Sinopsis C- Drama : Arsenal Military Academy Episode 3 - part 1


Sinopsis C- Drama : Arsenal Military Academy Episode 3 – part 1
Network : iQyi Netflix



Setelah cukup lama di kurung di tempat berendam, akhirnya Yan Zhen di izin kan dan dibantu untuk keluar dari dalam sana. Dua orang petugas yang membawa Yan Zhen berhenti, dan meletakkan Yan Zhen di tengah lapangan lari. Dengan kelelahan, Yan Zhen memberitahu bahwa ini bukan lah kamarnya. Tapi mereka mengabaikan nya, dan pergi darisana meninggalkannya.
Dengan sangat lelah, Yan Zhen pun tidur di tengah lapangan begitu saja.

Liang Chen akhirnya berhasil pulang dengan membawa beban batang kayu. Dengan sangat kelelahan, dia berjalan mendekati tempat Yan Zhen sedang tidur, dan ikut tiduran disebelahnya.
“Mengapa kamu kembali sangat telat?” tanya Yan Zhen, perhatian.
Dan Liang Chen tertawa, “Apakah itu keren?” tanyanya balik.
“Keren abis. Lebih baik daripada membawa batang kayu,” balas nya.

Yan Zhen bertekad untuk tidak mengalamin hukuman berendam lagi besok. Dan Liang Chen ikut bertekad, dia tidak akan menjadi yang terakhir pulang lagi besok. Mendengar itu, Yan Zhen memandangin Liang Chen dan menertawai nya. Dan dengan riang, Liang Chen balas menertawai nya juga.

“Aku tidak ingin mandi lagi,” keluh Yan Zhen. Lalu dia berdiri, dan mengulurkan tangan nya untuk membantu Liang Chen. Tapi Liang Chen memukul tangan itu sebagai tanda dia menolak untuk dibantu, lalu dia pun berdri.
Sebagai balasan karena Liang Chen menolak  bantuannya, maka Yan Zheng pun menendang helm nya. Dan dengan pelan, Liang Chen memukulnya. Lalu mereka berjalan kembali bersama- sama.

Man Ting datang ke bar milik Nyonya besar, yaitu Xiao Yu. Dia datang ke sana dengan memakai topi, kacamata hitam, serta syal panjang untuk menutupi wajah nya. Melihat dia, Xiao Yu tidak bisa mengenalinya, dan bertanya siapa. Dan Man Ting menunjukan sedikit wajah nya di balik kaca mata.
“Oh, itu kamu. Kapan kamu kembali?”
“Belum lama ini. Dimana Xiao Jun?” tanya Man Ting.

Dan Xiao Yu menunjuk kan dimana. Sebagai ucapan terima kasih, Man Ting pun memberikan kiss padanya. Melihat itu, Xiao Yu tersenyum lucu.

Man Ting memanggil Xiao Jun dengan pelan, dan memberikan tanda untuk mendekat. Dengan bingung, Xiao Jun bertanya siapa. Dan Man Ting menunjukan sedikit wajahnya. Mengenali siapa itu, Xiao Jun pun langsung berbicara dengan suara keras, dia menanyakan kenapa Man Ting memakai pakain seperti itu, dan kacamata hitam di malam hari.
“Aku tidak ingin di perhatikan. Apakah hari ini aman? Beberapa hal yang lalu, beberapa anak punk menguntit aku. Dan aku hampir di culik,” jelas Man Ting, mengeluh.
“Hentikan. Kamu pasti paranoid,” balas Xiao Jun. “Orang- orang disini, tidak ada yang mengenali kamu. Lepaskan saja kacamata mu.”

“Apa kamu sedang bercanda? Aku seorang superstar. Semua orang mengenali ku,” balas Man Ting dengan sikap bangga.
Xiao Jun tertawa, dan meneriakin nama Man Ting dengan keras. Tapi tidak ada seorang pun yang mengenal Man Ting, mereka malah bertanya dengan bingung siapa Man Ting itu. Setelah membukti kan hal itu, Xiao Jun pun menyuruh Man Ting untuk melepaskan kacamata hitam itu saja.
“Apakah orang- orang disini tidak membaca berita?” tanya Man Ting, tidak percaya.
“Ayolah. Orang yang datang ke sini untuk minum nyaris tidak bisa membaca. Bahkan jika mereka bisa, mereka semua membaca berita politik,” balas Xiao Jun, menjelaskan.
Man Ting pun akhirnya melepaskan kacamata hitam yang di pakai nya, serta syal panjang nya juga. Lalu dia meminta air. Dan Xiao Jun memberikannya, lalu dia bertanya, kenapa Man Ting tidak tetap tinggal di Shanghai saja, karena bagian utara sedang tidak stabil. Dan Man Ting menjawab bahwa dia sedang ada kerjaan yang harus di kerjakan, yaitu syuting film disini, makanya dia datang.

