Sinopsis C-Drama : Love You Like the Mountain and Ocean Episode 04

Sinopsis C-Drama : Love You Like the Mountain and Ocean Episode 04
Images by : Youku
Ye Lin mengantarkan Ruining ke belakang camp. Ye Lin sekali lagi berterimakasih atas bantuan Ruining hari ini. Ruining tidak masalah dan bahkan menawarkan diri untuk membantu Ye Lin menggiling bijih itu besok (tugas dari Paman Yan). Ye Lin berkata tidak perlu karena dia bisa mengerjakannya sendiri dan bisa meminta bantuan Ye Miao juga. Ruining tetap memaksa membantu dengan alasan kalau dia tahu cara yang benar untuk menggilih bijih. Ye Lin akhirnya setuju menerima bantuan Ruining dan meminta maaf kalau dia merepotkan.
“Aku tidak merasa di repotkan. Aku menyukainya,” jawab Ruining dengan ceria.
“Itu karena kau selalu merepotkan orang lain,” terdengar suara Ye Miao. Dia sudah menunggu mereka dari atas dinding.
Ruining menatapnya dengan jengkel.

Ye Lin membantu Ruining untuk memanjat dinding yang tinggi. Ruining sedikit kesulitan untuk naik, jadinya Ye Lin meminta Ye Miao untuk tidak hanya diam dan ikut membantu. Ye Miao pun akhirnya mengulurkan tangannya untuk membantu Ruining naik. Ruining akhirnya berhasil naik ke atas.

Sraaaak!!!! Terdengar suara robekan dari celana Ruining. Ye Miao melihat itu, tapi berpura-pura tidak melihatnya. Ruining langsung duduk dan berusaha menutupi mengenai celana-nya yang robek (hahahaha, itu karena dia sok mengecilkan celananya kan, makanya jadi robek).

Ye Lin menyuruh Ye Miao untuk membawa Ruining kembali ke asrama. Ye Miao mengiyakan. Ye Lin menyuruh mereka untuk pergi terlebih dahulu, tapi Ruining menolak dan menyuruh Ye Lin yang untuk pergi duluan. Ye Lin menolak dan berkata akan menunggu mereka hingga pergi.

Ye Miao tersenyum lebar. Dia tahu alasan Ruining memaksa Ye Lin pergi duluan karena tidak mau Ye Lin tahu kalau celananya robek. Hahahaha. Ruining tetap memaksa Ye Lin untuk pergi duluan dengan alasan kalau dia suka melihat punggung Ye Lin. Ye Lin akhirnya mengalah dan pamit pergi dulu.
Setelah Ye Lin pergi, Ye Miao dan Ruining jadi diam-diaman. Ye Miao menyuruh Ruining untuk turun tapi Ruining tetap diam. Ye Miao berkata akan memegang tangan Ruining untuk turun, tapi Ruining menolak. Ye Miao tidak memaksa lagi dan berkata kalau gitu dia turun duluan dan Ruining bisa kembali sendiri.
Eh, tapi sudah mau turun, Ye Miao tiba-tiba berubah pikiran. Dia malah menakut-nakuti kalau nanti Ruining harus melewati hutan besar dan juga jalanan yang sangat panjang tanpa lampu dan kemudian ada rumah kayu yang satupun tidak ada yang tahu, apa yang ada di dalamnya. Baru kemudian, Ruining akan sampai di asrama. Perjalanannya tidak akan lama. Meskipun tidak ada manusia di tempat seperti ini, mungkin saja ada hantu yang akan menemani Ruining dalam perjalanan ke asrama.
“Ye Miao, kau sengaja menakutiku!” marah Ruining karena dia takut.
“Benar.”
“Kenapa? Apa aku keluar karena diriku sendiri hah? Kau menggigit tangan yang memberimu makan (peribahasa. Maksudnya, Ye Miao mengkhianatinya setelah dia berbuat baik padanya). Kau membully-ku begitu Ye Lin pergi.”
“Aku tidak membully-mu. Aku marah pada diriku sendiri,” ujar Ye Miao serius. “Aku berpura-pura melukis untuk Shen Zhen untuk mengalihkan perhatiannya. Rencana yang sangat bagus bukan? Aku bahkan ingin memberi diriku sendiri tepuk tangan. Tapi, apa yang sudah kau dan aku lakukan tanpa niat jahat, sudah menyakiti Shen Zhen tanpa sengaja. Xia Ruining, apa kau tidak merasa bersalah?”
Ruining jadi khawatir dan menuntut penjelasan Ye Miao. Apa yang sudah Ye Miao lakukan pada Shen Zhen? Jika Ye Miao menyakiti Shen Zhen, dia tidak akan membiarkan Ye Miao hidup! Ye Miao sampai speechless karena Ruining bicara seolah tidak bersalah dan semua salah Ye Miao. Kaerna malas berdebat, Ye Miao mengalah dan hendak kembali ke asrama saja.
“Aku tidak bisa. Tunggu dulu,” mohon Ruining. “Sebentar saja.”

