Sinopsis Lakorn- Drama : Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 8 - part 5/5




Sinopsis Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 8 – part 5
Network : Channel 3

Duang dengan gencar menyapa para tamu, dan menuntun mereka untuk memasuki ruangan pernikahan milik Urawee dan Ampu. Sehingga setiap tamu yang berdatangan pun masuk ke dalam sana.
Sementara ruangan pernikahan milik Unthiga dan Anik. Itu sedikit sepi dari para tamu. Karena Nopamat tidak gencar dalam menyapa dan menuntun para tamu. Yang dilakukan nya hanyalah duduk di dalam ruangan dan mengandalkan Sunisa untuk berjaga di depan ruangan dan menyambut para tamu.
Lalu setelah cukup lama, karena merasa ada yang tidak beres, barulah Nopamat keluar dari dalam ruangan. Dan dia bertanya kepada Sunisa, kenapa tamu yang datang ke acara mereka begitu sedikit. Dan Sunisa menjawab bahwa dia tidak tahu juga.
Sepasang suami istri datang. Dan dengan ramah, Duang langsung menghampiri dan menyapa mereka berdua sebelum mereka masuk ke dalam ruangan pernikahan Anik dan Unthiga. Dia menuntun mereka berdua untuk masuk ke dalam ruangan pernikahan milik Ampu dan Urawee.
“Kami akan berpisah. Aku akan menghadiri pernikahan yang ini, dan suami ku akan menghadiri yang satu nya lagi,” jelas si Istri.
“Kalian datang bersama, mengapa kalian malah berpisah?” balas Duang. “Silahkan datang ke tempat Ampu dan Urawee dulu saja,” jelas nya dengan ramah.
“Tapi aku berpakaian putih. Tema pernikahan Khun Wee adalah warna, kan?”
“Tema apa? kami tidak pemilih sama sekali. Silahkan masuk ke dalam bersama- sama,” jelas Duang sambil menuntun mereka berdua. Dan si Istri pun menatap tidak nyaman ke arah suaminya.

Mendengar itu, Nopamat langsung keluar dari ruangan. Dan dia menghentikan pasangan tersebut, sebelum mereka masuk ke dalam ruangan pernikahan Urawee.


Baik Urawee dan Ampu. Serta Unthiga dan Anik. Mereka sibuk menyapa para tamu, dan melayani untuk berfoto bersama dengan mereka semua. Dan Arm memperhatikan mereka berdua dari jauh.

Urawee kemudian menghampiri Arm. “Khun Po,” panggil nya.
“Barusan, kamu memanggil ku apa?” tanya Arm, tidak menyangka.
“Khun Po,” ulang Urawee. “Aku ingin mengundang mu untuk berfoto bersama dengan kami,” ajak nya. Dan Arm tersenyum senang.

Mendengar itu, Unthiga merasa tidak senang dan langsung menyela. Dia memeluk lengan Arm dengan manja. “Khun Po akan tetap di sini dan menyapa para tamu bersama dengan ku,” tegas nya.
“Dari apa yang aku lihat, kamu tidak memiliki banyak tamu. Dan satu hal lagi, putri tertua akan menikah, seorang Khun Po harus hadir untuk berfoto bersama. Untuk orang yang selalu menghalangin, tidak kah itu terlalu berdosa?” sindir Urawee.
Unthiga merasa tidak senang. Tapi Arm langsung menenangkannya. Lalu dia mengajak Urawee untuk berfoto bersama. Dan dia berjalan duluan ke sebrang, ke tempat Urawee serta Ampu.

“Jangan khawatir. Setelah berfoto, aku akan mengembalikan dia. Karena aku tidak berencana untuk mencuri apapun darimu. Bahkan jika aku bisa,” jelas Urawee dengan tegas. Lalu dia pun pergi.
Anik ingin menyusul Urawee. Tapi Unthiga langsung menghentikannya dan mengajak nya untuk berfoto bersama.



Didepan pintu masuk ke ruangan acara. Duang dan Nopamat saling berdebat. Sehingga pasangan tersebut jadi merasa sangat tidak nyaman. Melihat itu, Sunisa pun langsung memberikan tanda kepada Arm. Dan Arm mengerti.
“Aku permisi dulu ya, Wee.”
“Akankah kamu kembali ke pernikahan ku?” tanya Urawee. Dan Arm mengiyakan. Lalu dia pun pergi.
Fae menenangkan Duang untuk tenang, karena ada banyak tamu yang melihat. Tapi Duang tidak peduli, karena menurutnya, bukan dia duluan yang memulai bertengkaran ini. Mendengar itu, Nopamat tidak senang.
Arm mendekati Nopamat dan menyuruh nya untuk berhenti, karena ini sangat memalukan. Dan Nopamat pun langsung diam.
Pasangan tersebut merasa sangat tidak nyaman dengan sikap Duang dan Nopamat yang membuat mereka menjadi kebingungan harus kemana dulu. Jadi mereka pun memberikan amplop kepada Duang serta Nopamat. Lalu mereka pamit dan pergi darisana. Mereka tidak jadi menghadiri acara pernikahan kedua nya.

