Sinopsis C- Drama : Deep In My Heart Episode 13


“Han Xue,” panggil Prof. Wu. “Han Xue!” panggil nya lagi. Dan Han Xue pun terbangun.
“Ini dimana?” tanya Han Xue, bingung. Dan Prof. Wu tampak puas.
Saat mendengar suara Prof. Wu yang cukup keras, Yifei pun berjalan ke arah ruangan dimana Prof. Wu dan Han Xue berada. Kemudian ketika dia membuka pintu ruangan serta melihat kalau Han Bing berada disana, dia pun memanggil nya.

“Han Bing,” panggil Yifei. “Han Bing,” panggil nya lagi.
Ketika mendengar Yifei memanggil- manggil nama Han Bing. Tiba- tiba saja Han Xue merasa pusing, dan dia pun menutup mata nya. Lalu saat dia membuka mata nya kembali, dia telah berubah menjadi Han Bing lagi. Dan melihat keberadaan Yifei di dekat pintu, Han Bingpun merasa heran.
“Silahkan masuk,” kata Prof. Wu, mempersilahkan Yifei. Dan Yifei pun mengiyakan serta masuk ke dalam ruangan.
“Yifei, kenapa kamu datang ke sini?” tanya Han Bing. Dan Yifei bingung harus menjawab apa.
“Apa kamu datang mencari ku?” tanya Prof. Wu. Dan Yifei pun membenar kan.


Yifei dengan sopan memperkenalkan dirinya. Lalu dia bertanya, apakah Prof. Wu mengenal seorang pasien yang bernama Lin Jing Shu. Dia ingin tahu, apakah Lin pernah datang ke tempat ini untuk berobat.
“Benar, dia adalah pasienku,” jawab Prof. Wu.
“Baguslah,” kata Yifei, senang. “Ada hal yang ingin aku ketahui tentangnya.”
“Maaf. Aku tidak bisa mengatakan apapun mengenai pasien.”
“Maaf menganggu,” balas Yifei, mengerti.

Yifei dan Han Bing berjalan pulang bersama. Yifei menanyakan, kenapa Han Bing bisa ada disana. Dan Han Bing menjawab dengan jujur bahwa dia sudah beberapa hari ini ke sana untuk menerima pengobatan dari Prof. Wu. Ini tentang keluarga nya yang pernah dibunuh, dan itu membuat jiwa nya terganggu serta sangat menderita.
Mengetahui itu, Yifei meminta maaf. Dan Han Bing membalas tidak apa- apa, karena ini adalah masalah nya.
“Sekarang aku ingin keluar dari masalah ini,” kata Han Bing, dengan penuh tekad. “Aku mempunyai seorang adik kembar,” kata nya, mulai bercerita. “Awalnya kami sekeluarga ingin pergi berlibur. Sangat senang dan sangat bahagia.”

Kedua orang tua Han Bing sibuk mengurus barang yang ingin di bawa. Sementara Han Bing dan Han Xue bermain petak umpet bersama. Han Xue menjadi orang yang berjaga. Dan Han Bing menjadi orang yang bersembunyi.
Dengan senang, Han Bing bersembunyi di dalam lemari. Dan dengan tidak sabar, dia menantikan Han Xue untuk menemukan nya. Tapi tiba- tiba saja, terdengar suara jeritan dari Han Xue. Dan Han Bing pun merasa terkejut.

Han Bing membuka sedikit pintu lemari dan mengintip keluar. Lalu apa yang dilihat nya saat itu adalah semua anggota keluarga nya berlumuran darah merah, termaksud dengan Han Xue. Dan disekitar mereka bertiga, ada seseorang yang membawa tongkat baseball. Sehinga Han Bing tidak berani untuk keluar, dan dia malahan menahan pintu dengan sekuat tenaga. Bahkan dia menutup mulut nya juga supaya tidak bersuara.
Han Bing menghapus air matanya, dan berusaha untuk bersikap tegar. “Tidak disangka aku bisa menceritakan hal ini padamu. Aku berpikir bahwa aku tidak akan pernah mengatakan hal ini selama hidup ku.”

