Sinopsis K- Drama : Crash Landing On You Episode 10 - part 2


Network : tvN Netflix


Seung Jun akan menemui Cheon yang sudah menunggu di lobi hotel. Namun tiba- tiba beberapa orang petugas datang dan memintanya untuk menunjukkan kartu identitas. Seperti biasa, Seung Jun menggunakan bahasa inggris. Dia menjelaskan bahwa paspor nya ketinggalan di kamar. Dan petugas tersebut ternyata juga pandai berbahasa Inggris, dia mengajak Seung Jun untuk ke kamar dan mengambilnya, sebab ada yang melaporkan Seung Jun atas perilaku mencurigakan.

Seung Jun memandang ke arah Cheon untuk meminta bantuan. Tapi Cheon menutupi wajah nya dengan koran dan menghindari Seung Jun karena dia tidak mau terlibat.
Seung Jun menjelaskan kepada si petugas bahwa dia adalah seorang diplomat. Tapi si petugas tetap ingin menverifikasi identitas Seung Jun. Kemudian dengan terpaksa, Seung Jun pun mengikuti mereka.
“Apa yang terjadi?” kata Cheon. Dia merasa terkejut serta heran.
Saat Seung Jun berjalan mengikuti petugas. Seo Dan datang dan memanggilnya dengan nama Inggris nya. Yaitu Alberto. Seo Dan bersikap ramah serta akrab kepada Seung Jun. Dia mengenalkan Seung Jun kepada pamannya, Myeong Seok. Dia menjelaskan bahwa Alberto adalah seorang diplomat dan juga temannya. Dan dengan ramah, Myeong Seok pun menyalami tangan Seung Jun.
Melihat bintang satu di atas pundak seragam Myeong Seok, para petugas pun merasa terkejut dan langsung memberikan hormat kepadanya. Dan Seung Jun merasa heran kenapa.


“Kami menerima laporan ada perilaku mencurigakan. Kami mau memeriksa identitasnya. Tapi tidak perlu karena kami sudah tahu dia teman keponakanmu,” kata si petugas dengan hormat kepada Myeong Seok.
“Tentu saja. Dia teman Dan dari luar negeri. Jika Dan bisa menjamin, identitasnya pasti asli,” balas Myeong Seok dengan tegas. Dan Seung Jun tersenyum senang sambil memandang Seo Dan.
Melihat keponakannya dan Seung Jun saling berpandangan sambil tersenyum. Myeong Seok merasa heran, tapi dia diam saja dan tidak mengatakan apapun.
Setelah menyelamatkan Seung Jun, Seo Dan bersikap jaim seperti biasa. Dan Seung Jun pun mengungkit tentang Seo Dan yang telah berhutang banyak padanya. Dan Seo Dan berpura- pura tidak tahu, dia berhutang apa. Jadi Seung Jun pun menyebutkan tentang kejadian saat Seo Dan mabuk malam itu. Saat itu dia tidak bisa mengemudi karena habis minum, tapi dia harus mengantarkan Seo Dan pulang, dan rumah Seo Dan ternyata sangat jauh dari hotel. Sekitar dua kilometer. Dan saat itu dia harus menggendong Seo Dan, bahkan Seo Dan terus menyuruhnya untuk menginap.

“Sungguh?” tanya Seo Dan sambil mendengus geli. “Walau aku minum alkohol, orang tidak bisa tahu apakah aku mabuk. Bahkan saat aku mabuk, sifatku masih baik. Aku pasti salah karena sudah minum terlalu banyak …” jelas nya beralasan sambil memuji dirinya sendiri.
“Mabuk tidak dianggap baik atau buruk. Tidak ada titik tengahnya,” sela Seung Jun dengan tegas. Kemudian dia mulai mengeluh lagi tentang kejadian malam itu.
“Jadi,” sela Seo Dan dengan keras. “Kita anggap impas. Bukankah aku sudah membantumu hari ini?”
“Baiklah. Kita anggap impas,” balas Seung Jun, karena merasa itu benar.


