Sinopsis T-Drama : Someday or One Day Episode 01 - 2


Sinopsis T-Drama : Someday or One Day Episode 01 - 2
Images by : CTV
= Karena kisahnya akan cukup rumit. Tolong di perhatikan warna tulisan yang ku gunakan ya. Itu ada maksudnya. Terimakasih =

Gadis berambut pendek dan berseragam SMA sedang menjaga toko kaset sambil mendengarkan musik. Gadis itu mirip seperti Yu Xuan. Saking seriusnya mendengarkan musik, dia sampai tidak sadar kalau ada yang masuk. Yang masuk adalah dua orang pemuda, mengenakan seragam SMA juga. Pemuda yang satu mirip seperti Quan Sheng dan seorang lagi adalah Mo Jun Jie.

Begitu sadar ada tamu, gadis itu menjadi gugup. Pemuda itu tersenyum dan memuji lagu yang di dengarkan gadis itu bagus dan dia jadi penasaran lagu apa itu. Gadis itu menjawab kalau itu adalah lagu Wu Bai – “Last Dance.” Pemuda itu menyukai lagu itu dan hendak membelinya.
Gadis itu masih menundukan kepala dan menunjuk ke sebuah rak. Lagu itu ada di sana dalam album berjudul “The End of Love.”


Pemuda itu mulai mencarinya, di bantu dengan Jun Jie. Tapi, walau sudah di cari tetapi tidak ada. Gadis itu menjawab kalau mungkin sudah habis terjual. Jadi, dia menyuruh pria itu untuk menuliskan nama dan nomor teleponnya. Jika sudah ada stock, dia akan menelepon. Pemuda itu malah menyuruh Jun Jie untuk meninggalkan nomor -nya. Jun Jie tampak malu dan menolak, dia menyuruh pemuda itu yang meninggalkan nomor saja. Dan akhirnya, pemuda itu meninggalkan nomor telepon dan namanya.

Setelah kedua tamu itu pergi, gadis itu menghela nafas lega. Dia melihat nama dan nomor pemuda itu dan tersenyum. Sepertinya, gadis itu sudah mengenal kedua pemuda itu.
--
Yu Xuan terbangun dari tidurnya. Dan begitu bangun, dia segera mengecek WA-nya. Dia kembali mengirim pesan pada Quan Sheng kalau dia hari ini memimpikannya lagi.
--
Yu Xuan pergi ke café dan memesan segelas kopi Americano. Saat menunggu pesanan-nya di buat, Yu Xuan mendengar suara berita di TV café mengenai pendaratan darurat pesawat Aoxiang di Bandara Internationa Taoyuan pagi ini karena kerusakan mekanis. Pesawat telah mendarat dengan selamat dan ada lima penumpang dengan luka ringan. Penumpang dan kru yang tersisa telah di evakuasi dengan aman. Ini adalah insiden besar kedua yang melibatkan Aoxiang Airlines dalam beberapa tahun terakhir. Dua tahun lalu, penerbangan TH332 ke Shanghai jatuh ke laut. Semua 214 penumpang dan awak pesawat terbunuh. Lebih dari separuh jasad korban belum di temukan. Yang mengejutkan, kurang dari dua tahun kemudian, ada insiden lain dengan pesawat yang sama.
Yu Xuan yang mendengar berita itu, wajahnya menjadi semakin muram dan sedih.
-           
Yu Xuan tiba di kantor. Baru juga mau naik ke lift ke ruangannya, dia sudah di telepon oleh Kun Bu yang cemas karena dia belum tiba juga. Yu Xuan memberitahu kalau dia pergi menemui klien. Ada masalah apa? Kun Bu mengingatkan kalau hari ini adalah hari ulang tahun Yu Xuan. Jadi, dia ingin mengajak Yu Xuan keluar pergi ke karaoke untuk merayakannya. Yu Xuan tampak tidak nyaman dan berusaha mengakhiri percakapan. Tapi, Kun Bu sudah langsung bilang kalau dia sudah memesan tempat, jadi terserah apa yang Yu Xuan katakan, dia tidak akan membiarkan Yu Xuan menghabiskan ulang tahun sendirian. Yu Xuan tetap ngotot mematikan telepon dengan alasan tidak ada sinyal di lift.
Lift yang di naiki Yu Xuan, tiba-tiba berhenti di lantai 20 (tujuan Yu Xuan adalah lantai 27). Dan begitu pintu lift terbuka, dia malah melihat ada Quang Sheng memberikan kejutan.


