Sinopsis C-
Drama : Arsenal Military Academy Episode 3 – part 2
Network :
iQyi Netflix
Dengan sikap waspada, Xie Xiang memastikan kalau Ting Bai, Jun
Shan, dan Man Ting tidak sedang melihat nya. Setelah itu barulah dia keluar
dari restoran.
Namun sialnya, saat Xie Xiang baru keluar dari restoran, dia malah
tidak sengaja melihat mobil keluarga Yan Zhen akan lewat. Jadi dia pun segera
bersembunyi di dekat penjual bunga. Lalu setelah mobil Yan Zhen lewat, dia
langsung bersembunyi di belakang gerobak.
Yan Zhen merasa seperti melihat Liang Chen. Jadi dia pun meminta
supir untuk menghentikan mobil, dan lalu dia melihat ke belakang. Tapi saat dia
melihat, dia merasa heran, karena tidak melihat siapapun.
Xie Xiang menghela nafas lega, ketika memastikan kalau mobil Yan
Zhen telah pergi.
Malam hari. Xiao Jun membuatkan makanan enak untuk Xie Xiang yang
barusan tidak makan bersama. Namun sebelum Xie Xiang sempat makan, dia dengan
penasaran menanyakan tentang Jun Shan, dan mengatakan bahwa Xie Xiang sangat
beruntung bisa sekelas dengan Jun Shan yang berpendidikan baik dan juga tampan.
Dan dia bersedia untuk menjadi laki- laki juga supaya bisa bertemu dengan Jun
Shan setiap hari.
“Cukup. Aku hampir takut mati. Untungnya, mereka tidak
mengenaliku,” balas Xie Xiang.
“Tenang. Aku telah mengamati mereka untuk mu. Rahasia mu aman.”
Xie Xiang kemudian mulai mau memakan makanan nya, tapi Xiao Jun
malah menahan tangannya, dan meminta nya untuk menceritakan tentang Jun Shan. Jadi
Xie Xiang pun berhenti makan, dan bertanya, seperti apa keluarga Jun Shan
memang nya.
“Kaya dan kuat. Shen Ting Bai adalah ketua COC. Di
Shunyuan dia berpengaruh dan memiliki koneksi yang baik. Dia mencintai Man Ting
sejak masih muda,” jelas Xiao Jun mengenai keluarga Shen yang di pegang oleh
Ting Bai.
Dan dengan sikap biasa, karena tidak tertarik, Xie Xiang cuma
mengatakan ‘Oh’. Lalu dia memakan makanan nya.
Xiao Jun kemudian membahas tentang berita pertempuran yang
terjadi. Dan dia merasa cemas, dia bertanya, apakah Xie Xiang akan di kirim ke
medan perang suatu hari nanti. Mendengar itu, Xie Xiang hanya tersenyum saja
dan terus makan.
Namun saat Xiao Jun mengatakan, seandainya Liang Chen masih hidup.
Xie Xiang pun berhenti makan untuk sesaat. Lalu dia memakan makanan nya lagi.
Yan Zhen berjalan dengan gontai di dalam gang. Kemudian tiba- tiba
saja dia bertemu banyak preman, dan para preman itu mengelilingi nya serta
ingin memukul nya. Tapi sebelum mereka memukul nya, Yan Zhen menanyakan, berapa
mereka ingin dibayar, karena dia kaya dan bisa membayar lebih banyak.
Namun para preman itu menolak, karena mereka telah dibayar oleh orang lain, dan mereka mempunyai aturan. Jadi
Yan Zhen pun menanyakan, siapa yang telah membayar mereka, sehingga dia bisa beristirahat dengan tenang nantinya. Dan mereka menjawab
bahwa orang yang membayar mereka adalah orang yang berkuasa. Lalu Man Ting pun
keluar.
“Kamu tidak perlu bertanya pada mereka. Aku yang mengirim mereka ke
sini. Kamu mempermalukan hari itu. Jadi kamu seharusnya tahu kalau hari ini
datang,” jelas Man Ting dengan sikap tajam pada Yan Zhen.
Mendengar itu, Yan Zhen malah bersikap santai. Dan melawan serta
menjatuhkan para preman yang ingin menyerang nya dengan sangat mudah. Sehingga
akhirnya dengan ketakutan, para preman itu langsung kabur darisana.
Melihat itu, Man Ting terkejut dan ingin pergi saja darisana. Tapi
Yan Zhen langsung menghalangin nya, dan mengomentari betapa berbahaya nya bagi
seorang gadis bergaul dengan tiga preman pada malam hari.
