Sinopsis Plerng
Ruk Plerng Kaen Episode 7 – part 2
Network : Channel
3
Unthiga datang mengunjungin Anik yang berada dirumah sakit. Dan ketika
melihat nya, Anik tampak tidak suka. Namun Unthiga mengabaikan itu dan duduk
dengan santai di sofa. Lalu dia menanyakan kenapa Anik tampak tidak senang
seperti itu, kepadahal dia sudah cukup baik mau datang menjenguk.
“Mengapa kamu disini? Kamu datang untuk mengecek, apakah aku sudah
mati?” tanya Anik, emosi.
“Mengapa kamu berbicara begitu? Aku hanya ingin datang dan menunjuk kan
kepedulian,” balas Unthiga, sok polos.
“Mengajari seekor anjing untuk berjalan dengan dua kaki lebih mudah
daripada mengajari orang seperti mu untuk peduli. Kamu bisa pergi sekarang. Aku
tidak akan jatuh dalam jebakan mu lagi.”
Unthiga merasa tidak senang, dan mendekati Anik. Dia tahu kalau Anik
tidak akan terjatuh dalam jebakan nya lagi, tapi bagaimana dengan yang lain,
akankah Anik masih jatuh juga. Dan dengan tajam, Anik menatap nya. Lalu Unthiga
secara perlahan mendekat untuk mencium Anik. Tapi Anik langsung menarik
tangannya dengan kuat.
“Kamu tidak akan bisa menipu ku lagi. Aku sudah ditipu sebelum nya dengan
kecantikan mu. Tapi sekarang kecantikan mu tidak lebih berharga daripada
sampah!”
Unthiga berusaha untuk menahan emosi nya. Dia menjelaskan kalau dia
datang ke sini untuk menolong Anik supaya Anik bisa mendapatkan Wee kembali.
Dan itu tidak sulit, selama Ampu tidak menghalangin. Jadi Unthiga ingin mereka
berdua untuk bekerja sama. Mendengar itu, Anik langsung menatap Unthiga. Dan
Unthiga tersenyum puas melihat tatapan itu.
“Bagaimana kamu akan membantuku?”
“Itu tidak sulit. Khun Ampu adalah gentleman. Dan jika dia tahu kalau
kamu dan Wee kembali bersama, maka dia akan mundur,” jelas Unthiga. Dan Anik
diam, memikirkan itu.
Anik merasa ragu, karena dia dan Wee tidak akan pernah bisa kembali seperti
dulu lagi. Dan Unthiga menjelaskan kalau Anik serta Urawee tidak perlu beneran
berpacaran lagi, yang harus Anik lakukan cuma membuat seolah- olah Anik dan
Urawee memang kembali bersama lagi. Sehingga Ampu akan mundur..
Setelah mengatakan itu, Unthiga tersenyum dan menantikan jawaban Anik
yang tampak sedang berpikir.
Ampu membawakan pakaian ganti untuk Tom yang sudah diperboleh kan untuk
pulang hari ini. Dan Tom mengeluh karena Ampu memberikan pakaian nya dengan
cara di lemparkan.
“Komplain terus,” keluh Ampu. “Apa ada lagi yang mau dibawa?”
“Tidak. Oh ya, apakah Fae ada datang menjenguk ku?”
“Dia membawa mu ke rumah sakit. Tapi setelah itu, aku tidak melihat
nya,” jawab Ampu. Dan Tom tampak kecewa.
Unthiga datang mengunjungin mereka berdua. Dengan heran, Ampu bertanya
apa yang Unthiga lakukan disini. Dan Unthiga beralasan bahwa dia hanya sedang
ada urusana saja di sekitar sini, makanya dia datang mampir ke tempat Ampu.
Dengan bingung, Tom memperhatikan Unthiga yang bersikap akrab kepada
Ampu. Dan dengan ramah, Unthiga menyapa nya.
Unthiga kemudian mengajak Ampu untuk mengunjungin kamar Anik bersama-
sama. Dia beralasan bahwa dia merasa bersalah dan ingin meminta maaf kepada
Anik. Jadi dia ingin Ampu untuk menemani nya. Dan Ampu pun mengiyakan.
Urawee membantu Anik yang sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah
sakit. Anik pun merasa tidak enak karena telah merepotkan. Tapi Urawee sama
sekali tidak masalah, karena dia memang sedang luang.
