Sinopsis K- Drama : Crash Landing On You Episode 13 - part 2



Network : tvN Netflix

Chang Sik dan Manajer pembelian masuk ke dalam kantor Se Ri secara terburu- buru. Mereka melaporkan ungguhan artis Chang Sang U di media sosial untuk Se Ri. "Syukurlah kau pulang dengan selamat. Mau pergi lagi? Sekarang pukul 02.00, dan alkohol membuatku jujur."

Mendengar itu, dengan gugup Se Ri menyangkal, karena Jung Hyuk sedang ada disampingnya. Dan dia takut terjadi kesalah pahaman. “Kenapa kamu meributkan unggahan mabuk seseorang? Hentikan, dan…”
“Tapi, wartawan menanyakan kami apakah kau akan rujuk dengannya,” jelas Chang Sik.

“Rujuk apanya!” bentak Se Ri sambil melirik ke arah Jung Hyuk.
“Ini sudah pernah terjadi. Saat dia mengencani Shin Yeong-woong. Bukan, saat dia mengencani idola, Won Ji-hun,” kata Chang Sik.
“Hubungan mereka putus-sambung. Sungguh kacau,” kata manajer pembelian, membenarkan perkataan Chang Sik. Dan Se Ri tambah merasa gugup.

“Hentikan!” bentak Se Ri. “Aku sangat sibuk saat ini, dan tidak sempat bahas ocehan tidak jelas ini. Cepat, kembali bekerja,” perintahnya dengan marah.
Chang Sik dan Manajer pembelian pun mengiyakan. Lalu mereka berjalan pergi dan mereka mengajak Jung Hyuk untuk pergi juga dengan mereka.
“Tidak. Hyuk tetap di sini. Aku punya perintah penting dan rahasia untuknya. Cepat, keluarlah,” jelas Se Ri dengan gugup. Dan tanpa rasa curiga, Chang Sik serta Manajer pembelian pun pergi.
Setelah mereka berdua pergi, Se Ri duduk dengan canggung dan mulai bekerja kembali. Jung Hyuk merasa cemburu dan bersikap seperti anak kecil yang ngambek. Dan Se Ri cepat menjelaskan bahwa semua pria itu hanya lewat sementara dalam hidup nya.

“Oh… begitukah?” gumam Jung Hyuk. “Aku pun hanya lewat sementara dalam hidupmu?” tanyanya dengan ekspresi cemberut. “Katakan jika sudah lewat.”
“Astaga, apakah Hyuk Kecil cemburu?” goda Se Ri dengan ekpresi manis.
“Tidak!” sangkal Jung Hyuk.


“Menurutmu, salah siapa ini?” tanya Se Ri, mulai mengeluh. “Seharusnya kamu muncul lebih awal dalam hidupku,” keluh nya.
“Bagaimana bisa sementara ada gencatan senjata?” balas Jung Hyuk.
“Itu sebabnya aku begitu pengertian. Ini sejarah menyedihkan, bukan salahmu. Itu juga terasa sulit bagiku. ‘Diakah takdirku?’ Ternyata bukan dia. ‘Diakah takdirku?’ Ternyata bukan dia juga. Karena takdirku ada di Utara, aku terus putus hubungan. Itu sangat melelahkan dan menyebalkan. Karena kita bertemu setelah melewati ujian dan cobaan,” jelas Se Ri. Dan Jung Hyuk mulai tersenyum senang kembali. “Bagaimana kalau kita bolos kerja?” ajaknya. “Mau?”

Jung Hyuk dan Se Ri berpegangan tangan di dalam bioskop dengan sikap malu- malu.
Jung Hyuk dan Se Ri mengemudi ke sebuah tempat sambil mengobrol dan tertawa bersama.

Dijembatan. Jung Hyuk menanyakan, apakah Se Ri puas karena bolos bekerja. Dan Se Ri menjawab tidak, sebab hari yang di habiskan untuk bolos tidak pernah memuaskan, karena bolos secara tiba- tiba tanpa rencana, maka kita tidak bisa melakukan banyak hal.
“Tapi, ini mengesankan, walau tidak banyak kegiatan.”
“Apakah kamu pernah bolos?” tanya Se Ri, tertarik. Dan Jung Hyuk mengiyakan. “Apa yang kamu lakukan?” tanyanya lagi.

“Tidak banyak. Aku bolos kuliah, dan bepergian untuk memotret. Lalu aku bertemu seseorang yang ingin melompat dari jembatan tinggi,” kata Jung Hyuk, bercerita.
“Siapa?”
“Dia seorang wanita. Dia tipe kesukaanku,” jawab Jung Hyuk sambil tersenyum. Dan mendengar itu, Se Ri merasa cemburu, jadi dia tidak mau mendengarkan rinciannya. Tapi Jung Hyuk tetap ingin bercerita. “Aku memintanya memotretku. Dia bertanya kenapa harus memotret di tempat seram. Sembari gemetar, dia mengambil kameranya.”

