Network : tvN Netflix
Jung Hyuk
datang ke kementrian angkatan bersenjata korea kepolisian, pos jaga 10. Disana
ketika mau masuk, mereka harus menunjukan surat izin. Dan Jung Hyuk pun
menunjukan surat izin nya dan memperkenal kan dirinya. Kemudian dia pun di
persilahkan untuk masuk.
Jung Hyuk
memeriksa tempat kejadian dimana tiga tawanan meninggal karena di tabrak oleh
truk Kamaz di daerah tersebut. Seorang penjaga yang menemani Jung Hyuk untuk
melihat tempat kejadian menjelaskan bahwa hal tersebut benar, namun dia merasa
ada sesuatu yang mencurigakan. Dan Jung Hyuk pun bertanya, apa itu.
“Ketiga truk
besar yang bisa memuat 10 ton. Kosong saat datang dan pergi, itu jarang
terjadi. Tidak ada alasan melakukan itu, karena menyia- nyiakan bahan bakar,”
jelas penjaga.
Flash back.
Malam kejadian tanggal 16 pukul 23.00
Tiga truk
besar datang, dan seperti biasa, untuk masuk ataupun keluar penjaga menanyakan
surat izin mereka. Namun saat dia melihat truk tersebut, awal nya dia mengira
truk tersebut mau mengangkut air, tapi aneh nya kargo nya masih kosong saat
keluar.
“Tunjukan
surat izinmu,” pinta penjaga. Dan supir menunjukan padanya. Surat Izin Bagian Teknisi.
Flash back
end
“Mereka
sungguh dari Bagian Teknisi?” tanya Jung Hyuk.
“Aku tidak
memeriksa. Tapi kendaraannya memang milik Bagian Teknisi.”
Jung Hyuk
kemudian menanyakan tentang wanita yang tewas pada hari itu juga. Dan penjaga menjelaskan
bahwa wanita itu berasal dari Sinujiu yang merupakan pedagang jarak jauh di
wilayah ini, tampak nya wanita itu mengalami kecelakaan saat ingin menumpang.
Karena sangat gelap saat malam hari disini, maka ..
“Mungkin
saja dia saksi,” gumam Jung Hyuk, menebak.
“Saat itu
gelap, aku tidak bisa lihat dengan jelas, tapi ..”
Flash back
Penjaga
membuka kan gerbang bagi ketiga truk tersebut. Dan memperhatikan nya dengan
seksama.
Penjaga : “Armor yang dipasang di depan truk bukanlah
armor biasa. Tampak terbuat dari baja khusus. Aku tidak pernah lihat yang
seperti itu. tidak akan ada kendaraan yang selamat jika di tabrak itu. Kurasa
kamu tidak bisa gunakan itu di luar kepentingan. Pasti hanya dipakai saat di
butuhkan.”
Flash back
end
Jung Hyuk
berpikir. Dan penjaga menyarankan, kenapa Jung Hyuk tidak mencoba untuk
memeriksa ke dalam garasi.
“Jika ada
yang menanyakan mu soal insiden ini, sebaiknya kamu bilang tidak tahu. Aku
tidak mau kamu terlibat masalah,” jelas Jung Hyuk, mengingatkan. Dan si penjaga
pun mengiyakan.
Cheol Gang
datang ke sebuah rumah. Dan itu adalah rumah Seung Jung. Dengan ramah dia
menyapa Seung Jung dan memperkenalkan dirinya sendiri sambil mengulurkan
tangan. Dan tanpa peduli, Seung Jung mengabaikan nya dan duduk di sofa.
“Kamu tahu,
ada banyak orang yang mau membunuh ku di Korea Selatan. Tapi aku berhasil kabur
dari mereka dan sampai di sini. Dan aku juga hampir mati, saat hujan di Korea
Utara dalam mobil berkecepatan 10 km per jam. Menurut mu karena apa? Karena
tidak ada penyeka kaca,” jelas Seung Jung, mengeluh dengan ketus. “Menurut mu,
aku habiskan uang itu untuk di perlakukan begini? Kamu pikir aku bodoh, ya?”
