Network : tvN Netflix
Ada sebuah
mangkuk pecah diatas tempayan. Itu adalah mangkuk untuk air tawar, yaitu
mangkuk yang digunakan untuk berdoa. Sersan Pyo menjelaskan bahwa dia merasa
mangkuk itu milik orang yang pernah tinggal di dekat sini, mungkin seperti
seseorang yang mempunyai putra yang ikut perang, sebab ada foto di dalam kamar
nya. Jadi mereka tidak pernah menyentuh mangkuk tersebut. Karena mereka semua
punya Ibu juga.
“Ibumu akan
bahagia begitu kamu kembali. Dia pasti menantikanmu,” kata Ju Meok dengan
yakin.
Namun Se Ri
sama sekali tidak yakin. “Entahlah.”
Ju Meok
kemudian teringat sesuatu. Dia dan yang lainnya membawa Se Ri ke suatu tempat
dan mereka semua duduk bersama disana. Lalu dia menunjukkan sesuatu kepada Se
Ri. “Kamu lihat gunung kecil itu?” tanyanya.
“Ya,” jawab
Se Ri.
“Itu Gunung
Bukhan. Itu di Seoul, 'kan?” jelas Ju Meok dengan bangga.
“Sungguh?
Sedekat itukah?” tanya Se Ri, kaget.
“Walaupun
dekat sekali, kita tidak akan bisa bertemu lagi, 'kan?” komentar Eun Dong
dengan sedih. “Tetap saja, kamu bisa menemui ibumu. Aku iri.”
Se Ri
menceritakan tentang Ibunya. Hubungan mereka berdua tidak seakrab yang Eun Dong
pikirkan. Jadi dialah yang iri kepada Eun Dong, sebab hubungan Eun Dong dengan
Ibu lebih baik. Dengan sinis, Sersan Pyo mengatai Se Ri sedang meledek Eun
Dong, sebab masih butuh waktu sembilan tahun dan tujuh bulan sebelum Eun Dong
bebas tugas dan bisa menemui Ibunya.
Mengetahui
itu, Se Ri memeluk punggung Eun Dong dan menghiburnya. Dia yakin kalau Eun Dong
pasti sangat ingin bertemu Ibu. Dan Eun Dong mengiyakan, dia sangat merindukan
Ibunya dan mencemas kan nya juga. Lalu dia menceritakan tentang kampung halaman
nya yang jauh lebih dingin daripada disini, jadi dia cemas apakah kayu bakar
dirumahnya cukup, dan apakah adik- adik nya bisa makan. Apalagi adik bungsu nya
yang bertubuh lemah dan sering sakit.
“Mereka
pasti baik-baik saja,” hibur Se Ri kepada Eun Dong. “Kalian jangan sampai
terluka. Pastikan makan dengan baik. Tetap jaga kesehatan, dan hidup dengan
baik, ya?” katanya kepada mereka semua. “Kalian tidak akan tahu. Kapan kedua
negara bisa bersatu kembali.”
“Jangan
membual. Hiduplah dengan baik saat kamu pulang. Jika kamu kembali lagi, aku
akan … aku akan menguburmu,” ancam Sersan Pyo, tidak serius. “Digunung atau di
sungai.”
“Terserah.
Kubur aku di gunung atau di sungai,” balas Se Ri, tidak peduli.
Sersan Pyo
tampak paling sedih di bandingkan yang lain. Karena sebentar lagi Se Ri akan
pergi. “Matahari sudah mulai terbenam. Wanita berisik itu bisa pergi saat
gelap,” katanya.
Ibu dan
kedua kakak ipar Se Ri. Mereka datang ke rumah Se Ri, tapi mereka tidak bisa
membuka password rumah nya. Dan Ibu mencoba mengingat apa password nya.
Flash back
Ibu datang
ke apatermen Se Ri. Dan Se Ri merasa bahagia melihatnya. Tapi dengan dingin,
Ibu menyuruh Se Ri untuk membuka pintu nya segera. Dan Se Ri pun membuka nya.
