Sinopsis K-Drama : Chocolate Episode 07-1


Sinopsis K-Drama : Chocolate Episode 07-1
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Kang duduk di pinggiran danau/sungai gitu. Dia menggelar tikar dan menuang soju serta ada keripik udang. Itu peringatan kematian untuk ibunya. Biasanya Min Seon membantunya, tapi kini tidak ada lagi. Kang berbicara seolah Ibunya ada di sampingnya.
Cha Young melihatnya dan menghampirinya. Dia mendengar kalau Kang mencarinya.
“Aku ingin tanya apa kau mau minum denganku usai bekerja,” ujar Kang.
Cha Young hendak duduk di sebelah kiri Kang, tapi Kang memberitahu kalau itu tempat duduk ibunya dan menyuruh Cha Young duduk di sebelah kanan-nya. Kang menuangkan air putih untuk Cha Young karena Cha Young sedang tidak sehat.

Mereka bersulang.
“Selamat ulang tahun. Semoga kau tak sakit lagi,” ujar Kang, tulus.
Mata Cha Young berkaca-kaca. Tidak menyangka. Mereka minum bersama dalam diam.
Di saat momen menenangkan itu, malah datang pula Tae Hyun dengan riang sambil memanggil Kang dengan sebutan : “Hyung.” Dia membawa kantong berisi botol soju dan mengajak Kang untuk minum bersama. Dia bahkan membeli sashimi.

Cha Young merasa tidak nyaman dan memarahi Tae Hyun karena terus-menerus memanggil Kang dengan panggilan “Hyung.” Tae Hyun malah bernyanyi dan bersikap sangat dekat dengan Kang. Dia bahkan bilang akan menganggap Kang sebagai kakaknya seumur hidupnya.
Kang jelas merasa heran dan juga tidak nyaman. Tae Hyun tidak peduli dengan kecanggungan yang ada dan terus menyanyi. Dan terakhir dia bilang kalau di masa depan, dia akan menambahkan kata ‘ipar’ di belakang kata ‘kakak.’
Woaaah, Cha Young semakin panik dan memarahinya yang pasti sudah mabuk. Tae Hyun dengan tenang membalas kalau dia bahkan belum membuka botol soju-nya. Dia malah memuji Cha Young sebagai wanita yang paling cantik di sanatorium dan bahkan dulu pernah di ikut Miss Korea. Tapi Cha Young menolak karena Cha Young benci hidup di dunia tempat orang di nilai berdasarkan penampilan.
Cha Young sudah tidak tahan dengan semua omong kosong Tae Hyun dan segera menariknya untuk pergi bersamanya. Dia juga meminta maaf pada Kang atas ucapan omomg kosong Tae Hyun.
Setelah cukup jauh, Cha Young mencium bau badan Tae Hyun dan tidak berbau alkohol. Tapi, kenapa Tae Hyun bicara seperti orang mabuk yang bodoh?! Tae Hyun menegaskan kalau dia ini sekarang sedang sangat sadar. Dan dia bahkan mendukung Cha Young untuk mewujudkan cinta pertama.

Cha Young terkejut karena Tae Hyun tahu kalau Kang adalah cinta pertamanya. Dia segera berusaha membujuk Tae Hyun untuk pergi dan jangan menemui Tae Hyun. Dia akan mengganti uang sashimi Tae Hyun. Sepuluh kali lipat!
Tae Hyun setuju.
--
Seung Hui akhirnya memutuskan untuk datang ke sanatorium. Dia akan menemani Ji Yong. Dia tidak akan meninggalkan. Dia menangis di depan sanatorium. Setidaknya, dia telah membuat keputusan yang bijak.
--
Usai bernegosiasi dengan Tae Hyun, Cha Young kembali ke tempat Kang tadi. Tapi, Kang sudah tidak ada. Dia sudah pergi dan bahkan membereskan tempat itu.
--
Esok hari,
Dir. Kwon pergi ke ruang kerja Kang dan terkejut karena di atas meja banyak sekali botol soju yang kosong. Kang juga tertidur di atas kursi. Dir. Kwon membangunkannya dan dengan khawatir bertanya apakah Kang tidak pulang kemarin malam? Kang mengiyakan dan dia juga minum sedikit tadi malam.
Dir. Kwon membereskan botol soju kosong di meja. Ada 3 botol. Dir. Kwon tahu kalau 1 botol pasti mewakil ibu Kang dan 2 lagi untuk Kang. Kang lebih terkejut karena dir. Kwon ingat kalau kemarin adalah hari peringatan kematian ibunya.
“Aku keliru ingat tanggal peringatan kematian istriku, tapi tak pernah lupa milik ibumu. Itu adalah kecelakaan besar. Tentu aku harus ingat. Tapi bahkan saat kecelakaan sebesar itu terjadi, semua cepat melupakannya kecuali menimpa mereka. Tak ada yang merenungkannya atau berusaha mencegahnya. Kecelakaan yang sama terjadi lagi karena semua orang cepat lupa. Kau harus ingat yang terjadi untuk berkaca, itu harus dilakukan agar bisa melindungi mereka yang masih hidup,” ujar dir. Kwon.
Dir. Kwon kemudian mengajak Kang untuk makan sup gomtang. Dia tahu tempat yang enak makan sup gomtang.
--