“Dengar,
Kamerad Seung Jung,” kata Cheol Gang. Dan Seung Jung marah karena di panggil
Kamerad, kepadahal mereka bukan satu partai. “Aku pembisnis dengan pakaian
militer. Aku dibayar untuk melindungi pelanggan ku, tapi aku juga tidak bisa
melanggar kontrak,” jelas Cheol Gang, tidak senang.
Seung Jung
menanyakan, bila Cheol Gang pembisnis bukankah itu berarti Cheol Gang
membutuhkan uang. Dan Cheol Gang mencoba untuk bersabar, dia membahas tentang
Seung Jung yang kata nya mau di bunuh oleh orang di Selatan dan jika dia
menyerahkan Seung Jung kepada mereka, maka dia bisa mendapatkan banyak uang.
Mendengar ancaman tersebut, Seung Jung pun mulai melunak.
“Mari kita
lakukan ini, Kamerad,” kata Seung Jung sambil mengulurkan tangan nya dengan
ramah.
Se Hyun
masih sibuk mencari Seung Jung. Dan Sang Ah menjelaskan bahwa orang terdekat
Seung Jung adalah Manajer Oh, informan di Tiongkok. Se Hyun tidak mengerti
maksud Sang Ah, karena Beijing, Shanghai, Yanbian, dan Shenyang, itu semua
adalah daerah nya dan Seung Jung pasti akan mati jika disana. Dia yakin itu.
“Kamu pikir
dia tidak tahu kalau kamu berpikir seperti itu?” tanya Sang Ah. Dan Se Hyun
terdiam. “Dia pasti ke tempat yang menurut mu tidak akan dia kunjungi,” jelas
Sang Ah lagi. Lalu dia pun keluar dari dalam mobil, karena mereka sudah sampai
dirumah.
Se Hyun
menelpon anak buah nya dan menyuruh nya untuk jangan ke pergi Makau tapi pergi
ke Shenyang. Mereka tidak perlu mengejar dari belakang, tapi mereka harus
mencegat mereka dari depan, karena dia percaya bahwa Seung Jung pasti datang ke
tempat yang menurut nya tidak mungkin di kunjungi. Sesuai perkataan Sang Ah.
“Bilang, dia
harus tenang demi perusahaan. Berikan saran realistis,” jelas Sang Ah sambil
merapikan pakaian Se Hyun. “Rapat pemegang saham sebentar lagi.”
“Aku tahu
sebentar lagi. Lalu? Aku anak kedua. Situasi seperti ini tidak menguntungkan
bagiku,” kata Se Hyun, pesimis.
“Kamu harus
memanfaatkan semua pilihan yang ada. Pilihan yang tidak didapat kakak mu, tapi
hanya kamu yang punya,” jelas Sang Ah. Dan Se Hyun mempertanyakan, apakah dia
punya pilihan semacam itu. Dan Sang Ah menunjuk dirinya sendiri. “Aku. Kamu
punya aku.”
Didalam
rumah. Se Hyun dan Se Jun mulai berdebat untuk membanggakan kehebatan mereka
masing- masing kepada Pimpinan Yoon supaya mereka bisa terpilih dalam rapat
pemegang saham. Mereka memberikan ide bahwa demi menghindari krisis dari jatuh
nya harga saham, bila Se Ri diumum kan sebagai pewaris, maka mereka mengajukan
diri mereka masing- masing.
“Walau ini
krisis terbesar sejak berdirinya perusahaan kita. Kita harus bekerja sendiri
atau melalui krisis ini dengan rekan terpercaya? Aku yakin kalian ingat, saham
kita naik empat hari berturut- turut saat kami menikah. Kenapa?” tanya Se Hyun
menjelaskan dengan bangga. “Karena aku, putra Grup Queens, menjadi menantu Grup
Sambok. Jika memilihku, Sambok akan membantu Queens,” jelas Se Hyun dengan
percaya diri. Dan Pimpinan Yoon tampak setuju.
Hye Ji
langsung memukul pinggang Se Jun untuk mulai berbicara juga. Dan Se Jun pun
langsung menunjuk Se Hyun dan mengungkit masalah uang yang Se Hyun hilangkan.
“Omong-
omong, bagaimana kalau menutup Se Ri Choice? Kurasa kita bisa gunakan itu untuk
menutup kekurangan dana,” jelas Sang Ah, menyaran kan. “Lagipula, pemiliknya
sudah tiada.”
