Sinopsis K- Drama : Crash Landing On You Episode 14 - part 2




Network : tvN Netflix


Kelima anggota tim Jung Hyuk berlari dengan terburu- buru ke kamar rawat Se Ri. Namun saat Sersan Pyo melihat kalau Se Ri dan Jung Hyuk sedang berpelukan, dia pun langsung berhenti dan tidak jadi masuk. Dengan pelan, dia menutup kembali pintu kamar.
“Apa?” gumam Se Ri, terkejut saat melihat mereka berlima. Dia melambaikan tangannya sebagai tanda supaya mereka berlima masuk saja. Dan Jung Hyuk pun langsung melepaskan pelukannya dari Se Ri.

Dengan senang, Ju Meok berlari ke arah Se Ri dan ingin memeluknya. Tapi Jung Hyuk langsung menghentikannya. “Dia belum bisa memelukmu seperti itu. Berjabat tangan saja,” tegas nya. Dan Ju Meok pun menyalamin tangan Se Ri saja.

“Tapi, aku tadi melihatmu memeluknya,” komentar Sersan Pyo sambil mendengus geli. Lalu dia ingin memeluk Se Ri. Tapi Jung Hyuk langsung menahannya dan memberikan tatapan tajam. Dan karena merasa takut, Sersan Pyo pun menyalami tangan Se Ri saja.

Se Ri ingin bergerak, tapi dia masih merasa sakit. Dengan cemas, Jung Hyuk langsung menyuruhnya untuk beristirahat saja. Lalu dia menyuruh semuanya untuk menunggu di luar. Tapi Se Ri langsung mengatakan bahwa dia tidak apa- apa. Jadi mereka berlima pun tetap disana.
“Omong-omong, kenapa kalian bisa kemari? Aku tidak menghubungi kalian,” tanya Jung Hyuk, bingung.

Mendengar pertanyaan itu, mereka berempat langsung menatap ke arah Man Bok. Dan Man Bok langsung meminta maaf.
Man Bok mengambil alat penyadap yang di tempel nya di bawah tempat tidur Se Ri. Dan menunjuk kan itu kepada Jung Hyuk. “Se Ri sedang tidak sadarkan diri. Dan kamu tidak bisa masuk ke ruang perawatannya. Aku takut terjadi sesuatu kepadanya,” jelas nya.


Flash back
Man Bok menyamar menjadi petugas kebersihan untuk bisa masuk ke dalam kamar rawat Se Ri. Secara diam- diam dia menempelkan alat penyadap di bawah tempat tidur Se Ri.

Diluar rumah sakit. Kelima anggota tim Jung Hyuk merasa sangat khawatir kepada kondisi Se Ri. Dan mereka menangis. Man Bok yang hanya diam saja sedari tadi berbicara. “Operasinya sukses. Pelurunya menembus paru-paru tanpa cedera luar. Dia hanya menderita pneumotoraks,” jelas nya, menenangkan mereka semua. Dan semua nya langsung menatap heran ke arah nya.

Man Bok menunjukkan alat penyadap yang di bawa nya. Dan mereka berempat merasa sangat lega serta senang. Saking senangnya, Ju Meok dan Eun Dong langsung memeluknya serta berterima kasih kepadanya.

Setiap hari. Mereka berganti- gantian mendengarkan apa yang terjadi di dalam kamar rawat Se Ri. Saat seorang dari mereka mendengarkan, maka dia harus memberitahukan secara rinci apa yang di dengar nya kepada yang lainnya.
Sersan Pyo : “Dia makin membaik berkat dokter yang cakap, dan peralatan operasi mutakhir. Ini semua berkat investasi berlimpah dari Pimpinan Yoon,” jelas nya, mengatakan apa yang di dengarnya. “Tunggu,” katanya dengan ekspresi terkejut. “Tampaknya, ayahnya Se Ri pimpinan rumah sakit ini,” katanya dengan bersemangat. Dan semua nya merasa sangat terkejut.

