Network : tvN Netflix
Tokoh, Kejadian, Organisasi, dan Latar
Belakang adalah Fiksi
Di
perusahaan Se Ri Choice.
Dua orang
karyawan memperhatikan pemakaman kecil- kecilan yang dibuat untuk Se Ri dan di
letak kan di depan pintu masuk. Mereka membicarakan tentang Grup Queens (milik
keluarga Sang Ah) yang akan segera mengambil alih perusahaan ini. Disatu sisi
mereka merasa itu hal bagus, karena Grup Queens adalah sebuah perusahaan yang
besar. Namun disisi lain mereka merasa stress, karena itu berarti akan ada
perombakan pegawai. Jadi mereka menyanyangkan kepergiaan Se Ri.
Tepat disaat
itu. Se Ri berjalan dengan langkah penuh percaya diri ke tempat pemakaman nya.
Dia mengomentari siapa yang memilih foto dirinya yang seperti itu untuk
pemakaman. Lalu dia mengambil daftar tamu pemakaman nya kemarin. Untuk melihat
siapa saja yang mendoakan ketenangan jiwa nya dan siapa yang tidak.
“Kamu
siapa?’ tanya seorang pegawai dengan bingung. Dan Se Ri pun membuka kaca mata
hitam yang dipakainya. Lalu dia menghadap ke arah semua karyawan yang berkumpul
disana. Dan semua nya merasa sangat terkejut.
“Cepat
sebarkan berita ini. Bahwa Yoon Se Ri kembali. Dia hidup lagi,” jelas Se Ri
sambil tersenyum percaya diri. “Aku minta maaf kepada mereka yang terkejut
karena aku. Dan aku kasihan kepada mereka yang senang bahwa aku sudah mati,”
jelas nya sambil membungkuk ringan untuk meminta maaf. “Kini aku hidup lagi,”
tegas nya.
Dengan jiwa
bisnis yang luar biasa. Se Ri mengumumkan bahwa di akan memberikan diskon 50%
untuk semua produk Se Ri Choice selama sepekan, mulai dari hari ini. Sebagai
perayaan kembalinya dirinya. Dan mendengar itu, semua orang merasa senang.
“Kalian
pasti tahu, Se Ri Choice tidak pernah menawarkan diskon sejak awal berdiri. Dengan
penawaran spesial ini, nikmatilah produk premium kami,” jelas Se Ri dengan
penuh gaya di hadapan kamera setiap orang yang merekamnya.
Se Jun
berlatih akting memelas di depan cermin. Dan Hye Ji yang menjadi pengarah serta
komentator nya. Namun walaupun sudah berusaha, Se Jun tetap tidak bisa
berakting dengan baik dan dia pun merengek kepada Hye Ji, sebab dia ingin
menyerah saja.
“Kamu bisa,”
kata Hye Ji, menyemangati Se Jun. “Kamu dituntut atas penyerangan. Kamu harus
tampak sopan dan baik agar orang percaya kamu tidak tega melakukan hal itu.
Coba lagi,” perintah nya.
“Astaga! Aku
tidak bisa. Aku tidak mau,” rengek Se Jun dengan frustasi.
Hye Ji
beruaha untuk memberikan semangat kepada Se Jun supaya coba berlatih lagi. Dia
mau Se Jun tampak menyakinkan di foto, sebab perkara pidana ada masa
kadaluwarsa nya, namun foto tidak seperti itu. Jadi Se Jun harus memberikan
image yang baik. Dan Se Jun pun mengiyakan dengan lemas.
Dengan
perhatian, Hye Ji kemudian mengambilkan perwarna rambut dan memakaikan itu di
kepala Se Jun lebih banyak. Sebab rambut Se Jun banyak yang rontok akibat
stress. Dia meminta Se Jun untuk jangan terlalu stress lagi.