Mendengar itu, Yifei hanya bisa diam saja. Namun dengan lembut, dia memeluk Han Bing dan membiarkan nya untuk menangis di pelukannya.
Dirumah sakit. Ayah Yifei datang menemui Yifei, dan menanyakan bagaimana keadaan Yifei. Dan Yifei menjawab bahwa dia sudah lebih baikan. Lalu dia meminta maaf, karena telah melawan Ayah hari itu.
“Setiap kali kamu mengalami palpitation (jantung berdegup kencang), maka jantung mu akan sakit. Kamu harus mengingat ini,” jelas Ayah.
“Tenang, pa. Aku akan memperhatikan nya lain kali,” jawab Yifei.

“Kamu pikir, aku akan membuat anak ku sendiri menjadi orang yang aneh, karena aku malu? Sehingga aku menyembunyikan mu dan membuatmu hidup di tempat yang tidak bisa dilihat orang?” tanya Ayah. Dan Yifei diam dengan ekspresi wajah suram. “Kamu selalu mengalami palpitation, cepat atau lambat jantung mu akan berhenti berdetak. Aku mengatakan ini bukan sebagai seorang Ayah, tapi sebagai dokter. Jantungmu sudah mencapai batas nya,” jelas Ayah. Dan Yifei mengerti.
Ayah kemudian menyuruh Yifei untuk beristirahat, lalu dia pun keluar dari kamar Yifei.

Dikantor polisi. Gao Sheng menunjukan foto keempat korban sewaktu sekolah dulu berserta dengan Guru Lin juga. “Menurut kondisi sekarang. Kami memperkirakan kasus ini berhubungan dengan kasus 15 tahun yang lalu. Kasus tabrak lari Zheng Ming Hao. Pada saat itu korbannya bernama Lin Xin Rui. Setiap kali pelaku melakukan nya. Dia akan selalu menggunakan orang ketiga untuk terlibat dalam kasus. Oleh karena itu, pelaku pasti telah lama merencanakan ini secara hati- hati.”
Saat Gao Sheng telah selesai menjelaskan, Zhao Dui bertanya, apa maksud Gao Sheng. Apakah mereka harus mengetahui terlebih dahulu apa yang terjadi 15 tahun lalu. Dan Gao Sheng membenarkan, dan yang tahu kebenaran 15 tahun lalu hanyalah Guru Lin (Lin Jing Shu), tapi persentese untuk Lin terbangun sangat kecil.

Zhao Dui berpikir keras. Menurutnya kasus ini semakin lama semakin membingung kan. Jadi dia menyuruh semuanya untuk segera memecahkan kasus ini secepat nya. Untuk menghindari adanya korban yang tidak bersalah.
“Ya, sir!” jawab semuanya.

Yifei mengingat kembali jawaban Prof. Wu kemarin, tentang dia tidak bisa memberitahu apapun mengenai kondisi pasien. Kemudian Gao Sheng datang untuk menjenguk nya.
“Apa yang kamu pikirkan? Kenapa sangat serius? Aku masuk pun, kamu tidak tahu,” tanya Gao Sheng, menyadarkan Yifei.
“Duduklah,” balas Yifei, serius.
Gao Sheng menanyakan ada apa, sehingga ini tidak bisa dibicarakan ditelpon. Dan Yifei menjelaskan bahwa semalam dia sudah melakukan pendekatan dengan Guru Lin, walaupun Guru Lin belum sadar, tapi alam bawah sadar nya bangun. Lalu dia mendapatkan wajah Prof. Wu.
“Prof. Wu?”

“Jika guru Lin pernah ke psikolog untuk memeriksa kesehatan jiwa. Mungkin dia pernah mengatakan tentang masalah 15 tahun yang lalu. Oleh karena itu, aku pergi mencari Prof. Wu,” jelas Gao Sheng.
“Lalu apa yang dikatakan oleh Prof. Wu?”
“Dia bilang ini adalah rahasia pasien. Dia tidak bisa mengatakannya.”
Gao Sheng diam dan berpikir. Lalu Yifei meminta supaya Gao Sheng bisa pergi menemui Prof. Wu dan mengajak nya berbicara. Dan Gao Sheng mengerti.

Dikantor. Han Bing berpikir dengan keras, dia mencoba untuk mengingat dan mengurai kan semua kejadian yang telah terjadi. Dan akhirnya dia teringat pada korban dibar, yaitu Shen Mei Zhu, yang merupakan seorang fotografer.
Dengan segera, Han Bing mencari informasi mengenai Mei Zhu diinternet, dan dia menemukan bahwa Mei Zhu pernah mengadakan sebuah pameran foto. Dan foto yang di pamerkan oleh nya semua tentang pembully-an. Salah satu nya ada foto Xin Rui yang sedang di bully.


