Original
Network : TBS
“Aku datang untuk berbicara dengan mu,” kata Shin dengan serius.
Mendengar itu, Sano tersenyum geli seperti tidak menduga kalau Shin akan
datang menemuinya. “Aku kira kamu sudah melarikan diri.”
Hasegawa datang mengantarkan koran untuk Sano. Dan saat dia melihat
Shin, dia langsung mengenali nya sebagai pria yang ada bersama dengan Chinatsu
kemarin. Pria yang mencuri sesuatu di gudang.
“Kamu pencuri! Apa yang kamu lakukan kepada Chinatsu-chan?!” tanya Hasegawa dengan marah
sambil menarik kerah baju Shin.
“Tsubasa, tenang. Aku akan menanyai dia. Kembalilah bekerja. Pergi
antarkan koran,” kata Sano menenangkan Hasegawa. Lalu setelah Hasegawa pergi,
dia tersenyum ke arah Shin. “Haruskah kita mulai bicara?” tanyanya dengan
serius.
Hasegawa duduk di atas sepeda dan menatap ke arah pos dengan tatapan
tajam.
Sano menanyai nama Shin dan lalu mencatatnya. Dia menanyai dimana Shin
tinggal dan lalu mencatat nya juga. Kemudian dia meminta kartu identitas Shin.
Dan Shin langsung menjawab bahwa dia tidak punya kartu identitas dan lalu dia
menanyai apa penyebab kematian Chinatsu.
“Mereka sedang menyelidiki nya,” jawab Sano. Tidak mau memberitahu.
“Racun. Benarkan?” tanya Shin dengan yakin. Dan Sano heran kenapa Shin
bisa berpikir begitu. “Sano-san. Aku
melihatmu kemarin. Kemana kamu membawa Chinatsu-chan di tengah badai salju? Tepat setelah itu, dia tidak sadarkan
diri. Bukankah itu aneh? Dia masih hidup ketika aku bertemu dia,” kata Shin
mengungkapkan semua kecurigaannya.
“Tamura-san. Mengapa kamu
datang ke desa ini? Apa yang kamu curi dari garasi Mishima-san,” balas Sano dengan curiga juga.
Kazuko datang dan memukul kepada Sano dari belakang. Dia memarahi kenapa
Sano mengintrogasi Shin, kepadahal Shin adalah penyelamat putri mereka. Dan
Sano meminta Kazuko untuk masuk saja ke dalam, sebab dia sedang bekerja. Tapi Kazuko
tidak mau dan menghentikan Sano untuk berbicara.
“Tamura-san, aku khawatir
setelah kamu menghilang kemarin. Dimana kamu tinggal?” tanya Kazuko dengan
perhatian. Dan Shin menjawab jujur bahwa dia tinggal di kuil. “Bodoh! Kamu akan
mati membeku!” bentaknya memarahi Shin. “Mari makan di rumah kami sekarang,”
ajak nya kemudian sambil menarik tangan Shin untuk ikut dengannya.
“Kazuko!” panggil Sano. Tapi Kazuko mengabaikannya.
Kazuko makan bersama dengan kedua anaknya sambil tertawa bahagia. Mereka
membicarakan tentang nama apa yang harus mereka berikan kepada bayi di dalam
kadungan Kazuko. Dan melihat itu, Shin merasa bahagia untuk mereka. “Ini pertama kalinya. Melihat Ibu tertawa
begitu bahagia.”
“Oh! Bayinya barusan menendang!” kata Kazuko memberitahu. Dan dengan
gembira serta bersemangat, Shango dan Suzu mendekat ke perut Kazuko dan mencoba
untuk mendengarkan adik mereka.
“Itu aku yang ada
di dalam sana,” pikir Shin sambil tersenyum senang. “Keluargaku
begitu bersinar dan bahagia.”
Sano memperhatikan Shin dari belakang dengan tatapan tajam.
Di pos shennan. Shigeo Kanemaru memberitahukan tentang hasil otopsi
Chinatsu. Menurut otopsi, Chinatsu meninggal karena racun herbisida. Mishima,
Ayah Chinatsu, mencurigai itu adalah karena racun herbisida yang berada didalam
garasi rumah. Tapi setelah di selidiki, sama sekali tidak ada ditemukan racun
herbisida di tempat kejadian. Jadi dia mencurigai pria yang katanya yang
mencuri sesuatu dari garasi.
“Sebenarnya, ada seorang pria turis yang tinggal di rumahku,” kata Sano
memberitahu Kanemaru dan Mori Kiyohiko (petugas polisi).
“Apa identitas nya?” tanya Kanemaru.
“Aku akan mengecek nya.”
Shin mengajari Suzu dan Shingo dalam belajar. Dan mereka berdua senang
di ajarkan oleh Shin, sebab Shin mengajar lebih baik daripada guru di sekolah.