“Yoo Se
Hyung, bajingan itu pasti akan tertawa. Itu melukai harga diriku,” jelas Se Jun
dengan kesal. “Si bodoh itu menggelapkan uang perusahaan, lalu ditipu, tapi
masih bisa bebas. Hanya aku yang diperkarakan. Kenapa dunia seperti ini
kepadaku?” keluh nya dengan sedih.
“Apa kita
sial tahun ini?” tanya Hye Ji. Dan Se Jun mengiyakan.
Se Jun
menjelaskan bahwa dia tidak masalah jika Se Ri yang di pilih. Sebab sejujurnya,
Se Ri sangat kompeten. Tapi antara Se Hyung dan dirinya, dia merasa mereka
berdua tidak terlalu berbeda, jadi dia merasa sangat tidak adil kenapa dia tidak dipilih.
Tepat disaat
itu, Hye Ji mendapatkan telpon dari Pak Hwang. Dan dia tampak sangat terkejut
setelah mengangkatnya. “Siapa? … Siapa yang kembali?!”
Su Chan
menyimpan semua barang nya ke dalam kotak. Khususnya dokumen mengenai kasus
paralayang. Kemudian dia memperhatikan foto keluarganya dengan sedih. Dan
melihat itu, manajer datang dan menyindir- nyindir Su Chan. Sebab sebelumnya Su
Chan bersikap sangat sombong sekali, bahkan sampai berani melawannya, karena Se
Ri masih hidup. Tapi sekarang Se Ri sudah meninggal.
Tanpa bisa
melawan, Su Chan meminta maaf. Dan manajer semakin senang memojok kan serta
mengejek Su Chan. “Kenapa tidak mengangkat kepalamu? Coba angkat kepalamu, dan
bantah aku seperti biasa. Cepat bicara.
Apa mulutmu terkunci?” kata manajer sambil menyodok- nyodok Su Chan dengan
penggaruk punggung.
“Maaf,” kata
Su Chan.
Tepat disaat
itu, berita mengenai Se Ri yang kembali hidup muncul di Internet. Dan saat
tanpa sengaja, Su Chan melihat berita tersebut. Dia langsung mendorong manajer
dan menangis bahagia sambil memegang foto Se Ri di internet. “Pimpinan Yoon.
Pimpinan Yoon!!” teriaknya dengan gembira.
Rapat
pemegang saham diadakan di perusahaan Se Ri. Dan Sang Ah duduk dengan bangga
disana.
Se Ri
datang.
“Kalian
pasti mencemaskan perusahaan yang berada di situasi genting. Manfaatkan
kesempatan ini untuk mengubah lemon menjadi limun. Mulai sekarang, Grup Queens
mengambil alih Se Ri Choice,” jelas Sang Ah kepada semua petinggi perusahaan. “Tentu
saja, kami akan memberikan para eksekutif perlakuan yang lebih baik. Aku yakin ini
akan jadi sangat luar biasa,” jelas nya dengan penuh percaya diri serta
keyakinan. Dan semua petinggi perusahaan merasa senang.
Chang Sik
terkejut saat mendengar kabar dari Su Chan di telpon. Dan tepat disaat itu, Se
Ri muncul di depannya. “Pak Hong,” sapa Se Ri. Dan Chang Sik melihat ke arah
tangan nya yang mulai gatal karena alergi. “Aku merasa gatal. Itu dia,” gumam
Chang Sik. Lalu dia memperhatikan Se Ri. “Ini sungguh dia. Kamu sungguh dia,”
katanya dengan senang.
“Aku ingin
mengatakan banyak hal kepadamu. Namun, senang bisa bertemu denganmu lagi,” kata
Se Ri sambil mengulurkan tangannya. Dan dengan penuh kerinduan serta perasaan
senang, Chang Sik langsung memeluk Se Ri dan menangis. “Apa?” tanya Se Ri,
heran. “Itu … benarkan kamu mencariku? Kamu serius?”
Chang Sik
melepaskan pelukannya dan mengangguk bahagia. Dan Se Ri tersenyum senang,
karena dia tahu kalau Chang Sik beneran tulus padanya.
