“Han Xue,” panggil
Prof. Wu. “Han Xue!” panggil nya lagi. Dan Han Xue pun terbangun.
“Ini dimana?”
tanya Han Xue, bingung. Dan Prof. Wu tampak puas.
Saat mendengar
suara Prof. Wu yang cukup keras, Yifei pun berjalan ke arah ruangan dimana
Prof. Wu dan Han Xue berada. Kemudian ketika dia membuka pintu ruangan serta
melihat kalau Han Bing berada disana, dia pun memanggil nya.
“Han Bing,”
panggil Yifei. “Han Bing,” panggil nya lagi.
Ketika mendengar
Yifei memanggil- manggil nama Han Bing. Tiba- tiba saja Han Xue merasa pusing,
dan dia pun menutup mata nya. Lalu saat dia membuka mata nya kembali, dia telah
berubah menjadi Han Bing lagi. Dan melihat keberadaan Yifei di dekat pintu, Han
Bingpun merasa heran.
“Silahkan masuk,”
kata Prof. Wu, mempersilahkan Yifei. Dan Yifei pun mengiyakan serta masuk ke
dalam ruangan.
“Yifei, kenapa
kamu datang ke sini?” tanya Han Bing. Dan Yifei bingung harus menjawab apa.
“Apa kamu datang
mencari ku?” tanya Prof. Wu. Dan Yifei pun membenar kan.
Yifei dengan sopan
memperkenalkan dirinya. Lalu dia bertanya, apakah Prof. Wu mengenal seorang
pasien yang bernama Lin Jing Shu. Dia ingin tahu, apakah Lin pernah datang ke
tempat ini untuk berobat.
“Benar, dia adalah
pasienku,” jawab Prof. Wu.
“Baguslah,” kata
Yifei, senang. “Ada hal yang ingin aku ketahui tentangnya.”
“Maaf. Aku tidak
bisa mengatakan apapun mengenai pasien.”
“Maaf menganggu,”
balas Yifei, mengerti.
Yifei dan Han Bing
berjalan pulang bersama. Yifei menanyakan, kenapa Han Bing bisa ada disana. Dan
Han Bing menjawab dengan jujur bahwa dia sudah beberapa hari ini ke sana untuk
menerima pengobatan dari Prof. Wu. Ini tentang keluarga nya yang pernah
dibunuh, dan itu membuat jiwa nya terganggu serta sangat menderita.
Mengetahui itu,
Yifei meminta maaf. Dan Han Bing membalas tidak apa- apa, karena ini adalah
masalah nya.
“Sekarang aku
ingin keluar dari masalah ini,” kata Han Bing, dengan penuh tekad. “Aku
mempunyai seorang adik kembar,” kata nya, mulai bercerita. “Awalnya kami
sekeluarga ingin pergi berlibur. Sangat senang dan sangat bahagia.”
Kedua orang tua
Han Bing sibuk mengurus barang yang ingin di bawa. Sementara Han Bing dan Han
Xue bermain petak umpet bersama. Han Xue menjadi orang yang berjaga. Dan Han
Bing menjadi orang yang bersembunyi.
Dengan senang, Han
Bing bersembunyi di dalam lemari. Dan dengan tidak sabar, dia menantikan Han
Xue untuk menemukan nya. Tapi tiba- tiba saja, terdengar suara jeritan dari Han
Xue. Dan Han Bing pun merasa terkejut.
Han Bing membuka
sedikit pintu lemari dan mengintip keluar. Lalu apa yang dilihat nya saat itu
adalah semua anggota keluarga nya berlumuran darah merah, termaksud dengan Han
Xue. Dan disekitar mereka bertiga, ada seseorang yang membawa tongkat baseball.
Sehinga Han Bing tidak berani untuk keluar, dan dia malahan menahan pintu
dengan sekuat tenaga. Bahkan dia menutup mulut nya juga supaya tidak bersuara.
