Sinopsis K-Drama : Chocolate Episode 06-1
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Karena hujan yang turun, pemilik restoran menawarkan 1 buah payung-nya yang sudah usang untuk di gunakan Kang dan Cha Young. Kang menerima payung itu dan berterimakasih. Cha Young menyuruh Kang saja yang memakai payung itu karena dia masih harus kembali ke Sanatorium karena Seon Ae membutuhkannya. Cha Young hendak lari menerobos hujan, tapi Kang menarik tangannya dan menyuruhnya untuk berbagi payung saja dengannya. Dia akan mengantarkan Cha Young kembali ke sanatorium.
--
Kang dalam perjalanan menuju
sanatorium. Tapi, dia melihat Ji Yong yang duduk di pinggir jalan dnegan
membawa kantong kertas. Kang melewatinya begitu saja dan berusaha tidak peduli.
Ji Yong duduk di pinggir jalan
tanpa melakukan apapun. DIa hanya menatap mobil-mobil yang lewat. Dia juga
memakai baju yang kebesaran.
Kang ternyata memutar balik mobilnya dan berhenti di depan Ji Yong. Dia bertanya kenapa Ji Yong ada di sini? Ji Yong langsung lari sambil membawa kantong kertas-nya. Tentu saja Kang dengan mudah menangkapnya. Dia bertanya kenapa Ji Yong kabur?
“Aku tidak kabur. Aku pergi
menemui ibuku,” beritahu Ji Yong.
“Dia menikahi seorang lelaki. Jangan
beri tahu kakakku.”
“Di mana ibumu?”
“Kakakku menyembunyikannya, tapi
aku menemukannya,” ujar Ji Yong dan memberikan secarik kertas yang berisi
alamat ibunya.
Melihat alamat itu yang jauh,
Kang langsung berkata kalau Ji Yong tidak bisa ke sana. Suruh saja ibunya yang
datang kemari, menemuinya. Ji Yong dengan sedih memberitahu kalau ibunya tidak suka
menjenguknya. Kang jadi kasihan padanya.
--
Pada akhirnya, Kang membawa Ji Yong di dalam mobil-nya. Ji Yong berteriak untuk di turunkan, tapi Kang tidak membiarkannya. Ji Yong memberitahu kalau dia harus pergi untuk memberikan hadiah ulang tahun Ibu-nya. Ji Yong juga memberitahu kalau baju yang di kenakan-nya ini adalah hadiah ulang tahun dari ibunya, jadi dia akan memberikan ibunya hadiah juga.
Kang menyuruh Ji Yong untuk
pergi dengan Min Yong saja. Ji Yong menghela nafas frustasi karena kakak-nya
pasti tidak akan membiarkannya. Kang berkata kalau Ji Yong tidak bisa pergi
karna kondisi-nya tidak baik, nanti saja pergi kalau sudah sembuh.
Kang terdiam mendengar
ucapannya.
Kang benar-benar membawa Ji Yong kembali ke sanatorium. Ji Yong terus berteriak kalau dia tidak mau kembali dan ingin bertemu ibunya. Dia mulai menangis dan menyebut Kang sebagai orang jahat.
Kang ternyata tidak turun dari
mobilnya. Dia memutar balik mobilnya dan akan membawa Ji Yong bertemu dengan
ibunya. Ibu Ji Yong ada di Gongju yang jaraknya 3 jam jauhnya dari sini. Jadi,
Ji Yong bisa tidur dan dia akan membangunkannya saat mereka sudah sampai. Tangis
Ji Yong langsung berhenti.
--
Cha Young berada di dapur King’s
Table dan memasak bubur dengan bahan-bahan yang sehat. Ada ginseng. Abalone. Daging
ayam, dll. Buburnya tampak menggugah selera.
Begitu selesai memasak, Cha Young segera membawa makanan itu ke kamar Tae Hyun. Tae Hyun masih berbaring di atas tempat tidur dengan menutupi tubuhnya dengan selimut dan memakai kacamata hitam. Cha Young menyuruhnya untuk bangun dan makan, tapi Tae Hyun menolak dan berkata kalau dia tidak lapar.