Ju Meok : Astaga, menantu keduanya begitu keji. Brengsek. Anak keduanya juga bengis,” jelas nya dengan emosi. Dan semua nya pun menjadi penasaran dan berebutan untuk mendengar kan juga. Setelah mendengarkan, mereka semua merasa sangat emosi.


Man Bok yang paling realitis dalam menceritakan apa yang di dengarnya. Dia mendengar Ayah Se Ri sedang berbicara dengan Se Hyung. Dan dia memperaga kan apa yang di dengarnya di depan semuanya. Dengan fokus mereka berempat mendengarkan sambil menikmati sepotong sosis.
Seperti menonton film. Mereka berempat berkomentar dengan emosi. “Bajingan tak tahu terima kasih.” , “Astaga.” , “Hajar saja dia.” , “Bagus. Bagus sekali. Bagus.”

Giliran Eun Dong yang mendengarkan. Dia menutup mulut nya dan berdiri secara tiba- tiba saat mereka semua sedang makan. Dan melihat itu, semuanya merasa heran. ”Dia sudah siuman,” jelas nya.
Mendengar itu, dengan gembira semuanya berdiri dan berteriak sambil saling berpelukan. Lalu mereka semua berlari keluar dari restoran. Itu semua membuat para pelanggan merasa bingung. Karena mereka berlima berteriak dan bersikap seperti telah memenangkan sesuatu yang besar.
Flash back end


“Jadi… kamu menyadap ruangan ini saat aku tidak sadarkan diri?” tanya Se Ri, memastikan. Dan Man Bok menggangukan kepalanya.
“Kurasa kamu harus dengar ini,” jelas Man Bok. Dia memberikan alat perekam suara nya kepada Se Ri. Dan Se Ri menerima itu dengan ragu.
Seung Jun merasa sangat stress. Dia terus kepikiran Seo Dan yang saat itu menangis.

Aku akan menunggu di jembatan sampai kamu datang. Segera lah datang. Jika aku menunggu lama, aku bisa tertangkap. Membaca sms itu, Seo Dan mendengus. “Dasar orang gila,” gumam nya. “Kenapa dia begini kepadaku? Ini sungguh konyol,” keluh nya sambil bersiap- siap. “Dia sudah gila? Dia sungguh menyebalkan,” keluhnya terus sambil bercemin dan memilih- milih pita mana yang bagus.


Seo Dan datang menemui Seung Jun di jembatan. Ketika bertemu, dia langsung bertanya, kenapa Seung Jun memanggil nya ke jembatan semalam ini. Dan Seung Jun menjawab bahwa itu karena Seo Dan tidak mengangkat telponnya.
“Kamu sudah gila? Jangan konyol di Pyongyang. Orang-orang dari Badan Keamanan mencarimu,” keluh Seo Dan dengan nada perhatian.
“Aku memang takut akan itu, tapi… Aku lebih mencemaskanmu,” balas Seung Jun dengan tulus. “Ri Jung Hyuk. Kamu menangis saat dia pergi ke Yoon Se Ri. Aku membantunya ke sana. Anggap saja aku Ri Jung Hyuk dan pukul aku. Itu akan membuatmu lega,” jelas Seung Jun sambil mempersiapkan dirinya untuk dipukul. Namun Seo Dan menolak, karena dia tidak tega memukul Jung Hyuk, sebab Jung Hyuk adalah pria yang dia sukai. “Bagaimana kalau… anggap saja ini aku?” tanyanya. Dan tanpa ragu Seo Dan langsung memukul nya dengan kuat.
“Jangan bersikap sok manis,” jelas Seo Dan.