Tapi… itu semua hanya halusinasi. Yang membuatnya teringat dengan semua surprise ulang tahun yang selalu Quan Sheng berikan padanya setiap tahun-nya. Selalu ada cara Quan Sheng untuk memberikan kejutan ulang tahun yang membuatnya terkejut dan bahagia.
Dan pintu lift tertutup kembali. Membuyarkan lamunan Yu Xuan.
Lift kembali naik. Dan berhenti di lantai 26.
“Setelah kami mulai berkencan, kamu memberitahuku, kamu tidak akan pernah melewatkan hari ulang tahunku.  Tapi tahun lalu, kamu melewatkannya. Bagaimana dengan tahun ini? Maukah kamu…”
Ting! Terdengar pintu lift terbuka, dan di depan mata Yu Xuan, dia melihat sosok milik Yu Xuan, mengenakan kacamata dan berjalan dengan di bantu tongkat. Orang itu membawa sebuah kantong kertas. Yu Xuan langsung keluar saat pintu lift hampir tertutup, tapi orang yang di lihatnya itu sudah menghilang.
Yu Xuan kebetulan bertemu klien-nya di lorong. Dan klien-nya membawa Yu Xuan ke ruang tamu. Sebelumnya, klien-nya itu memberitahu resepsionis kantor kalau Yu Xuan adalah tamu dari Guang Shi Tech dan ke sini untuk rapat. Resepsionis memberitahu kalau tadi ada orang yang datang dan memintanya untuk menyerahkan ini (kantong kertas) kepada Yu Xuan. Yu Xuan jelas bingung, tapi tetap menerimanya.
--



Yu Xuan membawa kantong itu ke kantor. Dia ingat kalau pria yang di lihatnya tadi, yang mirip sosok Quan Sheng juga memegang kantong kertas itu. Yu Xuan melihat isinya dan isinya adalah sebuah kue tart. Dia ingat kalau kue itu mirip dengan kue yang di terimanya dari Quan Sheng saat ulang tahun ke-19.
Yu Xuan tidak sempat berpikir lebih jauh, karena ponselnya berdering.

Yu Xuan mengangkat teleponnya dan berusaha terdengar ceria kepada orang yang berada di seberang telepon. Yang menelpon adalah seorang bibi. Dia menelpon untuk memberitau kalau keluarganya memutuskan untuk mengadakan pemakaman sederhana untuk Quan Sheng. Sudah dua tahun sejak kecelakaan pesawat tersebut dan meskipun tubuhnya masih belum di temukan, tapi dia dan suaminya merasa bahwa ini sudah saatnya untuk mengikhlaskannya pergi. Mereka harus membiarkan Quan Sheng agar bisa pergi dengan damai. Dia merasa bersalah pada Yu Xuan karena Yu Xuan pasti sudah merasa sulit selama ini. Tapi, tidak peduli seberapa sedihnya Yu Xuan, hidup tetap harus berjalan.
Yu Xuan benar-benar sedih dengan keputusan keluarga Quan Sheng. Tapi, dia tidak mungkin menolak dan hanya bisa menerima keputusan tersebut.