“Kenapa kamu begitu dekat dengan ku? Menjauh,” keluh Man Ting,
kesal.
“Kamu mau memberiku pelajaran, bukan? Aku disini. Lanjutkan,”
balas Yan Zhen. Dan dengan sikap gengsi, Man Ting pun pamit.
Yan Zhen menghalangin Man Ting, dan tidak mau membiarkan nya untuk
pergi. Dengan kesal, Man Ting pun berteriak menanyakan, apa yang Yan Zhen
inginkan sebenarnya. Dan Yan Zhen pun memojok kan Man Ting ke dinding.
“Biarkan yang lalu berlalu. Dan sekarang, kamu memberikan dirimu
kepadaku,” kata Yan Zhen. Dan dengan takut, Man Ting pun merengek.
Yan Zhen kemudian dengan genit memegang pinggang Man Ting. Dan
merasakan itu, Man Ting menjerit dan segera berlari pergi. “Hei, kamu! Aku ..
aku bersumpah akan membunuh mu suatu hari nanti!” teriak nya.
Dan Yan Zhen pun membiarkan nya berlari pergi.
Yan Zhen kembali ke asrama dengan membawa beberapa makanan. Dan
melihat itu, Shun Ting merasa tertarik.
Huang Song menyapa Yan Zhen, dan menanyakan, apa yang Yan Zhen
bawa. Dan dengan bangga Yan Zhen pun menunjuk kan anggur serta makanan enak
yang dibawa nya. Lalu Huang Song pun pergi untuk memanggil Yan Lin supaya
bergabung juga
Lalu setelah Yan Lin datang, Yan Zhen menyuruh mereka untuk mengambil
satu mangkuk lagi, karena kurang satu. Jadi Yan Lin dan Huang Song pun pergi
untuk mengambilnya.
Dengan puas, Yan Zhen menikmati makanan dan minuman nya. Tapi
kemudian, Shun Ting datang dan merebut semua makanan serta minuman milik nya.
Bahkan Shun Ting menghukum nya untuk membersihkan kamar mandi selama sebulan.
Tepat disaat Shun Ting baru keluar dari dalam kamar, dia bertemu
dengan Liang Chen yang baru datang dan membawa makanan. Melihat itu, dia pun
merebutnya, dan memberikan hukuman yang sama seperti Yan Zhen pada nya.
“Apa yang aku lakukan?” tanya Liang Chen, bingung.
Dari jauh, Yan Lin serta Huang Song memperhatikan itu. Tapi mereka
tidak berani untuk mendekat dan membantu.
Shun Ting menaruh semua makanan dan minuman itu di atas meja nya.
Dan mulai menikmati nya dengan perasaan puas, karena minuman dan makanan nya
sangat enak.
Liang Chen mengeluh, karena harus membersihkan kamar mandi. Lalu
saat Ji Jin dan Yan Lin masuk ke dalam untuk kencing, dia pun kabur keluar
karena tidak ingin melihat. Dengan heran, Ji Jin pun bertanya, apa yang salah
dengan Liang Chen.
Liang Chen menemui Yan Zhen yang sedang tiduran di lapangan, dan
menanyakan kenapa Yan Zhen tidak ikut membersihkan kamar mandi. Dan dengan
malas, Yan Zhen bertanya, kenapa dia harus membersihkannya.
“Sersan Guo menghukum mu, bukan aku,” keluh Liang Chen. Tapi Yan
Zhen tidak mau peduli sama sekali.
Mendengar itu, Liang Chen pun memutuskan untuk tiduran juga. Dia
tidak peduli kalau besok mereka dihukum berendam nantinya. Mendengar kata
berendam, Yan Zhen pun langsung bangun, dan mengajak Liang Chen untuk ikut
dengannya.
Yan Zhen membawa mobil bak air, dan memasang pipa. Lalu dia mulai
menyiram kamar mandi menggunakan itu. Melihat itu, Liang Chen merasa tertarik,
dan mengikutinya menyiram kamar mandi menggunakan itu. Mereka berdua melakukan
itu sambil tertawa dengan gembira.
Tapi kemudian, saat Zhong Xin keluar dari salah satu bilik kamar
mandi. Mereka berdua langsung berhenti tertawa, dan terdiam.
Zhong Xin menghukum Liang Chen dan Yan Zhen untuk berdiri
dilapangan sambil memegang batang pohon yang besar di bahu mereka. Dengan
kesal, Liang Chen menyalahkan Yan Zhen. Dan Yan Zhen tidak terima, karena Liang
Chen juga bersalah.