Seung Jun tiba- tiba teringat sesuatu. Dia menanyakan, apakah Seo Dan masih melanjutkan pernikahan dengan Jung Hyuk. Karena dia mendengar kalau Jung Hyuk pergi ke zona demiliterisasi. Mendengar itu, Seo Dan merasa heran, sebab dia pernah mengatakan itu.
“Kanu tidak ingat? Kamu mabuk dan menceritakan segalanya,” kata Seung Jun, berbohong. Saat dia teringat bahwa dia telah salah berbicara.

“Aku tidak tahu soal itu, saat aku mabuk malam itu,” jelas Seo Dan dengan tajam. Dan Seung Jun beralasan bahwa dia mendengar itu dari mimpi. Dan tentu saja, Seo Dan tidak percaya. Dia memegang wajah Seung Jun dengan kedua tangannya dan menatap nya dengan tegas.“Apakah Jung Hyuk bilang begitu?” tanyanya.

Flash back
Setelah Seung Jun mengantarkan Seo Dan pulang. Dia mendapatkan telpon dari Jung Hyuk. Jung Hyuk memberitahu nya bahwa dia akan mengantar Se Ri ke selatan besok, dan dia menanyakan tentang perkataan Seung Jun mengenai keluarga Se Ri yang sudah mengetahui dimana Se Ri dan sedang menunggu Se Ri pulang. Dia ingin tahu apakah itu benar.

“Kamu percaya kepadaku?” tanya Seung Jun dengan geli. Dan Jung Hyuk mengiyakan. “Bagaimana kalau mereka tidak ingin dia pulang? Takkan dipulangkan?”
“Tidak, bukan begitu. Aku ingin tahu,” balas Jung Hyuk.
Seung Jun bercerita dengan jujur. Tidak semua orang di keluarga Se Ri tahu kalau Se Ri masih hidup. Salah satu kakak Se Ri sudah tahu situasinya, tapi kakak Se Ri itu tidak senang mengetahui kalau Se Ri masih hidup. Dan dia bertanya, apakah Jung Hyuk masih ingin membawa Se Ri kembali ke Selatan.
Mendengar itu, Jung Hyuk merasa bingung. Sebab itu tidak masuk akal. Serta Se Ri juga ingin kembali Selatan juga. Jadi dia akan memulangkan Se Ri.

“Astaga, lalu? Sudah lakukan saja. Kenapa meneleponku?” keluh Seung Jun, kesal.
“Aku butuh bantuanmu,” jelas Jung Hyuk dengan jujur.
“Apa? Untuk apa…” tanya Seung Jun, terkejut. “Tidak. Aku tidak perlu tahu alasannya. Aku pura-pura tidak dengar ini. Akan kututup. Kututup,” katanya, menolak. Tapi dia tetap tidak menutup telpon nya.

Jung Hyuk menjelaskan kalau Seung Jun adalah teman Se Ri. Dan Seung Jun membenarkan hal tersebut, mereka memang sudah kenal lama, tapi mereka tidak seakrab itu. Setiap tahun dia mengirimkan ucapan selamat tahun baru, natal, dan ulang tahun, tapi Se Ri sama sekali tidak pernah membalas pesannya. Bahkan lebih parahnya, Se Ri mempermalukannya. Se Ri membatalkan pertunangan empat pekan sebelum pernikahan. Jadi intinya dia tidak ingin membantu.
Jung Hyuk mendengarkan semua itu. Lalu setelah Seung Jun selesai berbicara, dia memberitahukan niat nya. Dan mendengar niatnya, Seung Jung merasa kaget. “Kamu sudah gila?!” tanya Seung Jun.