Han Bing pergi kantor pameran, dan meminjam data pameran Mei Zhu. Dan untung nya pihak pameran masih menyimpan nya. Lalu setelah mendapatkan apa yang di carinya, Han Bing pun langsung melihat- lihat.
Dan benar, disalah satu foto yang dipameran kan oleh Mei Zhu, ada foto Xin Rui yang sedang dibully. Dan orang yang membully Xin Rui, itu adalah orang- orang yang menjadi korban pembunuhan sekarang.

Gao Sheng menemui teman lama dari keempat korban dulu. Dan si teman lama ini, dia menjelaskan bahwa dia mengingat tentang keempat korban, dua dari mereka berasal dari keluarga yang sangat hebat, jadi bahkan para guru tidak bisa sembarangan memarahi mereka.
“Lin Xin Rui. Apakah hubungannya dengan mereka baik?” tanya Gao Sheng.

“Dia yang biasa dikucilkan. Seperti yang kita perkirakan hari itu, Lin Xin Rui ditindas oleh teman- temannya. Pada saat itu, Mei Zhu memotret semua hal itu, ketika Xin Rui di tindas. Bahkan dia menggunakan nya di pameran foto,” jelas Han Bing, memberitahu Yifiei melalui telpon.
Yifei berpikir, dan dia berpendapat, apakah mungkin kejadian ditaman bermain itu ada hubungannya dengan Xin Rui yang dikucilkan dan ditindas oleh teman- temannya. Dan Han Bing menjawab bahwa itu mungkin saja.
Yifei kemudian teringat pada lirik lagu yang pernah di nyanyikan oleh Yu Simin. Lirik nya juga mengenai perlakuan tidak adil ditaman sekolah.

Si teman lama ini memberitahu Gao Sheng tentang apa yang diketahuinya. Empat korban tersebut sama sekali tidak pernah menganggap Xin Rui sebagai seorang manusia. Alasannya, ada gosip yang mengatakan bahwa Xin Rui dirasuki oleh hantu. Jadi oleh karena itu, semua orang tidak menyukai Xin Rui
Mendengar itu, Gao Sheng tampak heran serta bingung.
Gao Sheng kembali ke kantor polisi. Dan kemudian dia mendapatkan sms dari Han Bing. “Ini adalah foto pameran Mei Zhu yang di pamerkan di pameran foto. Mungkin akan berguna dalam penyelidikan.”

Setelah melihat foto tersebut, Gao Sheng mulai mencari- cari arsip nya didalam lemari. Itu adalah foto yang sama, yang pernah di temukannya diapatermen Mei Zhu. (Foto yang awalnya mereka kira, itu adalah Yu Simin yang di bully).
Xiao Jiang ikut melihat foto yang sedang dilihat oleh Gao Sheng. “Ada apa? Bukan kah foto ini yang waktu itu?”
“Foto 15 tahun yang lalu, Mei Zhu memotret Xin Rui bersama keempat orang ini. Foto ini bisa membuktikan hubungan Mei Zhu dengan korban,” jelas Gao Sheng.

Xiao Jiang sedikit terkejut, hanya karena sebuah foto, pelaku membunuh Mei Zhu juga. Dan menurutnya, itu sangat keterlaluan.
“Seharusnya dari awal, kita tidak boleh mengabaikan foto ini,” keluh Gao Sheng, kesal kepada dirinya sendiri.
Han Bing bertemu dengan Yifei, dan membahas tentang foto yang dipotret oleh Mei Zhu. Dan Yifei, bertanya, apakah Han Bing baik- baik saja. Dia tidak ingin karena kasus ini, Han Bing menjadi tertekan dan teringat pada ingatan yang menyakitkan lagi.

“Aku sudah memutuskan untuk menerima pengobatan. Aku ingin tubuhku dan jiwaku menjadi lebih sehat. Kamu tenang saja, aku tidak apa- apa,” jelas Han Bing, tegas.
“Baguslah kalau begitu. Lagipula besok aku sudah keluar dari rumah sakit. Aku akan membantu mu,” balas Yifei, senang.
Yifei kemudian menanyakan, apa kira- kira alasan pelaku membunuh Mei Zhu, apakah benar hanya karena foto saja. Dan menurut Han Bing, itu bisa mungkin. Mei Zhu melihat sendiri Xin Rui ditindas, tapi malah hanya memotret.