Han Bing menghapus
air matanya, dan berusaha untuk bersikap tegar. “Tidak disangka aku bisa
menceritakan hal ini padamu. Aku berpikir bahwa aku tidak akan pernah
mengatakan hal ini selama hidup ku.”
Mendengar itu,
Yifei hanya bisa diam saja. Namun dengan lembut, dia memeluk Han Bing dan
membiarkan nya untuk menangis di pelukannya.
Dirumah sakit.
Ayah Yifei datang menemui Yifei, dan menanyakan bagaimana keadaan Yifei. Dan
Yifei menjawab bahwa dia sudah lebih baikan. Lalu dia meminta maaf, karena
telah melawan Ayah hari itu.
“Setiap kali kamu
mengalami palpitation (jantung berdegup kencang), maka jantung mu akan sakit.
Kamu harus mengingat ini,” jelas Ayah.
“Tenang, pa. Aku
akan memperhatikan nya lain kali,” jawab Yifei.
“Kamu pikir, aku
akan membuat anak ku sendiri menjadi orang yang aneh, karena aku malu? Sehingga
aku menyembunyikan mu dan membuatmu hidup di tempat yang tidak bisa dilihat
orang?” tanya Ayah. Dan Yifei diam dengan ekspresi wajah suram. “Kamu selalu
mengalami palpitation, cepat atau lambat jantung mu akan berhenti berdetak. Aku
mengatakan ini bukan sebagai seorang Ayah, tapi sebagai dokter. Jantungmu sudah
mencapai batas nya,” jelas Ayah. Dan Yifei mengerti.
Ayah kemudian
menyuruh Yifei untuk beristirahat, lalu dia pun keluar dari kamar Yifei.
Dikantor polisi.
Gao Sheng menunjukan foto keempat korban sewaktu sekolah dulu berserta dengan
Guru Lin juga. “Menurut kondisi sekarang. Kami memperkirakan kasus ini berhubungan
dengan kasus 15 tahun yang lalu. Kasus tabrak lari Zheng Ming Hao. Pada saat
itu korbannya bernama Lin Xin Rui. Setiap kali pelaku melakukan nya. Dia akan
selalu menggunakan orang ketiga untuk terlibat dalam kasus. Oleh karena itu,
pelaku pasti telah lama merencanakan ini secara hati- hati.”
Saat Gao Sheng
telah selesai menjelaskan, Zhao Dui bertanya, apa maksud Gao Sheng. Apakah
mereka harus mengetahui terlebih dahulu apa yang terjadi 15 tahun lalu. Dan Gao
Sheng membenarkan, dan yang tahu kebenaran 15 tahun lalu hanyalah Guru Lin (Lin
Jing Shu), tapi persentese untuk Lin terbangun sangat kecil.
Zhao Dui berpikir
keras. Menurutnya kasus ini semakin lama semakin membingung kan. Jadi dia
menyuruh semuanya untuk segera memecahkan kasus ini secepat nya. Untuk
menghindari adanya korban yang tidak bersalah.
“Ya, sir!” jawab
semuanya.
Yifei mengingat
kembali jawaban Prof. Wu kemarin, tentang dia tidak bisa memberitahu apapun
mengenai kondisi pasien. Kemudian Gao Sheng datang untuk menjenguk nya.
“Apa yang kamu
pikirkan? Kenapa sangat serius? Aku masuk pun, kamu tidak tahu,” tanya Gao
Sheng, menyadarkan Yifei.
“Duduklah,” balas
Yifei, serius.
Gao Sheng
menanyakan ada apa, sehingga ini tidak bisa dibicarakan ditelpon. Dan Yifei
menjelaskan bahwa semalam dia sudah melakukan pendekatan dengan Guru Lin,
walaupun Guru Lin belum sadar, tapi alam bawah sadar nya bangun. Lalu dia
mendapatkan wajah Prof. Wu.
“Prof. Wu?”