Se Ri terkejut. Dia mengingat kejadian tersebut. “Kejadiannya di mana?”
“Swiss. Di Jembatan Panorama Sigriswil,” jawab Jung Hyuk. “Wanita itu sungguh mengesankan. Bahkan setelahnya, aku memikirkan apakah dia baik-baik saja dan akankah dia melakukan hal buruk lagi? Karena dia tipe kesukaanku,” jelas Jung Hyuk sambil tersenyum menatap Se Ri.
Jung Hyuk kemudian menunjukkan rekaman milik Se Ri yang dibawanya.


“Lalu… wanita di sebelahmu saat itu adalah Seo Dan-ssi?” tanya Se Ri, memastikan. Dan Jung Hyuk mengangguk kan kepalanya.
“Kamu bilang pria itu pantas dapat orang yang lebih baik.”
“Aku penasaran berapa kali kita telah bertemu,” gumam Se Ri. Dan Jung Hyuk memegang tangan Se Ri yang memakai cincin. “Aku sangat bahagia. Konon, seseorang melihat kilas balik momen terbaik kehidupannya sesaat sebelum mereka meninggal. Kurasa ini merupakan salah satu momen itu,” kata Se Ri sambil tersenyum menatap Jung Hyuk.
Dan Jung Hyuk diam sambil menatap Se Ri juga. Mereka berdua berdiri di jembatan tersebut sambil saling menatap satu sama lain.

Kelima anggota Jung Hyuk makan ayam goreng bersama sambil menonton pertandingan sepak bola yang disiarkan di TV. Awalnya mereka tidak mau menonton itu dan mau fokus makan saja, karena menurutnya kompetisi itu tidak penting. Tapi saat mengetahui kalau itu adalah pertandingan antara Korea melawan Jepang, mereka langsung jadi bersemangat menonton itu.
Saat Korea berhasil mencetak gol. Semua orang di tempat ayam goreng berseru kegirangan. Termaksud kelima anggota Jung Hyuk.

Jung Hyuk dan Se Ri masuk ke dalam restoran dengan bingung. Tapi kemudian mereka ikut makan dan menonton bersama mereka juga. Saat Korea gagal mencetak gol mereka berseru kecewa bersama. Saat Korea berhasil mencetak gol mereka berseru bahagia bersama juga.

“Aku traktir semua ayam hari ini,” kata Se Ri dengan bersemangat. Dan semua orang didalam restoran bersorak kegirangan mendengar itu. Sementara Jung Hyuk menatap aneh pada Se Ri.

Se Ri bermain game sambung kata bersama dengan Jung Hyuk dan kelima anggotanya. Saat giliran nya, dia sengaja berpikir keras dan memilih kan kata sulit untuk Sersan Pyo. Dan dengan kesal, Sersan Pyo mengeluh. Sementara dengan senang, Se Ri dan Jung Hyuk bertos tangan di bawah meja.

“Minum, minum yang banyak. Cepatlah minum. Beranikan diri dan minum. Atau kamu jadi pengecut,” nyanyi Se Ri dan semuanya dengan bersemangat. Mereka memukul meja dan tertawa melihat Sersan Pyo mulai meminum satu gelas bir penuh.

Man Bok keluar dari restoran untuk merokok. Saat dia ingin menyalakan api, seseorang datang dan menyalakan api untuknya. Dan dia pun mengucapkan terima kasih. Tapi saat dia melihat siapa orang yang menyalakan rokok untuknya, dia merasa sangat terkejut.


Cheol Gang tersenyum kepada Man Bok. “Senang rasanya bisa menemuimu di sini,” sapanya. “Saat aku tahu kamu mengkhianatiku, awalnya aku kesal. Tapi, aku paham. Seseorang tidak bisa selalu makan satu jenis masakan. Tapi, kamu harus hadapi kenyataan,” katanya sambil memegang dagu Man Bok dengan kuat. Sehingga membuat Man Bok ketakutan. Lalu dia pun melepaskannya.

“Apakah kamu beranggapan Direktur Biro Politik Umum akan melindungimu saat kamu kembali? Lagi pula, kamulah orang yang membunuh putra sulungnya. Setelah digunakan, kamu akan dicampakkan,” jelas Cheol Gang sambil tersenyum percaya diri. “Apakah Direktur Biro Politik Umum yang memberimu nafkah selama ini? Apakah Ri Jung Hyuk yang membebaskan Ibumu dari penjara?” tanyanya, mengingatkan Man Bok.
Man Bok meminta Cheol Gang untuk pura- pura tidak melihatnya. Dan dia menjelaskan bahwa dia melakukan semua ini, karena dia mau membalas jasa kepada Mu Hyuk. Mendengar itu, Cheol Gang mendengus geli.