Anik kemudian menanyakan apa yang terjadi pada pipi Urawee, karena itu
tampak memerah. Dan Urawee jujur memberitahu kalau itu karena dia bertengkar
dengan Unthiga di kantor barusan. Tapi dia tidak apa- apa, karena ini setimpal
bagi nya. Sebab Unthiga akhirnya mengaku kalau dirinya telah mengirimkan orang
untuk memukuli Anik.
Mendengar itu, Anik diam dan tampak merasa tidak enak kepada Urawee.
Urawee lalu menanyakan, kenapa saat pertama kali Anik tidak mau jujur
kepadanya. Dan Anik mengaku kalau dia malu serta takut juga, karena Unthiga
mengancam akan membunuh nya.
“Mengapa dia begitu jahat?” keluh Urawee, kesal. “Tapi kamu tidak perlu
takut. Oun tidak akan menganggu mu lagi. Dan kamu tidak akan terlibat dengan
nya lagi, kan?”
“Jika aku tidak terlibat dengan Khun Oun lagi. Akankah kita bisa kembali
bersama lagi?” tanya Anik. Dan Urawee diam.
Anik sadar kalau mereka sudah tidak bisa kembali bersama lagi. Urawee
menjelaskan kalau ini sangat sulit untuk mereka bisa kembali seperti dulu lagi.
Sangat sulit. Dan dia berharap Anik mengerti.
“Tidak apa. Aku mengerti. Dan aku perlu meminta maaf sudah membuat mu
kecewa di masa lalu. Tapi akankah kamu nyaman, jika aku mau memelukmu untuk
terakhir kali nya?” tanya Anik.
Dan Urawee diam. Lalu dia tersenyum dan merentangkan tangan nya serta
memeluk Anik. Dan Anik menangis di dalam pelukan Urawee. Karena ini akan
menjadi pelukan terakhir mereka.
Unthiga dan Ampu datang tepat disaat itu. Dan melihat itu, Unthiga
merasa puas. “Pada akhirnya, mereka berdua tidak bisa move on dari satu sama lain. Tapi kita juga tahu bahwa mereka sudah
bersama sangat lama. Tidak peduli seberapa banyak mereka bertengkar, mereka
masih akan kembali bersama. Aku pikir kita tidak seharusnya menghalangin
kebahagiaan mereka kan. Selanjutnya, aku akan datang dan meminta maaf kepada
Anik,” jelas Unthiga, memanasi Ampu yang tampak cemburu.
Dengan kecewa, Ampu berniat untuk pergi saja. Tapi Anik langsung
berteriak memanggil nya dan menghampiri nya.
Anik menjelaskan kepada Ampu bahwa ini tidak seperti apa yang Ampu
lihat. Dan tidak seperti apa yang Unthiga katakan juga. Mendengar itu, Unthiga
merasa kesal, karena ini tidak sesuai dengan rencana. Sementara Urawee merasa
kebingungan, karena tidak mengerti ada apa.
“Apa yang kamu katakan?!” teriak Unthiga dengan emosi sebelum Anik
sempat berbicara. Dan tanpa menjawab Anik menyalakan rekaman pembicaraan mereka
yang telah direkamnya.
Flash back
Ketika Unthiga menghadap ke arah lain. Anik langsung menyalakan perekam
suara di hp nya. Dan mereka pembicaraan mereka.
“Jika kamu ingin mendapatkan Wee kembali, kamu harus bekerja sama dengan
ku.”
“Dan bagaimana kamu akan membantuku?”
“Itu tidak sulit. Khun Ampu adalah gentleman. Jika dia melihat kamu dan
Wee kembali bersama. Dia akan mundur.”
Flash back end
Anik mengomentari betapa jahat nya ide Unthiga. Tapi kali ini, dia akan
bersikap lebih jahat. Yaitu dengan merekam pembicaraan mereka sebagai bukti
nyata.
Dengan panik, Unthiga meminta Ampu untuk mendengarkan penjelasan nya.
Dan dengan tegas, Anik menyuruh Unthiga untuk berhenti membuat kebohongan.