“Jika guru Lin
pernah ke psikolog untuk memeriksa kesehatan jiwa. Mungkin dia pernah
mengatakan tentang masalah 15 tahun yang lalu. Oleh karena itu, aku pergi
mencari Prof. Wu,” jelas Gao Sheng.
“Lalu apa yang
dikatakan oleh Prof. Wu?”
“Dia bilang ini
adalah rahasia pasien. Dia tidak bisa mengatakannya.”
Gao Sheng diam dan
berpikir. Lalu Yifei meminta supaya Gao Sheng bisa pergi menemui Prof. Wu dan
mengajak nya berbicara. Dan Gao Sheng mengerti.
Dikantor. Han Bing
berpikir dengan keras, dia mencoba untuk mengingat dan mengurai kan semua
kejadian yang telah terjadi. Dan akhirnya dia teringat pada korban dibar, yaitu
Shen Mei Zhu, yang merupakan seorang fotografer.
Dengan segera, Han
Bing mencari informasi mengenai Mei Zhu diinternet, dan dia menemukan bahwa Mei
Zhu pernah mengadakan sebuah pameran foto. Dan foto yang di pamerkan oleh nya
semua tentang pembully-an. Salah satu nya ada foto Xin Rui yang sedang di
bully.
Han Bing pergi
kantor pameran, dan meminjam data pameran Mei Zhu. Dan untung nya pihak pameran
masih menyimpan nya. Lalu setelah mendapatkan apa yang di carinya, Han Bing pun
langsung melihat- lihat.
Dan benar, disalah
satu foto yang dipameran kan oleh Mei Zhu, ada foto Xin Rui yang sedang
dibully. Dan orang yang membully Xin Rui, itu adalah orang- orang yang menjadi
korban pembunuhan sekarang.
Gao Sheng menemui teman
lama dari keempat korban dulu. Dan si teman lama ini, dia menjelaskan bahwa dia
mengingat tentang keempat korban, dua dari mereka berasal dari keluarga yang
sangat hebat, jadi bahkan para guru tidak bisa sembarangan memarahi mereka.
“Lin Xin Rui.
Apakah hubungannya dengan mereka baik?” tanya Gao Sheng.
“Dia yang biasa
dikucilkan. Seperti yang kita perkirakan hari itu, Lin Xin Rui ditindas oleh
teman- temannya. Pada saat itu, Mei Zhu memotret semua hal itu, ketika Xin Rui
di tindas. Bahkan dia menggunakan nya di pameran foto,” jelas Han Bing,
memberitahu Yifiei melalui telpon.
Yifei berpikir,
dan dia berpendapat, apakah mungkin kejadian ditaman bermain itu ada
hubungannya dengan Xin Rui yang dikucilkan dan ditindas oleh teman- temannya.
Dan Han Bing menjawab bahwa itu mungkin saja.
Yifei kemudian
teringat pada lirik lagu yang pernah di nyanyikan oleh Yu Simin. Lirik nya juga
mengenai perlakuan tidak adil ditaman sekolah.
Si teman lama ini
memberitahu Gao Sheng tentang apa yang diketahuinya. Empat korban tersebut sama
sekali tidak pernah menganggap Xin Rui sebagai seorang manusia. Alasannya, ada
gosip yang mengatakan bahwa Xin Rui dirasuki oleh hantu. Jadi oleh karena itu,
semua orang tidak menyukai Xin Rui
Mendengar itu, Gao
Sheng tampak heran serta bingung.
Gao Sheng kembali
ke kantor polisi. Dan kemudian dia mendapatkan sms dari Han Bing. “Ini adalah foto pameran Mei Zhu yang di
pamerkan di pameran foto. Mungkin akan berguna dalam penyelidikan.”
Setelah melihat
foto tersebut, Gao Sheng mulai mencari- cari arsip nya didalam lemari. Itu
adalah foto yang sama, yang pernah di temukannya diapatermen Mei Zhu. (Foto yang awalnya mereka kira, itu adalah Yu Simin yang di bully).
