Sinopsis Lakorn- Drama : Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 8 - part 4/5


Sinopsis Plerng Ruk Plerng Kaen Episode 8 – part 4
Network : Channel 3
Dibar. Unthiga bertemu dengan seorang teman lamanya di SMP dulu, Kim. Saat Kim menyapa nya, dia tidak bisa mengenalinya, karena Kim terlihat sangat langsing, tidak gemuk seperti dulu lagi. Dan Kim mengiyakan, bahkan banyak orang yang bertanya bagaimana bisa gadis gemuk yang sering di ejek sepertinya bisa tiba- tiba berubah menjadi cantik dan langsing.
Unthiga merasa tidak enak, dan menjelaskan kalau saat itu mereka masih terlalu kecil, jadi dia harap Kim tidak terlalu memikirkannya. Dan Kim mengerti, dia tidak pernah memasuk kan semua ejekan itu kedalam hatinya.

Kim kemudian bercerita bahwa dia belum terlalu lama pulang dari Amerika, dan dia belum tahu apa yang harus dilakukannya. Lalu dia bertanya tentang Unthiga yang kabar nya sedang bermain dengan api. Dia tahu itu, karena dia sempat bertemu dengan Modaeng di Newyork. Bahkan dia juga mendengar tentang Ampu. Dia memberitahu Unthiga kalau di Amerika, Ampu dikenal dengan banyak skandal, bahkan mantan istri Ampu yang adalah seorang model juga tidak bisa mengontrol Ampu.
“Itu benar. Khun Ampu memang sudah pernah menikah sebelumnya,” balas Unthiga.
“Ya. Dan ada gosip kalau mantan istrinya ingin kembali bersama dengan Ampu lagi,” kata Kim, bercerita. Dan mendengar itu, Unthiga langsung terpikirkan sebuah rencana dan dia tersenyum.
“Kamu bebas, kan? Aku ingin mengundang mu untuk melakukan sesuatu yang menyenang kan,” ajak Unthiga. Dan Kim mengiyakan, lalu dia pun pamit dan pergi.
Dengan puas Unthiga tersenyum.
Tom mengirimkan pesan kepada Fae. “Apa kamu masih marah? Apa kamu akan terus menghindari ku? Jika iya, maka itu tidak bisa. Karena kita akan segera bertemu bagaimana pun, di pesta pernikahan kakak ku dan kakak mu.”
Membaca pesan itu, Fae merasa sangat bingung harus membalas bagaimana. Kemudian Ya juga mengirimkan pesan kepadanya. Dan dia pun semakin bingung.

Tepat disaat itu, Urawee datang ke teras. Dan melihat nya, Fae pun memanggilnya, dan mengajak nya untuk mengobrol sebentar, karena ada yang ingin di konsul kan nya. Dan Urawee pun siap untuk mendengarkan.
“Temanku sedang dalam kesulitan sekarang. Apa kamu punya lowongan pekerjaan untuk nya?” pinta Fae. Dan Urawee pun berpikir.
“Aku akan mencari kan nya untuk mu. Tapi jika kamu butuh cepat, maka bisakah dia membantu di pernikahan ku?” tanya Urawee. Dan dengan senang, Fae pun langsung berterima kasih banyak kepada nya.
Fae kemudian menanyakan, bagaimana perasaan Urawee, dan apakah Urawee merasa bersemangat, karena sebentar lagi Urawee akan menikah. Dan Urawee diam.
Fae salah mengartikan diam nya Urawee, dia mengira Urawee terlalu malu hingga tidak bisa berbicara. Lalu dia memuji betapa beruntung nya Urawee karena bisa menikah dengan pria baik seperti Ampu.
“Hey, kamu baru bertemu dia beberapa kali saja. bagaimana bisa kamu tahu kalau dia adalah orang yang baik?” tanya Urawee.
“Jika dia bukan pria yang baik, maka kamu tidak akan mau menikahinya,” jawab Fae.

“Apa kamu tidak berpikir, kalau aku bisa saja menikahi dia untuk alasan lain,” gumam Urawee pelan. Dan Fae bertanya, alasan apa. Menurutnya orang yang menikah, jika bukan karena cinta, maka itu pasti karena kekayaan nya. Jadi dia ingin tahu alasan Urawee apa untuk mau menikah dengan Ampu.
Mendengar itu, Urawee terdiam sesaat. Lalu dia mengeluhkan bahwa Fae terlalu banyak bertanya. Dan dia menyuruh Fae untuk tidur saja. Dan Fae pun mengiyakan, lalu dia masuk ke dalam rumah.
“Alasan aku menikah denganmu?” pikir Urawee dengan murung.

Ampu melihat- lihat satu persatu foto pre wedding nya dengan Urawee. Dan dia tersenyum senang melihat semua foto itu.


Lalu Ampu memandang ke arah langit malam, dan melihat sebuah bintang jatuh yang sangat indah.
Diteras. Urawee duduk sambil memandang ke arah langit malam. Dan dia juga melihat sebuah bintang jatuh yang sangat indah.