Cha Young terus membujuknya
untuk makan. Dia tahu kalau Tae Hyun adalah anak yang rakus, tapi Tae Hyun malah
belum makan sejak kemarin pagi. Tae Hyun tetap tidak mau makan dan menyuruh Cha
Young untuk keluar dari kamarnya.
“Kau seperti ini karena merasa
bersalah atas wafatnya Pak Kim?” tahu Cha Young.
“Kenapa aku harus merasa
bersalah? Dia sakit parah dan bisa mati kapan saja. Kenapa itu salahku? Aku
marah karena akun Overwatch-ku dibekukan
sebulan!” sangkal Tae Hyun, berbohong.
“Benar, bukan salahmu dia
meninggal. Dia ingin pergi ke surga dan makan jajangmyeon yang lebih enak. Karena itu dia meninggal. Jangan
salahkan diri. Aku tinggalkan buburnya di sini,” ujar Cha Young, menghibur dan
kemudian keluar dari dalam kamar Tae Hyun.
Setelah Cha Young keluar, Tae
Hyun baru bangkit. Dia menangis. Apalagi saat melihat bubur yang di buat Cha
Young penuh dengan hal bergizi. Dia semakin sedih. Tapi, dia menutupinya dengan
terus menggerutu : “Kenapa menyalahkan diri? Aku tak bodoh sepertimu! Jajangmyeon di surga? Yang benar saja. Orang
memanfaatkanmu karena kau masih percaya omong kosong! Kau bodoh. Kurasa dia
masih percaya kelinci tinggal di bulan. Mutiara adalah air mata putri duyung? Lalu
mutiara hitam? Apa putri duyung memakai maskara? Astaga! Dasar si naif bodoh. Bagaimana
dia bisa bertahan di dunia yang kejam ini? Sialan!”
Cha Young mendengar teriakan
gerutuan Tae Hyun itu, tapi dia jelas tahu kalau Tae Hyun seperti itu karna
rasa bersalah-nya pada haraboji dan juga karena dia peduli padanya.
Dan kita di perlihatkan postingan Tae Hyun di SNS-nya dengan nama akun : prince.taehyun . Dia memposting foto sepiring jajangmyeon dengan caption : Maafkan aku. Saat kau makan jajangmyeon di surga, minta mereka menambahkan telur di atasnya. Saat kita bertemu lagi, ku traktir jajangmyeon yang enak.
--
Cha Young pergi ke sanatorium dengan mengendarai sepeda sambil mendengarkan musik menggunakan earphone-nya. Dia tampak menikmati angin yang bertiup mengenainya. (scene yang menenangkan hati).
--
Begitu tiba, Cha Young langsung
memasak. Tangannya telaten membuat bumbu dan meracik-nya menjadi masakan yang lezat.
Dia membuat gimbab yang membentuk kelopak bunga. Tampak cantik. Dan dia
menatanya ke atas piring milik Jun yang hendak di berikan kepada pasien Hui Ju.
Selesai memasak dan menata, Cha Young segera mengantarkan makanan tersebut ke kamar pasien Hui Ju. Dia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk. Suami Hui Ju sedang tidak ada. Hui Ju memberitahu kalau suaminya sedang bekerja.
Cha Young menjelaskan terlebih dahulu kalau dia sudah bertanya kepada direktur Kwon dan katanya Hui Ju suka makan gimbap. Hui Ju membenarkan. Cha Young senang mendengarnya dan memberitahu kalau dia membuat gimbap sakura.
“Jika kau tidak bisa melihat
bunga sakura di musim semi, kau bisa makan gimbap ini saja,” jelas Cha Young.
Hui Ju tertarik mendengarnya dan mulai merapa tekstur gimbap itu dengan tangannya. Cha Young terkejut karna Hui Ju tidak bisa melihat gimbap itu. Hui Ju tampaknya mengetahui keterjutan Cha Young sehingga dia memberitahu kalau dia hampir tidak bisa melihat karna penyakitnya.