Xiao Jiang ikut
melihat foto yang sedang dilihat oleh Gao Sheng. “Ada apa? Bukan kah foto ini
yang waktu itu?”
“Foto 15 tahun yang
lalu, Mei Zhu memotret Xin Rui bersama keempat orang ini. Foto ini bisa
membuktikan hubungan Mei Zhu dengan korban,” jelas Gao Sheng.
Xiao Jiang sedikit
terkejut, hanya karena sebuah foto, pelaku membunuh Mei Zhu juga. Dan
menurutnya, itu sangat keterlaluan.
“Seharusnya dari
awal, kita tidak boleh mengabaikan foto ini,” keluh Gao Sheng, kesal kepada
dirinya sendiri.
Han Bing bertemu
dengan Yifei, dan membahas tentang foto yang dipotret oleh Mei Zhu. Dan Yifei,
bertanya, apakah Han Bing baik- baik saja. Dia tidak ingin karena kasus ini,
Han Bing menjadi tertekan dan teringat pada ingatan yang menyakitkan lagi.
“Aku sudah
memutuskan untuk menerima pengobatan. Aku ingin tubuhku dan jiwaku menjadi
lebih sehat. Kamu tenang saja, aku tidak apa- apa,” jelas Han Bing, tegas.
“Baguslah kalau
begitu. Lagipula besok aku sudah keluar dari rumah sakit. Aku akan membantu
mu,” balas Yifei, senang.
Yifei kemudian
menanyakan, apa kira- kira alasan pelaku membunuh Mei Zhu, apakah benar hanya
karena foto saja. Dan menurut Han Bing, itu bisa mungkin.
Mei Zhu melihat sendiri Xin Rui ditindas, tapi malah hanya memotret.
Reka adegan
Didalam apatermen
nya. Mei Zhu tidak sengaja melihat Xin Rui yang sedang dibully. Dan dengan
bersemangat, dia langsung memotret hal itu berkali- kali. Bukannya turun dan
menolong Xin Rui.
“Benar, pesan
itu,” gumam Han Bing, teringat sesuatu. Dia teringat pada rekaman yang diputar
oleh Minghao saat di stasiun siaran.
Da Xie (Korban kedua) : “Dunia tidak akan bisa
dihancurkan oleh orang yang perbuat jahat. Tapi akan dihancur kan oleh orang
yang hanya melihat dan memilih untuk diam.”
Han Bing
menjelaskan pendapatnya kepada Yifei. 15 tahun lalu, saat keempat korban
membully Xin Rui, Mei Zhu melihat dan memotret kejadian tersebut, lalu
memamerkan nya dipameran foto. Dan difoto itu, wajah Xin Rui terlihat dengan
jelas.
“Jadi bagaimana
jika foto ini dilihat oleh pelaku?” tanya Han Bing.
Seorang pria
berdiri ditengah ruang pameran, dan dia melihat foto pembully- an yang terjadi
kepada Xin Rui.
Han Bing merasa
bingung, karena menurut informasi, kedua orang tua Xin Rui sudah meninggal.
Jadi siapa yang akan marah, saat melihat foto tersebut. Dan Yifei menebak,
apakah mungkin pelaku nya adalah seseorang yang sangat dekat dengan Xin Rui dan
sudah hampir seperti keluarga.
“Tapi tidak bisa
karena dikucilkan dan ditindas, sampai membunuh orang. Apalagi dia sudah
merencana kan nya selama 15 tahun,” kata Han Bing, masih bingung.
“Seharusnya bukan
hanya karena dikucilkan dan ditindas. Pembunuhan berantai ini belum berakhir,”
balas Yifei.
“Siapa lagi?”
“Pelaku tabrak
lari. Orang yang menabrak Xin Rui saat itu.”