“Aku tahu bahwa kamu tergila- gila dengan pria ini. Tapi aku tidak
berpikir itu seburuk ini,” kata Urawee dengan sikap sok bersimpati. “Kamu ingin
menemui dokter. Teman ku seorang psikiater, mana tahu dia bisa memberikan mu
beberapa saran,” jelas Urawee sambil melemparkan kartu nama milik temannya.
Dengan emosi, Unthiga pun ingin menampar Urawee. Tapi Ampu langsung
menahan tangan nya dan melindungin Urawee.
Ampu meminta supaya Urawee berhenti bersikap kekanakan. Lalu dia
menegaskan kepada Unthiga bahwa mereka hanya bisa menjadi teman serta rekan
saja. Jadi Unthiga jangan coba membuat sesuatu yang lain, karena dia merasa
tidak nyaman.
Mendengar itu, Unthiga merasa syok. Dan dia langsung mengikuti Ampu yang
berjalan pergi begitu saja.
Urawee meminta Anik untuk ke mobil duluan. Dan Anik mengerti. Lalu
Urawee pun mengikuti mereka berdua.
Tom merasa bingung ada apa, ketika dia melihat Unthiga yang mengikuti Ampu. Dan Ampu yang
mengabaikan Unthiga. Lalu Unthiga tanpa sengaja tersandung dan membuat kaki nya
kesakitan. Dan melihat itu, Ampu tetap mengabaikan nya.
Ampu mengajak Tom untuk segera pulang. Tapi Tom ragu, karena melihat
Unthiga. Namun Ampu tetap berjalan pergi.
“Khun Ampu,” panggil Unthiga, memohon. “Khun Ampu, aku bisa menjelaskan
nya.”
Unthiga dengan susah payah berdiri dan ingin mengikuti Ampu. Tapi Urawee
langsung menahan nya. Urawee merasa puas, dia pernah mengatakan kalau dia akan
membuat Unthiga kalah, dan tidak menyangka kalau itu akan terjadi secepat ini.
Mendengar itu, Unthiga merasa kesal. Tapi karena kakinya sedang terkilir, maka
dia pun terjatuh ketika mau berjalan mengejar Urawee yang berjalan pergi begitu
saja.
Anik kemudian datang. Dan melihat itu, dia memandang nya. “Apa kamu
pikir aku akan berada disisi yang sama seperti mu? Ini belum berakhir,” tegas
nya. lalu dia berjalan pergi meninggalkan Unthiga juga.
Dengan kesal, Unthiga menjerit sekuat tenaga. Dan mendengar itu, seorang
perawat merasa terkejut dan menghampiri nya.
“Khun, apa kamu baik- baik saja?” tanyanya.
“Pergi!” teriak Urawee. Dan setiap orang di lorong memperhatikan nya
dari jauh.
Dengan susah payah, Unthiga berusaha untuk berdiri sendiri. Lalu dia
berjalan dengan menyeret kaki nya yang sakit.
Sesampainya dirumah. Ting langsung membantu Unthiga. Dia memeriksa kaki
Unthiga yang terluka. Dan Unthiga berterima kasih padanya. Lalu Nopamat datang,
dan mengatakan kalau dia mendengar kabar tentang Unthiga yang membuat masalah
lagi. Dibelakang nya ada Arm.
“Ayah kelihatan sangat senang mengumumkan semua keburukan ku. Ketika aku
melakukan hal baik, mengapa kamu tidak seantusias ini?” tanya Unthiga, sakit
hati.
“Dan apa kamu punya hal yang baik untuk di bicarakan?” balas Arm.
“Tentu saja. aku buruk. Aku tidak pernah melakukan hal baik apapun.
Tidak seperti putri kesayangan mu, Wee, benarkan?”
“Jangan libatkan orang lain. Kamu harus mengaku, ketika kamu bersalah.”
Setelah Arm pergi. Nopamat mendekati Unthiga, dan menanyakan, darimana
Unthiga mendapatkan sifat buruk ini. Dan Unthiga menjawab kalau dia mendapatkan
sifat ini dari orang tua nya. Nopamat menegur Unthiga. Dan Unthiga menyuruhnya
untuk jangan khawatir, dan dia menyarankan kalau lebih baik Nopamat menanganin
Arm saja.
“Jangan khawatirkan aku. Aku punya Sunisa yang terus memperhatikan nya
untuk ku.”
