuk
mengulur waktu.
--
Ye
Lin dan Ruining sudah tiba di depan rumah Paman Yan. Saat membuka pintu, paman
Yan sudah hendak mengusir Ye Lin. Tapi, Ruining muncul dan meminta paman Yan
untuk mengundangnya masuk ke dalam. Paman Yan terlihat kaget karena Ye Lin
ternyata mengenal Ruining.
--
Ye
Miao sudah melukis Shen Zhen dengan sangat pelan dan lama, tapi dia belum juga
mendapat pesan dari Ye Lin yang apakah sudah kembali atau tidak. Jadi,
diam-diam, sambil melukis, Ye Miao mengirim pesan pada Ruining, bertanya apakah
Ruining mencuri kakaknya? Kenapa kakaknya tidak membalas pesannya?
Ruining
menjawab kalau Ye Miao terlalu khawatir dan harusnya mendapatkan pengobatan. Mereka
sibuk!
Shen
Zhen sendiri sudah tampak sangat lelah karena dari tadi harus duduk tegak
sambil mengangkat tangan memegang apel. Tapi, saat Ye Miao menatapnya dan
tersenyum padanya, Shen Zhen langsung membalas dengan tersenyum juga.
--
Ruining
memberikan pada paman Yan, kantong yang di bawanya (yang tadi Ruining ambil
dari kopernya). Dia berkata kalau itu adalah barang titipan dari ibunya. Paman Yan
meminta Ruining menyampaikan ucapan terimakasihnya pada Ny. Ning Mo. Paman Yan
membuka kantong itu, dan ternyata, Ny. Ning Mo memberikan Paman Yan sebuah kaca
pembesar. Paman Yan tersenyum sangat senang karena itu adalah barang yang
sangat bagus.
Ruining
kemudian mulai memuji kalau kaca pembesar itu sangat cocok untuk paman Yan. Terutama
ketika nantinya Paman Yan kembali bekerja, dia bisa memakai kaca pembesar itu.
“Tidak
akan terjadi,” ujar paman Yan.
“Kenapa?
Terakhir kali, ketika aku meminta pigment pada paman untuk ibuku, paman
memberikannya padaku. Bagaimana bisa paman berubah saat Ye Lin yang meminta?”
protes Ruining.
“Karena,
aku bilang itu tidak akan terjadi,” tegas paman Yan. “Ye Lin, kembalilah ke
rumah dan tanya pada keluargamu sesuatu mengenai blue foundation, kau akan mengerti.”
“Apa
itu blue aid foundation? Paman Yan,
aku rasa Anda sudah salah paham. Aku memang memerlukan pigment dari Anda, tapi itu
untuk memperbaiki lukisan yang sangat penting bagiku. Sebelumnya, pelukis-nya
menggunakan pigment mineral Anda untuk memperbaiki lukisan itu. jadi, aku ingin
warnanya tetap konsisten,” jelas Ye Lin.
Ruining
langsung berusaha membujuk paman Yan. Dia bahkan mengancam kalau paman Yan
tidak bisa memberikan alasan yang bagus untuk menolak permintaan Ye Lin, maka
mereka akan datang kemari setiap harinya.
“Baiklah.
Karena kalian sangat ingin mengetahuinya, maka aku akan memberitahu kalinya. Masalahnya
adalah…”
--
Setelah
melukis dengan sangat lambat dan sangat lama, akhirnya Ye Miao menyelesaikan
lukisannya. Ye Miao juga meminta maaf pada Shen Zhen karena sudah membuat Shen
Zhen membantunya seperti ini. Shen Zhen tidak masalah karena sebelumnya, juga
tidak pernah ada orang yang melukis dirinya. Jadi, dialah yang seharusnya berterimakasih.
Shen
Zhen melihat lukisan Ye Miao dan terkesima. Dia sangat menyukai lukisan itu. Dia
memuji lukisan Ye Miao yang sangat bagus. Ye Miao tersipu mendengarnya dan
berkata kalau kakaknya bisa melukis lebih baik darinya.