“Mana pilihanmu? Membayar utang kepada orang yang sudah mati, atau menyelamatkan anakmu?” tanya Cheol Gang, mengancam. Dia memperlihatkan foto U Pil. “Ini U Pil tadi pagi,” jelas nya.
Man Bok ketakutan. “Pak…”
“Kesetiaan dan Keadilan. Keduanya memang bagus. Aku tidak mengejar keduanyabukan karena aku tidak tahu itu bagus. Daripada memegang prinsip itu, aku lebih ingin melindungi keluargaku dan anak-anakku. Itulah sebabnya. Siapa yang bisa menyalahkan itu?” jelas Cheol Gang. “Aku pernah menjadi pengemis cilik yang terlahir di jalanan. Aku tidak punya orang yang harus kulindungi dan tidak takut apapun. Sebab itu kupertaruhkan segalanya dan melakukannya. Jika kutangkap Ri Jung Hyuk di sini dan membawa Yoon Se Ri ke Utara, aku bisa naik ke jabatan yang lebih tinggi. Jadi, tentukan pilihanmu, Kamerad,” ancam nya sambil memegang bahu Man Bok.
Dan Man Bok diam karena ketakutan.


Eun Dong menceritakan pengalamannya kepada Jung Hyuk. Dia dan Ju Meok pergi ke warnet. Disana dia pertama kalinya memainkan game komputer. Dia melihat banyak orang amatir yang asal menembak saja, jadi dia pun mencoba bermain juga untuk menunjukkan caranya. Tapi teryata itu lebih sulit dari dugaannya. Dan Jung Hyuk setuju.
“Jadi, aku mempelajari fitur senjata dan armor yang kupunya. Lalu ada berandal Selatan dengan perlengkapan senjata mahal muncul dan mengacau,” cerita Eun Dong.
“Astaga,” komentar Jung Hyuk.

“Aku jadi marah, dan bilang, ‘Jangan sembunyi di balik komputer. Aku mau lihat wajahmu.’ Lalu dia tidak datang,” jelas Eun Dong dengan bangga. “Lagi pula, dia cuma salah satu orang kaya yang pembual dan pengecut. Pemanen Tomat sialan,” keluhnya.
Mendengar nama ‘Pemanen Tomat’, Jung Hyuk merasa terkejut. “Siapa namamu di game itu?”
“Namaku Usaha Terakhir,” jawab Eun Dong.

Mendengar nama itu, Jung Hyuk meremas bantalnya untuk menahan emosinya. Dia menyuruh Eun Dong untuk berhenti mengobrol dan tidur, dengan alasan ini sudah malam. Lalu dia mematikan lampu dan pergi keluar dari dalam kamar. Karena Pemanen Tomat yang Eun Dong ceritakan, itu adalah dirinya.

Saat Jung Hyuk keluar dari kamar dan melihat Man Bok sedang menangis, dia pun mendekatinya. “Apakah karena kamu rindu keluargamu?” tanyanya, salah paham. “Kamu akan segera bertemu mereka lagi. Ini semua karena aku. Maafkan aku,” jelas nya.
Man Bok diam. Tanpa mengatakan apapun, dia pergi ke dalam kamar nya.

Para Ibu- Ibu berkumpul dan memutar otak bersama untuk membantu masalah Young Ae. Myeong Eun memberitahukan kepada semuanya bahwa dia ada menghubungi teman- teman suaminya yang sesama penyadap. Alasan kenapa suami Young Ae di tangkap adalah karena Letnan Cho Cheol Gang mencari aib Direktur Biro Politik Umum. Mendengar itu, Young Ae merasa kaget dan sakit.


“Beraninya dia berusaha mengusik pejabat tinggi. Cho Cheol Gang pasti dibunuh diam-diam,” komentar Ok Geum, tidak menyangka.
“Kenapa Ri Jung Hyuk harus berada di perbatasan sekarang?” gumam Myeong Sun, menyayangkan.
“Aku tahu!” seru Wol Suk. “Ini mungkin bukan jalan langsung ke Direktur. Tapi aku tahu jalan pintas terdekatnya. Keponakan ibu calon menantu Direktur yang pernah tinggal di Eropa,” jelas nya. Dan semuanya tidak mengerti.

Seung Jun merasa sangat segar setelah selesai mandi dengan air hangat. Tapi tiba- tiba pintu rumah diketuk oleh banyak orang. Dan Seung Jun merasa takut untuk membukakan pintu, sebab cara mereka berbicara seperti memaksa.
“Kami bisa buka pintunya jika mau,” teriak Wol Suk.