Mata Ruining udah tampak takut dan tidak tahu harus bagaimana. Ye Miao jadi kasihan juga padanya. Jadinya, Ye Miao membuka jaket bajunya dan memasangkannya pada pinggang Ruining. Wajah mereka menjadi sangat berdekatan saat itu.
Ruining bertanya dengan malu, apakah Ye Miao sudah tahu (celananya robek)? Ye Miao dengan suara keras berkata kalau dia mendengar robekannya. Sangat keras hingga alien pun bisa dengar. Ruining jadi khawatir, apa memang sekeras itu? Apa Ye Lin juga tadi dengar?

Ye Miao bukannya menenangkan malah membuat Ruining semakin cemas. Dia berkata kalau Ye Lin pasti dengar. Ruining berusaha menyakinkan diri kalau Ye Lin tidak mungkin mendengarnya. Pasti tidak dengar. Ye Miao bertanya, apa Ruining yakin? Lebih baik mereka menelpon Ye Lin dan bertanya langsung apakah Ye Lin mendengar suara Ruining yang robek atau tidak?
Ruining jelas melarang. Ye Miao malah sok baik berkata kalau dia yang akan tanya biar Ruining tida penasaran. Kan bahaya kalau Ruining sampai penasaran dan akhirnya tidak bisa tidur. Ruining sangat kesal karena Ye Miao bersikap sok baik di saat seperti ini. Dengan tegas, Ruining melarang Ye Miao menelpon Ye Lin.
“Kalau gitu, memohonlah padaku. Mohon padaku. Jika kau memohon, aku akan mengurungkan niatku menelpon,” perintah Ye Miao.
Tidak punya pilihan lain, Ruining akhirnya mengalah. Dia memohon dan memuji Ye Miao yang super super super tampan! Mata Ye Miao besar. Sangat baik. Ketampanannya tidak tertandingi. Bahkan bunga pun akan bermekaran jika Ye Miao lewat. Pokoknya, Ye Miao yang terbaik!
--

Akhirnya, Ruining kembali ke kamar asrama. Dia berusaha keras untuk tidak menimbulkan suara agar Shen Zhen tidak terbangun. Padahal, sebenarnya, Shen Zhen tidak tidur dan tahu kepulanagn Ruining.
--
Esok pagi,
Para mahasiswa/I berkumpul di lapangan untuk melakukan pelatihan baris berbaris. Ye Lin ada di sana juga bersama instruktur untuk mengawasi. Di barisan, tampak kalau Ruining sangat pucat dan lemas. Ye Lin juga menyadari hal itu dan tampak khawatir.
Dan benar saja, tidak lama kemudian, Ruining jatuh pingsan. Ye Lin dan Huahua panik. Ye Lin langsung menggendong Ruining dan meminta izin instruktur untuk membawa Ruining ke klinik.
Tapi, di tengah jalan, Ruining sadar. Ye Lin jelas kaget. Ternyata, Ruining hanya berpura-pura pingsan. Dia minta izin untuk kembali ke asrama dulu mengambil sesuatu. Dia akan membantu Ye Lin menggiling bijih. Ye Lin sampai kehilangan kata-kata melihat kelakuan Ruining yang tidak terduga.
--


Ye Miao sudah ada duluan di ruang lukisan dan membantu menggiling bijih untuk Ye Lin (bijih itu seperti bebatuan. Jadi, mereka akan hancurkan jadi bubuk dan di giling untuk jadi pewarna. Batuan yang Paman Yan berikan itu berwarna hijau kebiruan) (oh ya, Ye Miao bisa membantu karena kan sebelumnya -di episode 02- Ruining udah minta izin pada instruktur untuk membiarkan Ye Miao istirahat dengan alasan Ye Miao gegar otak ringan -padahal waktu itu bohong. Dan akhirnya, jadi benar juga sih. Hehehehe-). Ye Lin melihat bijih yang sudah di haluskan Ye Miao dan memujinya karena hasilnya cukup bagus. Ye Li juga langsung ikut menggiling bijih.
Ruining akhirnya datang. Ternyata, Ruining kembali ke asrama untuk mengambilkan jaket Ye Miao yang kemarin Ye Miao pakaikan padanya untuk menutupi celananya yang robek. Dia mengembalikannya diam-diam dengan memberikan lewat bawah meja agar Ye Lin tidak tahu. Ye Lin juga tidak sadar karena dia fokus menggilih bijih.