Dir. Kwon membawa Kang ke ruangannya. Ternyata, sup gomtang enak yang di bilang dir. Kwon adalah sup gomtang instan. Tinggal menuang air panas udah jadi. Dia bahkan pamer kalau sekaran ini semua serba praktis dan rasanya bahkan lebih enak daripada yang ada di kantin. Dia menyuruh Kang untuk segera makan.
Kang tidak berselera melihat sup gomtang instan, dan karena itu, dia memilih menghindar dengan alasan ingin mencuci muka. Dir. Kwon tetap menyuruhnya makan dulu karena takutnya mie-nya nanti mengembang. Tapi, Kang langsung berkata kalau dia tidak akan lama.
--

Dalam perjalanan ke kamar mandi, Kang melihat Cha Young bersama dengan Seon Ae sedang menjemur ubi kering.
Cha Young memberitahu Seon Ae kalau ubi kering adalah kesukaan-nya. Kali pertama dia melihat ubi kering adalah saat dia kelaparan karena mempersiapkan audisi akting anak-anak. Dan yang dimakan sapi rasanya lebih enak daripada makanan kita.
“Orang-orang di Tongyeong, Gyeongsangnam-do, membuat bubur dari ini. Itu sungguh lezat,” beritahu Seon Ae.
“Aku pernah makan, bbaeddaegijuk.”
“Kau tahu soal itu. Lalu orang-orang di pulau-pulau Jeolla-do bahkan membuat mi dan sujebi dengan ubi jalar kering.”
“Mereka membuat mi dan sujebi dari ini?” tanya Cha Young, kaget.
“Orang dahulu membuatnya saat biji-bijian terbilang mahal, jadi, sekarang kau jarang melihat orang makan ini. Sebenarnya ini sangat lezat. Aku akan buatkan untukmu. Kau mau?”
“Ya.”

Tidak di sangka, Kang menghampiri mereka dan bilang kalau dia ingin semangkuk mie yang Seon Ae sebutkan. Seon Ae tersenyum lembut. Dia tidak keberatan untuk membuatkannya.
--

Di dapur, Seon Ae menggiling ubi kering hingga menjadi halus dan menyaringnya. Dari tepung ubi kering itu, Seon Ae mulai membuatnya menjadi adonan mie. Cha Young ada di sebelahnya dan memperhatikan.

Kang ada di kantin dan dia seolah melihat bayangan ibunya yang membuat mie. Itu kenangan masa kecilnya yang membahagiakan. Dimana dia duduk di depan meja dan memperhatikan ibunya memasak di dapur.
Mie sudah di buat. Dan kaldu mie mulai di buat juga. Tampak sangat menggiurkan.