Hui Ju mencium gimbap buatan Cha Young sebelum memakan-nya dan memuji rasanya sangat enak. Dia bisa membayangkan bagaimana bentuknya. Cha Young menuangkan teh untuknya dan menggenggamkan tangan Hui Ju ke gelas teh tersebut. Dia menjelaskan kalau itu adalah teh bunga plum. Hui Ju tersenyum dan meminumnya. Dia sangat senang. Dia bisa mencium wangi bunga plum dari teh itu dan wangi bunga sakura dari gimbap itu.
“Beri tahu aku jika ingin makan
sesuatu. Aku akan berusaha semampuku. Dr. Lee Jun membuat piring indah untukmu,”
ujar Cha Young.
“Jun membuatnya?” tanya Hui Ju
kaget.
“Ya. Dia memintaku memastikan
kau mendapatkannya, tapi aku bilang akan memberikannya dengan makanan.”
Hui Ju meraba piring yang di
pakai untuk menghidangkan gimbap. Dia tersenyum, “Astaga, si bodoh itu. Kukira
dia memecahkan semuanya, tapi kurasa dia selamatkan satu.”
--
Jun menerima foto dari Cha Young, dimana piring yang di berikannya di gunakan untuk menata gimbap. Dan juga ada foto Hui Ju berfoto sambil memegang piring tersebut. Mata Jun berkaca-kaca, sedih. Dia mengirim pesan, mengucapkan terimakasih pada Cha Young.
--
“Boleh
aku tanya satu hal lagi? Kenapa Dr. Lee Kang datang ke sanatorium?”
“Dia
ahli bedah yang tak bisa membedah lagi.”
“Kenapa?
Kenapa dia tak bisa membedah pasien?”
End
Dan Cha Young memang
benar-benar penasaran.
--
Mereka tiba di sebuah restoran
sesuai di secarik kertas yang Ji Yong perlihatkan padanya tadi. Kang hendak
membangunkan Ji Yong, tapi dia melihat kantong kertas yang Ji Yong pegang, isinya
berhamburang. Jadi Kang menata dan memasukkan isi-nya kembali ke dalam kantong
kertas tersebut.
Tapi, dia menemukan sebuah surat tulisan tangan, dimana bagian depan ada gambar seorang perempuan dan tulisan : Selamat Ulang Tahun. Karena penasaran, Kang membaca isi surat tersebut.
Halo.
Aku Ye-sol, teman Min Yong. Ji-yong belum bisa belajar membaca dan menulis
karena penyakitnya, jadi, aku menuliskan perkataannya.
Kang selesai membaca dan memasukkan
surat itu kembali ke dalam kantong kertas. Setelah itu, dia baru membangunkan
Ji Yong.
Ji Yong masih setengah tertidur. Dia langsung berlari keluar mobil dan lupa membawa kantong kertas-nya itu. Kang ikut keluar dan memberikan kantong itu pada Ji Yong. Ji Yong membungkuk berterimakasih. Tampaknya, dia takut masuk sendiri hingga bertanya apakah Kang akan ikut masuk dengannya? Kang mengiyakan.
Saat mau masuk, Kang malah
mendapat telepon dari Seo Hyeon Cheol, Bagian bedah sarah rumah sakit universitas
Geosung. Kang mengangkat telepon dan meminta Ji Yong menunggu sebentar. dr. Seo
menelpon karna pasien malformasi arteri vena, Park Pil Ho di bawah ke IGD
karena kejang yang di sebabkan minum alkohol. Dan dia menelpon karna ingin
bertanya pada Kang apakah mereka membutuhkan embolisasi atau radiasi… Kang kan
adalah dokter dari Pil Ho.
Kang langsung memberikan
pengarahan pada dr. Seo mengenai apa yang harus di lakukannya.