Melihat bintang itu, Ampu langsung menelpon Urawee.
“Halo,” jawab Urawee.
“Halo, Wee. Aku begitu senang, kamu masih bangun.”
“Ah, aku baru mau tidur,” balas Urawee sambil pura- pura menguap. “Ada masalah apa ya?”
“Tidak ada. Aku barusan melihat bintang jatuh, dan …”
Mendengar itu, Urawee tersenyum, dan dia bertanya, haruskah dia merasa senang atau sedih. Lalu dia menanyakan, apa permintaan Ampu. Dan Ampu menjawab bahwa dia tidak ada membuat permintaan apapun, karena semua permintaannya telah menjadi kenyataan sekarang. Dengan penasaran, Urawee bertanya, apa itu.
“Aku dengar kamu berbicara dengan Khun Oun hari ini. Kamu bilang, aku lebih berharga dari event yang megah, gaun yang mahal,” jelas Ampu. Dia mengingat kembali saat Urawee mengatakan itu kepada Unthiga. Saat dia mendengar perkataan itu, dia merasa sangat senang.

“Dan, tidakkah kamu berpikir bahwa aku mengatakan itu karena aku ingin menang melawan Oun?” tanya Urawee, sedikir penasaran.
“Aku tidak tahu. Aku mudah tertipu. Aku suka sisi diriku yang ini sekarang. Khun Wee, ini sudah malam. Aku tidak akan menahan mu. Bermimpi indah ya.”
“Ya. Bermimpi indah ya,” balas Urawee. Lalu dia pun mematikan telpon.

Urawee kembali memandang ke arah langit, dan berdoa. “Aku berharap suatu hari, aku bisa mencintai kamu sebanyak kamu mencintai aku. Tolong tunggulah sebentar lagi,” pinta Urawee dengan tulus.

Ampu kembali melihat- lihat foto pre wedding nya bersama dengan Urawee. Dan dia tersenyum bahagi sekali lagi, ketika melihat itu.



Hari H. Ampu menatap terpesona kepada Urawee yang sangat cantik dalam pakaian pengantin. Dan Urawee balas menatap nya sambil tersenyum. Melihat itu, Pam langsung menyandarkan mereka berdua. Pam menyuruh Ampu untuk datang dan menjemput Urawee, jangan hanya berdiri di sana saja. Dan seperti orang linglung, Ampu tetap saja diam.
“Bukankah cucu ku sangat cantik?” tanya Yai. Dan Pam tertawa. Ampu kemudian mendekat kepada mereka.
“Cantik,” jawab Ampu. “Sangat cantik,” puji nya pada Urawee.
“Jangan hanya melihat saja. Ke sini. Mari ambil foto,” ajak Yai. Dan Pam pun ikut berfoto juga bersama dengan mereka, sebagai bagian dari keluarga.

Anik memasuki gedung acara, ditemanin oleh Kaopoon. Dikarenakan ruangan pernikahan nya yang berdekatan dengan Urawee, maka saat masuk ke dalam gedung. Dia langsung melihat Urawee yang sedang berfoto bersama dengan Ampu dan Yai. Dan melihat itu, dia tampak sedikit cemburu.
Urawee tiba-tiba teringat kepada Duang. Dia bertanya-tanya, dimana Duang, karena dia ingin mengambil foto keluarga bersama dengan Duang juga. Dan Yai pun menawarkan diri untuk memanggilkan Duang.

Kaopoon meminta izin kepada Anik untuk pergi menyapa Urawee dan Ampu. Dan Anik pun mengizinkan nya. Lalu Anik juga ikut bersama dengannya untuk menyapa mereka semua. Dengan sopan, mereka berdua pun menyapa keluarga Urawee semuanya. Dan Urawe berterima kasih pada mereka berdua.
“Selamat ya, Wee,” kata Anik, tulus.
“Ya. Kamu juga, Nik,” balas Urawee.
Kaopoon kemudian meminta izin kepada Anik untuk boleh tinggal lebih lama di tempat pernikahan Urawee dan Ampu. Dan Anik pun mengizinkannya. Lalu dia pamit dan kembali ke tempat nya.


Yai mengambil tangan Urawee dan memberikannya ke dalam genggaman Ampu. Dia menyuruh mereka berdua untuk pergi dan menyapa para tamu.
Melihat itu, Anik tampak sedih dan cemburu. Tapi sayangnya, dia tidak bisa melakukan apapun. Dan disaat itu, Unthiga masuk ke dalam gedung acara. Dia mengenakan pakaian yang sangat terbuka. Dan melihat itu, Anik merasa kurang suka.
“Mengapa?” tanya Unthiga sambil berjalan mendekati Anik. “Apa kamu membatu karena tidak bisa berbicara? Sekarang kamu mengerti kan, mengapa aku mengenakan gaun yang mahal? Jika aku mengenakan gaun murahan seperti Wee, maka itu akan terlihat biasa,” jelas Unthiga dengan bangga.
“Tidak bisakah kamu membiarkanku bahagia, satu hari saja? Mengapa kamu harus membandingkan dirimu sendiri dengan yang lainnya? Ingin membuat masalah?” balas Anik, tidak senang.

Unthiga menjelaskan alasan kenapa dia mengadakan pernikahan di hari yang sama seperti Urawee. Bahkan ditempat yang sama dengan Urawee. Itu bukan karena dia ingin dibandingkan. Tapi dia ingin hari ini setiap orang melihat bahwa neraka terdalam nya, itu lebih baik daripada surga Urawee.
Mendengar itu, Anik merasa sangat tidak senang. Tapi dengan terpaksa dia harus bisa menahan emosinya. Dan berfoto serta menyapa para tamu.

Post a Comment

Previous Post Next Post