Seung Jun tertawa dan mengomentari kalau pukulan Seo Dan sangat kuat dan dia menjadi semakin tertarik pada Seo Dan. Dengan heran, Seo Dan menanyakan, apakah Seung Jun tidak bisa bersikap serius sebentar saja. Dan Seung Jun menjawab bahwa dia serius. Mendengar itu, Seo Dan terdiam.
“Benarkah?” tanya Seo Dan dengan sikap malu- malu. “Kamu bilang aku menarik.”

“Kamu sungguh bodoh, Dan. Kamu sungguh berpikir Ri Jung Hyuk pergi karena kamu tidak menarik?” tanya Seung Jun. Dan Seo Dan menyangkal. “Sudah kubilang. Aku tidak akan membohongimu lagi,” tegas Seung Jun. “Jadi, kamu harus dengarkan aku baik-baik. Pertama, kamu cantik.”
“Lalu?”

“Kamu tampak menawan walau rambutmu terurai atau terikat. Bahkan saat terburu-buru pergi tanpa berdandan, kamu seperti bidadari. Kamu juga begitu karismatik saat menyelamatkanku. Kamu keren sekali,” puji Seung Jun terus.
“Lalu?” tanya Seo Dan dengan sikap malu- malu.

“Kamu pemalu, angkuh, tidak bersahabat, tapi tidak bisa kubenci. Sejujurnya, kamu bahkan... tampak manis. Kamu membuatku penasaran pria yang kamu pedulikan seperti apa. Aku bahkan merasa cemburu. Dan kamu membuatku ingin menjadi pria yang lebih baik. Kamu sungguh luar biasa, sampai membuatku merasa begitu. Kamu wanita yang hebat,” jelas Seung Jun. Dan mendengar itu, Seo Dan merasa terharu dan matanya mulai berkaca- kaca. “Saat kamu menangis seperti ini, pikiranku langsung kosong. Aku tidak bisa berpikir. Itu membuatku gila. Mau kulanjutkan?”
“Tidak,” jawab Seo Dan. Lalu dia menarik Seung Jun mendekat dan mengecup bibirnya.

Awalnya Seung Jun merasa kaget. Tapi kemudian dia memegang wajah Seo Dan, dan secara perlahan mendekatkan wajah nya, lalu dia mencium bibir Seo Dan.

Se Ri mendengarkan isi rekaman dari Man Bok. Pertama yang di dengarnya adalah suara Ibu nya. Dan saat  mendengar kan itu, Se Ri tertegun.
 “Se Ri. Saat kamu menghilang, Ibu terus berdoa. Begitu kamu pulang, awalnya Ibu ingin mengatakan apa yang Ibu rasakan. Tapi, Ibu membuang kesempatan lagi. Karena itukah Ibu dihukum saat ini?”

Flash back
Yoon Hee menangis sambil memandangi Se Ri yang masih dalam keadan koma. “Sejak ibu bertemu denganmu, saat usiamu kurang dari sebulan tidak sesaat pun kamu tidak menyayangi ibu selayaknya ibumu sendiri. Tapi, ibu tidak pernah menerima sayangmu kepada ibu. Dan…” kata Yoon Hee sambil menahan tangis nya yang terasa semakin akan meluap. “pada hari itu… “
Flash back in flash back
Dini hari. Yoon Hee datang ke kamar Se Ri dan membangun kan nya. “Ibu?” panggil Se Ri dengan setengah mengantuk.

Didalam mobil. Se Ri memandangi jalan di luar jendela dengan gembira. Lalu dia bertanya kepada Ibu yang sedang menyentir, kemana mereka akan pergi. Dan Yoon Hee menjawab bahwa dia akan membawa Se Ri untuk melihat matahari terbit.
“Hanya Ibu dan aku tanpa kakak-kakakku?” tanya Se Ri dengan bingung.
“Kamu begitu semangat saat pergi bersama ibu untuk kali pertama. Tapi, ibu meninggalkanmu. Hingga kamu pingsan setelah menunggu lama, ibu tidak kembali ke sana.”
Se Ri pingsan. Dan ditemukan oleh keluarga yang kebetulan lewat.