“Oh ya. Shin-san, mengapa kamu
datang ke desa ini?” tanya Kazuko, tiba- tiba penasaran.
“Uh. Aku datang karena …” kata Shin mencoba mencari alasan. “Aku ingin
mencari Ayahku. Aku belum bertemu dengannya selama beberapa tahun ini. Jadi aku
pikir untuk tinggal di sini sampai aku menemukan beberapa petunjuk.”
Mendengar itu, Kazuko merasa bersimpati pada Shin dan diapun menawarkan
Shin untuk tinggal di tempatnya. Dan Suzu langsung mengangkat tangannya serta
berteriak bahwa dia setuju. “PR ku akan menjadi sempurna,” katanya memuji Shin.
“Tinggal disini
dengan Sano?” pikir
Shin, ragu.
Kazuko membawa Suzu dan Shingo bersamanya untuk pergi ke pemakaman
Chinatsu. Sebelum pergi, dia meminta Shin untuk menjaga rumah mereka. Dan Shin
mengiyakan. Dia memperhatikan para tetangga yang juga akan mengunjungi pemakaman
Chinatsu.
Ada Kimura Satsuki, guru di SD Otousu. Hideo Ishizaka, kepala sekolah.
Serta teman- teman sekelas Chinatsu serta Suzu.
“Aku sudah
menyingkirkan racun herbisida di garasi. Dia seharusnya tidak bisa salah memium
itu. Sano membawa Chinatsu-chan ntah kemana. Kemudian dia berpura- pura
menemukan Chinatsu berbaring tidak sadarkan diri di dalam garasi. Pria itu
pasti memaksa Chinatsu untuk meminum racun herbisida,” pikir Shin
mencurigai Sano.
Shin masuk ke dalam pos Sano dan memeriksa laci kerja Sano. Dilaci
paling bawah, dia menemukan sebuah kotak hitam dan dia pun membukanya. Awalnya
tidak ada yang aneh di dalam kotak tersebut, hanya ada dokumen- dokumen biasa
saja. Tapi saat dia mengeluarkan semua dokumen tersebut dari dalam kotak dia
menemukan sebotol racun herbisida yang sudah kosong.
“Jadi itu benar dia,” kata Shin dengan sedih dan kesal. “Sial!” umpatnya
sambil menangis kesal.
Shin membaca buku kliping Yuki dan mengingat perkataan Yuki. “Racun herbisida yang digunakan pada
Chinatsu. Racun sianida yang di gunakan di SD Otousu. Mereka berdua adalah
racun. Jadi kriminal nya adalah Sano? Nanti tanggal 9 januari besok. Seorang
pria terjebak dalam tumpukan salju dan meninggal. Kemudian 8 hari kemudian,
kakak Chinatsu, yaitu Mishima Akane akan menghilang. Aku tidak tahu bagaimana
kasus- kasus ini bisa saling berhubungan. Tapi jika semua kasus ini di cegah,
kemudian kasus SD Otousu bisa di hentikan juga,” pikir Shin dengan keras.
Saat Shin melihat foto Ayahnya di dalam buku kliping. Dia merasa sangat
marah dan memukul nya. Kemudian dia menarik nafas untuk menenangkan dirinya.
“Aku harus melakukannya,” gumamnya dengan penuh tekad.
“Aku akan mendekati
Sano. Aku harus menghentikan kasus SD Otousu. Ini semua supaya keluarga kami
tidak menjadi keluarga pembunuh. Aku harus mengubah masa lalu. Aku harus
melindungi masa depan keluarga ku,” pikir Shin.
“Dengan tangan ini. Bahkan jika aku harus membunuh Sano,” gumam Shin
dengan emosi dan kebencian.
Ketika Sano mendengar anak- anaknya sedang mandi bersama dengan Shin.
Dia secara diam- diam masuk ke dalam kamar Shin dan memeriksa tas nya. Dan dia
menemukan dompet Shin.
“Aku tidak pernah melihat uang seperti ini,” gumam Sano dengan heran
saat melihat uang kertas yang ada di dalam dompet Shin. Lalu saat dia menemukan
KTP Shin, dia semakin merasa heran. “Kemarin baru saja memasuki era baru,
Heisei,” gumamnya berpikir.
Saat Sano mendengar kalau Shin dan anak- anaknya sudah selesai mandi.
Dia segera menyimpan kembali barang- barang milik Sano ke dalam tas dan keluar.
Sano duduk di meja kerja nya dengan ekspresi serius. Dia membuka
laptopnya.
Seseorang mengetikkan pesan di komputer. Aku telah memesan obatnya. Pertama aku perlu mempersiap kan untuk
‘acara’. Hati- hati. Aku tidak akan membiarkan siapapun menghalangi.
Tags:
Theseus No Fune