Ruining ikut membantu untuk menggiling bijih. Karena tidak hati-hati, jari-nya terluka. Ye Lin melihat itu dan langsung mengobati jari Ruining. Ruining jelas bahagia hingga tidak bisa menyembunyikan senyuman-nya. Ye Miao melihat itu, tidak terima. Dia malah menunjukkan jarinya yang terluka untuk di obati oleh Ye Lin juga. Ruining menatap Ye Miao dengan jengkel karena sudah mengganggunya dengan Ye Lin. Sementara Ye Miao tersenyum dan tertawa mengejek Ruining. Ye Lin melihat kelakuan Ruining dan Ye Miao hanya bisa tersenyum tipis.
--
Jam istirahat,
Fang Yuan ternyata datang ke camp juga. Dengan riang, Fang Yuan menyapa instruktur. Dia datang kemari karena di perintahkan untuk menggantikan Ye Lin. Ruining memperhatikan Fang Yuan dan tampaknya dia memikirkan sebuah rencana.
--

Malam hari,
Ruining menelpon Ye Lin karena mereka akan kembali ke tempat paman Yan untuk menyerahkan bijih yang telah di giling halus. Sayangnya, Ye Lin tidak bisa pergi dengan Ruining sekarang karena ada rapat dengan Fang Yuan. Tapi, dia sudah meminta Ye Miao untuk menemani Ruining. Mendengar itu, Ruining lebih memilih untuk tidak pergi malam ini.
“Ruining, ummm…,” tampaknya Ye Lin tetap ingin Ruining pergi malam ini ke tempat Paman Yan.
“Baiklah. Aku akan ke sana,” ujar Ruining, mengerti keinginan Ye Lin.
“Terimakasih. Bye bye.”
Selesai teleponan dengan Ye Lin, terlihatlah Ye Miao yang ternyata sudah ada di sana dan berdiri di samping pohon sedari tadi.
--

Ruining dan Ye Miao sudah tiba di tempat paman Yan. Paman Yan sibuk melihat hasil gilingan Ye Lin sementara Ye Miao sibuk melihat barang barang yang ada di lemari pajangan paman Yan. Paman Yan meneliti hasil gilingan bijih dengan memakai kaca pembesar dan berkomentar kalau banyak bagian yang berbeda (hasil gilingannya, ukurannya tidak merata). Ruining juga tidak tahu karena di matanya, semua tampak sama.
Ruining ingin bicara lagi, tapi Paman Yan memberi tanda agar Ruining tidak bicara. Di depan paman Yan, ada 4 kertas yang berisi hasil gilingan bijih Ye Lin. Dia menelitinya satu persatu dan bertanya, siapa yang menggiling bijih itu? Ye Lin?
“Aku jamin, Senior Ye Lin yang menggiling. Tapi, adiknya yang lebih banyak melakukannya,” jujur Ruining.
Paman Yan langsung menatapnya. Tampaknya, ada sesuatu.
--
Fang Yuan melihat Ruining yang berkeliaran sendirian di malam hari. Dan melihat Ruining, Fang Yuan jadi kesal. Dia menganggap Ruining yang membuatnya bertengkar dengan Ye Lin tempo hari (yang karena Fang Yuan ngancam akan cabut beasiswa Ruining. Ye Lin mendengar ancaman Fang Yuan dan marah padanya).

