Network : tvN Netflix
Jung Hyuk
merasa ada yang mencurigakan tentang kejadian penembakan semalam. Dia yakin itu
semua sudah di rencanakan. Dan Myeong Seok setuju, sebab banyak petinggi yang
telah menerima suap dari Cheol Gang, maka dari itu mereka membunuh Cheol Gang
sebelum semua lepas kendali.
“Ada lima
orang di mobil itu, tapi hanya ada empat saja,” kata Jung Hyuk, curiga.
“TKP sungguh
kacau. Mereka akan segera menemukannya. Jasadnya tidak mungkin terempas saat
tabrakan,” balas Myeong Seok.
“Ada kemungkinan
para pendukungnya yang menyebabkan kecelakaan itu.”
“Jangan asal
membuat kesimpulan. Lihatlah faktanya. Sudah sepantasnya. Dia mati sama seperti
korbannya,” jelas Myeong Seok dengan tegas. Tapi Jung Hyuk masih merasa ragu.
Saat Jung
Hyuk kembali ke kantornya. Dia menemukan sebuah amplop coklat di atas meja nya.
Dan didalam amplop tersebut terdapat koran dengan foto Se Ri. Melihat itu, Jung
Hyuk merasa terkejut. Kemudian tiba- tiba telpon berdering. Dan Jung Hyuk
mengangkatnya dengan waspada.
“Kapten Ri,”
sapa Cheol Gang dari telpon. “Sudah terima hadiahku? Kamu tampak terkejut. Aku
tidak seperti kakakmu yang lemah. Kau tidak bisa menyingkirkanku semudah itu,”
jelasnya.
“Aku
bersumpah atas nama kakakku. Aku akan menangkapmu apa pun caranya, dan membuatmu
menjalani hidup lebih buruk dari kematian,” balas Jung Hyuk dengan kebencian.
Cheol Gang
sama sekali tidak takut dengan Jung Hyuk. Malahan dia mengancam Jung Hyuk
dengan berani. Dia memberitahu bahwa dia akan pergi ke Selatan untuk membunuh
Se Ri, sebelum Jung Hyuk sempat menghancurkannya. Dan dia mempersilahkan Jung
Hyuk untuk coba menangkapnya kalau bisa. Setelah mengatakan itu, Cheol Gang
mematikan telpon.
Jung Hyuk
segera berlari keluar dari dalam kantornya. Dia melihat ke sekeliling untuk
mencari dimana Cheol Gang, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dan dia merasa
sangat stress.
Direstoran
ayam dan bir. Su Chan mengajak Chang Sik untuk cepat makan, karena dia ingin
pergi untuk berdoa bersama. Sebab ada banyak hal yang di syukurinya. Lalu dia menanyakan,
bagaimana keadaan Se Ri sekarang, apakah Se Ri ada sakit atau cedera. Dan Chang
Sik pun menceritakan bahwa Se Ri baik-baik saja, tapi Se Ri tampak agak aneh.
“Apa
maksudmu?” tanya Su Chan, tidak mengerti.
Malam hari.
Saat Chang Sik dan para karyawan masih sibuk bekerja. Tiba- tiba Se Ri datang
mendekat dan menyentuh bahunya. “Jangan lupa istirahat,” kata Se Ri sambil
tersenyum lembut.
Su Chan
merasa tidak mengerti, apa yang aneh dari itu. Dan Chang Sik menjelaskan bahwa
sejak dia masuk ke dalam perusahaan, Se Ri tidak pernah mengatakan itu, sebab
Se Ri mempunyai motto ‘Kamu bisa tidur saat kamu mati.’
“Ah,
begitu,” gumam Su Chan, mengerti.
“Dan akhir
pekan lalu, tiba-tiba dia ingin pergi ke Gunung Bukhan.”
Digunung
Bukhan. Se Ri melihat ke arah perbatasan Utara menggunakan teropong, dan dia
merasa seolah- olah melihat ada orang yang lewat. Jadi dia menyerahkan teropong
nya ke Chang Sik, dan menyuruhnya untuk melihat apakah ada orang yang bergerak
di sana. Dan Chang Sik pun mencoba melihat menggunakan teropong.
“Aku tidak
yakin,” kata Chang Sik dengan jujur. Dan Se Ri memintanya untuk melihat lebih
dekat. “Ya, tapi aku masih tidak yakin,” jelas Chang Sik.
“Aku hanya bicara jujur, tapi… dia
mulai menangis.”