“Senang sekarang? Mari masuk ke dalam sekarang,” ajak Arm dengan tegas kepada Nopamat. Dan Nopamat pun menuruti nya.
“Ayo, bi,” ajak Fae kepada Duang. Dan Duang pun menurutinya.

Kedua penggosip profesional memilih untuk berpisah. Si Junior memilih untuk ke pernikahan Urawee dan Ampu, karena dia akan menjadi MC disana. Sementara si Senior, dia memilih untuk menghadiri pernikahan Unthiga dan Anik.
Dengan semudah itulah mereka berdua berpisah.

Para tamu sibuk mengobrol dan saling menyapa. Dan disanalah, Ya bekerja sebagai pelayan yang membawakan minuman untuk di tawarkan kepada mereka semua. Melihat itu, Fae pun memanggil nya. Dan dia memuji betapa bagus nya Ya saat memakai seragam. Dan dengan senang, Ya berterima kasih kepada Fae yang telah banyak menolong nya.

Ketika Tom melihat mereka berdua, dia merasa cemburu. Dia menghampiri mereka berdua. Dan menyindir betapa menyedih kan nya keadaan Ya, jadi dia menebak kalau Ya pasti tidak akan berani memukul nya. Dan dengan kesal, Ya pun bertanya, apakah Tom ingin merasakan pukulannya.
Tapi sebelum terjadi keributan, Fae langsung menengahi mereka berdua. Dia mengingat kan Tom kalau ini adalah pernikahan kakak Tom, jadi seharusnya Tom tidak membuat masalah. Dan begitu juga Ya. Lalu setelah mengatakan itu, Fae pun pergi meninggal kan mereka berdua.

“Mari bertarung dengan adil sekali lagi. Untuk mengakhiri nya,” tantang Tom.
“Bagaimana dengan hari ini?” balas Ya, setuju. Dan Tom pun mengiyakan.

Anik berterima kasih kepada paman dan bibinya, Non dan Suk, karena mereka telah banyak membantu nya dalam mengurus pernikahan ini. Dan dengan ramah, Suk mengiyakan. Sementara Non, dia masih merasa kurang senang kepada Unthiga.
“Anik, aku berharap kehidupan pernikahan mu akan berjalan mulus,” jelas Non, mengharapkan yang terbaik untuk Anik. Dan Anik pun berterima kasih. Lalu untuk kesopanan, maka Unthiga pun berterima kasih juga.


Acara dimulai. Ampu dan Urawee naik ke atas panggung bersama- sama. Dan semua tamu memberikan tepuk tangan untuk kebahagiaan mereka berdua. Tapi tiba- tiba saja sesuatu terjadi, dan suasana menjadi tegang.
Itu semua karena, ketika mereka memanggil nama Arm. Arm tidak ada muncul. Kepadahal mereka harus mengambil foto keluarga.
Arm berniat untuk pergi ke ruangan pernikahan Ampu dan Urawee. Tapi Nopamat menghentikannya, dan mengingatkannya kalau sekarang sedang ada begitu banyak tamu. Dan Arm pun menjawab kalau dia tidak akan lama, serta akan segera kembali nanti. Tapi Nopamat tidak percaya.
“Bagaimana disana?” tanya Arm kepada Sunisa.
“Mereka akan memulai acara.”

“Lihat. Tanpa kamu, mereka masih terus melanjutkan nya. Kamu tidak berarti apapun untuk mereka,” jelas Nopamat dengan sinis.
Mendengar itu, dengan terpaksa Arm pun tidak jadi pergi ke tempat Ampu dan Urawee. Dan Nopamat merasa puas.

Yai dipanggil untuk naik ke atas panggung. Dan dengan heran, Yai bertanya, apakah Arm tidak akan datang. Tepat disaat itu, Sunisa datang menghampiri mereka.
“Khun Arm tidak bisa datang ke sini. Dia sangat meminta maaf,” bisik Sunisa dengan pelan kepada Duang.
“Jangan menunggu. Dia tidak akan datang. Ayo,” ajak Duang pada Yai langsung. Dan mereka berdua pun naik bersama ke atas panggung.

Urawee merasa sangat gugup. Melihat itu, Ampu menenangkannya, dengan berbisik pelan bahwa Arm pasti akan datang. Dan Urawee pun mengerti.

“Ibu, kamu tidak perlu terlalu mengontrol Khun Po. Jika dia ingin ke sana, maka biarkan lah dia. Bahkan jika Wee mempunyai seorang Ayah, tapi itu bukan berarti pernikahan nya akan berjalan dengan baik,” jelas Unthiga kepada Nopamat.
Dan mendengar itu, Nopamat menatap heran kepada Unthiga yang tampak memiliki sebuah rencana buruk.

Post a Comment

Previous Post Next Post