“Senior
Ye Lin?” tanya Shen Zhen. “Kenapa kau tidak masuk ke jurusan seni?”
“Itu
adalah keputusan ayahku. Melukis hanyalah hobiku. Untuk masa depan…,” Ye Miao menghentikan
ucapannya, “Mari kita tidak membicarakan hal yang tidak menyenangkan. Bagaimana
denganmu Shen Zhen? Kenapa kau memilih mempelajari Peninggalan Budaya dan Museum?”
“Aku?
Kampus ini menawarkan beasiswa penuh. Itu bisa membantu meringankan beban
ibuku. Tidak masalah. Setiap orang mempunyai kehidupan yang berbeda. Ada yang
terlahir sebagai putri, dan ada yang terlahir sebagai pelayan.”
Ye
Miao langsung mencairkan suasana dengan berkata kalau di zaman sekarang ini, perbedaan
kelas sosial bukanlah masalah lagi. Mau jadi putri juga, itu tetap saja orang
biasa. Shen Zhen membalas kalau Ye Miao belum pernah melaluinya makan tidak
tahu. Ada banyak hal yang tidak di pedulikan oleh para putri, sama seperti
lukisan ini. Dia punya seorang teman sekelas, keluarga temannya itu selalu
mempunyai lukisan diri dan memajangnya setiap tahun di kamar. Itu sangat hebat.
Dan temannya itu sudah terbiasa akan hal tersebut. Tapi, dia sangat iri. Seseorang
terus melukisnya setiap tahun dan membuat lukisan yang menunjukkan perubahan
dirinya setiap tahun.
“Tapi,
sekarang aku sudah mempunyai lukisan ini. Bolehkan aku menyimpannya?” tanya
Shen Zhen.
Ye
Miao tersenyum manis. Dia tiba-tiba saja merebut lukisan di tangan Shen Zhen
dan meremasnya. Lukisan itu tidak bagus. Dia akan melukis ulang Shen Zhen dengan
lebih baik. Dia bahkan menyuruh Shen Zhen untuk berpose yang Shen Zhen sukai.
Tampaknya,
Ye Miao merasa kasihan dengan cerita Shen Zhen. Karena itu, dia ingin melukis
ulang Shen Zhen dengan tulus bukan seperti sebelumnya, sengaja melukis dengan
lama demi mengulur waktu.
Dan
ternyata, Huahua melihat mereka dari jendela ruang lukis. Dia jadi kepo, sejak
kapan Ye Miao dan Shen Zhen dekat? Bahkan hingga Ye Miao melukis Shen Zhen. Dia
yakin kalau ada sesuatu yang terjadi.
Huahua
mencoba menelpon Ruining, tapi tidak di angkat. Apa Ruining tidur? Hmmm..
Lagi
berpikir serius, malah muncul Chen Mo. Chen Mo datang untuk meminta maaf secara
benar pada Huahua. Huahua senang dan segera mengajak Chen Mo untuk bicara di
tempat lain, jangan di sini.
--
Entah
apa yang sudah di jelaskan oleh paman Yan, karena Ye Lin langsung menjelaskan
kalau Blue Aid Foundation adalah
yayasan seni yang keluarganya berinvestasi. Yayasan itu mengurus banyak lukisan
antik dan juga artefak, itulah kenapa di perlukan banyak restorer (pemulih lukisan yang sudah rusak).
Ruining
langsung memberitahu pada Ye Lin alasan kenapa Paman Yan selalu membawa gunting
kuku. Karena memperbaiki lukisan antik membutuhkan banyak material mineral, dan
tidak mudah untuk membuatnya seperti yang orang pikirkan. Contohnya membuat
bubuk emas pelapis. Mereka harus menghancurkan emas hingga mejadi foil emas,
kemudian menggilingnya dengan tangan menjadi bubuk yang kecil hingga bisa mengambang
di air. Itulah kenapa paman Yan selalu memotong kukunya sebelum membuat bubuk emas
pelapis. Paman Yan tidak akan makan ataupun minum ataupun meninggalkan rumahnya
dalam rangka agar mengurangi kerugian emas selama prosesnya (takut kalau bubuk
yang tertinggal di tangan atau baju bisa hilang). Tapi, kemampuan itu tidak
menghasilkan banyak uang. Di tambah lagi, banyak orang yang tidak sabar dalam mempelajarinya.