Pemungutan
suara di mulai. Bagi mereka yang setuju dengan pergantian CEO baru, mereka dia
persilah kan untuk mengangkat tangan. Dan semuanya mengangkat tangan mereka.
Melihat itu, Sang Ah tersenyum puas.
Chang Sik
membuka kan pintu bagi Se Ri. Dan Se Ri pun masuk ke dalam ruangan rapat.
Melihat kedatangan nya, semua orang merasa sangat terkejut. Termaksud Sang Ah.
“Beginikah
rasanya menghadiri sendiri upacara pemakamanku?” tanya Se Ri, menyapa mereka
semua. “Berapa banyak yang menyumbang di pemakamanku, dan siapa yang bergunjing
di dekat peti matiku, kini, aku tahu semuanya,” jelas nya sambil tersenyum. Dan
semua orang terdiam sambil menundukkan kepala mereka.
“Mereka yang
mengangkat tangan,” kata Se Ri. Dan dengan sikap tegang, mereka semua langsung
memperhatikannya. “Aku akan pura-pura tidak melihatnya. Jadi, silakan pergi dan
kembalilah bekerja,” jelas Se Ri. Dan semuanya pun langsung berdiri serta
pergi.
Sang Ah
berdiri dari tempatnya, dan menunjukkan sikap pura- pura berdiri kepada Se Ri.
Namun Se Ri langsung menghentikannya sebelum dia sempat menyentuhnya. Karena
dia sudah tahu bagaimana Sang Ah yang asli. “Maaf, aku tidak bisa membiarkanmu mengambil
alih perusahaanku. Karena aku kembali,” jelas nya sambil tersenyum. Dan dengan
terpaksa Sang Ah balas tersenyum kecil padanya.
Sersan Pyo
dan lainnya berjalan bersama- sama. Dengan riang, Sersan Pyo bernyanyi dengan
lantang, sebab Jung Hyuk sedang tidak ada disekitarnya, jadi tidak akan ada
yang menegurnya.
“Omong-
omong, kapten Ri kemana?” tanya Eun Dong.
“Entahlah,”
jawab Letnan Park. Dan Ju Meok merasa bahwa Jung Hyuk pasti tidak bisa tidur
dengan nyenyak akhir- akhir ini. Dan Eun Dong setuju.
“Dia pasti
sakit karena cinta,” komentar Sersan Pyo.
Se Ri
menceritakan kisah dari mangkuk pecah yang berada diatas tempayan kepada Jung
Hyuk. Dia penasaran apakah Ibu dan Putra nya yang ikut berperang itu bisa
bertemu. Lalu dia bertanya, apakah jika dia menunggu dengan berdoa, bisakah dia
bertemu orang yang di rindukannya.
“Kamu berdoa
agar hidup. Jika berhenti menunggu, duka akan membunuhmu. Itu alasanmu menunggu,”
balas Jung Hyuk, berkomentar.
Setelah
mengatakan itu, Jung Hyuk memandang ke sebelahnya. Namun Se Ri sudah tidak ada
disana. Dan dia merasa sangat sedih, karena menyadari kalau Se Ri sudah benar-
benar tidak ada.
Man Bok
datang secara diam- diam menemui Jung Hyuk. Dia mendekati Jung Hyuk sambil
mengangkat kedua tangannya sebagai tanda menyerah.
“Kamu orang
di pasar yang waktu itu?” tanya Jung Hyuk, mengingat.
“Ya, itu
aku.”
Didalam
ruangan. Jung Hyuk menanyakan, bagaimana cara Man Bok bisa masuk ke dalam
wilayah ini, apakah Man Bok mendapatkan askses dari Badan Keamanan. Dan Man Bok
menjelaskan bahwa dia mengenal salah satu kepala penjaga yang menyelundupkan
suplai militer, jadi dia membuat kesepatakan dengannya untuk bisa masuk ke
wilayah ini. Selama ini dia sudah terlalu banyak mendengarkan orang lain setiap
harinya, jadi dia tahu banyak rahasia. Seperti siapa menemui siapa, dan
kebohongan apapun, serta kelemahan setiap orang.