Reka adegan
Didalam apatermen nya. Mei Zhu tidak sengaja melihat Xin Rui yang sedang dibully. Dan dengan bersemangat, dia langsung memotret hal itu berkali- kali. Bukannya turun dan menolong Xin Rui.
“Benar, pesan itu,” gumam Han Bing, teringat sesuatu. Dia teringat pada rekaman yang diputar oleh Minghao saat di stasiun siaran.
Da Xie (Korban kedua) : “Dunia tidak akan bisa dihancurkan oleh orang yang perbuat jahat. Tapi akan dihancur kan oleh orang yang hanya melihat dan memilih untuk diam.”

Han Bing menjelaskan pendapatnya kepada Yifei. 15 tahun lalu, saat keempat korban membully Xin Rui, Mei Zhu melihat dan memotret kejadian tersebut, lalu memamerkan nya dipameran foto. Dan difoto itu, wajah Xin Rui terlihat dengan jelas.
“Jadi bagaimana jika foto ini dilihat oleh pelaku?” tanya Han Bing.

Seorang pria berdiri ditengah ruang pameran, dan dia melihat foto pembully- an yang terjadi kepada Xin Rui.
Han Bing merasa bingung, karena menurut informasi, kedua orang tua Xin Rui sudah meninggal. Jadi siapa yang akan marah, saat melihat foto tersebut. Dan Yifei menebak, apakah mungkin pelaku nya adalah seseorang yang sangat dekat dengan Xin Rui dan sudah hampir seperti keluarga.
“Tapi tidak bisa karena dikucilkan dan ditindas, sampai membunuh orang. Apalagi dia sudah merencana kan nya selama 15 tahun,” kata Han Bing, masih bingung.
“Seharusnya bukan hanya karena dikucilkan dan ditindas. Pembunuhan berantai ini belum berakhir,” balas Yifei.
“Siapa lagi?”
“Pelaku tabrak lari. Orang yang menabrak Xin Rui saat itu.”

Yifei mengingat kembali saat dia memegang tangan Minghao. Saat itu, dia mengatakan bahwa dia percaya kalau Minghao bukanlah pelaku tabrak lari. Dan didalam pikirannya, Minghao bergumam, apa gunanya Yifei mengatakan hal itu sekarang.

Yifei menebak bahwa pelaku membunuh Da Xie, mungkin karena dia tahu bahwa Minghao bukanlah pelaku tabrak lari yang sebenarnya. Melainkan Minghao hanya dijadi kan kambing hitam oleh pelaku tabrak lari yang sebenar nya. Dan itu berarti, pelaku mengetahui siapa pembunuh asli Xin Rui.
“Kamu benar- benar merasa Minghao bukan pelaku sebenarnya?” tanya Han Bing, heran. Dan dengan yakin, Yifei membenarkan. “Kong Yifei, apakah kamu mengetahui sesuatu?” tanya Han Bing, curiga.


“Tidak. Tidak tahu. Maksudku, menurut keadaan sekarang, bisa saja dikatakan begini,” jawab Yifei dengan gugup. “Jika bisa menyelidiki ulang. Seharusnya kasus ini bisa terpecahkan.”
Han Bing sedikit pesimis, karena ini adalah kasus 15 tahun yang lalu, jadi dia bingung, bagaimana cara mereka untuk bisa menyelidiki nya. Dan Yifei membenarkan, tapi walau bagaimanapun, mereka harus mencari pelaku tabrak lari Xin Rui yang sebenarnya, untuk menyelamat kan nyawa nya.
“Sebenarnya, siapa yang bisa menutupi kebenaran?” gumam Han Bing, berpikir.

Sebuah mobil merah melaju dengan kencang dijalan raya. Dan yang mengemudi mobil itu adalah Wang Shi Jie (Ingat siapa dia, guys? Kalau ga, baca eps 2 ya :).