Yoon Hee datang mencari Se Ri sambil menangis. “Pada saat itu, ibu tidak ingin hidup lagi. Sebab itu, ibu kembali ke sana. Saat ibu sadar akan perbuatan ibu dan kembali, kamu tidak ada di sana.”
Flash back in flash back end

Yoon Hee mengenggam tangan Se Ri dengan erat. “Maafkankan Ibu. Ibu minta maaf,” kata nya sambil menangis menyesali perbuatannya. “Penyebab ibu mengalami kesulitan bukan karena dirimu, itu salah ibu sendiri. Ibu rasanya ingin menyiksa diri sendiri dengan membencimu sementara kamu sangat menyayangi ibu,” jelas nya.

Flash back in flash back
Saat Yoon Hee menangis. Se Ri datang dan memeluknya dengan hangat. “Ibu. Jangan menangis. Aku akan melindungi Ibu,” janjinya.
Flash back in flash back end
Flash back end

Se Ri menangis mendengarkan semua perkataan Yoon Hee.
“Bisakah kamu kembali seperti dahulu sekali lagi? Ibu akan meminta maaf. Ibu akan berterima kasih. Tiap kamu kembali, ibu selalu senang. Ibu ingin bilang begitu.”
Jung Hyuk berdiri di luar kamar Se Ri dan mendengar kan semuanya. Dia ikut merasa sedih sama seperti rasa sedih yang Se Ri rasakan.

Saat Se Ri sudah selesai menangis. Jung Hyuk masuk ke dalam kamar. “Sudah selesai menangis?” tanyanya. Dan Se Ri mengiyakan.
“Aku hanya kesal. Sekarang aku punya luka bekas operasi. Aku tidak akan bisa pakai bikini,” jelas Se Ri, beralasan. Lalu dia mencontohkan sebesar apa bekas lukanya.


“Maaf, aku tidak bisa sebut itu bekas luka. Seharusnya sebesar ini,” jelas Jung Hyuk sambil menunjukkan bekas luka di tubuhnya dengan bangga. Dan Se Ri kaget melihat itu. “Empat belas jahitan. Perampok makam yang kutemui di pos perbatasan, mengayunkan pedangnya. Aku dijahit tanpa bius,” jelas nya dengan semakin bangga.
“Astaga. Bahkan tanpa dibius? Pasti sangat menyakitkan,” komentar Se Ri. “Kamu luar biasa,” pujinya kemudian. Dan Jung Hyuk merasa sangat bangga.
“Bukan masalah besar,” kata Jung Hyuk dengan sikap sok keren. Lalu dia membuka baju nya dan memperlihatkan luka lain yang ada di tubuhnya.


Semakin Se Ri bersikap khawatir dan memujinya. Semakin Jung Hyuk merasa bangga dan memamerkan semua bekas luka di tubuhnya, di kepala nya, dan juga di wajahnya. Lalu secara tiba- tiba dia mencium Se Ri. Dan setelah selesai berciuman, mereka berdua bertatapan dengan canggung.


Tepat disaat itu, kelima anggota tim Jung Hyuk datang. Dan saat melihat Jung Hyuk yang sedang bersandar di dekat Se Ri dengan baju terbuka, mereka merasa sangat terkejut dan langsung mengalihkan tatapan mereka.
“Ini tidak seperti dugaan kalian,” jelas Jung Hyuk dengan cepat.
“Hei. Se Ri, kamu baru saja siuman. Kau tak bisa melepas kemejanya seperti itu,” komentar Sersan Pyo.

“Aku tidak melepas kemejanya,” jawab Se Ri dengan jujur.
“Aku juga tidak,” jawab Jung Hyuk. Dan Se Ri menatap nya dengan kaget.
“Lalu kenapa kancing kemejamu lepas?” tanya Sersan Pyo, curiga. Dan Jung Hyuk langsung mengancing kan kembali baju nya.
“Kalian ingin kami makan di luar?” tanya Ju Meok, pengertian.
“Tidak. Kalian bisa makan di sini,” jawab Se Ri dengan malu.