Itulah kenapa paman Yan hanya memiliki satu murid magang selama bertahun-tahun,
dan kemudian murid itu di ambil oleh Blue
Aid Foundation. Itu sama saja seperti mencuri kepingan jiwa paman Yan! Tidak
bermoral.
Paman
Yan berkata kalau dia tidak bisa melarang muridnya itu yang berpindah haluan. Akan
tetapi, dia hanya merasa sedih karena kemampuannya ini tidak bisa di wariskan
pada siapapun sekarang. Ruining membenarkan. Dia bisa mengerti alasan kemarahan
paman Yan pada Blue Aid Foundation,
tapi Ye Lin kan tidak ada hubungannya dengan itu. Jadi, paman Yan tidak bolehlah
egois. Jangan menolak menolong Ye Lin hanya karena dendam pribadi.
Ye
Lin tersenyum senang melihat Ruining yang sangat pandai bicara untuk
membantunya. Paman Yan sampai tertawa karena akhirnya mengerti kalau Ruining
bukanlah di pihaknya tapi mendorongnya agar mau membantu Ye Lin.
“Baiklah!”
ujar paman Yan.
Ruining
dan Ye Lin langsung tersenyum lebar karena paman Yan akhirnya mau membantu
memberikan pigmen yang Ye Lin perlukan untuk memperbaiki lukisan. Tapi,
ternyata, paman Yan tidak setuju dengan begitu mudahnya.
“Keluarganya
merebut murid magangku, dan itu melukaiku. Aku akan membuatnya sedikit menderita,”
senyum paman Yan. Dia masuk ke dalam rumahnya dan kemudian keluar dengan
membawa kantong kain. “Kau ingin pigmen turquoise (warna biru hijau), kan? Maka,
buatlah dari bijih ini. Bawa mereka pulang dan haluskan sendiri. Kau bisa
meminjam alatku. Dan setelah selesai, kembalilah ke sini.”
Ruining
tersenyum dan memuji Paman Yan yang benar-benar adalah master. Mau tidak mau,
mereka harus menerima tugas dari Paman Yan tersebut agar di bantu.
--
Ye
Miao menyelesaikan lukisannya untuk Shen Zhen. Shen Zhen tampak sangat menyukai
lukisan itu yang jauh lebih bagus dan lebih hidup daripada lukisan yang
pertama. Dia sangat berterimakasih pada Ye Miao karena sudah mau melukisnya.
--
Ye
Lin dan Ruining akhirnya pulang dari tempat paman Yan dengan membawa kantong
berisi bijih yang harus mereka haluskan. Tugas dari paman Yan.
Ye
Lin berterimakasih pada Ruining karena sudah membantunya. Jika Ruining tidak
ada, dia pasti sudah gagal. Mereka akan pulang naik sepeda, tapi ternyata ban
sepedanya kempes. Ye Lin berniat kembali ke rumah Paman Yan, mana tahu Paman
Yan ada pompa sepeda. Tapi, Ruining malah melarangnya. Dia berkata kalau paman
Yan pasti tidak punya pompa karena sepeda saja tidak ada. Dia yakin pasti tidak
ada.
Ye
Lin malah berencana bertanya pada warga sekitar, tapi Ruining ngotot melarang. Alasannya
kalau hari sudah malah dan tidak sopan membangunkan orang. Ye Lin tersenyum,
sepertinya tahu tujuan Ruining. Dia jadinya bertanya apa saran Ruining?
Ruining
menyarankan agar mereka pulang saja sambil mendorong sepeda. Lagipula, jaraknya
kan tidak jauh. Dan juga, sinar rembulan malam ini sangat indah. Bagus untuk
berjalan-jalan sekaligus olahraga.