“Bukan di Shanghai, tapi di Shunyuan? Apa Tuan Shen yang mengivestasikan nya?” tanya Xiao Jun, sambil tersenyum menggoda Man Ting.
“Mana mungkin,” balas Man Ting, tidak suka membicarakan tentang Ting Bai.
Xiao Jun memuji betapa baiknya Ting Bai kepada Man Ting, dan menurut nya Man Ting menikah saja dengan Ting Bai. Karena Ting Bai itu baik, kaya, dan berkuasa, dia seseorang yang bisa mendukung Man Ting.
Namun Man Ting malas mendengar kan itu, dan meminta Xiao Jun untuk berhenti membicarakan itu. Tapi Xiao Jun tidak mau berhenti, dan semakin bersemangat membicarakan itu terus. Dengan capek, Man Ting pun menutup telinga nya.

Lalu karena Xiao Jun masih juga tidak selesai berbicara, maka Man Ting pun menyela nya dengan bertepuk tangan pelan. “Terima kasih padanya. Tapi jika dia menyukai ku, apa aku harus menikah dengannya? Banyak pria lain yang menyukai ku juga. Selain itu, aku bisa mencari nafkah sendirian. Mengapa aku harus bergantung padanya?”
“Kamu pikir kamu bisa duduk disini sekarang, kalau kamu diculik di Palimo?” balas Xiao Jun, mengingatkan. Dan mendengar itu, Man Ting langsung memandangin nya.

Man Ting menanyakan, bagaimana Xiao Jun bisa mengetahui kejadian itu. Dan dengan gugup, Xiao Jun menjawab bahwa hari itu dia ada disana untuk memperkenal kan seseorang kepada Man Ting. Mengetahui hal itu, dengan tajam, Man Ting pun bertanya, kenapa Xiao Jun tidak menyelamatkan nya.
“Aku hampir mati ketakutan. Bagaimana aku bisa membantu mu? Juga, jika aku datang untuk membantumu, bagaimana mungkin Tuan Shen ..”
“Sana- sana,” balas Man Ting, malas.
Xiao Jun kemudian teringat sesuatu, dan dia menanyakan kenapa Man Ting datang ke sini. Dan Man Ting mengatakan bahwa karena Xiao Jun bekerja di bar, Xiao Jun pasti mengenal orang dari Akmil Liehuo. Jadi dia mau Xiao Jun membantunya untuk menyelidiki seseorang, yaitu orang yang hampir menculik nya di Palimo hari itu. Hari itu dia merasa sangat malu, bahkan orang itu memukul pantat nya juga.
Mendengar itu, Xiao Jun tertawa. Dan Man Ting langsung memarahinya. Dengan segera, Xiao Jun pun menutup mulut nya.

“Jika dia jatuh ke tanganku, aku akan menangkap nya,” desis Man Ting, penuh tekad.
“Kamu akan melakukannya sendiri?”
“Aku tidak akan melakukannya sendiri. Katakan saja, kapan jam istirahat, dan kapan dia akan pulang,” jelas Man Ting.
Xiao Jun pun berpikir sejenak, lalu dia menjawab bahwa dia ada mengenal seseorang. Mengetahui itu, Man Ting dengan bersemangat, bertanya siapa itu, murid atau guru, dan apakah dia mengenal nya.
“Kamu tidak perlu tahu siapa dia. Aku akan membantumu bertanya. Siapa namanya?”
“Gu Yan Zhen.”


Yan Zhen bermeditasi di tempat tidurnya. Melihat itu, Liang Chen mendekatinya dan memberikan obat kepadanya, karena Yan Zhen pasti sangat ke dinginan setelah seharian berendam. Tapi Yan Zhen menolak, dan menyuruh Liang Chen untuk tidak bicara dengannya, karena dia harus tenang.
“Terserah,” kata Liang Chen dengan malas. Lalu dia pun bersiap untuk tidur. Namun sebelum itu, dia mengingatkan Yan Zhen untuk tidak bangun terlambat besok. Tapi Yan Zhen diam, tidak menjawab nya.
“Dengarkan aku! Jika kamu bangun terlambat lagi besok, kita berdua akan berada di dalam air,” keluh Liang Chen, mengingat kan.
“Kita lihat nanti saja. Sekarang otakku sedang berantakan,” balas Yan Zhen.
Dengan kesal, Liang Chen pun merasa seperti ingin memukul nya. Kemudian dia mengatai Yan Zhen gila, dan tidur.