Yifei mengingat
kembali saat dia memegang tangan Minghao. Saat itu, dia mengatakan bahwa dia
percaya kalau Minghao bukanlah pelaku tabrak lari. Dan didalam pikirannya,
Minghao bergumam, apa gunanya Yifei mengatakan hal itu sekarang.
Yifei menebak
bahwa pelaku membunuh Da Xie, mungkin karena dia tahu bahwa Minghao bukanlah
pelaku tabrak lari yang sebenarnya. Melainkan Minghao hanya dijadi kan kambing
hitam oleh pelaku tabrak lari yang sebenar nya. Dan itu berarti, pelaku
mengetahui siapa pembunuh asli Xin Rui.
“Kamu benar- benar
merasa Minghao bukan pelaku sebenarnya?” tanya Han Bing, heran. Dan dengan
yakin, Yifei membenarkan. “Kong Yifei, apakah kamu mengetahui sesuatu?” tanya
Han Bing, curiga.
“Tidak. Tidak
tahu. Maksudku, menurut keadaan sekarang, bisa saja dikatakan begini,” jawab
Yifei dengan gugup. “Jika bisa menyelidiki ulang. Seharusnya kasus ini bisa
terpecahkan.”
Han Bing sedikit
pesimis, karena ini adalah kasus 15 tahun yang lalu, jadi dia bingung,
bagaimana cara mereka untuk bisa menyelidiki nya. Dan Yifei membenarkan, tapi
walau bagaimanapun, mereka harus mencari pelaku tabrak lari Xin Rui yang
sebenarnya, untuk menyelamat kan nyawa nya.
“Sebenarnya, siapa
yang bisa menutupi kebenaran?” gumam Han Bing, berpikir.
Sebuah mobil merah
melaju dengan kencang dijalan raya. Dan yang mengemudi mobil itu adalah Wang
Shi Jie (Ingat siapa dia, guys? Kalau ga, baca eps 2 ya :).
Melihat itu, Xiao
Shen langsung mengejar mobil Shi Jie, menggunakan mobil polisi nya. Dan dia
memberikan tanda supaya Shi Jie berhenti. Tapi Shi Jie malah sama sekali tidak
mau berhenti. Jadi Xiao Shen pun menghubungin rekannya dan meminta bantuan.
Melihat mobil Xiao
Shen yang mengejar nya dari belakang, Shi Jie tertawa senang. Dan dia semakin
mempercepat mobilnya. Dengan susah payah, Xiao Shen terus mengikuti nya dari
belakang. Dan akhirnya, dengan dibantu oleh para rekannya yang datang untuk
membantu. Dia pun berhasil membuat Shi Jie berhenti.
Xiao Shen membawa
Shi Jie ke pos polisi nya. “Kamu bukan hanya mengendarai mobil terlalu cepat,
tapi kamu juga mengendarai sambil mabuk. Keluarkan kartu tanda pengenal mu,”
pinta Xiao Shen, tegas.
“Aku ingin
memanggil pengacara ku,” balas Shi Jie.
Dengan tegas, Xiao
Shen meminta kartu tanda pengenal Shi Jie. Tapi Shi Jie malah tertawa dan
bertanya, apakah Xiao Shen tidak mengenali siapa dia. Dan Xiao Shen dengan
tegas meminta kartu pengenal Shi Jie lagi, sehingga dia bisa tahu siapa
sebenarnya Shi Jie.
“Aku adalah Wang
Shi Jie dari perusahaan Shi Xiin,” kata Shi Jie dengan bangga.
“Jadi?” balas Xiao
Shen, tidak peduli.
“Apakah kamu tidak
mengerti bahasa manusia?” tanya Shi Jie, mulai kesal. Lalu dia mengeluarkan hp
nya dan menelpon ke pengacara nya.
Dengan kesal, Xiao
Sheng pun hanya bisa diam saja dan menahan emosi nya.