--
Chen
Mo berbincang bersama dengan Huahua. Dia membicarakan mengenai dirinya yang
bekerja menjadi patung demi mendapatkan uang. Huahua penasaran ingin tahu
berapa yang bisa Chen Mo hasilkan dengan bekerja seperti itu? Chen Mo menjawab
kalau tidak banyak yang dia dapatkan tapi dia juga mengerjakan beberapa
pekerjaan sampingna. Uangnya cukup untuk membiayai dirinya selama liburan musim
panas ini. Chen Mo kemudian meminta maaf lagi atas kejadian tempo hari. Dia sudah
hendak memperingati Huahua waktu itu, tapi Huahua sudah terlanjur duduk di pangkuannya
dan dia tidak punya kesempatan untuk memberitahu.
Huahua mengerti dan tidak mempermasalahkannya
lagi. Dia bahkan sudah memaafkan Chen Mo. Dia malah merasa kagum pada Chen Mo
yang bekerja untuk mendapatkan biaya kuliah dan biaya hidup.
--
Ye
Lin berjalan pulang bersama Ruining sambil mendorong sepeda. Dia bertanya
kenapa Ruining mengambil jurusan Peninggalan Budaya dan Museum? Apakah itu
adalah keinginan Ny. Ning Mo?
Ruining
berkata tidak sepenuhnya. Dia tumbuh dengan melihat hal-hal itu dan dia
menyukainya. Jadi, dia memilih jurusan ini dan mendaftar di kampus ini. Meskipun
nilainya tidak begitu bagus, tapi dia bisa bekerja keras. Dia tidak akan
membuat orang tuanya malu.
“Ruining,
aku pikir kau sangat pintar. Contohnya saat di rumah paman Yan tadi. Kau bisa
menyelesaikan masalah dan bahkan menemukan solusi terbaiknya,” puji Ye Lin.
Ruining
sangat senang mendengarnya. Saking senangnya, dia meminta Ye Lin mengulang
perkataan pujiannya itu karena dia ingin merekamnya. Saat itu, Ruining malah
mendapat telepon dari Huahua yang bertanya dia ada dimana?
Kebetulan
sekali, Ye Miao dan Shen Zhen lewat di belakang Huahua karena mereka sudah
selesai melukis. Dan sialnya, Huahua malah bicara keras.
“Astaga!
Berani sekali kau keluar dari camp jam segini! Ah, pantas saja aku melihat Ye
Miao melukis Shen Zhen. Ternyata itu rencanamu! Untuk mencegah Shen Zhen tahu
kau keluar. Hahaha, kau sangat brilian! Sampai jumpa besok.”
Usai
teleponan dengan Ruining, Huahua mengajak Chen Mo untuk kembali ke asrama. Mereka
berdua masih tidak sadar juga kalau Ye Miao dan Shen Zhen ada di belakang
mereka.
Ye
Miao jelas merasa bersalah karena Shen Zhen jadi tahu yang sebenarnya. Da tidak
tahu harus berkata apa. Saat itu, dia mendapat telepon dari Ye Lin yang memintanya
untuk datang ke dinding belakang camp untuk membantu Ruining masuk. Soalnya dia
bawa sepeda dan harus lewat gerbang depan. Ye Miao mengiyakan dan mematikan
telepon.
“Shen
Zhen, sebenarnya, aku ingin melukismu karena…”
“Tidak
masalah. Jika aku di posisimu, aku juga tidak akan bisa menolaknya.
Bagaimanapun, dia (Ruining) adalah putri. Kau tidak memerlukan hal lain dariku
lagi kan? Selamat malam,” ujar Shen Zhen dan beranjak pergi.
“Shen
Zhen.”
“Jangan
khawatir. Aku tidak akan memberitahunya (memberitahu Ruining kalau dia tahu
semuanya).”
Ye
Miao benar-benar merasa bersalah pada Shen Zhen.