Kelima anggota tim Jung Hyuk dengan bersemangat bersulang menggunakan ayam goreng di tangan mereka. “Kita makan agar Se Ri cepat sembuh. Untuk Se Ri,” seru mereka berlima. Dan Jung Hyuk serta Se Ri tersenyum memperhatikan mereka.

Badan Intelijen menyelidiki gua yang mereka temukan. Setelah diselidiki, gua tersebut terhubung dengan terowongan kecil yang menuju ke Korea Utara. Serta dengan ditemukan nya lencana Korea Utara, mereka menjadi merasa curiga.

Salah seorang petugas yang mempresentasikan kasus tersebut di depan para petinggi. Dia menunjukkan foto Cheol Gang serta Jung Hyuk yang di dapatkannya di dekat tempat kejadian. Dan menurutnya Cheol Gang serta Jung Hyuk kemungkinan besar berhubungan dengan kasus penembakan yang baru saja terjadi.


Jung Hyuk memakai pakaian serba hitam. Dia pergi untuk menyelidiki dimana Cheol Gang berada. Dia bertanya-tanya kepada orang di dalam gang kecil. Dia mencari informasi di Internet. Dia mengunjungi rumah- rumah sakit yang berada di dekat sana.


Se Ri bangun. Dengan perhatian, Jung Hyuk langsung membantu nya. “Jangan bangun tiba-tiba begitu,” katanya. Mendengar itu, Sersan Pyo yang sedang mengupas apel langsung berhenti dan memandang ke arah Jung Hyuk. Begitu juga dengan semuanya.
“Lalu aku harus duduk bagaimana?” tanya Se Ri dengan bingung.

“Berbaringlah, lalu tarik napas perlahan. Kamu harus duduk sembari perlahan mengembuskan napas. Jangan lupa pegang tanganku,” jelas Jung Hyuk dengan sikap yang lebih gugup dibandingkan Se Ri. Dan para anggota tim menatap aneh Jung Hyuk.
“Kapten Ri, kami belum makan,” gumam Sersan Pyo. Tapi Jung Hyuk tidak mendengarkan.
“Seperti ini?” tanya Se Ri, mengikuti arahan Jung Hyuk.
“Paru-parumu terluka, kamu harus lebih hati-hati. Jika kamu duduk sembarangan, diafragmamu bisa terluka,” jelas Jung Hyuk. Dan Se Ri setuju.
“Begitu. Bisa berbahaya bagi diafragmaku.”
“Itu berbahaya.”
Kelima anggota tim Jung Hyuk tidak tahan melihat adegan love dovey di hadapan mereka lagi. Jadi mereka semua memutuskan untuk pergi memakan makanan pedas supaya mual mereka hilang.
Namun Se Ri dan Jung Hyuk sama sekali tidak menyadari kepergiaan mereka. Seolah dunia hanya milik mereka berdua saja.


Se Ri ingin minum jus, tapi Jung Hyuk merebut nya dan ingin memanaskan nya terlebih dahulu sebelum diminum. Dan Se Ri merasa heran. “Jika kamu minum minuman dingin, bisa menyebabkan iskemia. Itu pengetahuan umum,” jelas Jung Hyuk.
“Sejak kapan itu jadi pengetahuan umum?” tanya Se Ri, heran.
“Sejak Heo Jun. Kau bisa temukan di Donguibogam.”
Kelima anggota tim Jung Hyuk menatap adegan di depan mereka dengan terbengong.


Saat Se Ri ingin menyalakan TV. Jung Hyuk merebut remot di tangannya dan memencetkan saluran yang ingin Se Ri tonton. Saat Se Ri ingin memutar alat udara. Jung Hyuk menghentikannya dan memutarkan alat itu untuk Se Ri. Saat Se Ri ingin minum. Jung Hyuk merebut botolnya dan membuka kan nya.