Mendengar saran
itu, Pimpinan Yoon berpikir. Dan Se Jun terdiam. Karena itu masuk akal.
Chang Sik
cemas kalau Se Ri Choice akan ditutup, karena Se Ri masih menghilang sampai
saat ini dan takut nya sudah meninggal. Disaat itu, Su Chan muncul dengan wajah
suram karena kurang tidur, dan itu mengejutkan Chang Sik.
“Aku
menemukan sesuatu yang penting,” kata Su Chan, menjelaskan. Dia menunjukan
artikel tentang seseorang yang berhasil selamat dari angin topan sama seperti
Se Ri. “Tahun 2007, berparalayang di Australia, dia tiba- tiba terbawa badai.
Konon lebih besar daripada topan kali ini. Lihat lah,” jelas Su Chan. Dan Chang
Sik menolak untuk melihat.
Namun Su
Chan terus mengikuti Chang Sik dan berbicara untuk menyakin kan bahwa Se Ri
pasti masih selamat. Dan masih ada harapan untuk Se Ri.
“Bahkan
keluarga nya hampir menyerah. Kamu pikir kamu siapa? Kita sudah selesai ..”
jelas Chang Sik.
“Kita harus
memperluas wilayah pencarian,” jelas Su Chan, bersikeras.
Se Ri
menawarkan kentang kepada semuanya yang sedang bekerja. Dan mereka pun
mengiyakan. Namun saat Se Ri baru saja mau masuk ke dalam rumah untuk
mengambilkan kentang, seorang anak mencuri pakaian mereka yang sedang di jemur
menggunakan tongkat. Jadi dia pun langsung memanggil mereka semua.
“Maling
Tali!” teriak Sersan Pyo. Lalu mereka semua langsung keluar dari rumah dan
berlari mengejar anak itu. “Berhenti, pengemis!” teriak mereka semua.
Anak
tersebut berlari sekencang mungkin dan untuk meringankan beban nya, dia pun
membuang barang didalam plastik yang sedang di pegang nya. Tapi sayang nya,
pada akhir nya dia tetap tertangkap oleh mereka semua.
Se Ri
memungut plastik yang dibuang anak tersebut. Dan isi nya sangat menyedihkan.
Isinya adalah nasi yang sudah kotor sekali. Dan melihat itu, Se Ri merasa
kasihan kepada anak tersebut.
Sersan Pyo
memarahi anak pengemis itu, dan anak itu meminta maaf. Se Ri mendekati mereka
dan bertanya apa yang ada di dalam plastik ini. Dan anak tersebut langsung
merebut nya, dia menjelaskan bahwa dia tidak mencuri yang ini, dia menemukan
ini di pasar. Kemudian anak itu menjelaskan bahwa dia ingin memberikan ini
kepada adik nya, karena adiknya sudah kelaparan selama tiga hari dan tidak bisa
membuka mata nya.
Mendengar
itu, Se Ri merasa bersimpati pada anak tersebut.
Se Ri pulang
ke rumah dan mengisi tas dengan berbagai macam makanan yang ada didalam dapur.
Melihat itu, Sersan Pyo mengomentari nya. “Kamu bertindak layaknya tuan rumah
ini. Itu bukan milikmu,” bentak nya. “Kamu mengambil semua makanan di rumah
Kapten Ri untuk bocah pengemis itu? Bukan hanya dia pengemis anak- anak. Kamu
tidak tahu. Jangan libat kan diri.”
Se Ri
mengabaikan Sersan Pyo dan terus mengambil apapun yang ditemukan nya. Lalu dia
keluar dari rumah, dan bertemu dengan Jung Hyuk yang baru saja pulang.
“Pak, aku
sudah bilang pengemis anak- anak itu mencuri dan juga berbohong. Apa? Adikmu
kelaparan? Dia membuat agar kita merasa bersalah,” kata Sersan Pyo, tidak
bersimpati sedikit pun.
“Itu tidak
benar. Aku tidak bohong. Aku ingin memberi makan adik ku agar dia tidak mati.”
“Diam!”
bentak Sersan Pyo. Dan Se Ri balas
membentak nya supaya diam.