“Diam. Pegang!” perintah pelatih dengan tegas.
Liang Chen pergi ke kantin dengan buru- buru, tapi sesampainya dia
disana, hanya ada tersisa sup saja. Dan dengan kelaparan, Liang Chen pun
memegang perutnya.
Melihat itu, Yan Zhen tersenyum. Dia memperlihatkan roti yang di
pegang nya, dan mengeluh kalau dia sudah kenyang, jadi dia akan membuang nya. Namun
sebelum dia melakukan itu, dia dengan sengaja menjilat rotinya.
Dengan kesal, Liang Chen pun merasa ingin menendang nya.
Ketika bertemu dengan Liang Chen di lorong, Jun Shan dengan
perhatian menanyakan ada apa. Dan Liang Chen memegang perut nya yang berbunyi.
“Kamu tidak makan?” tanya Jun Shan. Dan Liang Chen mengiyakan.
“Tunggu sebentar,” jelasnya, lalu dia kembali ke dalam kamar.
Jun Shan kembali, dan memberikan biskuit serta obat yang di miliki
nya, dia beralasan bahwa itu sudah mau
kadaluawarsa, jadi tidak apa. Dan Liang Chen pun menerimanya serta mengucapkan
terima kasih. Dengan ramah, Jun Shan mengiyakan, kemudian dia pun berjalan
pergi.
Setelah selesai memakan biskuit tersebut, Liang Chen merasa sangat
puas. Kemudian Huang Song datang menemui nya, dan dengan perhatian menawarkan
makanan nya. Tapi Liang Chen menolak, sebab dia baru saja selesai makan.
Melihat sisa biskuit yang dimiliki oleh Liang Chen, Huang Song pun
ingin mencicip. Tapi Liang Chen menolak untuk memberikan biskuit itu dengan
alasan dia takut Huang Song terkena diare nantinya.
Siang hari. Di lapangan latihan bela diri. Liang Chen melawan Wen
Zhong menggunakan pedang kayu. Dengan hebat, Liang Chen berhasil mengalahkan
Wen Zhong. Tapi karena tidak terima, Wen Zhong berbuat curang, dan memukul dada
Liang Chen menggunakan pedang kayu di tangannya.
Melihat itu, semua orang protes dan mengomeli Wen Zhong. Dan Yan
Zhen pun menendang Wen Zhong hingga terjatuh.
Wen Zhong tidak terima, dan ingin memukul Yan Zhen dengan pedang
kayu juga. Tapi dengan sangat mudah, Yan Zhen berhasil mengalahkan dan
menjatuhkan Wen Zhong menggunakan tangan kosong.
Tepat disaat itu, Zhong Xin datang. Dan dia pun menanyakan apa
yang sedang mereka lakukan. Kemudian saat menyadari Liang Chen tampak terluka,
maka dia pun menyuruh Yan Zhen untuk menemanin Liang Chen ke UKS.
Di UKS. Dokter memeriksa dada dan bahu Liang Chen. Dia kemudian
menyuruh Liang Chen untuk membuka baju, tapi Liang Chen menolak dengan alasan
malu membuka baju di depan orang lain. Mendengar itu, Yan Zhen mendengus.
Dokter tetap mengharuskan Liang Chen untuk membuka baju. Tapi
Liang Chen menolak, dan meminta di berikan obat saja. Tapi Dokter tidak setuju,
dan karena itu, Liang Chen pun berlari kabur darisana. Dengan heran, Yan Zhen
berteriak, apakah Liang Chen gila.
Karena Liang Chen kabur, maka Dokter meminta tolong supaya Yan
Zhen membantu Liang Chen membersihkan luka dan mengoleskan obat nanti. Jika ada
gejala lain, maka segera bawa Liang Chen padanya. Dan Yan Zhen mengiyakan.
Yan Zhen masuk ke dalam kamar mandi. Dan dengan kaget, Liang Chen
menanyakan, kenapa Yan Zhen tidak mengetuk pintu.
“Kamu gila? Kenapa kamu kembali?” tanya Yan Zhen. Lalu dia
memberikan obat yang diberikan padanya. Dan Liang Chen pun mengambilnya.
Setelah itu, Yan Zhen memperhatikan tubuh Liang Chen. “Apakah kamu
seorang gadis?” tanyanya. Dan Liang Chen terkejut mendengar itu.
Tags:
Arsenal Military Academy