“Kamu
menguping orang lain,” kata Jung Hyuk, memperjelas.
“Mereka
menyebutku Pengkhianat. Sejak usiaku 17 tahun, aku selalu mendengarkan orang
lain. Aku tidak sempat bicara soal diriku. Tapi beberapa tahun lalu, aku
bertemu seseorang yang mendengarkanku. Dia bahkan memberikanku hadiah ulang
tahun. Dompet yang kamu kembalikan,” kata Man Bok, bercerita. Dia lalu
menunjukkan dompetnya dan surat yang di simpan di dalamnya.
Selamat Ulang Tahun. Semoga kamu dan
keluargamu berlimpah rezeki. Ri Mu Hyuk.
Jung Hyuk
terkejut saat membaca surat tersebut. “Kamu kenal kakakku?” tanyanya. Dan Man
Bok menganggukan kepalanya.
10 tahun yang lalu
Man Bok dan
Myeong Sun membawa anak mereka, yaitu U Pil ke rumah sakit. Sebab anak mereka
terkena wabah flu babi, tapi sayangnya pihak rumah sakit kehabisan obat, jadi
mereka tidak bisa membantu. Bahkan obat yang Myeon Sun beli di pasar, ternyata
obat itu palsu, itu hanyalah lem biasa. Dan mereka berdua pun merasa sangat
kebingungan.
“Tidak ada
yang menjual obat di situasi seperti ini. Kecuali dari rumah sakit militer,”
jelas Dokter kepada mereka berdua.
Malam hari.
Demam U Pil belum mereda juga. Dan mereka berdua pun merasa sangat cemas serta
panik. Mereka takut akan terjadi sesuatu kepada anak mereka. Tepat disaat itu,
Mu Hyuk datang.
Mu Hyuk
datang dengan membawakan obat untuk U Pil serta dia membawa perawat juga untuk
membantu. Dan Man Bok merasa sangat terharu dengan kebaikannya.
Kondisi U
Pil akhirnya membaik. Dan sebagai rasa terima kasih, Man Bok mengambil beberapa
lembar uang yang berada di dalam saku nya dan merapikannya. Lalu dia memberikan
uang itu kepada Mu Hyuk, dan Mu Hyuk pun menerima uang itu.
“Terima
kasih. Terima kasih banyak,” ucap Man Bok dengan tulus.
Seminggu
kemudian. Cheol Gang datang menemui Man Bok dan menyuruhnya untuk menyadap Mu
Hyuk. Dan Man Bok terkejut sebab setahunya Cheol Gang serta Mu Hyuk itu
bersahabat. Namun Cheol Gang tidak mau menjelaskan kenapa.
“Soal ibumu.
Dia tertangkap saat menyeberang perbatasan untuk bisnisnya. Dia mungkin dikirim
ke kamp konsentrasi,” kata Cheol Gang, mengancam, karena Man Bok tampak ragu.
“Apa?!”
“Dia sudah
tua. Pikirmu dia bisa bertahan saat musim dingin di sana? Kudengar dia mengidap
TBC. Aku akan bantu membebaskannya. Pastikan kamu melakukan perintahku,” jelas
Cheol Gang.
“Tapi…”
“Jika tidak,
kamu bisa kehilangan ibumu begitu saja. Bisakah kamu menghadapi itu?” ancam
Cheol Gang. Dan Man Bok pun merasa takut.
Man Bok
menguping pembicaraan Mu Hyuk melalui alat penyadap. Mu Hyuk menceritakan
kepada teman nya bahwa Cheol Gang sudah kelewatan dan tidak mau
mendengarkannya. Cheol Gang merampok makam dan menjual narkoba, bahkan membunuh
orang demi menutupi korupsinya. Jadi dia Cheol Gang akan segera di sidangkan di
Pyongyang.