Jung Hyuk
mengabaikan Sersan Pyo dan menyuruh yang lainnya untuk memompakan air. Lalu dia
memandangin anak itu dan menyuruh anak itu untuk mencuci wajah serta tangan,
karena kalau makan, mereka harus makan dengan tangan bersih supaya tidak sakit.
Dan yang lainnya langsung membantu anak tersebut untuk membersihkan diri.
“Kamu sedang
apa? Berikan dia itu. Kita harus pergi juga,” kata Jung Hyuk kepada Se Ri. Dan
Se Ri langsung tersenyum dan mengangguk mengiyakan.
“Kapten!”
keluh Sersan Pyo.
Se Ri
memandangin Sersan Pyo sambil tersenyum senang. Karena Jung Hyuk begitu baik.
Lalu dia mendekati anak itu dan memberikan tas itu padanya.
Pria
penyadap suara tersenyum mendengar kan itu.
♫ Lagu
yang biasa kita nyanyikan bersama ♫
♫ Ingatkah kamu akan lagu itu? ♫
♫ Pada musim kita berjalan
bersama ♫
♫ Apakah kamu merindukan musim
itu? ♫
Dengan
senang, anak pengemis itu berlari pulang ke tempat nya. Mengabaikan semua
aktivitas orang- orang di pasar yang berada di sekitar nya.
♫ Bintang- bintang di langit
yang kita lihat bersama- sama ♫
♫ Suatu malam sendu ♫
♫ Kumpulan kelppak bunga musim
ini ♫
♫ Sementara di genggam dalam
tangan mungil ♫
♫ Lagu
yang biasa kita nyanyikan bersama ♫
♫ Ingatkah kamu akan lagu itu? ♫
♫ Pada musim kita berjalan
bersama ♫
♫ Apakah kamu merindukan musim
itu? ♫
♫ Apakah kamu mendengarkan? ♫
♫ Apakah kamu merindukan hari-
hari itu? ♫
Dia menemui
adik nya yang masih tidur di dalam tenda. Dengan perhatian, dia membantu adik
nya untuk duduk. Lalu dia memberikan sebotol air bersih kepada adiknya untuk
diminum serta selimut bersih untuk menghangatkan nya. Dan juga dia menyuapi
makanan yang dibawa nya kepada adiknya.
Se Ri
mengumpulkan semua orang di ruang tamu untuk memberikan penghargaan bagi
mereka. Dan seperti biasa, saat Sersan Pyo berbicara, dia akan mengabaikan nya.
“Pertama, Penghargaan Nomor Satu. Geum Eun Dong!” kata Se Ri, mengumumkan. Dan
Ju Meok langsung bertepuk tangan.
Se Ri
menjelaskan bahwa Eun Dong mendapatkan penghargaan kebaikan. Jadi dia akan
memberikan sertifikat kepada Eun Dong serta hadiah juga. Pilihan pertama,
hadiah uang 100 juta won, saat negara mereka bisa bersatu, maka Eun Dong bisa
mencari nya dan bila Eun Dong menunjukan sertifikat ini, maka dia akan langsung
memberikan 100 juta won. Pilihan kedua, 8 kg jagung. Dan tanpa ragu, Eun Dong
langsung memilih pilihan yang kedua.
“Baiklah.
Kamu lebih memilih jagung. Ini dia. Ambil dari gudang di halaman belakang,”
kata Se Ri dengan santai. Dan Jung Hyuk langsung memandang nya.
“Sudah
kuduga. Barang di gudang bukan milik mu. Kapten Ri, lihatlah sikap amoral
wanita ini,” komentar Sersan Pyo mengadu. Dan seperti biasa, Se Ri mengabaikan
nya.
“Pemenang
Kedua. Kim Ju Meok!” kata Se Ri. Dan Ju Meok langsung bersemangat. Mendengar
itu, Jung Hyuk tersenyum menatap Se Ri.
Se Ri
menjelaskan bahwa Ju Meok mendapatkan sertifikat atas cinta Gelombang Korea.
Jadi dia memberikan ini sebagai pujian karena Ju Meok mencintai drama Korea
Selatan. Dan hadiahnya adalah makan siang dengan Choi Ji Woo. Yang kedua,
televisi di rumah Jung Hyuk.