Seung Jun menunggu didalam mobil, di dekat persimpangan ke rumah Jung Hyuk. Disana dia merasa sangat dilema sekali, kenapa dia datang ke sini untuk membantu Jung Hyuk serta Se Ri. Sebab jika Se Ri sampai pulang ke Seoul, maka Se Hyung akan marah padanya.
“Haruskah aku kabur?” gumam Seung Jun, berpikir. “Tidak. Haruskah? Astaga, jangan. Pria tidak boleh ingkar janji,” gumamnya menyakinkan diri. “Pria harus tepat janji, tapi tidak masalah mengingkarinya. Tidak apa-apa. Astaga, ini menyebalkan,” teriaknya dilema.

Petugas keamanan yang merupakan teman kampus Cheol Gang. Dia memeriksa laporan mobil yang keluar masuk di kediaman Jung Hyuk dan dia tidak menemukan keanehan. Dia lalu menyuruh anak buahnya yang bertugas untuk menjaga pos pada malam hari untuk memeriksa setiap mobil yang akan pergi. Jika ada wanita tidak di kenal di dalam mobil, dia ingin si anak buah segera melapor padanya. Dan si anak buah pun mengiyakan dengan hormat padanya.

Tengah malam. Jung Hyuk masuk ke dalam kamar Se Ri dan menepuk- nepuk pelan bahu Se Ri yang masih tidur. “Ayo,” ajaknya. Dan Se Ri pun segera mengikutinya.

Jung Hyuk membawa Se Ri keluar secara diam diam dari dalam rumahnya. Kemudian sesampainya di dekat pagar, Jung Hyuk mengintip ke arah pos jaga. Dan saat dia melihat ada seorang penjaga disana, dia mengeluarkan hp nya dan menghubungi Seung Jun. “Sekarang.”

Seung Jun datang ke arah pos jaga. Dan penjaga pun menghentikannya. Dengan gugup, Seung Jun berusaha untuk menenangkan diri nya. Dia menunjukkan paspornya dan berbicara dengan bahasa Inggris. “Kudengar Kedutaan Inggris di sini. Tolong buka gerbangnya, Pria Tampan,” katanya dengan percaya diri sambil memukul- mukul stir mobil seperti bermain musik.
Si penjaga berusaha untuk menjelaskan bahwa kedutaan ada di dekat sungai, bukan disini. Dan Seung Jun berpura- pura tidak mengerti sambil terus berbicara menggunakan bahasa Inggris. Sehingga si penjaga yang tidak terlalu pandai berbahasa Inggris, dia pun merasa sangat kewalahan.


Jung Hyuk memberikan tanda kepada Seung Jun. Lalu dia memegang tangan Se Ri dan menuntun nya untuk pergi bersama- sama. Melihat itu, Seung Jun pun langsung berteriak kepada si penjaga untuk menarik perhatiannya supaya si penjaga tidak menyadari Jung Hyuk dan Se Ri yang menyelinap pergi.
“Why?! What the f*ck?! What are you speaking about? I don’t understand. Come on. Look at me! Look at me!” teriak Seung Jun dengan keras. (Kenapa? Apa-apaan ini? Apa yang kamu bicarakan? Aku tidak paham. Ayo. Lihat aku. Lihat aku!). Dengan kebingungan, si penjaga merasa semakin kewalahan.
Saat Seung Jun melihat kalau Jung Hyuk dan Se Ri telah berhasil menyelinap pergi. Dia pun langsung bersikap lunak dan lembut kepada si penjaga. Dia mengucapkan terima kasih dan memundurkan mobilnya untuk pergi darisana.