Dia sudah hendak mengabaikan Ruining, tapi dia malah melihat kalau Ruining pergi ke dinding belakang camp dan melompat keluar dari sana. Melihat hal itu, Fang Yuan langsung menelpon pelatih Cheng dan mengajaknya untuk memeriksa asrama malam ini.
--

Paman Yan memanggil Ye Miao untuk bicara. Dia bertanya alasan Ye Miao membungkus hasil gilingan bijih dengan kertas-kertas yang berbeda padahal bijih itu berwarna hijau kebiruan yang sama?
“Mereka berbeda. Jelas sekali. ini dari hijau kebiruan lembut hingga ke hijau kebiruan terang,” jelas Ye Miao.
Paman Yan langsung memeriksanya dengan kaca pembesarnya dengan lebih seksama. Setelah itu, paman Yan mengeluarkan beberapa kertas yang berisi hasil gilingan bijih dan menyuruh Ye Miao mengurutkan warna-nya. Ruining yang melihat, merasa kalau itu hanyalah warna yang sama. Tapi, Ye Miao tetap mengurutkannya dari yang warna lembut ke terang. Paman Yan segera memeriksa.
Dan kemudian, paman Yan memberikan kotak yang berisi mineral pigmen yang Ye Lin selama ini minta. Ye Miao dan Ruining langsung tersenyum lebar karena akhirnya bisa mendapatkannya.

“Jika kau mengambilnya, kau, harus menjadi muridku!” tegas paman Yan.
Bagai di sambar geledek, Ye Miao dan Ruining jelas kaget.

Tidak butuh waktu lama bagi Ye Miao untuk memutuskan pergi dari tempat paman Yan. Ruining mengejarnya dan menahan sepeda Ye Miao agar Ye Miao tidak bisa pergi. Kenapa Ye Miao malah kabur? Sekarang sedang hujan. Dan mereka kan masih bisa negosiasi dengan paman Yan.
“Kau gila ya, Xia Ruining?! Aku keluar sekarang,” tegas Ye Miao.
“Kau yang gila. Kakakmu membutuhkan pigmen itu, bukan aku.”
“Meskipun kakakku yang membutuhkannya, tetap tidak mungkin bagiku untuk berkorban baginya. Aku yakin pasti ada toko lain yang memiliki pigmen yang seperti itu di negara ini!” tegas Ye Miao dan segera mendayung sepedanya pergi.
Ruining langsung berlari mengejarnya. Sebelum mengejar, dia berteriak pada paman Yan untuk tidak khawatir karena dia pasti akan membawa Ye Miao kembali.
--
Fang Yuan berkeliling bersama pelatih Cheng untuk memeriksa kamar asrama wanita. Dan akhirnya, mereka tiba di depan kamar Shen Zhen dan Ruining. Fang Yuan langsung tersenyum sinis. Dia mengetuk pintu kamar, baru juga dua ketukan dan tidak ada suara, Fang Yuan langsung berkata kalau kamar itu kosong. Kemana orangnya?

Pas di saat itu, Shen Zhen membuka pintu kamarnya. Fang Yuan jelas kaget karena Shen Zhen sudah ada di dalam kamar. Tapi, dia berusaha memasang ekspresi tenang dan berkata hanya sedang melakukan pemeriksaan. Dia menyuruh Shen Zhen untuk lanjut tidur sementara dia akan memeriksa kamar lainnya. Shen Zhen malah mencegahnya pergi dan menyuruh Fang Yuan untuk masuk dan memeriksa.
(Argh, ini jelas rencana Shen Zhen. Dia tahu kalau Fang Yuan tidak menyukainya, jadi dia sengaja memancing Fang Yuan melihatnya keluar agar melakukan pemeriksaan kamar. Setelah itu, dia kembali ke kamar dan menyuruh Fang Yuan untuk mengecheck sampai ke dalam, agar mereka tahu kalau Ruining tidak ada di asrama).
--
Ruining sudah ada di boncengan sepeda Ye Miao. Dia memegang payung untuk memayungi mereka berdua karena hujan turun dengan deras. Dia juga menceramahi Ye Miao agar bertindak secara rasional karena mereka kan membutuhkan pigmen itu. Apa Ye Miao tidak memikirkan Ye Lin? Hah?
Ye Miao jadi kesal. Dia menghentikan sepedanya dan memperingatkan Ruining agar tidak memaksanya untuk mendapatkan pigmen itu hanya karna Ruining menyukai kakaknya. Apa dia itu aksesoris Ye Lin? Hadiah? Apa dia harus di berikan kepada orang lain (Paman Yan) sebagai hadiah?!