“Kapten Ri. Asal kamu tahu saja, kami masih ada di sini,” kata Sersan Pyo, mengingatkan.
“Jika tutup botol terlalu berat baginya, seharusnya dia angkat rasa kantuknya karena sangat berat,” komentar Ju Meok. Tapi sayangnya, Jung Hyuk sama sekali tidak mendengarkan mereka.

Jung Hyuk dengan perhatian membersihkan kotoran di pinggir mata Se Ri. Melihat itu, kelima anggota tim Jung Hyuk, mereka merasa sudah tidak tahan lagi dan memutuskan untuk pergi lagi. Untuk memberikan ruang bagi Jung Hyuk dan Se Ri berduaan saja.

“Rasanya aku hidup terlalu lama. Aku tidak percaya yang sedang kulihat,” komentar Sersan Pyo dengan lemas.
“Kapten Ri hanya melihat Se Ri seperti kuda balap. Dia tak peduli yang lainnya,” kata Ju Meok, setuju.

Seorang paparazi memotret Jung Hyuk yang sedang membantu Se Ri untuk berdiri. Man Bok melihat itu dan langsung menutup tirai jendela.
Si paparazi merasa terkejut. Tapi karena dia sudah berhasil mendapatkan foto yang bagus, maka dia pun merasa sangat senang. “Yoo Se Ri dari Se Ri Choice. Aku baru memotret pria barunya.”

Artikel mengenai pacar baru Se Ri tersebar di Internet. Membaca itu, Hye Ji merasa sangat kaget, karena punggung Jung Hyuk yang berada di foto tampak tidak asing baginya. “Oh, pengawal itu,” gumamnya, teringat. Lalu dia menunjukkan artikel tersebut kepada Yoon Hee.
“Sudah kuduga. Firasatku benar. Aku merasa dia aneh. ‘Dia hanya pengawalnya. Kenapa terlihat sangat sedih? Bahkan keluarganya tak apa-apa.’ Itu yang kubilang. Ibu Mertua,” jelas Hye Ji dengan bersemangat. Dan Yoon Hee memperhatikan foto itu.
Kelima anggota tim Jung Hyuk merasa lega, karena si paparazi cuma berhasil memotret punggung Jung Hyuk saja dan bukan wajah nya. Dan Se Ri setuju. “Aku tahu. Syukurlah, mereka tak mendapatkan momen pentingnya,” kata Se Ri sambil membaca artikel di internet.
“Momen pentingnya? Apakah terjadi sesuatu?” tanya Sersan Pyo, curiga.


“Jangan dibayangkan. Bukan seperti itu,” jelas Se Ri dengan cepat. “Foto ini. Tergantung sudut pandangnya, ini bukan masalah besar. Aku jadi pasien sekarang. Bagaimana kalau aku bilang, aku kesakitan dan mencari pegangan?” tanyanya.
“Kamu tidak tampak kesakitan, karena kamu tersenyum lebar,” komentar Eun Dong. Dan Se Ri pun memikirkan alasan lain lagi.

Awalnya Se Ri memikirkan alasan apa yang bagus. Tapi kemudian fokus yang teralih kan. “Kurasa paparazi ini tahu sesuatu. Dia memotretnya dengan detail yang bagus. Menonjolkan bahumu yang bidang. Dan kita berdua tampak cocok bersama. Aku suka foto ini.,’ jelas Se Ri sambil tertawa.
“Aku sangat yakin ada hal lain yang terluka saat dia ditembak,” komentar Sersan Pyo dengan ketus.