Kun Bu baru saja kembali ke ruangan dan melihat kue tart milik Yu Xuan. Dia mengira Yu Xuan yang membelinya karena itu adalah kue talas, kue kesukaan Yu Xuan. Yu Xuan memberitahu kalau kue itu dia terima saat pergi menemui klien tadi. Kun Bu bisa merasakan kalau sesuatu terjadi karena wajah Yu Xuan terlihat sedih. Tapi, Yu Xuan menyakinkan kalau dia baik-baik saja dan bahkan dia bersedia untuk pergi karaoke bersama Kun Bu malam ini.
Kun Bu senang mendengarnya.
--

Malam hari,
Yu Xuan dan kolega kerjanya berkumpul di ruang karaoke. Mereka merayakan ulang tahun Yu Xuan. Dan tampak jelas kalau Yu Xuan melampiaskan kesedihannya dengan terus bernyanyi dan minum-minum.
Ah Tuo yang biasa tidak peka saja, bisa merasakan kalau Yu Xuan sangat aneh malam ini. Dia dapat merasakan kalau Yu Xuan seperti memalsukan rasa gembiranya. Dan sikap anehnya itu sejak Yu Xuan mendapat telepon sore tadi itu. Kun Bu setuju, tapi lebih baik tidak usah memikirkannya. Dia menyuruh Ah Tuo dan Xiao Dai untuk menyiapkan kue ulang tahun Yu Xuan saja.
Ah Tuo dan Xiao Dai keluar dari ruang karaoke dan kemudian masuk dengan membawa kue ulang tahun berhiaskan lilin berangka 27 dan semua mulai menyanyikan lagu ulang tahun. Yu Xuan tersenyum. Dia mulai membuat permohonan.
Permohonan pertama-nya adalah semua orang yang bekerja baik tahun ini akan mendapatkan bonus. Permohonan yang kedua adalah semoga semua orang tetap sehat dan aman.  Ah Tuo mengejek permintaan Yu Xuan yang dari tadi hanya untuk orang lain. Kun Bu sampai melotot pada Ah Tuo agar diam. Xiao Dai segera menengahi dengan menyuruh Yu Xuan membuat permohonan ketiga, dan permohonan ketiga tidak boleh di ucapkan.

“Harapan ketiga ku adalah…,” Yu Xuan melipat matanya dan berdoa.
Dan saat dia menutup matanya, dia seolah kembali ke saat umurnya 23 tahun dan Quan Sheng ada bersamanya untuk merayakan ulang tahun bersama. Saat itu, Quan Sheng berkata kalau permohonan ketiga harus menjadi rahasia, tidak boleh di ucapkan. Yu Xuan saat itu jadi penasaran, kenapa mereka harus merahasiakan harapan ketiga mereka? Apakah karena harapan yang tidak di ucapkan lantang akan memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi kenyataan?
“Harapan yang tidak kamu ucapkan dengan lantang… tidak harus memiliki peluang yang lebih baik untuk menjadi kenyataan. Sebaliknya, bahkan jika keinginan itu tidak menjadi kenyataan, kamu tidak akan merasa sakit karenanya,” jawab Quan Sheng.
“Oh begitu. Dengan kata lain, keinginan yang paling kau inginkan menjadi nyata  tapi juga yang memiliki kemungkinan paling kecil untuk mnejadi kenyataan bukan?”
“Itulah yang ku pikirkan. Sekarang, buat permohonanmu.”
Dan kembali ke saat itu, dengan serius dan tulus, Yu Xuan membuat permohonan ketiganya. Dia berharap, bahwa setelah dia meniup lilin, Quan Sheng akan muncul di depannya.
 Dengan mata masih terpenjam, Yu Xuan meniup lilin ulang tahunnya. Dia membuka matanya perlahan, berharap impiannya akan menjadi nyata. Tapi, yang ada di hadapannya bukanlah Quan Sheng tapi kolega kerjanya. Yu Xuan tersenyum, senyum yang getir.
“Seperti yang kau katakan, alasan kau tidak bsa mengatakan keinginan ketiga mu dengan keras bukan karena akan ada peluang yang lebih tinggi keinginan itu menjadi kenyataan, tapi karena bahkan jika keinginan itu tidak menjadi kenyataan, kamu tidak akan merasa terluka karenanya.”
--
Pesta ulang tahun Yu Xuan sudah selesai. Kun Bu dan Xiao Dai yang mengantarkannya sampai di rumah. Dan ketika kedua orang temannya sudah pergi, Yu Xuan baru menunjukkan wajahnya yang sedih. Dia kembali membuka facebook Quan Sheng dan melihat semua foto kenangannya bersama Quan Sheng yang tersimpan di facebook.
Ada sebuah video lama.