Lagi bertengkar, mereka malah mendengar suara teriakan seorang kakek di atas jembatan. Kakek itu berteriak meminta tolong karena cucunya terjatuh ke dalam sungai. Mendengar itu, Ruining jadi panik apalagi karena sudah malam, dia tidak bisa melihat apapun di sungai. Sementara Ye Miao, dia tanpa pikir panjang, langsung melompat masuk ke dalam sungai.
--

Fang Yuan dan Shen Zhen menghadap instruktur dan melapor kalau mereka tidak bisa menemukan Ruining. Mendengar itu, instruktur jadi marah sekaligus khawatir. Hari ini hujan turun deras dan mereka entah pergi kemana? Fang Yuan langsung memarahi Shen Zhen yang sekamar dengan Ruining, masa tidak tahu Ruining pergi kemana?
“Aku benar-benar tidak tahu. Dia tidak memberitahuku. Karena dia pemalu, dia pasti tidak akan pergi terlalu jauh. Mungkin… dia pergi bersama orang lain,” ujar Shen Zhen, jelas sengaja.
Pas sekali, seorang pelatih pria masuk dan melapor kalau dari asrama pria, seseorang juga tidak ada. Ye Miao.
“Ye Miao?” kaget Shen Zhen. “Bukankah harusnya Ye Lin?” (huuuuuu. Ketahuan kan niat asli Shen Zhen!)
Fang Yuan bingung dan bertanya apa maksud Shen Zhen? Shen Zhen langsung diam dan tidak mengatakan apapun. Instruktur semakin marah karena Ruining dan Ye Miao menghilang (seorang wanita dan pria). Instruktur segera menyuruh pelatih agar menanyakan Ye Lin, apa dia tahu kemana adiknya pergi?
Ye Lin masuk saat itu dan memberitahu kalau Ye Miao dan Ruining telah kembali.
Ye Miao dan Ruining pun masuk. Ye Miao basah kuyup dan tampak kedinginan.
--
Mereka berdua akhirnya di sidang oleh instruktur. Ye Lin hanya bisa melihat dari luar jendela. Instruktur memarahi Ye Miao dan Ruining karena sudah kabur keluar camp. Bagaimana jika nantinya terjadi sesuatu?! Bagaimana dia akan menjelaskannya nanti pada orang tua mereka?!

Fang Yuan juga masih ada di sana. Dia meminta maaf pada Ye Lin. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Ye Miao akan terlibat. Ye Lin tidak marah pada Fang Yuan, karena toh ini bukan kesalahan Fang Yuan. Fang Yuan kan hanya melakukan tugas untuk mengecheck kamar asrama. Tapi, Ye Lin penasaran juga, kenapa tiba-tiba Fang Yuan melakukan pengecheckan?
“Karena aku melihat Shen…,” Fang Yuan hampir keceplosan. “Oh, karena… guru kita yang menyuruh,” bohong Fang Yuan.
Ye Lin tidak bertanya lebih jauh lagi. Dia kembali memperhatikan Ye Miao dan Ruining yang dimarahi pelatih.
Ruining mencoba membujuk pelatih agar tidak marah padanya dan Ye Miao. Dia sok idealis, berkata kalau mereka keluar demi mendapatkan pigmen yang bisa memperbaiki kembali lukisan antik. Sebagai mahasiwa jurusan Peninggalan Budaya dan Museum, itu  adalah misi mereka untuk mampu menyelamatkan dan menunjukkan kembali pada eedunia, lukisan yang terhilang. Dan karena itu, mereka pergi menemui Paman Yan untuk meminta tolong. Dan sayangnya mereka gagal, dan sialnya lagi, mereka jatuh ke sungai. Tapi, mereka tidak akan menyerah. Dimana ada keinginan, di sana pasti ada jalan.
Ye Miao yang mendengar ucapan Ruining berusaha keras untuk menahan tawa-nya. Instruktur juga tidak terharu dengan ‘tekad’ Ruining dan malah memikirkan hukuman apa yang panatas untuk Ruining. Ruining malah memelas karena mereka kan sudah jujur, kenapa masih di hukum?
Instruktur menegaskan kalau sedari awal mereka kan sudah tahu peraturan yang ada : Tidak seorang pun boleh keluar dari camp selama masa pelatihan militer. Itu adalah disiplin yang harus mereka patuhi.
Di saat itu, telepon yang ada di kantor instruktur berdering. Instruktur memilih mengangkat telepon dulu dan entah apa yang di sampaikan orang di telepon, karena instruktur langsung tersenyum lebar.