Melihat itu, Xiao Shen langsung mengejar mobil Shi Jie, menggunakan mobil polisi nya. Dan dia memberikan tanda supaya Shi Jie berhenti. Tapi Shi Jie malah sama sekali tidak mau berhenti. Jadi Xiao Shen pun menghubungin rekannya dan meminta bantuan.
Melihat mobil Xiao Shen yang mengejar nya dari belakang, Shi Jie tertawa senang. Dan dia semakin mempercepat mobilnya. Dengan susah payah, Xiao Shen terus mengikuti nya dari belakang. Dan akhirnya, dengan dibantu oleh para rekannya yang datang untuk membantu. Dia pun berhasil membuat Shi Jie berhenti.

Xiao Shen membawa Shi Jie ke pos polisi nya. “Kamu bukan hanya mengendarai mobil terlalu cepat, tapi kamu juga mengendarai sambil mabuk. Keluarkan kartu tanda pengenal mu,” pinta Xiao Shen, tegas.
“Aku ingin memanggil pengacara ku,” balas Shi Jie.
Dengan tegas, Xiao Shen meminta kartu tanda pengenal Shi Jie. Tapi Shi Jie malah tertawa dan bertanya, apakah Xiao Shen tidak mengenali siapa dia. Dan Xiao Shen dengan tegas meminta kartu pengenal Shi Jie lagi, sehingga dia bisa tahu siapa sebenarnya Shi Jie.
“Aku adalah Wang Shi Jie dari perusahaan Shi Xiin,” kata Shi Jie dengan bangga.
“Jadi?” balas Xiao Shen, tidak peduli.

“Apakah kamu tidak mengerti bahasa manusia?” tanya Shi Jie, mulai kesal. Lalu dia mengeluarkan hp nya dan menelpon ke pengacara nya.
Dengan kesal, Xiao Sheng pun hanya bisa diam saja dan menahan emosi nya.

Dengan bantuan pengacara nya, Shi Jie pun bisa keluar dari kantor polisi, tanpa di tahan. Tapi dia masih merasa kesal, karena Xiao Shen tidak memperlakukan nya dengan manis dan baik. Bahkan setelah dia memberitahu, siapa diri nya.
Dengan kesal, Xiao Shen membanting semua barang nya ke atas meja. Dan lalu dia duduk di tempat nya, dan mengangkat telpon masuk dari Zhao Dui.

Zhao Dui memberitahu Xiao Shen bahwa barusan Shi Jie datang dan menggugat Xiao Shen karena kasus kekerasan. Dan Zhao Dui pun memarahi Xiao Shen, karena tidak bisa mengontrol emosi.
Mendengar itu, Xiao Shen pun meluapkan kekesalan nya. Dia merasa tidak adil, karena Shi Jie bisa dibebaskan hanya dengan membayar ganti rugi saja. Kepadahal Shi Jie bukan hanya melanggar kecepatan, tapi juga mengemudi sambil mabuk.

“Dia bukan mengemudi saat mabuk, tapi dia minum saat mengemudi. Bagaimana bisa kamu menahan dia? Kita hanya perlu meminta ganti rugi darinya saja. Dan menahan SIM sementara. Dan juga, dia tidak ada mencari masalah dengan mu,” kata Zhao Dui, membela Shi Jie.
“Kamu takut dengannya? Kamu tidak tahu seberapa sombongnya dia saat itu? Orang seperti dia harus nya ditampilkan dimedia. Biar publik yang akan menghukum nya,” balas Xiao Shen, tidak terima.
“Aku beritahu kamu. Lakukanlah pekerjaanmu. Jangan pedulikan masalah lain. Itu saja,” balas Zhao Dui, tidak mau dibantah lagi.
Dengan kesal, Xiao Shen pun menaruh hp nya diatas meja dan menarik nafas untuk menenangkan emosi nya.
“Si emosi- an Zheng Xiao Shen,” keluh Zhao Dui, kesal.

Mendengar itu, Gao Sheng merasa penasaran dan bertanya apa yang terjadi. Dan Zhao Dui pun menceritakan tentang Shi Jie yang minum bir ketika mengemudi serta melampaui batas kecepatan. Lalu ditangkap oleh Xiao Shen. Dan sekarang mereka menggugat Xiao Shen, karena telah perbuat kekerasan. Jadi dia menelpon Xiao Shen, tapi Xiao Shen malah lebih keras, dan itu membuat nya jadi kesal.
“Emosi dia sangat tidak bagus,” komentar Gao Sheng, merasa lucu. “Dia begitu marah. Dia pasti memiliki alasannya sendiri,” bela Gao Sheng.
“Apa?!” bentak Zhao Dui. Dan seketika, suasana pun menjadi hening.
Gao Sheng dengan tenang menjelaskan bahwa Shi Jie bukanlah orang yang baik. Jadi seharusnya, mereka membiarkan media untuk meliput Shi Jie dan memberitakan dia. Sehingga itu bisa memberi Shi Jie pelajaran.
Mendengar itu, Zhao Dui mengomentari supaya Gao Sheng jangan membuat semuanya menjadi lebih kacau, karena sekarang dia sedang sangat emosi.