Yu Xuan masih tidur dengan nyenyak. Quang Sheng sudah bangun duluan. Dia dengan sengaja merekam Yu Xuan yang masih tidur dan dia meletakkan ponsel satu lagi di dekat Yu Xuan. Dia merekam suara dengkuran Yu Xuan dan kemudian memutarnya kembali dengan suara keras.


Yu Xuan masih tidur. Dan dalam keadaan setengah tidur, dia mengomentari dengkuran Quan Sheng yang sangat keras seperti babi. Quan Sheng tertawa karena itu kan suara Yu Xuan sendiri. Yu Xuan terbangun karena suara tawa Quan Sheng itu. Dia kesal karena Quan Sheng mengerjainya.
Yu Xuan masih marah hingga mereka berangkat kampus bersama. Dan Quan Sheng malah semakin mengganggu-nya dengan menekuk kaki Yu Xuan dari belakang dengan kakinya.
Yu Xuan sedih melihat kenangan-kenangan itu. Dia melihat foto lainnya dan sebuah akun yang meng-like salah satu foto menarik perhatian Yu Xuan. Akun itu bernama Vicky. Yu Xuan jadi bertanya-tanya, siapa itu Vicky?

Quan Sheng dan Yu Xuan sarapan bersama. Di saat sedang sarapan, ponsel Quan Sheng berbunyi. Saat itu, Yu Xuan sempat melihat kalau yang menelpon adalah Vicky. Quan Sheng segera permisi untuk menerima telepon dan berkata kalau itu telepon dari perusahaan-nya.
Quan Sheng pergi keluar untuk mengangkat telepon. Dan saat menjawab telepon itu, Quan Sheng tersenyum sumringah.
Mengingat hal itu, Yu Xuan mulai memeriksa semua foto yang di upload oleh Quan Sheng dan selalu ada tanda like dari Vicky. Yu Xuan sampai sadar dari mabuknya. Dia memutuskan untuk menelpon Chen Bu Tiao yang adalah teman baik Wang Quan Sheng. Dia yakin kalau Bu Tiao pasti tahu siapa itu Vicky.
Pas sudah mau menelpon Bu Tiao, Yu Xuan jadi memikirkan sesuatu. Dia ingat kalau setiap kali
Bu Tiao selingkuh dan hampir di pukuli karena ketahuan, Quan Sheng selalu melindunginya. Jadi, Bu Tiao pasti akan merasa berhutang budi dan tidak akan mengatakan yang sebenarnya.
Dan karena itu, Yu Xuan memutuskan menelpon orang lain yaitu, Xiao Zhang. Dia menanyakan mengenai Vicky. Tapi, Xiao Zhang tidak tahu. Yu Xuan tidak menyerah dan menelpon teman Quan Sheng yang lain : Pipi, Yu Sheng, dan banyak lagi. Tapi, semua tidak tahu.
Hanya satu orang yang tersisa: Bu Tiao. Mau tidak mau, Yu Xuan menelpon-nya. Bu Tiao sudah tidur dan menyuruh Yu Xuan tidak memanggilnya dengan nama Chen Bu Tiao (=Chen Unpicky) karena dia sudah menikah dan meninggalkan nama tersebut.
Yu Xuan tidak peduli. Dengan blak-blakan, Yu Xuan langsung tanya, apakah Quan Sheng selingkuh dengan seorang wanita bernama Vicky? Bu Tiao terkejut mendengan Yu Xuan menyebut nama Vicky. Darimana Yu Xuan bisa tahu tentang Vicky?
Yu Xuan semakin yakin kalau Quan Sheng selingkuh darinya.
--
Esok hari,
Yu Xuan dalam perjalanan menemui Vicky. Sepanjang jalan, dia terus berlatih cara bicara dengan Vicky tadi.