Mendengar
pembicaraan itu, Man Bok pun akhirnya mengerti kenapa Cheol Gang menyurunya
seperti itu. Dan bukan hanya Man Bok yang mendengarkan, bahkan Cheol Gang juga
mendengarkan itu.
“Aku punya
daftar orang yang menerima uang untuk mengabaikan tindakannya. Aku juga
mengetahui dari mana uangnya berasal. Kubawa salah satunya. Dan untuk
berjaga-jaga, yang lainnya di…” jelas Mu Hyuk sambil memperhatikan memory kecil
yang dibawanya.
“Maksudmu di
jam tangan?” tanya teman Mu Hyuk. Dan Mu Hyuk mengiyakan.
Operasi
untuk membunuh Mu Hyuk di mulai. Dengan sedih, Cheol Gang memberitahukan posisi
Mu Hyuk kepada Cheol Gang. Dan ketika dia mendengar suara tabrakan mobil yang
sangat kuat, dia menangis sambil meremas kepalanya dengan rasa menyesal.
Ketika Man
Bok pulang. Myeong Sun memberitahu Man Bok bahwa barusan Mu Hyuk datang dan
membawakan daging untuk Man Bok. Sebab ini adalah hari ulang tahun Man Bok.
Serta Mu Hyuk juga menitip kan sebuah kado untuk Man Bok. Yaitu sebuah dompet.
Myeong Sun
mengambil dompet tersebut, dan membukanya. Dia menemukan beberapa lembar uang
lecet di dalamnya. Dan Man Bok diam. Lalu dia mengambil surat yang ada di dalam
kotak.
Man Bok
duduk di pinggir rel kereta api dan membaca surat tersebut.
Man Bok. Selamat ulang tahun. Konon dompet
yang bagus akan membawa keberuntungan. Man Bok, kamu adalah teman yang baik. Semoga
kamu dan keluargamu berlimpah rezeki. Aku ada urusan di Pyongyang. Mari kita
minum saat aku pulang. Ri Mu Hyuk.
Selesai
membaca surat tersebut. Man Bok menangis dengan keras.
Flash back
end
Dengan
sedih, Jung Hyuk menanyakan, kenapa Man Bok baru memberitahu kan ini kepadanya.
Dan sambil menangis, Man Bok menjelaskan bahwa dia sudah menyesali ini sejak
lama, tapi tidak ada yang berubah, untuk melupakan nya, dia terus bilang pada
dirinya sendiri bahwa dia tidak punya pilihan. Namun setiap dia terbangun di
pagi hari dan akan tidur di malam hari, dia selalu merasa menyesal akan perbuatan
nya kepada Mu Hyuk dan dia sangat merindukan Mu Hyuk. Karena hanya Mu Hyuk lah
sahabat nya.
Man Bok
kemudian berlutut di hadapan Jung Hyuk. “Aku ingin menebus perbuatanku. Aku tidak
peduli akan akibatnya. Tolong jaga baik-baik keluargaku,” pinta nya.
Man Bok
kemudian memberikan jam tangan milik Mu Hyuk kepada Jung Hyuk. Serta rekaman
terakhir suara Mu Hyuk yang direkamnya. Dan Jung Hyuk pun mendengarkan rekaman
tersebut. Saat dia mendengar bagaimana Mu Hyuk memuji nya serta sangat banga
kepadanya, Jung Hyuk merasa sangat sedih dan menangis.
“Kakak.
Maafkan aku. Maaf,” kata Jung Hyuk.
“Aku ingin dia berbahagia,” kata Mu Hyuk kepada temannya. Lalu
terdengarlah suara tabrakan mobil yang sangat kuat. Dan mendengar itu, Jung
Hyuk menangis tersedu- sedu.
Pagi hari.