Gao Sheng tidak merasa bahwa perkataannya salah. Dengan sangat emosi, Zhao Dui pun membahas tentang kasus pembunuhan yang sedang mereka selidiki sekarang, ini sudah sangat lama, tapi belum ada selesai juga. Dan Gao Sheng bergumam pelan, dia meminta Zhao Dui untuk tidak melampiaskan emosi kepada mereka.
Mendengar itu, Zhao Dui semakin emosi. Dan Xiao Jiang pun dengan segera langsung menenangkan nya.
“Apakah kami tidak peduli? Apakah kami pergi keluar untuk bermain? Apakah kami tidak ingin menangkap pelaku nya?” tanya Gao Sheng.

“Pergilah! Bawa pelakunya ke hadapan ku sekarang. Kamu masih saja punya waktu untuk membela mantan pacarmu,” keluh Zhao Dui, seperti mengejek. “Cepat pergi dan selidiki kasus ini. Jangan hanya membuang waktu di sini.”
Gao Sheng pun akhirnya merasa kesal, dan dengan segera Xiao Jiang berusaha untuk menenangkannya. Tapi Gao Sheng tidak mau ditenangkan.
Dengan emosi, Gao Sheng menyebutkan satu persatu kesalahan yang pernah Zhao Dui lakukan saat menyelidiki kasus pembunuhan ini. Pertama Zhao Dui salah menangkap Yifei sebagai pelaku, sehingga membuat mereka semua bekerja dengan sia- sia. Dan mendengar itu, Zhao Dui pun membentak nya.
“Benar. Aku memang membela pacar ku. Kenapa?!” tanya Gao Sheng dengan berani. “Bagaimana denganmu ketua Zhao? Apakah kamu sedang membela Shi Jie? Apakah kamu sedang membela orang kaya?” bentak Gao Sheng, bertanya.
“Ya. Aku membela orang kaya,” balas Zhao Dui, berteriak.
Keributan terjadi, Zhao Dui ingin maju dan menghajar Gao Sheng. Begitu juga dengan Gao Sheng. Dan dengan segera para rekan mereka pun langsung berusaha untuk memisahkan dan menenangkan mereka berdua supaya jangan saling berteriak lagi. Tapi mereka berdua tidak peduli dan terus saja berteriak tentang siapa membela siapa.
Kemudian karena tidak tahan harus terus berdebat lagi, Gao Sheng pun membentak Xiao Jiang untuk melepaskan nya. Dan lalu dia mengambil jaket nya, dan pergi.

Gao Sheng datang ke tempat Xiao Shen bekerja dan menunggu nya. Lalu saat, Xiao Shen keluar, dia tersenyum kepada Xiao Shen. Dan Xiao Shen pun balas tersenyum kepadanya.
Gao Sheng dan Xiao Shen minum bersama. Xiao Shen memuji betapa beraninya Gao Sheng, karena melawan ketua tim. Namun dia juga merasa cemas, karena Gao Sheng bisa saja tidak naik jabatan karena ini. Dan Gao Sheng membalas bahwa jika dia ingin kaya dan jabatan, maka dia tidak akan menjadi polisi. Lalu hal yang paling penting bagi nya sekarang adalah menemukan pelaku pembunuh berantai.

“Apakah tidak ada perkembangan?” tanya Xiao Shen.
Dan Gao Sheng pun menceritakan tentang kasus Xin Rui, yang menjadi penyebab pembunuh berantai ini. Tapi karena Xin Rui tidak memiliki orang tua, kerabat, dan saudara. Maka dia pun jadi kehilangan arah dalam kasus ini.