Flashback
Bu Tiao menjelaskan pada Yu Xuan kalau apa yang Yu Xuan pikirkan sekarang salah. Yu Xuan malah merasa Bu Tiaon mencoba melindungi Quan Sheng. Bu Tiao menegaskan kalau tidak ada hubungan antara Quan Sheng dan Vicky. Yu Xuan tetap ngotot
Bu Tiao sampai bingung harus menjelaskan bagaimana. Quan Sheng sudah pergi begitu lama (meninggal) dan dia bisa mengerti kalau Yu Xuan merasa kesulitan. Tapi, dia tidak mengerti apa yang hendak Yu Xuan coba lakuka sekarang. Menurutnya, Yu Xuan terus saja berusaha menemukan bukti bahwa Quan Sheng selingkuh. Bahkan jika Yu Xuan menemukan sesuatu, Quan Sheng sudah pergi selama 2 tahun, apa yang bisa di lakukan?
“Hm. Memang benar aku tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi, aku mungkin merasa sedikit lebih baik.”
“Apa maksudmu?”
“Jika aku tahu bahwa Wang Quan Sheng tidak terlalu mencintaiku, maka mungkin aku juga bisa berhenti mencintainya. Aku tidah harus seperti sekarang. Terus menerus… merindukannya.”
End

Dan karena alasan itulah, Bu Tiao mau mempertemukan Yu Xuan dengan Vicky. Mereka bertemu di sebuah café dengan Bu Tiao sebagai perantara. Vicky memberikan kartu namanya dan ternyata Vicky bekerja sebagai agen proposal (lamaran).
“Kami menawarkan layanan untuk membantu klien kami merencakan proposal mereka dan mengatur acara. tn. Wang di perkenalkan kepada kami melalui tn. Chen,” jelas Vicky.
Yu Xuan shock. Dia memberanikan diri bertanya, untuk apa Quan Sheng membutuhkan layanan mereka?
“Tentu saja itu karena dia ingin bantuan kami dengan melamar pacarnya, yaitu kamu.”

Yu Xuan semakin drop. Dia berusaha membantah hal itu. Quan Sheng tidak pernah membicarakan hal itu padanya sebelumnya. Bu Tiao meminta Yu Xuan untuk tidak keras kepala karena sudah sampai titik ini. Alasan Wang Quan Sheng tidak memberitahu hal itu adalah karena dia ingin memberikan kejutan. Jika dia memberitahu sebelumnya, dia rasa Yu Xuan akan lebih kesulitan.
Yu Xuan tidak tahu harus berkata apa lagi.
--
Yu Xuan sudah pergi dari café. Sepanjang jalan, Yu Xuan terus mengingat penjelasan Vicky di café tadi, mengenai rencana lamaran yang sudah Quan Sheng lakukan. Quan Sheng berencana melamarnya 2 tahun lalu, saat Yu Xuan akan di pindah kerja ke Shanghai. Quan Sheng cerita ke Vicky kalau dia ingin pergi dengan Yu Xuan, tapi Yu Xuan tidak setuju dengan hal itu.