Seo Dan datang. Mendengar suaranya, Seung Jun tersenyum. Tapi ketika tiba- tiba Seo Dan membuka pintu dan masuk ke dalam, dia merasa terkejut dan ingin segera kabur ke dalam kamar. Tapi dia terlambat. “Hei,” sapanya dengan canggung. “Aku kedatangan banyak tamu,” gumamnya, lalu dia masuk ke dalam kamar.
Para Ibu- Ibu menatap ke arah Seo Dan dengan tatapan ingin tahu. Dan dengan gugup, Seo Dan hanya bisa diam saja. Sebab dia juga merasa terkejut.

Para Ibu- Ibu merasa senang, karena bisa bertemu dengan Seo Dan langsung. Sebab awalnya mereka berencana untuk menemui Alberto supaya dapat bertemu dengan Seo Dan. Dengan sikap basa- basi, Young Ae menunjukkan cincin mahal nya. “Ini yang kudapat dari Ibu mertuaku. Aku menyimpannya baik-baik,” jelas nya.
“Maka simpanlah baik-baik,” sela Seo Dan dengan tegas.

Tanpa basa- basi lagi, Young Ae langsung menceritakan maksud kedatangannya. “Sebenarnya, suamiku dipenjara oleh Badan Keamanan. Bisa tolong rekomendasikan dia kepada Direktur Biro Politik Umum, yang akan jadi mertuamu?” tanyanya, memohon.
“Aku tidak menerima permintaan pribadi,” balas Seo Dan. “Ada lagi yang ingin kamu katakan?”

Seung Jun yang sudah memakai pakaian lengkap dan mendekat ke arah Seo Dan dan ingin memegang bahunya. Tapi Seo Dan langsung menyingkir.
“Dia memang terdengar dingin layaknya angin musim dingin, tapi hatinya sehangat musim semi. Sebutkanlah nama suamimu. Aku akan merekomendasikannya lewat bibiku,” kata Seung Jun dengan ramah kepada para Ibu- Ibu. Dan mereka senang dengannya. Sementara Seo Dan menghela nafas capek mendengarkan omong kosongnya.

Seorang Ibu memperhatikan Seung Jun, dan merasa pernah melihat nya. Lalu dia mengingat kalau dia pernah melihat Seung Jun keluar dari rumah Jung Hyuk. Mendengar itu, Seo Dan memandang Seung Jun dengan tatapan kaget. Tapi dia tetap membantunya.
“Aku yang menyuruhnya. Aku harus mengambil sesuatu,” kata Seo Dan.
“Oh, begitu rupanya.”


Seo Dan menyuruh Seung Jun untuk jujur dengannya, kenapa Seung Jun datang ke rumah Jung Hyuk, kepadahal Jung Hyuk sedang ada di perbatasan. Dan Seung Jun pun bercerita dengan jujur. Jung Hyuk menghubunginya dari perbatasan, karena Cheol Gang tidak mati saat di pindahkan, melainkan Cheol Gang kabur ke Selatan untuk membawa Se Ri kembali ke Utara dan menghancurkan keluarga Jung Hyuk. Jadi Jung Hyuk pergi ke Selatan demi menyelamatkan Se Ri dan menangkap Cheol Gang. Lalu Jung Hyuk meminta bantuannya dan dia pun memperkenalkan Jung Hyuk kepada Manajer Oh.


Mendengar semua itu, Seo Dan menangis.
“Dan. Maafkan aku. Jangan menangis,” kata Seung Jun, merasa bersalah. Dia ingin memegang bahu Seo Dan untuk menghiburnya. Tapi Seo Dan langsung menepis tangan Seung Jun dan pergi meninggalkan nya.
Dengan bingung, Seung Jun berdiri disana dan memperhatikannya.


Myeong Seok memberitahukan dua kabar kepada Myeong Eun, satu kabar buruk dan satu kabar baik. Pertama kabar buruk nya, Alberto Gu atau Seung Jung, dia memang pembisnis dari Inggris dan dia seorang penipu. Dan sekarang Badan Keamanan sedang mencari Seung Jun, karena Seung Jun menyelundupkan banyak uang dari Selatan dan kabur ke negara mereka. Mengetahui itu, Myeong Eun merasa sangat terkejut dan stress.

“Lalu apa kabar baiknya?”
“Dan tampaknya tahu soal ini. Dia sudah tahu sejak awal. Artinya, Dan tidak jatuh cinta dangan penipu itu,” jelas Myeong Seok dengan senang.
“Kamu bocah gila!” bentak Myeong Eun sambil menendang dan memukuli Myeong Seok dengan kesal. “Apanya yang berita bagus?!”

Post a Comment

Previous Post Next Post