Xiao Shen dengan perhatian memberikan semangat kepada Gao Sheng. Dia percaya bahwa Gao Sheng pasti akan bisa menemukan pelaku pembunuhan berantai itu. Dan dia mengangkat kaleng bir nya untuk bersulang. Dan Gao Sheng pun bersulang dengan nya.
“Apakah kamu sedang memuji ku? Atau kamu sedang mengejek ku?” tanya Gao Sheng, ingin tahu.
“Ini adalah kepercayaan,” jawab Xiao Shen, serius.
“Terima kasih atas kepercayaanmu,” balas Gao Sheng, senang.

Pagi hari. Saat sarapan, Xiao Shen menceritakan kejadian dengan Shi Jie semalam kepada Han Bing. Dia menceritakan betapa emosinya dia dengan Shi Jie, hingga dia hampir saja berniat untuk menembak Shi Jie.
Dan mengetahui itu, Han Bing tertawa. “Aku yang akan menuliskan laporan tentang ini.”
“Sudahlah. Kasus pembunuhan lebih penting dari ini.”

Han Bing menceritakan tentang kasus 15 tahun lalu, dan dia menanyakan pendapat Xiao Shen tentang siapa pelaku tabrak lari yang sebenar nya, jika bukan Minghao. Dan Xiao Shen menjawab bahwa mungkin saja, orang yang membuat Minghao sebagai pelaku tabrak lagi, orang itu adalah pelaku asli nya.
“Sebenarnya siapa dia?” gumam Han Bing, berpikir.
Direstoran. Yifei memberitahukan pendapat nya kepada Gao Sheng mengenai Minghao yang mungkin saja ada bekerja sama dengan pelaku tabrak lari yang asli.
“Dia tidak bisa dibilang sebagai kaki tangan. Kemungkinan besar, dia disuruh. Sekarang masalah nya adalah dia tidak bersedia untuk memberitahukan siapa yang menyuruh dia,” komentar Gao Sheng.

“Kamu percaya, kalau Minghao adalah supir dalam kasus tabrak lari itu?”
“Aku sudah memeriksa rekaman itu semalam. Benar. Dia adalah orangnya.”
Yifei menebak kalau pihak polisi pasti telah dibohongin juga. Dan Gao Sheng tidak yakin, karena itu adalah rekaman kepolisian, jadi tidak mungkin palsu.

“Jika Minghao bukan pelakunya. Maka tujuan dari pembunuh berantai ini adalah supir dari kecelakaan itu. Coba kamu pikirkan, jika Minghao adalah pelakunya, kenapa pelaku tidak segera membunuh nya? Kepadahal Minghao langsung kabur setelah menabrak Xin Rui. Apakah ada yang lebih besar daripada dendam ini?” jelas Yifei, bertanya. Dan Gao Sheng pun diam, serta berpikir.
Ditempat Prof. Wu. Sekali lagi, Han Bing menjalanin pengobatan hipnotis. Ketika dia telah tertidur, Prof. Wu memberikan sugesti kepadanya bahwa sekarang sudah mau jam 12 malam dan Han Xue akan muncul.
“5.. 4.. 3.. 2.. 1.. “ kata Prof. Wu. Lalu dia menyembunyikan bel didepan Han Bing. “Sekarang sudah jam 12 malam.”

Han Bing mengeryit, lalu dia membuka mata nya. Dan dia menjadi Han Xue.
“Han Xue. Halo namaku adalah Wu Yan. Senang bisa berjumpa dengan mu,” sapa Prof. Wu sambil mengulurkan tangannya. Dan Han Xue mengabaikannya.
Han Xue memandang sekeliling nya dengan bingung. Lalu saat dia melihat sinar matahari yang sangat terang, dia langsung merasa mata nya sakit, sebab itu terlalu menyilaukan. Dan bukannya menutup tirai jendela, tapi Prof. Wu malah membuka tirai jendela lebih lebar.


Secara perlahan, Han Xue membuka mata nya kembali. Dan ketika akhir nya dia telah terbiasa dengan cahaya yang ada, dia merasa sangat senang.
“Sangat terang dan hangat,” gumam Han Xue sambil memandang cahaya di luar jendela. Dan Prof. Wu mengizinkan Han Xue untuk menikmati itu.
“Maksud ku, kapan pun, aku bisa membuat mu melihat sinar matahari lagi,” jelas Prof. Wu. Dan Han Xue merasa senang dan bersemangat.

“Selanjutnya, mari kita berteman,” ajak Prof. Wu. Dan Han Xue tersenyum.

Post a Comment

Previous Post Next Post