“Hei!”
protes Jung Hyuk. Dan Se Ri meminta nya untuk jangan cemas.
“Aku mau
makan siang dengan Choi Ji Woo,” kata Ju Meok memilih.
“Lihat? Dia
suka itu,” kata Se Ri dengan yakin. Dan Jung Hyuk pun diam.
“Selanjut
nya yang paling penting,” kata Se Ri. Dan Jung Hyuk serta Sersan Pyo menunggu
seperti tidak sabaran untuk tahu. “Park Gwang Beom,” kata Se Ri. Dan Jung Hyuk
tampak kecewa.
Se Ri
memberikan penghargaan Anugerah umat manusia kepada Gwang Beom, karena dia yang
paling tampan di sini. Dan Jung Hyuk langsung berhenti menguyah dan menatap ke
arah Gwang Beom.
“Dari
kriteria apa?” protes Sersan Pyo.
“Kamu bukan
yang tertampan dari kriteria manapun,” balas Se Ri.
Hadiah
pilihan untuk Gwang Beom. Pertama, kencan buta dengan Miss Korea setelah
persatuan. Kedua, pelukan perpisahan dengan nya sekarang. Dan Jung Hyuk
cemburu.
“Aku tidak
begitu mengerti, tapi aku tidak memilih kedua nya,” kata Gwang Beom, serius.
“Mulia nya.
Diselatan dan Utara, para pria tampan sangat mulia,” puji Se Ri. Dan Jung Hyuk
tampak semakin tidak senang.
Se Ri
kemudian mengakhiri pemberian sertifikat. Dan Sersan Pyo langsung meneriaki
nya. Namun Se Ri mengabaikan nya dan memberikan nya sabun mandi, kondisioner,
dan shampoo untuk mandi. Melihat itu, Sersan Pyo merasa bingung apa beda nya.
“Kurasa kamu
salah paham. Sabun mandi bukan untuk rambut,” jelas Jung Hyuk. Dan Se Ri
membenar kan. Kemudian pemberian sertifikat pun berakhir.
Dengan
heran, Jung Hyuk memandang Se Ri. Menyadari hal itu, Se Ri pun bertanya. Dan
Jung Hyuk langsung pergi darisana dengan wajah muram.
Se Ri
menarik Jung Hyuk ke belakang halaman dan menunjukan hadiah terima kasih nya.
“Ada yang berkunjung tadi. Ada yang mengetuk pintu dan menjual barang- barang.”
“Pedagang
keliling?”
“Benar,”
jawab Se Ri, cepat. “Ada pedagan yang datang tadi. Barang yang dijual memang
tidak bagus, tapi aku dapat pohon tomat ini. Halaman ini terlalu kosong. Karena
aku tidak punya uang, kutukar dengan setengah karung kentang.”
Mendengar
itu, Jung Hyuk bertanya, apakah Se Ri tidak merasa rugi besar. Dan Se Ri
langsung mengumpat karena ternyata penjual itu telah menipu nya.
Se Ri
kemudian mengucapkan terima kasih kepada Jung Hyuk karena telah banyak membantu
nya. Dan dengan heran, Jung Hyuk bertanya kenapa Se Ri menggunakan kentang nya
untuk berterima kasih.
“Cih, kamu
akan menyesali ucapan mu saat nanti memakan tomat ini. Kamu akan berterima
kasih padaku, tapi aku tidak akan ada di sisi mu,” jelas Se Ri dengan santai.
“Pertama,
aku tidak suka tomat. Kedua, aku tidak punya minat atau bakat untuk merawat
tanaman,” balas Jung Hyuk.
“Anggaplah
itu hewan peliharaan. Dan besarkan dengan cinta. Konon bawang yang selalu di
puji akan tumbuh dengan baik, sementara yang di hina malah layu. Aku membacanya
di koran. Paham? Siram yang rajin dan puji dia sepuluh kali tiap hari.”
Dengan
malas, Jung Hyuk memperhatikan tanaman tomat yang masih tangkai nya saja.
Pria
penyadap mendengar perkataan Se Ri tersebut. Lalu ada telpon masuk dari Letnan
Komandan Cho Cheol Gang untuk menanyakan tentang tunangan Jung Hyuk. Dan dia
pun langsung menjelaskan bahwa Se Ri tampak nya sakit jiwa, tapi Se Ri tidak
menunjuk kan sikap mencurigakan, lalu Se Ri juga akan pulang ke Pyongyang malam
ini.