Pagi hari. Lonceng sekolah berbunyi berkali- kali. Liang Chen telah selesai bersiap juga, namun Yan Zhen malah belum bangun sama sekali. Dengan cara baik- baik, Liang Chen memanggil Yan Zhen, dan mengocangkan tubuhnya supaya bangun. Tapi Yan Zhen malah tetap tidak mau bangun, dan tidur.

Dengan kesal, Liang Chen pun mengambil sebaskom air dan menyiramkan nya langsung kepada Yan Zhen. Dan karena terkejut, Yan Zhen pun langsung berteriak.
“Ini untuk kebaikanmu,” jelas Liang Chen. Lalu dia pun berniat berlari keluar dari dalam kamar. Tapi Yan Zhen langsung menarik nya dan bergulat dengannya.

Melihat itu, Jun Shan mengabaikan mereka berdua. Dengan santai, dia mengucapkan permisi, lalu melangkahi mereka berdua yang sedang bergulat di depan pintu. Dan untuk sesaat mereka berdua berhenti, tapi kemudian saat Jun Shan sudah melangkah pergi, mereka mulai bergulat lagi.
Latihan keras di mulai. Mereka berlari di dalam hutan dengan membawa tas serta senjata. Dan selama berlari, Yan Zhen dengan sengaja selalu menganggu Liang Chen. Tapi untungnya, Liang Chen berhasil menahan emosi nya.

Kemudian saat mereka berlatih melewati rintangan di lapangan. Yan Zhen lagi- lagi menganggu Liang Chen. Dan melihat itu, Pelatih pun memarahi Yan Zhen.


“Kamu tidak ada kerjaan ya?” tanya Pelatih dengan tajam.
Yan Zhen dihukum untuk berdiri secara terbalik, dan Liang Chen juga di hukum sama seperti nya. Pelatih menyuruh mereka berdua untuk jangan bermain- main, lalu dia pun pergi meninggalkan mereka untuk menemui seorang tamu.


Dan setelah Pelatih pergi, Yan Zhen pun langsung berhenti melakukan hukuman nya, dan mendekati Liang Chen untuk menganggu nya lagi. Dia dengan sengaja memasuk kan jari nya ke dalam lubang hidup Liang Chen.
Dengan kesal, Liang Chen pun meneriaki nya dengan kesal.


Dikarenakan siang hari, mereka berdua di hukum. Maka malam hari, mereka harus menyelesaikan latihan fisik bersama. Namun kali ini, Yan Zhen bersikap baik dengan tidak menganggu Liang Chen lagi, malahan dia membantu nya. Dan bersama- sama mereka menyelesaikan latihan tersebut dengan di awasi oleh Pelatih.

Pagi hari. Lonceng sekolah di bunyikan, dan Liang Chen pun terbangun. Tapi saat dia barusaja membuka mata nya, dia sudah melihat Yan Zhen berdiri di samping nya sambil tersenyum pada nya dan memegang sebaskom air. Menyadari apa yang sedang ingin Yan Zhen lakukan, maka Liang Chen pun menutup matanya dan bersiap.
“Gu Yan Zhen, aku akan membunuhmu!” teriak Liang Chen, kesal.

Mendengar keributan yang mereka berdua buat di pagi hari, Para murid tampak sudah terbiasa. Jadi mereka pun mengabai kan nya.
Dilapangan. Huang Song menanyakan, apakah Liang Chen bisa berhenti bertengkar saja dengan Yan Zheng, karena Liang Chen selalu berakhir terluka. Dan Liang Chen menjawab bahwa dia tidak punya pilihan, karena Yan Zhen selalu menindas nya.
“Sebenarnya, aku pikir dia tidak seburuk itu,” komentar Huang Song.
“Kamu buta atau apa? Dia itu preman,” balas Liang Chen, kesal.