Cha Young mengantarkan semangkuk mie itu pada Kang. Kang tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Dia mulai makan sesendok mie itu. Cha Young jua hendak kembali ke dapur, tapi dia malah berbalik. Dia meminta Kang melupakan semua ucapan adiknya kemarin. Itu hanyalah ocehan dari orang mabuk, jadi abaikan saja.
“Dia tak tampak mabuk,” ujar Kang.
“Tidak, dia sangat mabuk. Bahkan saat mabuk, dia tampak sadar dan tak pernah terlihat... Maksudku... Orang mungkin berkata dia sadar, tapi sebenarnya dia mabuk berat. Mungkin tak tampak begitu, tapi jika dilihat lebih dekat... Maksudku adalah…”
“Apa karena dia memintaku menjadi kakak ipar yang membuatmu gelisah seperti ini?” tanya Kang. “Aku sudah hapus dari ingatanku seakan memang tak pantas diingat, jadi, kau tak perlu jelaskan.”

Cha Young terdiam. Dia pun beranjak pergi. Pas sekali, Kang menerima telepon. Setelah menerima telepon itu, dia memanggil Cha Young untuk meminta bantuan-nya membereskan piringnya dan juga beritahu Ny. Han kalau dia menikmati mie itu. Cha Young mengiyakan dan Kang langsung pergi.
Cha Young melihat piring Kang yang masih penuh. Dan tampak sedih.
--
Kenapa Kang begitu terburu-buru?
Itu karena pasien Kim, ibu Ye Sol, akan di bawa keluar sanatorium. Suami pasien Kim tidak mau istrinya tetap di sanatorium karena juga tidak bisa di sembuhkan. Dia akan membawa istrinya pergi ke gunung untuk melakukan pengobatan tradisional (dukun) yang harganya jauh lebih mahal. Pasien Kim sebenarnya tidak mau karena pengobatan tradisional itu sangat mahal. Tapi, suaminya tidak peduli, karena dukun itu bilang bisa menyembuhkan istrinya, jadi dia akan membawanya berobat ke sana.

Kang berusaha membujuknya untuk tetap tinggal dan memberitahu kalau dukun itu hanya berbohong. Suami pasien Kim balas berteriak kalau dia yakin dukun itu pasti lebih baik daripada Kang yang tidak berbuat apapun dan hanya memberikan morfin ketika istrinya kesakitan. Dia tidak bisa hanya berdiam diri melihat istrinya meninggal!
Dir. Kwon datang dan menyuruh Kang untuk membiarkan mereka pergi. Dia juga meminta maaf karna tidak bisa menolong pasein Kim, jadi mereka tidak akan menghalanginya.

Ye Sol ada di depan pintu. Kang yang keluar dari ruangan melihatnya. Dan Ye Sol menatapnya dengan sedih, menangis.
--

tn. Lee, Ny. Yoon dan Jun makan siang bersama di ruangan tn. Lee. Bukan makan siang bersama juga sih, lebih tepatnya, hanya tn. Lee yang makan nasi kotak sementara ny. Yoon dan Jun melihatnya. Ny. Yoon berbicara dengan bahasa prancis pada Jun, menghina tn. Lee yang bisa makan sekarang. Dan Jun menyampaikan perkataan itu pada tn. Lee.
ny. Yoon tahu kalau tn. Lee tidak mengerti bahas prancis, malah terus bicara dengan Jun menggunakan bahasa prancis. Dia memberitahu Jun kalau 43 tahun lalu, pendaftaran ke universitas tn. Lee adalah palsu. Lalu saat hampir tidak lulus, skripsi-nya di buat oleh orang lain.

tn. Lee meminta Jun menerjermahkan semua perkataan ny. Yoon. Dia mengira ny. Yoon menghinanya yang makan. Jun bingung bagaimana harus mengatakan semua itu pada ayahnya. Dan akhirnya, dia berbohong kalau Ny. Yoon bilang : “Katanya, nenek merendahkannya karna dia bukan dari keluarga terpandang.”
tn. Lee percaya pada Jun. Dia dengan senang menyuruh ny. Yoon untuk tidak usah merasa minder. Ny. Yoon tampak frustasi dan memilih pergi. tn. Lee semakin kesal dan dia langsung menanyakan pada Jun, dimana tempat belajar bahasa Prancis yang bagus?
Di saat itu, Jun menerima telepon dari Hui Ju. Dan karna itu, dia langsung keluar dari ruangan tn. Lee.
Hui Ju menelpon dan memberitahu kalau dia mendapat nomor Jun dari Cha Young. Dia sekarang tidak bisa melihat dengan jelas dan meminta salah satu anak di sanatorium untuk membantunya menelpon ke nomor Jun. Dia tahu kalau Jun sibuk, tapi bisakah Jun datang menemuinya?
Jun terdiam mendengarn permintaan Hui Ju.