Ntah apa
yang Cheol Gang katakan. Pria penyadap mengiyakan nya.
Keempat
rekan tim Jung Hyuk duduk di halaman luas sambil memakan jagung dan memandangi
bulan purnama di langit. Ju Meok dan Sersan Pyo merasa senang dan lega, karena
setelah banyak nya masalah, akhirnya Se Ri pergi juga. Namun Eun Dong merasa sedikit
sedih.
“Kenapa kamu
merasa sedih? Semoga aku tidak memimpikannya,” komentar Sersan Pyo, ketus.
“Tetap saja,
seleranya bagus juga,” kata Gwang Beom, ikut berbicara. Dan mereka semua
langsung memandang ke arah nya. “Aku penaran, apakah kapalnya sudah berangkat?”
tanyanya, mengalihkan pembicaraan.
Di malam
hari yang sunyi. Menggunakan mobil pemerintah yang di pinjam nya. Jung Hyuk dan
Se Ri pergi dari rumah.
Didalam
mobil. Se Ri melepas sapu tangan yang di pakai untuk mengikat rambut nya.
Dengan rapi dia melipat sapu tangan itu dan mengembalikan nya kepada Jung Hyuk.
“Terima kasih. Aku sungguh- sungguh,” jelas Se Ri. “Kita tidak akan bertemu
lagi?” tanyanya. Dan Jung Hyuk diam. “Aku bisa pergi ke Afrika, tapi tidak bisa
ke sini. Sayang sekali, kamu tinggal di sini.”
“Sayang
sekali, kamu tinggal disana,” balas Jung Hyuk. Dan Se Ri tersenyum.
Akhirnya
mereka berdua sampai di dermaga. Dan petugas kapal menanyakan kartu pulsa yang
di minta nya. Dan Jung Hyuk pun memberikan pada nya.
“Dia pergi
sendiri?” tanya petugas kapal. Dan Jung Hyuk memandang ke arah Se Ri yang
tampak tidak nyaman.
“Kami
berdua,” jawab Jung Hyuk. “Setelah dia naik kapal, aku kembali,” jelas Jung
Hyuk. Dan petugas kapal protes, karena jika begitu, satu kartu pulsa saja tidak
akan cukup. Dan Jung Hyuk pun memberikan satu kartu pulsa lagi.
Kemudian
Jung Hyuk meminta petugas supaya mereka segera berangkat, karena dia tidak
ingin menunggu lebih dari lima menit. Dan petugas kapal pun mempersilahkan
mereka berdua untuk naik. Lalu mereka langsung berangkat.
“Walau baru
beberapa hari, terasa seperti bertahun- tahun,” kata Se Ri, memulai
pembicaraan.
“Mereka yang
menunggu mu pasti meras begitu. Sedetik terasa lama sekali saat tidak tahu
keluarga mu masih hidup,” balas Jung Hyuk.
Mendengar
itu, Se Ri tiba- tiba menjadi sedih. Dia tidak yakin dan ragu kalau keluarga
nya memang masih mencemaskan nya. Dia baru bisa tahu saat dia kembali, akankah
keluarga nya senang atau malu. Lalu saat sadar, dia telah terlalu banyak
berbicara, Se Ri pun berubah ceria lagi dan mengalihkan pembicaraan.
“Karena kita
tidak akan bertemu lagi, akan kuberi tahu ini. Jangan bilang kamu pandai main
piano hanya karena bisa memainkan ‘For Elise’. Jangan katakan itu dimana-
mana,” kata Jung Hyuk, serius.
Se Ri
mendengus. “Karena kita tidak akan bertemu lagi, akan ku beritahu ini. Namaku
Yoon Se Ri.”
“Namaku Ri
Jung Hyuk.”
“Aku
anggotqa Klan Haeju Yoon. Haeju di Korea Utara, kan?” balas Se Ri.
“Aku anggota
Klan Jeonju Ri,” balas Jung Hyuk.
Kemudian
mereka berdua saling tertawa bersama.