“Mom, apa kamu yakin kalau kamu bisa mempercayai Khun Sa?” balas
Unthiga. Dan Nopamat tidak mengerti, karena dia tidak mungkin mengikuti Arm dan
memata- matai nya langsung, karena itu memalukan.
Unthiga mendengus geli. Dia menjelaskan kalau akhir- akhir ini ada
banyak tenoklogi canggih. Jadi Nopamat hanya harus memilih salah satu saja yang
bisa digunakan. Setelah mengatakan itu, Unthiga pun berniat berjalan ke kamar
nya. Tapi karena kakinya sakit, dia hampir saja terjatuh.
Dan disaat itulah, Nopamat baru menyadari kalau kaki Unthiga terkilir.
Tapi Unthiga tidak merasa senang dengan perhatian itu, karena sedari tadi
Nopamat tidak menyadari kalau kakinya terkilir.
“Aku bertanya dengan baik- baik. Mengapa kamu selalu mengatakan hal
tidak senang padaku?” keluh Nopamat. Dan Unthiga mengabaikan nya. Unthiga
berjalan ke kamar nya dengan dibantu oleh Ting.
Ting mengurut kaki Unthiga. Lalu dia bertanya, apakah itu sangat sakit.
Dia menjelaskan kalau dia akan terus mengurut Unthiga sampai Unthiga merasa
baikan. Tapi bukan itu alasan Unthiga menangis dan merasa sedih.
“Tidak seorang pun peduli padaku. Tidak seorang pun peduli seberapa sakit
nya aku.”
“Khun Nu, jangan berpikir begitu,” pinta Ting.
“Aku tidak perlu memikirkannya. Karena segalanya sudah jelas. Aku bahkan
tidak perlu untuk menghabiskan waktu memikirkan itu,” cerita Unthiga dengan
sedih.
Unthiga kemudian berhenti menangis. “Itu bagus seperti ini. Sejak tidak
seorang pun yang peduli padaku. Kemudian aku tidak perlu memperdulikan siapapun
juga.”
Mendengar itu, Ting meneteskan air matanya sambil menatap Unthiga.
Dikantor. Urawee dan Ampu tidak sengaja saling bertabrakan, sehingga
barang- barang mereka terjatuh. Lalu Urawee menggunakan kesempatan itu untuk
menjelaskan tentang kejadian semalam. Tentang dia yang berpelukan dengan Anik,
itu hanyalah pelukan selamat tinggal saja dan pelukan sebagai teman. Dan Ampu
mengerti.
“Aku tidak ingin siapapun salah paham, jadi aku memberitahumu,” jelas Urawee
dengan gugup. Dan Ampu mengiyakan sambil tersenyum lebar.
“Kamu tidak perlu khawatir. Aku bukan penggosip. Dan tidak tahu harus
bergosip dengan siapa juga,” jelasnya menyakinkan. Dan Urawee percaya padanya.
Ampu terus tersenyum, bahkan setelah Urawee berjalan pergi.
Urawee juga terus tersenyum, bahkan setelah dia memasuki ruangan kantornya.
Ampu bertanya- tanya, apakah Urawee hanya takut orang- orang akan salah
paham, makanya Urawee menjelaskan itu. Tidak ada maksud yang lain kah?
Urawee berpikir, kalau sepertinya Ampu tidak mungkin serius dengannya.
Ampu : “Aku tidak berpikir dia akan memikirkan apapun tentang ku, kan?”
Urawee : “Kamu tidak mungkin berpikir apapun tentang nya kan, Urawee?”
Tepat disaat itu, Pam datang. Dan ketika dia mendengar Urawee berbicara
sendiri, dia pun bertanya. Dan Urawee beralasan kalau dia hanya sedang
memikirkan tentang pekerjaan saja. Tapi Pam tidak percaya.
“Itu hanya pekerjaan.”
“Okay. Kamu terdengar sedikit tidak meyakinkan barusan,” balas Pam
sambil tertawa.
Urawee melihat- lihat hasil foto- foto Ampu di website.
Ampu melihat- lihat isi media sosial Urawee. Serta fanpage media sosial
tokoh kesukaan Urawee. Karena barusan ketika mereka berdua bertabrakan, dia
tidak sengaja melihat buku yang dibawa oleh Urawee. Jadi dia penasaran dan
ingin tahu, apa yang disukai oleh Urawee.
Tags:
Plerng Ruk Plerng Kaen