--
Cha Young ternyata pergi ke RS Universitas
Geosung. Dia datang untuk mengambil obat untuk jaga-jaga. Suster Park ternyata
tahu kalau Cha Young kerja di kantin sanatorium Geosung. Cha Young mengiyakan. Suster
Park langsung berkata kalau dr. Kang juga di pindahkan ke sana. Cha Young
membenarkan dan memberitahu kalau mereka sudah bertemu.
--
Kang masuk ke dalam restoran selesai bertelepon. Dia segera menanyakan pada kasir apakah melihat anak laki-laki yang masuk? Kasir menjawab kalau dia tidak melihatnya. Kang langsung masuk dan berkeliling mencari Ji Yong di setiap sudut restoran, tapi tidak ada. Kang mulai panik dan berteriak memanggil nama Ji Yong. Ji Yong hilang!
--
dr. Kwon panik mendapat telepon dari Kang kalau Ji Yong hilang dan mereka ada di Gongju sekarang. Kang memberitahu kalau dia baru menghubungi polisi dan dia akan terus mencari juga. Dia meminta maaf.
--
Flashback.
“Kenapa
Dr. Lee Kang dipindahkan ke sanatorium?”
“Pergelangan
tangannya bermasalah. Ahli bedah saraf sering mengoperasi pembuluh darah kecil
dalam otak, jadi, tangan mereka sangat penting. Tapi tangannya mulai gemetar
saat operasi, jadi, dia dikeluarkan sebelum selesai,” beritahu suster Park.
End
Cha Young menatap langit. Perasaan-nya
kacau.
--
Saat dia sampai di sanatorium, dia melihat Min Yong yang duduk di taman sambil menangis. Cha Yong tentu khawatir dan bertanya apa yang terjadi? Dia takut terjadi sesuatu pada Ji Yong, meninggal. Min Yong menangis dan memberitahu kalau Ji Yong hilang. Dia meminta Cha Young meminjamkan uang untuknya untuk naik ongkos bus. Cha Young sedikit lega karena setidaknya Ji Yong tidak meninggal.
--
Cha Young dengan Min Yong naik
bus untuk ke Gongju. Saat mereka tiba, hari sudah malam. Min Yong masih menangis,
dan Cha Young berusaha menenangkannya. Mereka akan menemukan Ji Yong.
--
Kang masih mencari Ji Yong. Dia
kembali ke restoran dan bertanya. Ternyata, salah satu pekerja melihat Ji Yong
tadi.
“Ya, aku melihatnya masuk
sebelumnya, tapi tak bisa menemukannya. Anak tujuh tahun. Setinggi ini,” jelas
Kang, memberitahu ciri-ciri Ji Yong.
“Yang memakai kaus besar. Matanya
seperti katak terkejut. Apa dia?”
“Ya, benar. Kau melihatnya?”
“Mungkin dia putra wanita Seoul
itu.”
“Wanita Seoul?”
“Ada wanita muda yang berasal
dari Seoul, tapi dia menghilang saat sedang mencuci piring. Matanya juga
seperti katak terkejut.”
“Kalau begitu boleh minta
kontak dan alamatnya?”
“Aku tak punya kontaknya. Tapi
kudengar dia tinggal di gedung dekat Gereja Gongju atau semacamnya.”
--
Kang segera pergi mencari Ji Yong di sekitar gereja Gongju. Dan dia melihat Min Yong serta Cha Young yang baru turun dari taksi. Min Yong memberitahu Kang kalau dia mempunyai alamat ibunya dan Ji Yong pasti ada di sana.
“Tapi aku janji tidak akan
mengunjunginya lagi,” gumam Min Yong.
Dan umur panjang, mereka menemukan Ji Yong yang sedang makan sate tteokbokki di seberang jalan. Min Yong segera menemuinya dan memarahinya sambil menangis karena sudah membuat semua orang cemas. Ji Yong meminta Min Yong untuk tidak menangis karna dia baik-baik saja.
Ji Yong juga memberitahu dia sudah
bertemu ibunya. Ibunya memberikannya uang dan menyuruhnya untuk membeli makanan
enak.
“Dimana dia sekarang?” tanya
Cha Young.