Dengan bantuan
pengacara nya, Shi Jie pun bisa keluar dari kantor polisi, tanpa di tahan. Tapi
dia masih merasa kesal, karena Xiao Shen tidak memperlakukan nya dengan manis
dan baik. Bahkan setelah dia memberitahu, siapa diri nya.
Dengan kesal, Xiao
Shen membanting semua barang nya ke atas meja. Dan lalu dia duduk di tempat
nya, dan mengangkat telpon masuk dari Zhao Dui.
Zhao Dui
memberitahu Xiao Shen bahwa barusan Shi Jie datang dan menggugat Xiao Shen
karena kasus kekerasan. Dan Zhao Dui pun memarahi Xiao Shen, karena tidak bisa
mengontrol emosi.
Mendengar itu,
Xiao Shen pun meluapkan kekesalan nya. Dia merasa tidak adil, karena Shi Jie
bisa dibebaskan hanya dengan membayar ganti rugi saja. Kepadahal Shi Jie bukan
hanya melanggar kecepatan, tapi juga mengemudi sambil mabuk.
“Dia bukan
mengemudi saat mabuk, tapi dia minum saat mengemudi. Bagaimana bisa kamu
menahan dia? Kita hanya perlu meminta ganti rugi darinya saja. Dan menahan SIM
sementara. Dan juga, dia tidak ada mencari masalah dengan mu,” kata Zhao Dui,
membela Shi Jie.
“Kamu takut
dengannya? Kamu tidak tahu seberapa sombongnya dia saat itu? Orang seperti dia
harus nya ditampilkan dimedia. Biar publik yang akan menghukum nya,” balas Xiao
Shen, tidak terima.
“Aku beritahu
kamu. Lakukanlah pekerjaanmu. Jangan pedulikan masalah lain. Itu saja,” balas
Zhao Dui, tidak mau dibantah lagi.
Dengan kesal, Xiao
Shen pun menaruh hp nya diatas meja dan menarik nafas untuk menenangkan emosi
nya.
“Si emosi- an Zheng Xiao
Shen,” keluh Zhao Dui, kesal.
Mendengar itu, Gao
Sheng merasa penasaran dan bertanya apa yang terjadi. Dan Zhao Dui pun
menceritakan tentang Shi Jie yang minum bir ketika mengemudi serta melampaui
batas kecepatan. Lalu ditangkap oleh Xiao Shen. Dan sekarang mereka menggugat
Xiao Shen, karena telah perbuat kekerasan. Jadi dia menelpon Xiao Shen, tapi
Xiao Shen malah lebih keras, dan itu membuat nya jadi kesal.
“Emosi dia sangat
tidak bagus,” komentar Gao Sheng, merasa lucu. “Dia begitu marah. Dia pasti
memiliki alasannya sendiri,” bela Gao Sheng.
“Apa?!” bentak
Zhao Dui. Dan seketika, suasana pun menjadi hening.
Gao Sheng dengan
tenang menjelaskan bahwa Shi Jie bukanlah orang yang baik. Jadi seharusnya,
mereka membiarkan media untuk meliput Shi Jie dan memberitakan dia. Sehingga
itu bisa memberi Shi Jie pelajaran.
Mendengar itu,
Zhao Dui mengomentari supaya Gao Sheng jangan membuat semuanya menjadi lebih
kacau, karena sekarang dia sedang sangat emosi.
Gao Sheng tidak
merasa bahwa perkataannya salah. Dengan sangat emosi, Zhao Dui pun membahas
tentang kasus pembunuhan yang sedang mereka selidiki sekarang, ini sudah sangat
lama, tapi belum ada selesai juga. Dan Gao Sheng bergumam pelan, dia meminta
Zhao Dui untuk tidak melampiaskan emosi kepada mereka.
Mendengar itu,
Zhao Dui semakin emosi. Dan Xiao Jiang pun dengan segera langsung menenangkan nya.