Setelah selesai teleponan, Instruktur menatap mereka berdua dengan wajah tersenyum. Dia memuji mereka yang telah melakukan hal baik tapi kenapa tidak memberitahunya? Dia bahkan memuji Ruining dan Ye Miao yang sangat berjasa. Ye Miao tersipu dan berkata kalau mereka hanya melakukan hal kecil dan tidak perlu di umbar. Instruktur semakin senang dengan kerendahan hati mereka. Dengan baik, dia menyuruh mereka untuk kembali ke asrama dan bertukar baju. Dan juga, besok pagi, orang yang mereka tolong tadi akan datang untuk memberikan apresiasi.
Mendengar itu, Ruining dan Ye Miao malah tambah gugup dan menolak. Instruktur semakin tersenyum dan memberitahu kalau orang itu akan memberikan hadiah banner sutra untuk mereka.
“Benarkah?!” tanya Ruining dan Ye Miao bersamaan, tapi dengan ekspresi takut gitu.
--

Esok pagi,
Semua mahasiswa/I berbaris di lapangan sementara Ye Miao dan Ruining berdiri di panggung. Instruktur juga ada di panggung dan mengumumkan kebaikan yang telah Ruining dan Ye Miao lakukan, dan hal itu membuatnya sangat bangga. Mereka telah menyelamatkan cucu dari kakek yang sekarang berdiri di hadapan mereka dari sungai kemarin malam. Itu adalah tindakan yang sangat berani. Ye Miao dan Ruining harus menjadi panutan semuanya.

Instruktur kemudian menyuruh Ruining dan Ye Miao untuk maju ke tengah panggung menerima banner sutra yang telah di siapkan kakek. Ruining langsung dengan cepat berkata kalau Ye Miao yang pantas menerimanya karena Ye Miao yang menolong kakek itu sendirian. Ruining bahkan mendorong Ye Miao ke tengah panggung.

Kakek memberikan banner sutra yang telah di buatnya untuk Ye Miao pegang. Instruktur juga langsung menyuruh Ye Lin untuk memotret Ye Lin di panggung. Banner di buka dan semua langsung tertawa. Tulisan di banner itu adalah : “Terimakasih sudah menyelamatkan hidup anjingku.”
Ruining ikutan tertawa dengan keras. Instruktur kaget karena kakek tadi bilang yang di selamatkan adalah cucu, kenapa yang tertulis adalah anjing?
“Benar. Dia cucuku. Sangat tampan! Lihatlah,” ujar kakek dan menunjukkan foto anjingnya. “Tampan bukan? Anakku bekerja di kota. Dia kembali hanya 1 tahun sekali. Dia takut kalau aku akan merasa kesepian, jadi dia membawakan ‘cucu’ untukku.”

Instruktur langsung menatap jengkel pada Ye Miao karena tidak menjelaskan dengan benar padanya kemarin malam. Ye Miao malah langsung berujar kalau kemarin malam, Ruining juga ada di sana dan membantunya menyelamatkan anjing itu. Jadi, menurutnya, mereka berdua harus berdiri di tengah panggung ini dan bersama menerima banner sutra ini.
Ruining menolak dengan tegas. Tapi, Ye Miao sudah menarik Ruining di tengah panggung. Mereka berdua sebenarnya sama-sama malu dengan penghargaan itu, jadi mereka sengaja membawa satu sama lain. Ye Miao bahkan berbisik kalau Ruining harus merasa malu juga sepertinya.

Semua yang ada di lapangan tertawa keras melihat mereka berdua. Beberapa bahkan bergosip kalau sebenarnya, Ye Miao dan Ruining terlihat serasi. Shen Zhen mendengar perkataan itu dan tampak iri serta cemburu.
Walau kesal, tapi saat Ye Lin memotret mereka, Ye Miao dan Ruining tetap memasang tawa yang lebar.
--