Flashback
Jun masihlah murid SMA. Dia les di tempat dimana juga ada tempat kursus tembikar. Dia awalnya tertarik melihat tembikar yang sedang di buat oleh Hui Ju, dan kemudian jadi tertarik melihat Hui Ju. Hui Ju adalah pengajar di sana.

Dan Hui Ju melihat Jun yang sedang mengintipnya. Dia segera memanggilnya. Dia ingat pada Jun karena Jun juga mengintip beberapa hari yang lalu. Apa Jun ingin menemuinya?
“Tidak. Aku ingin lihat pembuatannya,” jawab Jun.
“Kalau begitu masuk saja. Kenapa mengintip seperti itu?”
“Jika melakukannya, aku mungkin akan jatuh cinta.”
“Pada apa? Padaku?”
“Bukan,” bantah Jun, langsung. “Pembuatan tembikar. Aku harus belajar, jadi, tak ada waktu untuk hal seperti ini. Tapi boleh aku masuk dan melihat beberapa menit?” tanyanya.
Hui Ju tersenyum mendengar pertanyaan Jun. Dia mengizinka Jun masuk ke dalam ruangan dan melihatnya yang sedang membentuk tembikar. Jun tertarik melihat proses pembuatan tembikar, tapi kemudian, dia lebih tertarik melihat Hui Ju yang sedang membuat tembikar. Dia jatuh cinta pada Hui Ju.

Hui Ju melihat ke arah-nya dan tersenyum. Dan Jun balas tersenyum.
End
--

Cha Young sedang sibuk membuka kulit kerang, memisahkan daging dari cangkangnya. Tapi, dia malah teringat pembicaraannya dengan Kang tadi, dan jadi malu sendiri.

Saat itu, Seung Hui datang dan langsung mengambil alih membuka kulit kerang. Cha Young jelas heran melihatnya. Seung Hui dapat merasakan tatapannya dan langsung berkata kalau dia pandai mengupas kerang Manila. Dia juga menyuruh Cha Young untuk memakai plester karena tangan-nya pasti sakit membuka kulit kerang.
--

Kang di ruangannya. Dia menatap tangannya dan tampak sedih. Mungkin dia kecewa dengan tangannya yang bergetar sehingga tidak bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa lagi.

Saat itu, Ji Yong masuk ke dalam ruangannya dengan memakai kostum astronot dan helm astronot. Dia menemui Kang untuk menanyakan kebenaran apakah ibu Ye Seol akan pergi dari sanatorium? Kang mengiyakan. Ji Yong jadi sedih karena tidak bisa berjumpa dengan Ye Seol lagi. Di tambah lagi, Ye Seol tidak berpamitan. Kejam.
Kang kemudian mengalihkan topik dengan bertanya darimana Ji Yong mendapatkan kostum itu? Ji Yong dengan riang menjawab kalau ibunya yang membelikannya. Ibunya juga akan tinggal bersama mereka. Tidak akan pergi kemana-mana lagi. Kang turut senang mendengarnya.
“Sekarang aku punya helm dan kostum. Aku hanya butuh roket,” ujar Ji Yong, ceria.
“Roket?”
“Ya. Aku tak akan ke surga. Aku akan pergi ke luar angkasa,” jawabnya.
Ji Yong kemudian membongkar isi tas-nya. Dia mengeluarkan sebuah sandwich dan memberikannya pada Kang.
“Ini. Cha-young nuna membelikannya pagi ini, tapi kau boleh makan.”
“Bukankah dia beli untukmu?”
“Sekarang ibuku datang dan aku punya baju astronaut, aku tak butuh. Aku sudah bahagia.”
“Lalu, di matamu, apa aku tampak tak bahagia?”
Ji Yong terdiam sesaat, “Ya. Sedikit,” jujurnya.
Kang menerima sandwich itu dan berterimakasih. Dan Ji Yong langsung pergi keluar dari ruangan Kang.
Kang mulai memakan sandwich itu. Dan itu jadi mengingatkannya dengan kenangan masa kecilnya yang penuh kebahagiaan saat hanya tinggal berdua dengan ibunya.