“Apakah kami tidak
peduli? Apakah kami pergi keluar untuk bermain? Apakah kami tidak ingin
menangkap pelaku nya?” tanya Gao Sheng.
“Pergilah! Bawa
pelakunya ke hadapan ku sekarang. Kamu masih saja punya waktu untuk membela
mantan pacarmu,” keluh Zhao Dui, seperti mengejek. “Cepat pergi dan selidiki
kasus ini. Jangan hanya membuang waktu di sini.”
Gao Sheng pun
akhirnya merasa kesal, dan dengan segera Xiao Jiang berusaha untuk
menenangkannya. Tapi Gao Sheng tidak mau ditenangkan.
Dengan emosi, Gao
Sheng menyebutkan satu persatu kesalahan yang pernah Zhao Dui lakukan saat
menyelidiki kasus pembunuhan ini. Pertama Zhao Dui salah menangkap Yifei
sebagai pelaku, sehingga membuat mereka semua bekerja dengan sia- sia. Dan
mendengar itu, Zhao Dui pun membentak nya.
“Benar. Aku memang
membela pacar ku. Kenapa?!” tanya Gao Sheng dengan berani. “Bagaimana denganmu
ketua Zhao? Apakah kamu sedang membela Shi Jie? Apakah kamu sedang membela
orang kaya?” bentak Gao Sheng, bertanya.
“Ya. Aku membela
orang kaya,” balas Zhao Dui, berteriak.
Keributan terjadi,
Zhao Dui ingin maju dan menghajar Gao Sheng. Begitu juga dengan Gao Sheng. Dan
dengan segera para rekan mereka pun langsung berusaha untuk memisahkan dan
menenangkan mereka berdua supaya jangan saling berteriak lagi. Tapi mereka
berdua tidak peduli dan terus saja berteriak tentang siapa membela siapa.
Kemudian karena
tidak tahan harus terus berdebat lagi, Gao Sheng pun membentak Xiao Jiang untuk melepaskan nya. Dan
lalu dia mengambil jaket nya, dan pergi.
Gao Sheng datang
ke tempat Xiao Shen bekerja dan menunggu nya. Lalu saat, Xiao Shen keluar, dia
tersenyum kepada Xiao Shen. Dan Xiao Shen pun balas tersenyum kepadanya.
Gao Sheng dan Xiao
Shen minum bersama. Xiao Shen memuji betapa beraninya Gao Sheng, karena melawan
ketua tim. Namun dia juga merasa cemas, karena Gao Sheng bisa saja tidak naik
jabatan karena ini. Dan Gao Sheng membalas bahwa jika dia ingin kaya dan
jabatan, maka dia tidak akan menjadi polisi. Lalu hal yang paling penting bagi
nya sekarang adalah menemukan pelaku pembunuh berantai.
“Apakah tidak ada
perkembangan?” tanya Xiao Shen.
Dan Gao Sheng pun
menceritakan tentang kasus Xin Rui, yang menjadi penyebab pembunuh berantai
ini. Tapi karena Xin Rui tidak memiliki orang tua, kerabat, dan saudara. Maka
dia pun jadi kehilangan arah dalam kasus ini.
Xiao Shen dengan
perhatian memberikan semangat kepada Gao Sheng. Dia percaya bahwa Gao Sheng
pasti akan bisa menemukan pelaku pembunuhan berantai itu. Dan dia mengangkat
kaleng bir nya untuk bersulang. Dan Gao Sheng pun bersulang dengan nya.
“Apakah kamu
sedang memuji ku? Atau kamu sedang mengejek ku?” tanya Gao Sheng, ingin tahu.
“Ini adalah
kepercayaan,” jawab Xiao Shen, serius.
“Terima kasih atas
kepercayaanmu,” balas Gao Sheng, senang.
Pagi hari. Saat
sarapan, Xiao Shen menceritakan kejadian dengan Shi Jie semalam kepada Han
Bing. Dia menceritakan betapa emosinya dia dengan Shi Jie, hingga dia hampir
saja berniat untuk menembak Shi Jie.