Yu Xuan memberitahu kalau dia akan pindah kerja ke Shanghai. Quan Sheng tidak melaran karena itu semua adalah keputusan Yu Xuan. Dia menghargai itu. Tapi, apa yang dia pilih untuk lakukan, itu adalah hak-nya. Jadi, dia minta Yu Xuan untuk menerimanya juga.
Yu Xuan marah dan malah merasa kalau Quan Sheng kekanak-kanakan. Quan Sheng baru saja mendirikan perusahaan, dan Chen Cai Yu baru saja punya bayi, jadi tidak mungkin Quan Sheng menyerahkan semua pekerjaan ke Cai Yu. Dia meminta agar Quan Sheng bisa lebih bertanggung jawab.
“Siapa yang bertingkah tidak bertanggung jawab? Siapa yang kekanak-kanakan di sini? Kau adalah orang yang minta putus,” marah Quan Sheng.
“Karena aku pikir bahkan jika kita tetap bersama, bahkan jika kita terus berkencan, kau tidak harus mengorbankan segalanya hanya untuk mengikutiku ke Shanghai.”
“Aku orang yang memutuskan hal itu! Aku bilang padamu bahwa aku ingin pergi ke Shanghai denganmu, itu karna aku tahu bahwa bersamamu adalah hal yang paling penting.”
Yu Xuan malah balik tanya apakah Quan Sheng sudah memikirkan masa depan? Bagaimana kalau Quan Sheng mengikutinya ke Shanghai dan usaha Quan Sheng jadi gagal? Bagaimana jika Quan Sheng akhirnya menyesal? Pernahkah Quan Sheng berpikir bahwa mungkin saja mereka akan putus? Dan karena itu, dia tidak mau membicarakan masalah ini lagi.
Quan Sheng masih mau bicara. Dia memaksa Yu Xuan untuk mendengarkan-nya.
“Selama tahun-tahun ini, aku tidak pernah menyesalinya. Dan aku juga tidak akan menyesalinya di masa depan,” tegas Quan Sheng.
“Bagaimana kau bisa tahu itu?”
“Karena aku tahu, satu-satunya hal yang pernah aku sesali dalam hidupku… membiarkanmu meninggalkanku.”
Yu Xuan mengingat lagi lanjutan cerita Vicky. Vicky bilang kalau Quan Sheng ingin tetap ada di sisi Yu Xuan, dan karena itu dia memutuskan untuk melamar Yu Xuan. Dan Quan Sheng juga bilang kalau itu adalah keputusannya. Itu bukan untuk menghalangi Yu Xuan bekerja di Shanghai, tapi agar dia memiliki status untuk tetap di sisi Yu Xuan dan membiarkan Yu Xuan melakukan apapun yang Yu Xuan ingin lakukan. Rencana lamarannya adalah mengantar Yu Xuan ke bandara. Dan dalam perjalanan, dia akan berpura-pura mobilnya mogok sehingga Yu Xuan hampir terlambat ke bandara. Ketika Yu Xuan marah, mereka sudah menyewa aktor yang akan berpura-pura menjadi petugas polisi lalu lintas, dan memberikan surat tilang. Dan surat itu adalah akta nikah. Kemudian, Quan Sheng akan mengeluarkan cincin yang sudah di siapkan dan melamar. Tapi, pada hari lamaran, tn. Wang tiba-tiba menelpon-nya dan bilang bahwa terjadi sesuatu jadi rencana lamaran itu harus di batalkan.
Pada hari itu, Yu Xuan sudah sangat marah dan memutuskan untuk pergi naik taksi. Quan Sheng berusaha menghalangi dan meminta Yu Xuan menunggu 5 menit, tapi Yu Xuan tidak mau karna dia sudah hampir terlambat ke bandara. Dia bahkan menyebut Quan Sheng yang kekanak-kanakkan.

Quan Sheng memohon, tapi Yu Xuan tetap naik ke taksi dan pergi ke bandara.
Dia ingat lanjutan cerita Vicky lagi. Vicky bercerita kalau Quan Sheng bilang pada mereka bahwa dia sedang dalam perjalanan ke bandara dan mereka akan membicarakan rencana lamaran nanti lagi. Dan itulah terakhir kali tn. Wang menelpon.
Penyesalan itu semakin melingkupi hati Yu Xuan.
--

Mobil Yu Xuan mogok di tengah jalan. Itu adalah mobil milik Quan Sheng dan sekarang dia yang menggunakannya. Yu Xuan menelpon tukang bengkel dan memberitahu posisinya. Sembari menunggu, dia memikirkan mengenai rencana lamaran Quan Sheng yang di dengarnya dari Vicky. Dan tiba-tiba, dia terpikir sesuatu.