“Sandinya ulang tahunku. Hari saat aku hampir mati.”
Flash back
end
Ibu membuka
password pintu apatermen Se Ri dan masuk ke dalam nya. Melihat itu, Hye Ji
merasa kagum kepada Ibu mertuanya. Dia memberitahu Sang Ah bahwa Ibu begitu
hebat, karena Ibu juga bisa masuk ke dalam rumah nya juga. Tapi Sang Ah tidak
peduli dan mengabaikannya.
Didalam
rumah. Ibu duduk dengan sedih. Dia mengingat saat dulu dia pernah datang ke
sini juga.
Flash back
Dengan
ramah, Se Ri menanyakan kenapa Ibu datang. Dan Ibu menyuruh Se Ri untuk menjual
saham perusahaan milik Se Ri sebab kedua kakak Se Ri sedang kesulitan. Se Ri
menjelaskan bahwa kakak- kakaknya serta Ayahnya, mereka tidak ada urusan dengan
perusahaannya. Dia yang mendirikan dan mengembangkan perusahaan nya sendiri.
Dan tidak mudah untuk dia sampai disini sendirian. Itu sangat sulit. Tapi Ibu
tidak peduli.
“Tidak ada
yang memintamu. Aku tahu apa yang kamu rencanakan. Kamu mau ayahmu melihatnya
dan menyadari kalau kamu lebih baik dari kedua kakakmu. Kamu mau terpilih. Kamu
mau merebut segalanya!” bentak Ibu.
“Ibu.”
“Ibu?” dengan Ibu. “Jika kamu lepaskan
keserakahanmu, hubungan kita pasti akan akrab seperti ibu dan putri sungguhan,”
jelas nya.
Se Ri merasa
sedih. Dia menjelaskan bahwa ini bukanlah keserakahannya, tapi ini adalah mimpi
nya. Dengan sinis, Ibu malah mempertanyakan, apakah Se Ri pantas mendapatkan
kemewahan ini. Sebab karena Se Ri lah hidupnya menjadi menderita.
Flash back end
Hye Ji kagum
dengan barang- barang milik Se Ri. Dan dia menginginkannya. Namun dengan tegas,
Ibu langsung menyuruhnya meletakkan itu dan keluar.
Sang Ah
memotret data- data perusahaan milik Se Ri. Dan Ibu tidak bisa mengatakan
apapun. Dia hanya membiarkannya dan memperhatikan barang- barang di rumah Se
Ri. Lalu dia menemukan foto dirinya ada disana juga.
Flash back
Se Ri
memotret Ibu yang sedang memandang pohon natal secara diam- diam.
Flash back
end
Ibu merasa
sedih mengingat itu.
Jung Hyuk
mengantarkan Se Ri. “Jaga dirimu. Kembalilah ke hidupmu seolah-olah tidak ada
yang terjadi,” kata nya.
“Kamu tidak
berhak mencemaskanku. Jangan cemas. Aku akan baik-baik saja. Banyak pekerjaan
menanti. Aku akan langsung terbiasa. Seperti biasa, aku akan hasilkan dan
habiskan uang dengan baik, bekerja dengan rajin, dan mengencani pria,” balas Se
Ri.
Mendengar
perkataan terakhir Se Ri ‘mengecani pria’
Jung Hyuk merasa cemburu. Dia mengingatkan Se Ri tentang perkataan Se Ri
mengenai masa berkabung setelah putus. Dan itu sekitar enam bulan.
Se Ri
tersenyum mendengar itu. Dia menjelaskan bahwa itu hanyalah alasannya bagi Jung
Hyuk. Lalu dia mengingatkan bahwa Jung Hyuk lah yang menyuruhnya untuk kembali
hidup seperti dulu. Dan Jung Hyuk membalas bahwa dia tidak menyuruh Se Ri untuk
mendekati pria lain.