“Bu, ada
apa?” tanya Chang Sik dengan bingung, karena Se Ri tiba- tiba saja mulai
menangis. Tapi Se Ri hanya diam saja. “Katakan jika aku salah. Aku akan
berusaha memperbaikinya. Jangan begini kepadaku,” pinta Chang Sik dengan
frustasi.
“Tidak.
Jangan lupa istirahat,” balas Se Ri.
Chang Sik merasa
kalau sikap Se Ri yang sekarang semakin menakutkan. Dia lebih suka dengan Se Ri
yang dulu.
Se Ri sibuk
bekerja di kantornya.
Seseorang
mengikuti Se Ri secara diam- diam dari belakang. Tapi Se Ri tidak sadar.
Ditempat
parkir, orang tersebut ingin mendekati Se Ri. Namun karena ada dua orang
penjaga malam yang datang, maka orang tersebut pun langsung bersembunyi. Dan
tanpa menyadari hal tersebut, Se Ri masuk ke dalam mobil nya dan melaju pergi.
Orang yang
mengikuti Se Ri. Dia adalah Cheol Gang.
Saat Man Bok
sedang bekerja. Seorang rekan memanggilnya, dan memberitahu nya bahwa ada
seseorang yang menunggu nya di luar.
Man Bok
keluar dan menemui orang yang menunggu nya. Tapi dia tidak mengenal orang
tersebut.
Sersan Pyo
dan ketiga rekannya berjalan pulang sambil mengobrol serta tertawa dengan
senang. Tapi kemudian tiba- tiba saja beberapa orang bersenjata datang dan
menghadang mereka dari arah depan serta belakang. Sehingga mereka pun terkepung
di tengah- tengah.
Se Ri
bersiap untuk tidur. Dia menepuk tangannya dua kali dan lampu kamar pun mati
dengan sendiri nya. Se Ri kemudian berbaring dan berusaha untuk tidur. Tapi
tidak peduli apapun yang di lakukannya, dia sama sekali tidak bisa tidur.
Se Ri ingin
meminum obat tidur miliknya, tapi sayangnya obat tidur nya habis. Jadi Se Ri
pun duduk terbengong di tempat tidur nya.
Se Ri
memutuskan untuk berjalan- jalan keluar. “Aku
penasaran yang manakah cinta. Semoga
kamu mencemaskanku, sama seperti aku mencemaskanmu. Semoga kamu merindukanku, sama
seperti aku merindukanmu. Inikah cinta?” pikir Se Ri.
Se Ri
berjalan tanpa arah. “Tapi di sisi lain, semoga
kamu tak mencemaskanku. Semoga kamu melupakanku, dan semua momen yang kita
alami. Inikah cinta?” pikir Se Ri.
“Jika bukan keduanya, inikah cinta, jika aku
bahkan rela menjalani semuanya dari awal agar aku bisa menemuimu sekali lagi?” pikir Se Ri bertaya- tanya didalam hatinya
dengan sedih.
Tepat disaat
Se Ri berpikir seperti itu, Jung Hyuk muncul di hadapannya. Dan dia menatap
Jung Hyuk dengan kaget.
Jung Hyuk
berjalan mendekat ke arah Se Ri. “Aku mencarimu ke mana-mana. Kamu bilang
tinggal di sekitar Cheongdam-dong, Gangnam-gu, Seoul. Kamu tidak beri tahu
alamat pastinya,” jelas Jung Hyuk dengan tenang ketika dia sudah berada di
hadapan Se Ri.
Dan Se Ri
terdiam karena sangat terkejut.
Jung Hyuk
tersenyum kepada Se Ri. Dan Se Ri tetap diam karena dia merasa tidak menyangka
bisa bertemu dengan Jung Hyuk lagi.
Sersan Pyo,
Ju Meok, Eun Dong, dan Letnan Park. Mereka berempat dibawa ke dalam suatu
ruangan, dimana Man Bok sudah ada disana juga. Lalu seseorang keluar ke hadapan
mereka. Orang tersebut adalah Ayah Jung.
“Putraku, yang
juga kapten kalian, dan sesama prajurit, telah pergi ke Selatan. Ini rahasia. Aku
ingin meminta lima orang yang paling dia percaya, termasuk Jung Man Bok, karena
menawarkan bantuan untuk menyingkap kematian putraku. Sebagai permohonan dari
ayah Jung Hyuk. Mohon bawa dia kembali,” jelas Ayah Jung, meminta bantuan
mereka berlima.
Dan mereka
semua merasa terkejut dengan permintaan itu.
Sersan Pyo,
Ju Meok, Eun Dong, Letnan Park, dan Man Bok. Mari kita sebut mereka sebagai
TJ5, yaitu anggota Tim Jung Hyuk. Mereka berlima pergi dengan menyamar sebagai
atlet cadangan dari Korea Utara yang sedang menuju ke Selatan.