Yu Xuan mulai menggeledah mobil itu. Dia bahkan membongkar bagasi mobil, dan melepaskan jok-nya. Dan di bawah jok mobil, Yu Xuan menemukannya. Sebuah kotak cincin berwarna putih. Hati Yu Xuan bertambah pedih. Cincin untuk melamarnya, masih tersimpan di dalam mobil itu.


Yu Xuan mengambil kotak cincin itu dan melihat cincin yang terdapat di dalamnya. Dia tidak bisa membentu air matanya lagi. Dia menangis penuh kesedihan. Penyesalan dan rasa kehilangan itu semakin membucah.

Mungkin, di dalam tangisnya itu, Yu Xuan membayangkan kalau seandainya 2 tahun lalu, dia mengizinkan Quan Sheng mengikutinya ke Shanghai, mungkin mereka masih bersama hingga sekarang. Andai 2 tahun lalu dia mau di antar oleh Quan Sheng ke Shanghai, mungkin sekarang dia telah menjadi Ny. Wang.
--
Mobil Yu Xuan sudah di bawa ke bengkel. Petugas sudah memeriksa dan menjelaskan kalau mobil itu sudah sangat tua, jadi agak sulit mendapatkan komponen-nya. Dia menyarankan agar Yu Xuan membeli mobil baru saja. Yu Xuan berkata kalau tidak peduli berapa harganya, dia ingin mobil itu di perbaiki. Petugas mengerti dan berkata akan berusaha mencari komponen-nya.
Di saat menunggu mobilnya di perbaiki, Yu Xuan mendapat pesan Line dari Ah Tuo yang memberitahu kalau proyek software “Finding Your Lookalike” sudah di perbarui. Silahkan di periksa.
Yu Xuan awalnya mengabaikan pesan itu. Tapi, dia terpikir sesuatu. Jika di dunia ini ada orang lain yang mirip sepertinya, apakah mungkin ada Wang Quan Sheng yang lain juga?

Karena itu, Yu Xuan mencoba menggunakan software tersebut. Dia memasukkan nama dan beberapa informasi Quan Sheng serta foto Quan Sheng. Dan keluarlah sebuah foto dimana orang di foto itu mirip seperti Quan Sheng.

Di foto itu, orang yang mirip Quan Sheng sedang berfoto bersama dua orang lainnya. Posisi-nya : Seorang pria, pria yang mirip Quan Sheng, dan seorang wanita.
Dan sesuatu membuat Yu Xuan terkejut. Karena wanita yang ada di sebelah Quan Sheng mirip dengannya, tapi dia tidak ingat pernah ke tempat yang menjadi latar foto itu dan juga dia tidak mengenal pria yang ada di sebelah Quan Sheng. Itu bukanlah fotonya.
“Jika itu bukan aku, lalu dia siapa?”
Di saat Yu Xuan sedang memikirkan itu, bengkel membuka musik dengan keras. Musik yang di buka adalah lagu Wu Bai – Last Dance.
--

Gadis berseragam SMA berambut pendek, tersenyum melihat buku memo yang di gunakan pemuda tadi untuk meninggalkan nama dan nomor teleponnya. Nama pemuda yang mirip seperti Quan Sheng itu adalah Li Zi Wei.
Zi Wei tiba-tiba kembali. Itu karena dia ingin tahu siapa nama gadis itu.
“Namaku Chen Yun Ru,” jawab gadis itu dengan suara kecil.
“Siapa?”
“Chen Yun Ru.”





Post a Comment

Previous Post Next Post