“Apakah enam
bulan?” tanya Se Ri. Dan Jung Hyuk mengiyakan. “Baiklah. Selama enam bulan,
akan menjadi masa berkabungku.”
Se Ri kemudian
mengenang kisah mereka berdua yang tampak seperti ini memang adalah takdir.
Pertama, mereka kebetulan bertemu di Swiss. Lalu kedua, mereka bertemu di Korea
Utara. Dan Jung Hyuk dia mendengarkannya.
“Kenapa?”
tanya Se Ri, heran.
“Kamu boleh
mengencani pria dan bercengkerama dengan yang lain seolah-olah tidak ada yang
terjadi. Tapi jangan kesepian lagi. Jangan pernah berpikir ingin menghilang di
tempat yang indah. Kamu punya aku,” kata Jung Hyuk dengan perhatian.
“Tapi kamu
tidak akan ada di sisiku,” gumam Se Ri dengan sedih.
“Aku tidak
akan ada di sisimu, tapi aku selalu berdoa agar kamu tidak kesepian.
Berbahagialah, sampai akhir hayatmu. Aku senang jika kamu begitu,” jelas Jung
Hyuk dengan tulus. Dan Se Ri menangis sedih.
Eun Dong
mempertanyakan, bagaimana cara mencapai perbatasan darisini. Dan Sersan Pyo
menjelaskan jalan nya kepada dia. “Jika kamu ke sana, kamu bisa sampai Sungai
Yeokgok.”
“Ada perahu kecil. Orang menyembunyikannya
untuk tangkap ikan dengan granat saat ombak pasang. Lalu ada jalan bebas
ranjau. Jalannya ditandai dengan batu granit kotak setinggi 40 cm. Tidak ada
ranjau dalam radius 10 meter. Jika mengikuti jalan itu, kamu akan tiba di Garis
Perbatasan Selatan.”
Jung Hyuk
membantu Se Ri naik ke atas kapal. Lalu dia mendayung kapal tersebut untuk
menyebrang. Kemudian mereka berjalan bersama ke area Selatan.
“Woah. Itu
tidak jauh dari sini, kan?” tanya Eun Dong. Dan Sersan Pyo membenarkan. Pulang
pergi dari sini ke sana hanya butuh waktu sekitar satu atau dua jam.
Semuanya
terdiam dengan heran dan memandang ke arah langit malam yang sudah sangat
gelap. Dan mereka bertanya- tanya, kenapa Jung Hyuk pulang juga sekarang.
“Mungkin dia
tersesat,” kata Eun Dong, cemas.
“Tidak
mungkin,” balas Sersan Pyo, bingung.
Jung Hyuk
berhenti berjalan dan menjelaskan bahwa tampaknya mereka telah salah jalan. Dan
Se Ri merasa bingung kenapa mereka terus salah jalan. Lalu dia mencoba melihat
ke sekeliling untuk memastikan dimana mereka berada. Namun Jung Hyuk langsung
menarik tangannya.
“Aku pernah
lihat jalan itu,” jelas Se Ri dengan yakin. Dan Jung Hyuk beralasan kalau
jalannya hanya terlihat mirip saja. Namun Se Ri tidak percaya. “Ri Jung Hyuk-ssi. Jujurlah kepadaku.”
“Apa?” balas
Jung Hyuk, gugup.
“Kamu buta
arah kan?”
Sersan Pyo :
“Di antara kita, Kapten Ri yang paling pandai mencari arah bahkan dalam
kegelapan.”
Jung Hyuk
mengiyakan pertanyaan Se Ri dengan lega. Dia mengakui kalau dia memang kurang
pandai mencari arah dalam kegelapan. Jadi diapun meminta maaf.
“Fakta bahwa
dia belum kembali berarti. Entah dia mengalami kecelakaan …” tebak Sersan Pyo.
Dan yang lainnya merasa terkejut. “…atau dia ingin habiskan waktu bersamanya,”
jelas Sersan Pyo.