Huang Song mengerti dan mengubah topik pembicaraan. Dia menanyakan, kemana Liang Chen akan pergi saat liburan nanti. Dan Liang Chen menjawab bahwa dia akan pergi mengunjungin temannya. Sementara Huang Song, dia akan pergi ke tempat adiknya yang sudah menikah di sini.
Mendengar itu, Liang Chen merasa tertarik untuk mendengar. Dan Huang Song menjelaskan bahwa dia punya dua adik, satu pria dan satu wanita. Yang wanita sudah menikah. Yang pria sedang belajar di kota, dan adik pria nya ini adalah yang paling pintar di keluarga mereka.


“Apa yang sedang kalian lakukan?” tanya Pelatih dari belakang mereka berdua. Dan mendengar itu, Huang Song serta Liang Chen pun langsung berhenti mengobrol dan melanjut kan untuk berlari di lapangan.

Liang Chen menemui Xiao Jun di sekolah, dan dengan senang Xiao Jun memeluknya dan menyambut nya. Melihat itu, teman- teman Xiao Jun bertanya- tanya siapa itu. Kemudian menyadari itu, maka Liang Chen pun mengajak Xiao Jun untuk segera pergi.

Xiao Jun dengan sikap cerewet dan perhatian, dia menanyakan bagaimana keadaan Liang Chen selama disana, apakah sulit, siapa teman sekamar Liang Chen. Dengan malas, Liang Chen menyuruh nya untuk tidak membicara kan itu, dan berbicara nanti saja. Lalu dia memberitahu bahwa dia ingin menginap di rumah Xiao Jun selama beberapa hari, karena sekolah nya sedang liburan, teman sekelas nya sudah pulang, maka dia tidak ingin berada diasrama sendirian.
“Permasalahannya adalah semakin sedikit orang yang tahu rahasia mu, maka akan semakin aman. Jadi aku bahkan tidak memberitahu orang tua ku,” jelas Xiao Jun. “Tidak pantas bagi kamu pergi ke rumah ku sebaga pria.”
“Jadi aku harus bagaimana?” tanya Liang Chen, bingung.
Xiao Jun diam dan berpikir sejenak. Lalu kemudian dia mendapatkan sebuah ide bagus, dan menarik tangan Liang Chen untuk mengikuti nya.
Liang Chen datang ke rumah Xiao Jun sebagai wanita. Melihat kedatangannya, Ibu menyambut Xie Xiang dengan ramah. Dia memperhatikan penampilan Xie Xiang, dan mengomentari betapa kurus dan gelap nya kulit Xie Xiang sekarang ini. Dan Xie Xiang menjawab bahwa dia punya banyak tugas sekolah yang harus di kerjakan, jadi dia pun kehilangan berat badan nya.


“Kamu seorang gadis. Kamu harus merawat dirimu sendiri. Kenapa kamu tidak tinggal  disini? Aku akan memasak kan beberapa makanan lezat untuk mu,” jelas Ibu dengan perhatian. Lalu dia menanyakan, bagaimana orang tua Xie Xiang, karena mereka sudah lama tidak bertemu.

Tapi Xiao Jun langsung menyela Ibunya, dan menarik Xie Xiang. Dia meminta Ibunya untuk berhenti bertanya ini- itu, lalu dia memberitahu bahwa Xie Xiang memang akan tinggal dirumah mereka, dan dia akan membawa Xie Xiang untuk makan malam diluar bersama seorang temannya.
“Aku pergi dulu ya, ma,” kata Xiao Jun, menarik tangan Xie Xiang untuk mengikuti nya.
Xie Xiang menanyakan, kemana mereka akan pergi sekarang. Dan Xiao Jun menunjuk sebuah restoran mewah yang ada di tepi jalan.


Ketika mereka sudah sampai di restoran, Xie Xiang merasa terkejut melihat Man Ting disana, jadi dia pun berniat untuk segera pergi. Tapi Xiao Jun menahannya, dan menarik tangan nya untuk mendekati Man Ting.
Xiao Jun memperkenalkan Man Ting sebagai bintang terkenal di Shanghai. Dan dengan sinis, Man Ting langsung membenarkan, dia adalah bintang terkenal di seluruh negri, bukan hanya di Shanghai.

Man Ting lalu mengulurkan tangannya kepada Xie Xiang, dan memperkenalkan dirinya dengan ramah. Tapi Xie Xiang tidak berani menatap nya, ataupun memegang tangan nya. Dan Man Ting tertawa, karena berpikir Xie Xiang gugup bertemu dengannya.