Didalam mobil. Se Ri mengucapkan terima kasih pada Seung Jun. Serta dia meminta maaf, karena telah kabur membawa mobil Seung Jun pada hari itu. Dan dengan sinis, Seung Jun mengomentari kalau hari itu dia mengira Se Ri adalah pembalap mobil, karena Se Ri menikung dengan lihai.
“Saat aku menemuimu di Korea, kukira kau peni … “ kata Se Ri, tapi dia segera berhenti. “Preman…” lanjutnya mengubah kata- kata, tapi lalu dia segera berhenti lagi. “Aku kira kamu pria yang sangat pandai, tapi juga kekanak-kanakan, karena tidak gunakan kepandaianmu untuk kebaikan. Tapi begitu aku mengenalimu lebih jauh, kamu pria yang baik. Kamu juga setia,” puji Se Ri sambil mengacungkan jari jempolnya.
“Begitukah?” balas Seung Jun. Dan Se Ri mengiyakan.

Seung Jun kemudian menanyakan tentang cincin pertunangan yang diberikannya. Dan Se Ri langsung terdiam. Melihat reaksi aneh nya, Seung Jun menebak dengan kaget, apakah Se Ri menjualnya. Dan Se Ri langsung menggelengkan kepalanya, dia menjelaskan bahwa dia tidak menjual cincin itu, tapi dia meninggalkannya sementara di pegadaian di pasar. Dan Seung Jun merasa tidak menyangka.

“Aku sangat butuh uang saat itu. Aku mau beli hadiah untuk Jung Hyuk, tapi tidak punya uang,” jelas Se Ri. Lalu dia menatap Jung Hyuk dengan sedih. “Tapi aku kehilangan hadiahnya setelah baru membelikannya. Padahal itu jam tangan klasik yang bagus.”
“Tidak masalah. Syukurlah kamu tidak terluka,” balas Jung Hyuk.

“Bisakah kalian turun dari mobilku?” gumam Seung Jun dengan kesal dan tidak nyaman. Lalu tiba- tiba hujan turun dengan sangat lebat sekali.
Di Perbatasan Kaesong. Disana Letnan Park telah menunggu ke datangan Jung Hyuk serta Se Ri. Dan ketika mereka berdua tiba, dia langsung turun dari mobil dan memayungin mereka berdua.

Sebelum pergi, Jung Hyuk mengucapkan terima kasih kepada Seung Jun. Dan Seung Jun tidak membalas. Dia hanya diam dan memperhatikan sampai mereka pergi saja.

Flash back end
Seung Jun menjelaskan kepada Seo Dan bahwa dia tidak tahu apa yang terjadi kepada mereka berdua setelah itu. Mengetahui hal tersebut, Seo Dan merasa sedih, sebab Jung Hyuk rela pergi ke perbatasan hanya demi Se Ri. Dan Seung Jun membenarkan itu.
“Tahukah kamu alasanku membantu mereka?” tanya Seung Jun dengan serius. “Aku mau kamu mengakhiri cinta pertamamu dengan cepat.”
“Apa?!”

“Jangan terikat pada cinta pertamamu terlalu lama. Tidak baik berlarut-larut. Baik dengan orang, maupun cinta. Mencintailah dari jauh untuk sesaat. Itulah yang terbaik bagi semuanya. Itu bersih dan indah,” jelas Seung Jun, menasehati.
Seo Dan menjelaskan bahwa membantu Jung Hyuk serta Se Ri, itu tidak akan memudarkan cinta nya kepada Jung Hyuk. Dan dengan tegas, Seung Jun mengingatkan Seo Dan tentang bagaimana Jung Hyuk rela mempertaruhkan nyawa demi melindungi Se Ri. Itu artinya sudah berakhir. Jadi dia menyarankan supaya Seo Dan mengakhiri perasaan Seo Dan pada Jung Hyuk.


“Jangan konyol. Jika berakhir hanya karena melihat akhirnya, itu bukan cinta,” kata Seo Dan dengan sikap keras kepala.
“Jangan keras kepala,” tegas Seung Jun. “Kamu menantikan seseorang. Tapi jika kamu begitu menderita, itu bukan cinta. Tapi obsesi. Cinta yang kamu miliki telah berubah dan membusuk. Kanu harus membuangnya.”