“Benar.
Begitu, ya,” gumam semuanya, merasa bahwa itu mungkin saja benar.
Akhirnya
Jung Hyuk serta Se Ri sampai juga di area perbatasan antara Utara dan Selatan.
Sesampai nya disana, mereka berdua sama- sama merasa sedih. Karena itu tanda
nya mereka harus berpisah.
“Kamu lihat
pohon sebelah sana? Berjalanlah ke arah pohon itu. Itu pintu masuk tim
pencarian Korea Selatan. Tim pencari akan patroli di pagi hari, jadi, minta
bantuan mereka,” jelas Jung Hyuk sambil menunjuk ke arah sebuah pohon besar.
Dan Se Ri pun mengangguk.
“Omong-omong,
bisakah kamu antar aku ke sana?” pinta Se Ri. Dan Jung Hyuk menggeleng, sebab
dia sama sekali tidak boleh melewati garis tersebut.
Se Ri merasa
sedih, namun karena dia mengerti, maka dia pun diam. Jung Hyuk kemudian dengan
perhatian menyalakan lampu senter untuk Se Ri. Supaya Se Ri bisa melihat
bebatuan yang ada di dekat sana, dan jangan sampai tersandung jatuh.
“Jung Hyuk,
jangan lupakan aku,” pinta Se Ri sambil tersenyum sedih.
“Tidak akan.
Bagaimana bisa melupakan wanita yang jatuh dari langit?” balas Jung Hyuk.
“Aku tidak
jatuh. Aku turun,” jelas Se Ri dengan sikap bercanda. Dan Jung Hyuk mengiyakan.
Lalu mereka berdua saling berdiam diri.
Dengan
sedih, Se Ri berusaha untuk tersenyum. Dia pamit kepada Jung Hyuk dan berjalan
menuju ke tempat nya yaitu di Selatan. Saat dia harus melangkah masuk melewati
garis perbatasan, dia merasa sangat berat hati serta sedih sekali. Tapi pada
akhirnya dia tetap melewati garis tersebut.
Jung Hyuk
memperhatikan Se Ri yang berjalan semakin menjauh dengan perasaan sedih. Dan
ketika Se Ri telah melewati garis perbatasan. Dia segera mengikuti nya. Dia melangkah
masuk ke Selatan dan menarik tangan Se Ri untuk menghadap ke arahnya. Melihat
Jung Hyuk ada di belakang nya, Se Ri merasa sangat senang.
“Selangkah
saja seharusnya tidak masalah,” jelas Jung Hyuk.
Kemudian Jung
Hyuk memegang belakang kepala Se Ri dan menarik nya mendekat. Dia mencium Se
Ri. Dan Se Ri membalas ciuman nya. Se Ri melingkar kan kedua tangannya di leher
Jung Hyuk dengan erat. Mereka berdua berciuman dengan perasaan sedih. Sebab ini
akan menjadi ciuman terakhir mereka.
Didalam
kamar Jung Hyuk :
Jung Hyuk
membayangkan bagaimana Se Ri masuk ke dalam kamar nya dan menyentuh buku- buku
di dalam rak buku miliknya.
“Sulit
kupercaya. Semua bukunya bernuansa gelap dan sulit dicerna,” gumam Se Ri sambil
menggeleng- gelengkan kepalanya. Kemudian dia pun mulai menyusun ulang buku-
buku di dalam rak buku milik Jung Hyuk. Dan setelah selesai, dia tersenyum
puas. Lalu dia keluar dari dalam kamar Jung Hyuk.
Jung Hyuk
mendekati rak buku miliknya. Dia menyentuh buku- buku yang disusun oleh Se Ri
disana. Buku tersebut disusun dengan sangat rapi dan membentuk sebuah kata yang
sangat romantis. Aku mencintaimu Ri Jung
Hyuk. Membaca itu, Jung Hyuk tersenyum senang.
Tags:
Crash Landing On You