Dan mengetahui
itu, Han Bing tertawa. “Aku yang akan menuliskan laporan tentang ini.”
“Sudahlah. Kasus
pembunuhan lebih penting dari ini.”
Han Bing
menceritakan tentang kasus 15 tahun lalu, dan dia menanyakan pendapat Xiao Shen
tentang siapa pelaku tabrak lari yang sebenar nya, jika bukan Minghao. Dan Xiao
Shen menjawab bahwa mungkin saja, orang yang membuat Minghao sebagai pelaku
tabrak lagi, orang itu adalah pelaku asli nya.
“Sebenarnya siapa
dia?” gumam Han Bing, berpikir.
Direstoran. Yifei
memberitahukan pendapat nya kepada Gao Sheng mengenai Minghao yang mungkin saja
ada bekerja sama dengan pelaku tabrak lari yang asli.
“Dia tidak bisa
dibilang sebagai kaki tangan. Kemungkinan besar, dia disuruh. Sekarang masalah
nya adalah dia tidak bersedia untuk memberitahukan siapa yang menyuruh dia,”
komentar Gao Sheng.
“Kamu percaya,
kalau Minghao adalah supir dalam kasus tabrak lari itu?”
“Aku sudah
memeriksa rekaman itu semalam. Benar. Dia adalah orangnya.”
Yifei menebak
kalau pihak polisi pasti telah dibohongin juga. Dan Gao Sheng tidak yakin,
karena itu adalah rekaman kepolisian, jadi tidak mungkin palsu.
“Jika Minghao
bukan pelakunya. Maka tujuan dari pembunuh berantai ini adalah supir dari
kecelakaan itu. Coba kamu pikirkan, jika Minghao adalah pelakunya, kenapa
pelaku tidak segera membunuh nya? Kepadahal Minghao langsung kabur setelah
menabrak Xin Rui. Apakah ada yang lebih besar daripada dendam ini?” jelas Yifei,
bertanya. Dan Gao Sheng pun diam, serta berpikir.
Ditempat Prof. Wu.
Sekali lagi, Han Bing menjalanin pengobatan hipnotis. Ketika dia telah
tertidur, Prof. Wu memberikan sugesti kepadanya bahwa sekarang sudah mau jam 12
malam dan Han Xue akan muncul.
“5.. 4.. 3.. 2..
1.. “ kata Prof. Wu. Lalu dia menyembunyikan bel didepan Han Bing. “Sekarang
sudah jam 12 malam.”
Han Bing
mengeryit, lalu dia membuka mata nya. Dan dia menjadi Han Xue.
“Han Xue. Halo
namaku adalah Wu Yan. Senang bisa berjumpa dengan mu,” sapa Prof. Wu sambil
mengulurkan tangannya. Dan Han Xue mengabaikannya.
Han Xue memandang
sekeliling nya dengan bingung. Lalu saat dia melihat sinar matahari yang sangat
terang, dia langsung merasa mata nya sakit, sebab itu terlalu menyilaukan. Dan
bukannya menutup tirai jendela, tapi Prof. Wu malah membuka tirai jendela lebih
lebar.
Secara perlahan,
Han Xue membuka mata nya kembali. Dan ketika akhir nya dia telah terbiasa
dengan cahaya yang ada, dia merasa sangat senang.
“Sangat terang dan
hangat,” gumam Han Xue sambil memandang cahaya di luar jendela. Dan Prof. Wu
mengizinkan Han Xue untuk menikmati itu.
“Maksud ku, kapan
pun, aku bisa membuat mu melihat sinar matahari lagi,” jelas Prof. Wu. Dan Han
Xue merasa senang dan bersemangat.
“Selanjutnya, mari
kita berteman,” ajak Prof. Wu. Dan Han Xue tersenyum.
Tags:
Deep In My Heart