Saat Myeong Eun tahu kalau Seo Dan bertemu dengan Seung Jun lagi. Dia langsung menunjukkan foto album Seo Dan kepada Myeong Seok. Dia menjelaskan bahwa dia merasa sangat gelisah saat melihat foto- foto Seo Dan yang tampak sangat menawan itu. Intinya wajar saja bila ada pria lain yang mengejar- ngejar putrinya tersebut.

“Ah,” kata Myeong Seok, mengerti. “Kurasa kamu berlebihan,” komentarnya. Dan Myeong Eun langsung menendang nya dengan kesal. “Sebenarnya, menurutku, ini aneh. Setelah dia mendengar Jung Hyuk ditugaskan ke perbatasan, dia tidak tampak sedih sama sekali,” kata Myeong Seok, menjelaskan.
“Jung Hyuk yang akan merugi,” balas Myeong Eun. Dia sebenarnya tidak masalah bila Seo Dan dan Jung Hyuk putus, bila mereka berdua memang di takdirkan putus. Tapi harus Seo Dan yang mencampak kan Jung Hyuk. Dan Myeong Seok mengejek dengan geli.
Myeong Seok kemudian mendapatkan telpon dari seseorang.

Myeong Seok datang ke persidangan Cheol Gang. Disana dia memperhatikan Jung Hyuk yang duduk di baris terdepan.

Jaksa menyebutkan tuntutannya kepada hakim. “Cho Cheol Gang, pihak terdakwa, telah membunuh 11 orang, di enam kecelakaan rekayasa, termasuk tahun 2011, di persimpangan Jeonseung-dong. Ditambah lagi, dia menyalahgunakan jabatan dan melakukan banyak kejahatan termasuk mencuri dan menjual artefak serta pengedaran narkoba. Buktinya ada di laporan yang kukirimkan.”
“Dari mana kau mendapatkan dokumen ini?” tanya hakim.
“Kapten Ri Jung Hyuk dari Batalion Polisi Militer melaporkannya.”

Hakim memanggil Jung Hyuk untuk maju. Dan dia menanyakan, darimana Jung Hyuk mendapatkan dokumen ini. Dan Jung Hyuk pun menjelaskan bahwa dia mendapatkan dokumen tersebut dari mendiang kakak nya yang merupakan salah satu korban.

Cheol Gang tidak terima dan berusaha untuk membela diri. “Yang Mulia. Dia berusaha memfitnahku dengan bilang aku membunuh dan merekayasa sebagai kecelakaan. Aku bahkan tidak kenal sopir truknya,” jelas nya. Dan para supir truk mengganguk. “Lihat? Ini murni kecelakaan.”
Jung Hyuk mengeluarkan serpihan kecil dari truk yang terlibat dalam kecelakaan. Truk yang terlibat memiliki bumper khusus atau bisa disebut juga senjata dengan bahan komposit yang menjadi materialnya. Dia menunjukkan bukti tersebut kepada Hakim.

“Material baja komposit berdaya tahan tinggi digunakan tank dan kendaraan lapis baja. Awalnya digunakan di Rusia. Tapi ekspor bahan ini sudah dilarang. Bahan ini ditemukan di Brigadir Teknisi. Diselundupkan melalui ujung jembatan antara Khasan dan Sungai Tumen. Kami juga menemukan perlengkapan untuk memasangnya ke bumper di Brigadir Teknisi,” jelas Jung Hyuk.


Sebagai bukti kertelibatan Cheol Gang dalam kasus ini. Jung Hyuk memperlihatkan berkas transaksi dalam jumlah besar antara Perusahaan Dagang Soojung dari Badan Keamanan ke sebuah rekening Rusia. Pengguna rekening itu adalah anggota mafia. Dia ditangkap oleh pemerintah Rusia karena penyelundupan massal baja khusus.
Cheol Gang tidak terima dan berdiri. Dia menuduh Jung Hyuk telah menfitnahnya. Sebab Jung Hyuk telah menyembunyikan seorang mata- mata dari Selatan, dan dia mengetahui kebohongan Jung Hyuk. Jadi dia meminta di panggilkan Kepala Badan Inspeksi sebagai saksi.