“Cha Young nuna tanya di mana ibu sekarang,” ujar Min Yong.
--
Kang berada di rumah sakit dan
menelpon direktur Kwon. Dia memberitahu kalau Ji Yong baik-baik saja, tapi Min
Yong tiba-tiba pingsan. Jadi mereka ada di rumah sakit. Suhu tubuh Min Yong 38.2
derajat dan mengalami mual serta muntah. Jadi, Min Yong sedang di infus. Mereka
akan di antarnya pulang malam ini.
Ji Yong tidur di samping kasur Min Yong. Dia khawatir karena kakanya sakit. Dia berjanji tidak akan membuat cemasn Min Yong dan tidak akan menghilang secara tiba-tiba lagi. Min Yong menyuruh Ji Yong untuk terus ada bersamanya sepanjang waktu. Mereka bahkan membuat janji cari kelingking.
Pas Kang datang, Ji Yong
langsung berbaring lurus dan menutup matanya dengan rapat. Dia takut di marahi
oleh Kang. Kang memeriksa Min Yong dan Ji Yong.
“Aku tahu.”
“Kau tidak akan memarahiku kan?”
Ji Yong takut dan langsung
memanggil kakaknya. Min Yong langsung meminta Kang untuk memaafkan Ji Yong. Kang
tidak menjawab dan malah mengalihkan dengan bertanya dimana Cha Yong? Min Yong
memberitau kalau Ji Yong lupa memberikan hadiah kepada ibu, jadi Cha Young
bilang akan mengantarkannya.
--
Cha Young tiba di depan sebuah gedung. Dia melihat seorang wanita duduk dan menelungkupkan wajah ke tangan.
Cha Young jadi teringat masa
lalunya. Saat dia masih kecil, dia menelpon ibunya di telepon umum. Karena tidak
di angkat dia meninggalkan pesan suara kalau dia sudah menunggu di pusat perbelanjaan,
kenapa tidak datang? Dia sudah menungu 1 jam. Dan dia akan menunggu di lantai 1
mall.
Wanita yang menelungkupkan wajahnya, mengangkat wajahnya. Dan penuh lebam. Cha Young bisa tahu kalau wanita itu adalah ibu Min Yong dan Ji Yong.
“Permisi. Apa ini Perumahan
Jangmi? Maaf, apa kau kenal Bu Yang Seung-hui yang tinggal di Perumahan Jangmi?
Maaf, apa kau kenal Min-yong dan Ji-yong? Ini hadiah ulang tahun dari Ji-yong untuk
ibunya. Jika kau kenal ibu Ji-yong, bisa tolong berikan ini kepadanya? Jika kau
bertemu ibu Ji-yong, bisa tanyakan kepadanya apa ini kebahagiaan yang
didapatkannya dari meninggalkan anaknya? Jika kau bertemu ibu Ji-yong, sampaikan
selamat ulang tahun. Lalu bisakah... Bisakah tolong tanyakan padanya apa dia
tahu ini hari ulang tahun Ji-yong yang terakhir?”
Seung Hui hanya diam, tanpa
berani menjawab satupun pertanyaan Cha Young dan terus menundukkan kepalanya.
Cha Young menangis
terisak-isak.
--
Kang berjalan pulang bersama
Min Yong dan Ji Yong keluar dari rumah sakit. Ji Yong terus bertanya apakah Kang
marah? Kang menjawab tidak. Ji Yong tidak percaya karena Kang terus diam. Min
Yong berkata pada Ji Yong kalau jadi Kang, dia juga pasti kesal karena Ji Yong
pergi tanpa mengatakan apapun. Dia yakin kalau Kang pasti juga di marahi oleh direktur
Kwon.
Cha Young udah kembali. Dia sudah
memberikan hadiah itu pada ibu Ji Yong dan Min Yong. Dia mengajak mereka semua
untuk makan. Ji Yong berkata kalau dia lapar dan juga ini hari ulang tahunnya. Cha
Young terkejut dan melihat jam-nya. Masih ada waktu 5 jam sebelum hari ini
berakhir. Mereka masih bisa merayakan-nya. mau makan apa?