Chang Sik sibuk menjawab telpon dari berbagai pihak yang ingin tahu tentang pacar baru Se Ri. “Entahlah. Kurasa mereka bukan berpelukan. Dia seperti berpegangan kepadanya untuk menahan rasa sakit,” jelas nya kepada orang di telpon. “Dia tampak bahagia? Sebenarnya, Bu Yoon sering tersenyum saat kesakitan…. Bukan. Dia bukan mengidap penyakit… Apakah pria itu…  pengawalnya? Astaga, aku harus jawab apa?” kata Chang Sik sambil tertawa kering.

Tepat disaat itu, Jung Hyuk keluar dari kamar rawat Se Ri. Dan melihat itu, Chang Sik pun langsung memanggil nya. “Kupikir kamu tidak seperti itu. Tampaknya kamu pemuda yang sangat ambisius,” omelnmya dengan kesal. Dan Jung Hyuk merasa bingung ada apa.

“Kenapa bersikap begitu kepadanya?” tanya Manajer Pembelian, menghentikan Chang Sik. “Mohon pengertiannya. Dia menderita karena sibuk,” jelas nya kepada Jung Hyuk.
“Tidak bisa kubiarkan ini. Aku harus bilang sesuatu,” kata Chang Sik sambil menunjuk Jung Hyuk.

Tepat disaat itu. Se Hyung dan para pengawalnya datang. Jung Hyuk pun segera menghalangi mereka semua untuk masuk ke dalam kamar Se Ri. Dan saat Se Hyung memperhatikan Jung Hyuk, dia langsung bisa menebak kalau Jung Hyuk adalah pria yang ada di foto skandal dengan Se Ri. Dia meremehkan Jung Hyuk dan menyuruh pengawalnya untuk menyingkirkan Jung Hyuk.
Namun Jung Hyuk langsung menjatuhkan semua pengawal Se Hyung. Melihat itu, Chang Sik dan Manajer Pembelian merasa terkejut. Sedangkan Se Hyung marah.
“Kamu sedang apa?!” bentak Se Hyung. “Ini kamar pasien adikku. Aku mau menanyakan sesuatu kepada adikku. Beraninya kamu…” teriak nya. lalu dia ingin masuk ke dalam kamar Se Ri. Tapi Jung Hyuk langsung memelintir tangannya ke belakang punggung dan menahan nya di dekat dinding.
“Dia melarang keluarganya memasuki kamar pasien. Itulah perintah Bu Yoon Se Ri,” jelas Jung Hyuk dengan tegas. Dan dengan takut, Se Hyung pun mengiyakan dan pergi darisana.

“Kamu tadi mau bilang apa?” tanya Jung Hyuk, mendekati Chang Sik.
“Tadi? Aku hanya ingin bilang, aku turut bahagia untuk kalian berdua,” kata Chang Sik, akhirnya bersedia untuk merestui hubungan Jung Hyuk dan Se Ri.
“Terima kasih,” balas Jung Hyuk dengan sopan. Lalu dia pergi.
Setelah Jung Hyuk pergi. Chang Sik mengomentari betapa menakutkan dan menakjubkan nya Jung Hyuk. Dan Manajer Pembelian setuju dengannya.

Cheol Gang mengirim kan pesan kepada Direktur Militer.
“Direktur Militer. Sesuai rencanaku, Ri Jung Hyuk datang ke Selatan. Aku mengirimkan buktinya kepadamu. Aku akan kembali dengan Yoon Se Ri dan menghancurkan Direktur Ri agar kau bisa ambil alih jabatannya.”

BIN (Badan Intelijen Nasional).


Petugas Intelijen mendatangi Pimpinan Yoon. Selain membicarakan tentang kondisi Se Ri yang sudah lumayan baikan. Petugas Intelijen juga membahas tentang pria yang menguntit Se Ri di parkiran kantor. Mendengar itu, Pimpinan Yoon merasa kaget, karena dia tidak tahu mengenai kejadian itu.