Hakim menerima sebuah surat yang dilipat kecil. Lalu dia memandang ke arah Myeong Seok. Dan Myeong Seok memberikan anggukan yang ntah apa maksud nya. Dan hakim pun langsung menolak permintaan Cheol Gang. Lalu dia membacakan keputusannya.
“Menurut Pasal 116, dia bersalah atas penyelundupan. Menurut Pasal 198, dia bersalah atas pencurian artefak. Dia bersalah atas menjalankan dan memerintahkan kejahatan lain. Dengan ini, pengadilan akan menyita semua properti terdakwa. Semua haknya akan dicabut sebagai warga Korea Utara. Dia akan dikucilkan dari masyarakat, dan akan diberikan hukuman seumur hidup, menjalani pekerjaan kasar sampai terdakwa wafat. Dia takkan berhak mengajukan banding. Kasus ditutup.”

Setelah hakim memukul palu persidangan. Dengan emosi, Cheol Gang langsung ingin menyerang Jung Hyuk. Namun semua penjaga langsung menahannya. “Ri Jung Hyuk! Ada satu hal yang kamu lewatkan. Karena itulah, jalang itu akan mati apa pun yang terjadi,” teriaknya. Dan para penjaga langsung memukuli serta menendang nya. Kemudian mereka membawa Cheol Gang untuk keluar dari dalam ruangan persidangan.

Dikantor. Jung Hyuk bertanya- tanya, apa yang di lewatkan nya. Dia memeriksa kembali semua berkas yang dimiliki nya.
Cheol Gang dalam perjalanan ke penjara.

Jung Hyuk menemukan sesuatu yang aneh di berkas miliknya. “Ada perbedaan jumlah baja yang diselundupkan dan baja komposit yang kami sita. Mustahil mereka membuang bahan yang menghabiskan ratusan ribu dolar. Berarti ada lebih dari satu tempat produksi senjata khusus itu? Jika begitu…”

Seseorang mengarahkan supir truk khusus untuk mengarah ke arah mobil Cheol Gang yang sedang berada di jalanan.

Mobil yang membawa Cheol Gang berhenti, saat mereka melihat truk aneh di depan mereka. Sementara di bangku belakang, Cheol Gang hanya duduk dengan tenang.
Truk besar menyalakan lampu dan menyorot mobil yang membawa Cheol Gang. Saat petugas di dalam mobil Cheol Gang memperhatikan dengan seksama truk apa itu, dia langsung merasa panik, dan menyuruh rekannya untuk memundurkan mobil.

Petugas di dalam truk besar menembak ke arah mobil Cheol Gang. Dan para petugas di mobil Cheol Gang balas menembak sambil melindungi diri mereka. Sementara Cheol Gang tetap duduk dengan tenang di bangku nya tanpa melakukan apapun.
Seorang petugas di mobil Cheol Gang mati tertembak. Dan dengan panik yang lain terus berusaha menembak sambil melindungi diri.


Cheol Gang dituntun keluar dari dalam terowongan. Kemudian setelah mereka semua telah keluar dari dalam terowong. Terowongan di belakang mereka meledak keras. Petugas yang keluar bersama- sama dengan Cheol Gang dari dalam terowongan tersebut, mereka adalah petugas dari mobil truk besar.
(Coba perhatikan ya, guys. Mana tahu aku yang salah lihat :D hahaha… Petugas mobil truk besar menembak dengan pistol panjang. Sementara petugas di mobil Cheol Gang menembak dengan pistol kecil. Dan pistol yang dipegang oleh petugas yang keluar dari dalam terowongan bersama dengan Cheol Gang, mereka membawa pistol panjang. Benarkan?).

Post a Comment

Previous Post Next Post