“Sosis, pangsit, mangga, telur,
dan ayam,” jawab Ji Yong.
--
Cha Young dan Kang berbelanja di mini market. Mereka membeli makanan instan dan meracik makanan itu menjadi lezat. Ji Yong dan Min Yong melihat dari luar jendela minimarket, tersenyum sangat lebar. Kang melihat kemampuan Cha Young dalam meracik makanan sederhana, menjadi berbeda dan tampak lezat.
Selesai itu, mereka menyalakan lilin dan bernyanyi lagu ulang tahun. Sebelum meniup lilin, Min Yong menyuruh Ji Yong untuk membuat permohonan terlebih dahulu.
--
Ibu,
aku merindukanmu. Ibu, selamat ulang tahun. Aku sangat senang ulang tahunmu
sama denganku. Aku dapat hadiah ulang tahun yang kau kirimkan. Agak besar
untukku, jadi, Nenek memintaku memakainya tahun depan. Lalu dia membiarkanku
memakainya karena tak tahu apa akan ada tahun depan. Aku akan pakai saat pergi
menemuimu. Ibu, aku merindukanmu. Aku ingin mengadakan pesta ulang tahun
denganmu. Hadiahku untukmu adalah roti lapis bahagia. Waktu Ayah masih hidup, dia
belikan tanpa memberitahumu atau Min-yong. Lezat sekali. Membuatku bahagia
setiap memakannya. Dia belikan karena aku susah makan dan sering sakit, jadi,
jangan marah soal ini. Aku sangat mencintaimu, Ibu. Sayang, Ji-yong.
Seung Hui menangis terisak-isak
membaca surat Ji Yong. Hatinya pedih. Dia meninggalkan kedua anaknya hanya demi
pria yang memukulinya.
--
Min Yong lagi-lagi meniup lilin ulang tahun Ji Yong. Ji Yong tidak begitu marah seperti sebelumnya. Mereka mulai makan. Min Yong memakai ramen pedas. Ji Yong juga ingin memakannya, tapi Min Yong bilang itu terlalu pedas untuk Ji Yong. Ji Yong jadi kesal dan berkata kalau dia sungguh sial.
“Kurasa kau tidak sial. Kau
harus anggap dirimu beruntung. Jika kakakku seperti Min-yong, aku akan senang
dan bersemangat,” ujar Cha Young.
“Omong kosong,” balas Ji Yong.
“Bukan omong kosong. Kau kenal
Tae-hyun, 'kan? Pria seperti dia adalah adikku.”
“Aku tahu. Aku orang paling
sial di ruangan ini. Kau tidak sebanding. Minum saja susumu.”
“Tidak, aku yang paling sial di
sini. Ini ulang tahunku, tapi ibuku tak di sini.”
“Aku juga berulang tahun tanpa
ibuku.”
“Ulang tahunku di rumah sakit
tahun lalu. Aku bahkan disuntik.”
“Aku juga ulang tahun di rumah
sakit tiap tahun. Aku diinfus sebesar ini,” ujar Cha Young.
“Jangan bohong.”
“Aku tidak bohong. Aku ke rumah
sakit setiap tahun di hari ulang tahunku. Aku tak pernah pesta sepertimu semenjak
hari itu,” ujarnya sedih.
“Kenapa? Hari apa itu?” tanya
Min Yong penasaran.
“Kau tak perlu tahu. Itu hanya
hari mengerikan. Hari yang tak ingin kuingat walau dalam mimpi,” jawab Cha
Young.
--
Kang membawa Cha Young, Min Yong dan Ji Yong pulang ke sanatorium. Min Yong dan Ji Yong sudah tidur, sementara Cha Young hanya terus melihat keluar jendela dalam diam. Kang memperhatikannya dan mengingat ucapannya serta saat Cha Young ketakukan saat di temukan di dalam lemari. Hal itu tampak mengganggu Kang.
Tags:
Chocolate