Saat Wol Suk membuka tempayan garam dihalaman rumahnya, dia menemukan sebuah
surat didalam amplop pink di dalam tempayan nya. Dan dia merasa heran.
“Where are you from?” kata Guru mengarjakan anak- anak. “Artinya,
kamu dari mana?"
Para Ibu-
Ibu berkumpul di rumah Young Ae. Mereka membicarakan secara rahasia tentang
surat yang ditinggalkan oleh Se Ri untuk mereka. Dan Young Ae yang paling
merasa terkejut, saat mengetahui bahwa ternyata Se Ri merupakan pemilik dari
perusahaan produk kecantikan yang mereka kenakan. Yaitu Se Ri Choice. Apalagi
saat dia mengetahui alasan kenapa Se Ri bisa sampai di Utara, dia merasa sangat
kasihan padanya. Begitu juga dengan para Ibu yang lainnya.
“Tapi kenapa
dia harus jujur kepada kita sebelum pergi?” keluh Young Ae.
“Kurasa
inilah alasannya,” kata Wol Suk membacakan surat yang di tinggalkan oleh Se Ri.
"Kawan-kawan, maafkan aku sudah
membohongi kalian. Young Ae, Wol Suk, Myeong Sun, dan Ok Geum. Terima kasih
sudah percaya dengan kisah yang kuceritakan, saling berbagi cerita, dan
mengobrol denganku. Semuanya sungguh menyenangkan. Aku harus pergi sekarang, tapi
aku ingin memberi tahu nama asliku kepada kalian. Aku sudah banyak berbohong
kepada kalian, tapi hatiku untuk kalian selalu tulus."
Selesai
membaca surat tersebut, mereka semua merasa sedih untuk Se Ri yang pasti merasa
sangat takut karena berada di tempat asing.
“Apakah dia
pulang dengan selamat?” tanya Myeong Sun, perhatian.
“Sudah dua pekan
sejak dia pergi. Dia juga belum kembali. Dia pasti sudah pulang. Atau mati.
Pasti salah satunya,” jelas Young Ae. Dan semuanya merasa cemas.
“Kita harus
bagaimana?” gumam Ok Geum, khawatir.
“How are you doing?” kata Guru mengarjakan anak- anak. “Artinya,
apa kabar?"
Saat mobil
harus berhenti karena lampu merah. Se Ri melihat sebuah layangan yang terbang
bebas ke langit. Dan anak- anak yang sedang bermain dengan riang di taman.
Melihat itu dia terkenang akan kenangan nya saat di Utara dulu. Saking
seriusnya memperhatikan itu, Se Ri sampai tidak sadar kalau lampu sudah hijau.
Saat Se Ri
datang ke rumah. Hye Ji menyambutnya dengan sikap sok perhatian dan peduli
padanya. Namun Se Ri sama sekali tidak peduli. Dan saa Se Ri menyadari kalau
Hye Ji memakain cincin nya, dia pun melepaskan cincin tersebut dengan paksa
dari tangan Hye Ji.
“Kakak
memasuki kamar pakaianku?” tanya Se Ri.
“Tidak. Aku
tidak mau, tapi Ibu Mertua bersikeras,” jawab Hye Ji, berbohong.
“Kenapa
kalian bisa ke rumahku?”
“Ibu Mertua
yang membuka. Dia tahu sandinya,” jelas Hye Ji dengan cepat. Dan tepat disaat
itu, Ibu pulang ke rumah.
Se Ri dan
Ibu duduk berdua di ruang tamu. Se Ri meminta maaf kepada Ibu. Dan Ibu tidak
mengerti, apa maksud Se Ri.
“Ibu
berharap aku akan kembali?” tanya Se Ri. “Saat harga saham perusahaanku turun, banyak
orang membeli sahamnya dengan harga murah. Di antara mereka, Sang Ah yang
paling banyak membeli. Dan Ibu berikutnya.”