Ruining sudah kembali ke rumah. Pelatihan camp sudah selesai. Dia menunjukkan foto-nya bersama Ye Miao menerima penghargaan itu pada ibunya. Dia memberitahu kalau yang paling memalukan adalah foto itu di pajang di depan sekolahnya selama 3 hari. Dan gara-gara itu, dia dan Ye Miao menjadi sangat populer di kampus.
Ny. Ning Mo tertawa mendengar cerita Ruining. Tapi, bagaimana dengan instruktur? Apa dia menghukum mereka?
“Karena dia sudah mengumumkan di depan umum, dia tidak bisa menarik kembali ucapannya (memuji mereka dan tidak menghukum). Tapi, aku berperilaku dengan sangat baik setelah itu. Aku tidak di hukum. Sebaliknya, aku mendapat hadiah sebagai murid terbaik selama pelatihan. Ma, bukankah aku sangat pintar?”
“Kau itu sangat nakal,” balas Ny. Ning Mo.
Ny. Ning Mo kemudian berkata kalau hal yang paling tidak dia sangka adalah paman Yan yang menyukai Ye Miao. Mendengar ucapan ibu, Ruining jadi terpikir sesuatu. Bahkan paman Yan saja ingin mempunyai seorang murid, kenapa Ny. Ning Mo tidak?
Ny. Ning Mo berkata kalau dia mau. Tapi, dia akan menunggu sebentar lagi saja. Ruining langsung berkata kalau ibunya tidak perlu menunggu lagi. Ada seorang murid yang sangat bagus.
“Siapa?”
--

Ye Lin kembali menemui Paman Yan. Paman Yan sampai heran karena Ye Lin tidak menyerah juga. Tapi, dia lebih mencari Ye Miao?
“Paman Yan, aku tahu kalau aku sangat menginginkan pigmen itu. Tapi, aku tidak bisa membuat keputusan untuk Ye Miao mengenai menjadi muridmu.”
“Benar. Sekarang ini, hanya beberapa anak muda yang suka mempelajari hal membosankan seperti ini,” ujar Paman Yan dengan sedih.
Ye Lin jelas sedikit merasa bersalah mendengar ucapan Paman Yan. Tapi, dia tetap pada tujuan utamanya, membujuk agar paman Yan mau memberikan pigmen yang di butuhkannya. Dia bahkan menunjukan pada paman Yan, foto lukisan yang hendak di perbaikinya. Melihat lukisan itu, Paman Yan tampak kaget.
--
Ye Lin keluar dari rumah paman Yan dengan kotak di tangannya. Dia berhasil mendapatkan pigmen (pewarna) yang dibutuhkannya dari paman Yan. Ye Miao yang sedari tadi menunggu diluar pintu rumah, tersenyum senang karena kakaknya akhirnya berhasil mendapatkan pigmen tersebut.
Flashback
Paman Yan berkata kalau dia tidak akan membuat Ye Miao menjadi muridnya. Ada pepatah yang mengatakan kalau seseorang bisa menjadi petani hanya dalam 3 hari, tapi tidak bisa menjadi perajin dalam 10 tahun. Sudah berapa 10 tahun yang terlewati olehnya. Tapi tidak masalah, selama beberapa tahun ini, sudah banyak keahliannya yang telah hilang.
End
“Kak, apa yang kau pikirkan?”
“Tidak ada,” jawab Ye Lin.
Ye Lin tiba-tiba berujar kalau dia mendengar Ye Miao di kejar angsa di jalan ini. Bagaimana rasanya? Ye Miao langsung kesal dan bisa menebak kalau Ruining yang pasti memberitahu Ye Lin. Ye Lin mengiyakan. Ruining bercerita kalau dia menutup pintu waktu itu karena paman Yan mengeringkan banyak pigmen di bawah matahari di halaman rumah. Dan jika angsanya waktu itu sampai masuk, paman Yan bisa kehilangan banyak (waktu, uang dan pigmen yang sudah susah payah di kerjakan).
Ye Miao menghela nafas karena Ye Lin seperti membela Ruining. Dia juga tidak mengerti entah ada apa di otak Ruining hingga selalu saja bisa membuat banyak alasan dan cerita.


Ye Miao teringat mengenai Ruining yang rela menyakiti mata sendiri dengan mengoleskan balsem di bawah mata, agar matanya memerah dan bengkak karena menangis. Kemudian, Ruining yang mau berpura-pura pingsan di tengah lapangan.
“Setiap kali aku bersamanya, pasti selalu terjadi kecelakaan. Dalam beberapa hari, aku di kejar angsa, mengalami gegar otak, berbohong pada teman sekelas yang baik (Shen Zhen) dan bahkan melompat ke dalam sungai. Semakin lama aku bersamanya, semakian aku meragukan EQ-ku,” ujar Ye Miao.
Tapi, kemudian Ye Miao terpikir hal lain, “Kak, apa kau memaksa dirimu menyukainya hanya karena dia adalah putri dari Prof. Ning Mo?”

Post a Comment

Previous Post Next Post