Sesampainya
di Selatan. Karena baru pertama kali nya melihat mobil sebanyak itu di jalanan,
mereka jadi merasa kagum. Kecuali Man Bok, dia duduk dengan tenang di tempatnya
dan mendengarkan.
Sesampainya
di tempat tujuan, semua atlet turun dari dalam mobil. Sementara TJ5 tetap
berada didalam mobil. Pelatih secara diam- diam masuk kembali ke dalam mobil
dan menemui mereka berlima. “Upacara penutupan kompetisi ini dua pekan lagi. Kalian
harus jalankan misi kalian dan kembali pada saat itu. Jika kalian gagal, aku tidak
bisa bantu,” jelas nya dengan tegas.
“Baik!”
jawab TJ5 dengan kompak. Lalu mereka berlima mulai menukar seragam mereka.
Disupermarket.
Ju Meok, Eun Dong, serta Letnan Park, mereka bertiga merasa kagum karena ada
begitu banyak jenis mie instant di Selatan. Dengan sinis, Sersan Pyo
mengomentari bahwa Selatan memiliki begitu banyak jenis mie, itu karena Selatan
tidak mempunyai cukup beras.
Tepat
disaat, Sersan Pyo mengatakan itu. Man Bok datang dengan membawa sesuatu yang
panas. Dan mereka semua pun mermperhatikannya dengan seksama. Ternyata yang di
bawanya adalah nasi instant. “Lihat semua nasi ini,” katanya sambil menunjuk ke
arah rak instan. Dan mereka merasa terkejut.
Berita di TV
menyiarkan tentang pesta Olahraga Militer Dunia yang sedang diadakan. Dan salah
satu persertanya adalah dari Korea Utara. Tapi mereka berlima sama sekali tidak
peduli dan tidak mendengarkan berita tersebut, sebab mereka sedang sibuk
memakan makanan mereka.
“Selanjutnya
kita kemana?” tanya Eun Dong.
TJ5 berusaha
untuk membaur dengan kerumunan orang di jalan. Namun karena mereka masih merasa
sangat gugup, jadi mereka semua pun berjalan dengan sikap yang sangat kaku.
Lalu tiba- tiba seseorang berbicara di belakang mereka.
“Jangan
tegang jika sungguh ingin membaur. Maju jalan. Jangan lihat ke belakang,”
perintah orang yang ntah siapa. Dan TJ5 mengikuti arahannya.
“Berhenti. Sejak
kapan kalian datang?” tanya orang tersebut. Dan Ju Meok menjawab kalau mereka
baru datang 2 hari lalu. “Kalian pasti belum mendapat bantuan dari Hanawon. Kalian
diutus Divisi 11 untuk misi?” tanya orang tersebut lagi.
“Bukan. Kami
harus memulangkan seseorang,” jawab Sersan Pyo.
“Itu takkan
mudah,” balas orang tersebut.
“Tapi kamu
siapa?” tanya Man Bok, memberanikan dirinya.
Orang
tersebut maju ke hadapan mereka berlima. Dia menaruh kotak pengantar makanan di
lantai dan memperkenalkan dirinya. “Sebenarnya, aku datang lebih lama dari
kalian. Tapi aku belum dapat perintah, dan menunggu selama ini. Itulah aku,”
jelas nya.
“Kamu mirip
dengan mereka,” kata Sersan Pyo dengan kagum. “Tampaknya, kamu sudah terbiasa,”
jelasnya memuji. Dan si pria (Dong Gu) merasa senang di puji seperti itu.
Dong Gu
menyemangati mereka supaya jangan takut. Dan mereka berlima mendengarkan
perkataan nya sambil tersenyum senang.
Kemudian
tiba- tiba saja pemilik restoran datang dan meneriaki Dong Gu untuk segera
mengantar kan makanan. Dan sikap Dong Gu langsung berubah drastis, dia bersikap
seperti orang bodoh. Melihat itu, mereka berlima merasa sangat heran dan
terkejut.
Dong Gu
memberitahu mereka berlima tentang jumlah bayaran yang di terimanya sebagai pengantar
makanan. Sesudah itu dia mendorong kotak pengantar makanan nya kepada mereka
berlima dan berlari pergi dari sana sambil tertawa seperti orang bodoh.
Dengan
keheranan serta kebingungan, TJ5 berdiri diam di tempat. Dan memperhatikan Dong
Gu yang berlari pergi darisana.
Tags:
Crash Landing On You