Ibu ingin
membuka suara dan menjelaskan alasannya. “Itu…”
Tapi Se Ri
langsung menyela dengan sinis. “Aku mengembangkan perusahaan sendiri. Itu bukan
milik anak-anak Ibu. Itu milikku. Ibu mau merebut perusahaanku dariku juga?”
“Se Ri …”
panggil Ibu sambil tersenyum. Dia ingin menjelaskan.
“Benar. Karena
Ibu mengira aku sudah mati?” tanya Se Ri, menyela lagi. “Baiklah. Bisa
dimaklumi. Ibu pasti senang. Ibu mengira aku mati. Ibu pasti senang. Sebab
itulah, aku meminta maaf. Maaf karena aku hidup, dan melukai perasaan Ibu,”
jelas Se Ri. Dan Ibu tidak tampak senang sama sekali.
Saat makan
malam. Ibu tidak ikut makan bersama dengan alasan sakit perut. Se Jun
menanyakan kepada Ayah, sejak kapan Ayah tahu kalau Se Ri masih hidup, karena
sekitar dua pekan lalu, Ayah melakukan perjalanan bisnis sekitar empat hari dan
tidak pulang. Dan Ayah tidak mau membahas nya.
Se Ri
menyela Ayah. Dia menjelaskan bahwa pada saat itu dia sedang dirumah sakit,
karena dia tidak bisa mengingat apapun. Tapi dia masih ingat perkatan terakhir
Ayahnya dengan sangat jelas seolah- olah itu baru kemarin. “Ayah ingin kamu menggantikan ayah.”
Hye Ji
menggunakan kesempatan itu untuk meminta kepada Ayah. Dia meminta supaya mereka
mengulang game dari awal. Dan Sang Ah langsung protes. Sedangkan Se Ri, dia
sama sekali tidak peduli, malahan dia merasa itu lucu.
“Menyenangkan.
Kalian belum berubah,” kata Se Ri dengan geli. “Aku lapar, tapi begitu pulang, aku
tidak lapar lagi. Kalau begitu, aku pamit dulu,” jelas nya sambil mengelap
mulutnya dengan elegan.
Diapatermen.
Se Ri menikmati hidupnya dengan senang. Pertama, karena dia bisa bersantai
dengan tenang, tanpa perlu khawatir akan ada orang yang memasuki rumahnya untuk
melakukan inspeksi. Kedua, dia bisa mandi sambil memanjangkan kakinya. Ketiga,
dia tidak perlu memanaskan air di kuali. Saat tersadar kenapa dia terus
membahas itu, Se Ri berusaha untuk menyadar kan dirinya sendiri.
Se Ri
merawat kulitnya supaya kembali seperti dulu lagi. Muda dan kaya. “Aku akan
kembalikan semuanya ke tempatnya. Semuanya segera kembali.”
Setelah itu
Se Ri berbaring di tempat tidur nya yang sangat luas dan empuk. “Ini dia. Kasur
harus seluas lapangan sepak bola, lembut dan empuk. Setuju, Jung Hyuk …” kata
Se Ri memanggil nama Jung Hyuk tanpa sadar.
Namun saat
teringat bahwa Jung Hyuk tidak ada lagi di sekitarnya. Se Ri merasa sangat
sedih.
Se Ri kesulitan
untuk tidur malam di tempatnya sendiri. Dia meminum obat untuk membantu nya
supaya bisa tertidur. Namun tetap saja dia kesulitan.
Sebuah
layangan tersangkut di atas pohon yang berada di dekat markas Jung Hyuk.
Jung Hyuk
membongkar jam tangan kakaknya, dan dia mendapatkan memory card kecil yang di
sembunyi kan oleh kakak nya disana. Dia lalu melihat isi memori card tersebur
di laptopnya. Dan isinya adalah daftar penyuapan tahun 2011.
Ayah Jung
menemukan kertas yang di print oleh Jung Hyuk tersebut. Dan saat dia membaca
isinya, dia tampak terkejut.
Tags:
Crash Landing On You