Tiba- tiba
saja cahaya menyinari kapal mereka. Petugas pemerintah meminta kapal ikan yang
di tumpangin oleh Jung Hyuk dan Se Ri supaya berhenti.
Melihat
kapal pemerintah itu, petugas kapal langsung menyuruh Jung Hyuk dan Se Ri supaya
segera bersembunyi, biar dia yang menangani nya. Dan Jung Hyuk serta Se Ri pun
langsung masuk ke dalam tempat penyimpanan ikan. Lalu petugas kapal sengaja
berdiri di atas nya untuk menutupi mereka berdua yang sedang bersembunyi di
dalam nya.
“Ada apa?”
tanya petugas kapal.
“Kapal ikan.
Kamu tidak menerima telpon soal pemeriksaan?” tanya kapten.
“Tidak. Aku
tidak ada dapat. Kenapa tiba- tiba ada pemeriksaan?”
“Pasti karena
orang – orang menyelundupkan sesuatu dari negeri ini,” jawab Kapten.
Petugas
kapal dengan tenang membiarkan para awak pemerintah untuk memeriksa kapal nya.
Tapi tiba-tiba saja Kapten menginjak tempat penyimpanan ikan nya dan ingin
memeriksa nya. Sehingga petugas kapal pun menjadi gugup.
Kapten
bersikeras untuk memeriksa. Dan petugas kapal pun menyogok nya dengan satu
kartu pulsa. Dia menjelaskan bahwa dia akrab dengan penjaga pantai yang dulu.
Dan kapten menjawab bahwa petugas pantai yang dulu telah di pecat karena
menerima suap, lalu dia mengembalikan kartu pulsa tersebut.
Didalam
tempat penyimpanan. Se Ri merasa cemas dan meminta Jung Hyuk untuk melakukan
sesuatu. Dan Jung Hyuk hanya diam saja. Lalu tiba- tiba saja Jung Hyuk membahas
adegan di dalam drama Korea Selatan. Dengan bingung, Se Ri menjelaskan bahwa
ini bukan saat nya untuk membahas itu.
“Ada trik
yang digunakan aktor utama saat mereka di kejar,” jelas Jung Hyuk. Dan Se Ri
menjadi penasaran. “Kamu seharus nya tahu. Semuanya menggunakan trik ini,” kata
Jung Hyuk, gugup.
“Aku tidak
tahu. Apa itu?” tanya Se Ri, tidak mengerti.
Jung Hyuk
semakin gugup, dia menjelaskan bahwa saat pertama kali dia mendengar trik itu,
dia juga merasa itu tidak masuk akal. Tapi karena sudah begini, maka menurut
nya ini adalah satu- satu nya cara. Dengan tidak sabaran, Se Ri membentak Jung
Hyuk untuk diam dan melakukan sesuatu.
“Bukalah,”
perintah Kapten. Mendengar itu, Se Ri semakin cemas.
“Aku akan
melakukan sesuatu. Lihat aku,” kata Jung Hyuk. Dan Se Ri pun langsung melihat
padanya. Lalu Jung Hyuk mendekat kan kepalanya dan mencium Se Ri. Dan Se Ri pun menutup mata nya.
Bagian
penyadap suara :
“Bawang akan
layu dan mati jika mendengar hinaan?” gumam pria penyadap, tidak mengerti.
Kemudian dia
menerima telpon dari Komandan Cho. Dan dia pun langsung mengangkat nya, lalu
dia menjelaskan bahwa Se Ri tampak nya sakit jiwa, tapi tidak mencurigakan.
Tiba- tiba
terdengar suara Jung Hyuk yang mengatakan Laut, Sinar Matahari, Azalea, Embun,
Awan Lembut, Kucing Belang. Dan pria penyadap pun langsung mencatat nya juga.
“Dia
mengatakan apa?” tanya Cheol Gang.
“Aku tidak
yakin. Ini semacam kode rahasia,” jawab pria penyadap, bingung.
“Layangan?
Mungkin bukan,” kata Jung Hyuk berbicara pada tanaman tomat nya. “Kutarik
layangan nya. Mawar. Semilir Angin. Salju pertama. Piano,” kata nya. Sepertinya
dia sedang mencari nama untuk tanaman tomat dari Se Ri.
Tags:
Crash Landing On You