“Rekaman kamera pengawas dari ruang kendali dihapus atas perintah Bu Yoon. Kami ambil rekaman dari dasbor mobil yang terparkir di dekatnya,” jelas si petugas BIN. “Sudah pernah lihat dia?” tanyanya sambil menunjukkan foto Cheol Gang.
“Aku tidak tahu. Kurasa aku belum pernah melihatnya,” jawab Pimpinan Yoon.
“Kami sudah periksa dia dengan tim investigasi dan tim intel Korea Utara, dan tampaknya dia orang yang menyusup lewat terowongan,” jelas petugas BIN. Dan Pimpinan Yoon tidak mengerti apa maksud nya. “Tampaknya dia datang dari Korea Utara untuk mengincar Bu Yoon Se Ri. Investigasi lebih lanjut mengenai Bu Yoon harus dijalankan,” tegasnya.

Ketika keluar dari kamar rawat Se Ri. Jung Hyuk berjumpa dengan Yoon Hee.


Jung Hyuk dan Yoon Hee berbicara di dalam café. Yoon Hee menanyakan, sudah berapa lama Jung Hyuk berpacaran dengan Se Ri.
Sersan Pyo, Eun Dong, Ju Meok, mereka bertiga memperhatikan dari jauh. Ju Meok menjelaskan apa yang di ketahuinya, menurut drama Korea Selatan, saat para orang tua bertemu kekasih anak nya, akan ada dua skenario yang terjadi. Pertama orang tua akan menyiram kekasih anak nya, atau …


Tepat disaat Ju Meok mengatakan itu, Yoon Hee memegang gelas air. Dan melihat itu, mereka menjadi gugup. Tapi ternyata Yoon Hee hanya mau minum, bukan menyiram Jung Hyuk.
Ju Meok kemudian melanjutkan penjelasannya. Skenario kedua, orang tua akan memberikan amplop berisi uang kepada kekasih anak nya. Lalu orang tua akan mengatakan, "Ambil ini, dan menjauh darinya." Dan kekasih anak nya ini akan menjawab, "Astaga. Kamu menganggapku seperti ini? Tidak, aku tidak terima uang ini."
“Kenapa mereka tidak menerimanya?” tanya Sersan Pyo, tidak mengerti.
“Ya, 'kan? Itu juga membuatku bingung. Kurasa tidak masalah menerimanya,” balas Ju Meok.
“Semoga Kapten Ri menerimanya.”

Tepat disaat mereka sedang membicarakan itu, mereka melihat Yoon Hee mengeluarkan sesuatu dari dalam dompetnya. Dan mereka bertiga merasa gugup.

Yoon Hee mengeluarkan kartu namanya dan memberikan itu kepada Jung Hyuk. “Dia selalu sendirian. Walaupun aku ibunya, aku tidak ada di dekatnya,” jelas nya dengan ramah. Dia ingat bagaimana Jung Hyuk menungguin Se Ri di rumah sakit dan bagaimana Jung Hyuk memperlakukan Se Ri dengan baik. “Aku ingin kamu selalu di sisinya. Kurasa itu baik untuknya. Jika ada hal yang harus kuketahui mengenai Se Ri, atau jika kamu butuh bantuan, hubungi aku di nomor ini.”

“Kenapa kamu tidak bisa berada di sisinya? Jika kamu ada di sisinya, dia akan menyukainya,” balas Jung Hyuk dengan serius. Dan Yoon Hee diam sambil tersenyum.

Pimpinan Yoon dan petugas BIN mengunjungi Se Ri di rumah sakit. Tanpa basa- basi, Pimpinan Yoon langsung membahas tentang pelaku yang menembak Se Ri. “Kamu tahu orang itu?” tanyanya.
“Jika aku tahu pelakunya, bisakah kalian menangkapnya?” tanya Se Ri dengan ragu.

“Itu berarti kamu mengenalinya?” tanya petugas BIN.
“Aku bertanya lebih dahulu, bisakah menangkapnya?” tanya Se Ri, kali ini dengan lebih tegas.

Post a Comment

Previous Post Next Post