Flashback
Kang menyuruh Cha Young untuk datang lagi siang nanti untuk makan siang. Saat dia datang, dia akan membuatkan cokelat shasha.
Kang berada di dapur dan membuat cokelat shasha. Ibu yang melihatnya, menggodanya yang pasti menyukai anak tadi (Cha Young).
“Bukan begitu. Aku hanya merasa dia tak tampak bahagia. Aku buatkan ini karena cokelat shasha bisa membuat siapa pun bahagia.”
End
Kang memakan sandwich-nya dengan lahap. Sepertinya, sudah lama, dia melupakan rasanya bahagia.
--

Yeong Sil memakai hanbok berwarna pelangi dan pergi menemui dir. Kwon di ruangannya. Dir. Kwon yang melihat penampilannya langsung mengomel karena penampilan Yeong Sil mirip seperti dukun. Dan juga, Yeong Sil sedang bertugas, jadi jangan memakai pakaian seperti itu. Yeong Sil beralasan kalau Ny. Bong yang memberikannya.
Dir. Kwon tetap tidak suka. Yeong Sil malah bilang kalau dia di kasih tahu bisa memberikan hanbok itu pada orang lain jika tidak menyukainya. Haruskah dia memberikan hanbok ini pada dir. Kwon? Wajah dir. Kwon kan cantik, jadi harus mencobanya. Tidak hanya itu, Yeong Sil bahkan langsung membuka hanbok itu.
Dir. Kwon panik dan langsung berbalik. Dia berteriak marah karena Yeong Sil membuka baju di ruangannya. Yeong Sil malah menggoda dir. Kwon yang malu, padahal dir. Kwon bahkan sudah pernah melihat popoknya di ganti saat masih bayi. Dia terus saja membuka hanboknya. Dia juga terus membahas kalau saat kakaknya mengganti popoknya saat dia masih bayi, dir. Kwon melihatnya.

Dir Kwon semakin panik dan menyuruh Yeong Sil membuka kembali hanbok itu. Yeong Sil malah menariknya untuk berbalik dan menatapnya. Wkwkwk, Yeong Sil sebenarnya memakai seragam perawatnya di balik hanboknya.
Dan saat dir. Kwon tahu itu, jelas saja dia marah.
“Sebenarnya, aku ingin bicara denganmu. Kenapa kau selalu merendahkanku? Aku teman kakakmu. Dan aku tujuh tahun lebih tua darimu,” kesal dir. Kwon.
“Kakakku menyuruhku merendahkanmu. Dengan begitu, kita bisa lebih akrab,” jawab Yeong Sil, santai.

Mereka sangat akrab. Dan keakraban mereka terlihat oleh Seon Ae yang hendak mengantarkan makanan untuk dir. Kwon. Dan melihat mereka berdua, Seon Ae memutuskan untuk kembali dan tidak jadi mengantarkan makanan.
--

Ny. Bong memberikan sepasan sepatu tradisional wanita untuk Tae Hyun. Tae Hyun menegaskan kalau dia itu lelaki. Tapi, Ny. Bong malah terus menyuruhnya untuk memakai sepatu itu. Tae Hyun jadi penasaran, sepatu siapa itu? Dan juga, masih baru.
“Bukan milik Suk-ja,” ujar Ny. Bong. “Putraku tak membelinya.”
“Begitu rupanya. Putramu membeli ini untuk Nenek Eksentrik,” tebak Tae Hyun, karna dia bisa tahu Ny. Bong berbohong. “Tapi kenapa kau punya ini?”
“Tidak. Aku tak mencurinya dari Suk-ja.”
“Kau mencuri dari Nenek Eksentrik? Tidak baik mencuri barang orang lain. Ini buruk. Nenek jahat. Kukira kau tak seperti itu. Aku kecewa.”
“Kubilang aku tidak mencurinya!” teriaknya marah dan langsung pergi, meninggalkan sepatunya pada Tae Hyun.
Tae Hyun tertawa melihat tingkahnya. Dia juga mengomel kalau seharusnya putranya membelikan mereka sepasang sepatu yang sama. Seharusnya, jangan menyebabkan konflik antara dua wanita seperti ini.


Post a Comment

Previous Post Next Post