“Apa yang salah?” bisik Xiao Jun, bertanya, karena Xie Xiang hanya diam saja dan terus menunduk kan kepala. Dengan penasaran, Man Ting pun memperhatikan Xie Xiang.
“Boleh aku bertanya, apa kita pernah bertemu sebelum nya? Kamu kelihatan familiar untukku,” tanya Man Ting. Dan Xie Xiang menjawab tidak.

Man Ting merasa aneh, karena dia yakin pernah melihat wajah Xie Xiang. Dan Xiao Jun menyela, dia sudah sangat kelaparan, jadi dia mengajak Man Ting untuk mulai memesan makanan saja. Tapi Man Ting menyuruhnya untuk menunggu sebentar, karena mereka masih memiliki tamu yang lain, yaitu Tuan Shen.

Mendengar itu, Xie Xiang tetap diam saja. Namun saat kemudian, dia melihat Ting Bai datang bersama dengan Jun Shan, dan mendekat ke arah meja mereka. Dia pun langsung mengambil buku menu dan menutup wajah nya dengan itu.
“Ada apa sekarang?” tanya Xiao Ju, heran.
“Itu teman sekelas ku,” jawab Xie Xiang, pelan.


Ting Bai memperkenalkan adiknya kepada mereka semua, yaitu Jun Shan, yang baru kembali dari luar negri. Dia mengingatkan Man Ting bahwa Jun Shan adalah teman bermain Man Ting sewaktu muda dulu. Dan Man Ting mengingat nya.
“Jun Shan? Aku ingat. Dia biasanya mengikuti kamu berkeliling dengan ingus dibawah hidungnya, tampak konyol. Sekarang kamu telah berubah secara drastis,” kata Man Ting dengan bersemangat dan sambil tertawa.

“Kamu sudah banyak berubah juga. Malam itu di Palimo, aku bahkan tidak mengenalimu,” balas Jun Shan.


Mendengar itu, Man Ting teringat pada Pria yang jas nya dia pegang, tapi Pria itu malah sama sekali tidak mau menolong nya. Dengan kesal, dia pun berdiri, dan bertanya, kenapa Jun Shan tidak membantu nya saat itu. Tapi Jun Shan hanya tersenyum saja dan tidak menjawab. Dan Ting Bai memberikan tanda supaya Man Ting sabar.

“Kamu belum memperkenalkannya, Man Ting. Mengapa kamu tidak memperkenalkan kami?” tanya Ting Bai sambil menunjuk Xie Xiang.
“Dia adalah teman Xiao Jun,” jawab Man Ting.
Dan Xiao Jun memberikan tanda supaya Xie Xiang menjawab. Tapi Xie Xiang tidak menjawab, dan beralasan bahwa dia harus ke kamar mandi. Dan Xiao Jun pun mengikutinya. Dengan heran, Man Ting mengangkat bahu sebagai tanda tidak tahu.
Didalam kamar mandi. Xie Xiang merasa sangat panik, dia bertanya- tanya apakah Jun Shan mengenali nya. Dan Xiao Jun menjawab bahwa menurutnya tidak, juga saat ini Xie Xiang mengenakan gaun dan wig, jadi tidak ada yang bisa mengenali Xie Xiang dengan mudah.

“Ini karena kamu tidak memberitahuku, kalau teman artis mu akan ada disini. Kami bertemu sekali di Palimo,” keluh Xie Xiang.
“Terakhir kali, aku tidak bisa memperkenalkan kalian berdua, jadi aku menerima undangan nya. Banyak hal yang sudah terjadi, dia tidak akan mengenalimu,” balas Xiao Jun.
Xie Xiang menceritakan kejadian dimana Man Ting berpikir bahwa dirinya adalah orang cabul. Dan mengetahui itu, Xiao Jun membalas bahwa dia tidak tahu. Dengan panik, Xie Xiang merasa bahwa dia pasti sudah habis, karena mereka semua akan mengenali nya. Namun Xiao Jun meminta Xie Xiang untuk tenang.

“Bagaimana dengan ini? Kamu pulang dulu, dan aku akan kembali untuk berbicara dengan mereka,” jelas Xiao Jun.
“Apakah ini akan berhasil?” tanya Xie Xiang, ragu.
“Seharusnya tidak apa- apa,” jawab Xiao Jun.
Dan Xie Xiang pun pamit duluan. Tapi Xiao Jun meminta Xie Xiang untuk berkeliling dulu di jalan, sebelum langsung pulang ke rumahnya. Setelah selesai, dia akan menemui Xie Xiang. Dan Xie Xiang pun mengerti, lalu dengan segera dia pergi darisana.

Post a Comment

Previous Post Next Post