Network : tvN Netflix
Tokoh, Kejadian, Organisasi, dan Latar
Belakang adalah Fiksi
“Tahun depan, dan tahun setelahnya, dan bahkan setelah itu, semuanya akan bahagia. Karena aku akan memikirkanmu. Aku akan bersyukur sudah terlahir ke dunia ini. Aku akan bersyukur orang yang kucintai masih bernapas. Karena itulah hari ulang tahunmu akan selalu jadi hari bahagia,” kata Jung Hyuk dengan lembut sambil memeluk Se Ri dari belakang. Dan Se Ri mengangkat tangannya memegang tangan Jung Hyuk yang memeluknya.
“Apakah kamu
akan menangis begini setelah aku pergi?” tanya Jung Hyuk.
“Menangis tidak
bisa dikendalikan. Air mata menetes tanpa diduga,” jelas Se Ri.
“Aku tidak
ingin kamu menangis sendirian.”
Se Ri berusaha untuk bersikap tegar. Dia mengaku kalau dia tidak akan menangis lagi, karena dia sudah menangis hari ini. Lalu dia menjelaskan bahwa dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Jung Hyuk dan Man Bok. Dia tidak ingin membuat Ayah Jung khawatir, jadi dia meminta Jung Hyuk untuk pulang.
“Aku akan
mengurus masalah itu,” aku Jung Hyuk.
“Ada yang namanya Sindrom Bambi. Saat seekor bayi rusa bertemu manusia di gunung, ia akan dibelai karena manis. Tapi, begitu manusia pergi, bayi rusa itu tidak bisa kembali ke keluarganya. Karena aroma manusia yang melekat di tubuhnya, keluarganya menolaknya. Bayi rusa itu ditolak kawanannya hingga akhirnya mati,” kata Se Ri, menceritakan sebuah kisah perumpamaan.
“Apakah kamu
takut aku akan ditolak dan ditelantarkan oleh kawananku?” tebak Jung Hyuk.
“Aku akan
melindungi diriku sendiri. Percayalah kepadaku. Di duniaku, aku bisa
memanfaatkan status, bawahan, uang, dan semua yang kumiliki. Cho Cheol Gang…
Bukan. Tidak seorang pun bisa menjatuhkan diriku. Percayalah kepadaku, dan
pulanglah, Jung Hyuk. Kembalilah ke duniamu,” jelas Se Ri dengan tegas. Dan
Jung Hyuk diam memandang nya.
Kelima anggota Jung Hyuk merasa khawatir kepada Se Ri, sebab ini pertama kalinya mereka melihat Se Ri menangis. Saat Se Ri ketahuan, gagal pulang ke Selatan, gagal kabur lewat bandara, Se Ri sama sekali tidak pernah menangis. Bahkan Man Bok juga tahu itu.
“Kenapa
mereka belum kembali?” gumam Letnan Park, bertanya.
“Argh… Aku
malah berharap mereka kabur begitu saja!!” kata Sersan Pyo, berharap.
“Jangan
mengatakan sesuatu yang berbahaya. Pesta Olahraga Militer Dunia berakhir
sebentar lagi. Kita harus kembali bersama Jung Hyuk pada saat itu,” kata Man
Bok, mengingatkan.
“Maafkan
aku. Dia bahkan tidak berkedip saat aku bilang mau menguburnya. Melihatnya
tiba-tiba menangis membuatku bingung,” jelas Sersan Pyo dengan suara kecil.
Man Bok
keluar untuk mencari Jung Hyuk dan Se Ri. Ternyata Jung Hyuk dan Se Ri sudah
kembali. Dan melihat mereka berdua, dia segera mengajak mereka berdua untuk
segera masuk bersama.
Cheol Gang memperhatikan mereka bertiga dari luar gedung. Saat dia melihat mobil polisis lewat, dia pun segera pergi darisana.
Man Bok
merasa seperti mendengar sesuatu. Jadi dia pun berbalik. Tapi dia tidak melihat
ada apapun yang mencurigakan. Jadi dia pun masuk ke dalam gedung.
Se Ri meminta maaf kepada semuanya, karena sudah membuat mereka cemas. Dia menjelaskan bahwa dia merasa terkejut karena tidak menduga akan diberi kejutan seperti tadi, karena itulah dia menangis. Kemudian dia memperhatikan kue yang mereka bawa. “Siapa yang memilih kue ini?” tanya nya.
Dengan
bangga, Jung Hyuk tersenyum. Tapi senyumnya langsung menghilang saat Se Ri
mengatakan, “Dari mana kalian dapat kue sekuno ini?” tanya Se Ri. Dan semuanya
memandang ke arah Jung Hyuk. Menyadari itu, Se Ri pun langsung mengalihkan
pembicaraan. “Mari nyalakan lilin nya.”
Ju Meok merasa sangat bersemangat, saat menyalakan lilin di atas kue. Karena ini adalah pertama kalinya. Se Ri menepuk tangannya dua kali untuk mematikan lampu ruangan, lalu dia memakai topi ulang tahun yang diberikan padanya.
“Mari
mulai,” kata Eun Dong, memberi aba- aba. Dan semuanya langsung bernyanyi sambil
bertepuk tangan untuk Se Ri.
“Selamat
ulang tahun… Selamat ulang tahun… Terimalah buket ini… Terimalah buket ini….
Selamat ulang tahun… Selamat ulang tahun…” nyanyi semuanya.
“Sekali
lagi!” seru Sersan Pyo dengan semangat.
“Selamat
ulang tahun… Selamat ulang tahun… Terimalah doa kami… Terimalah doa kami…
Selamat ulang tahun… Selamat ulang tahun…” nyanyi semuanya.
Se Ri merasa sangat senang, karena tidak menduga bisa mendengar lagu selamat ulang tahun khas Utara. Lalu dia menjelaskan kalau biasanya kita harus membuat permohonan terlebih dahulu sebelum meniup lilin. Dan semuanya terdiam.
“Kalian
tidak tahu? Aku mengajari kalian banyak hal,” kata Se Ri. “Baiklah, mari tutup
mata kalian dan memohon apa yang paling kalian inginkan. Saat kita meniup lilin
setelahnya, permohonan kalian akan terkabul,” jelas Se Ri. Dan semuanya
mengikuti perkataannya. “Sudah buat permohonan?” tanya Se Ri. Dan semuanya
mengangguk.
“Mari kita tiup lilin nya. Satu … dua … tiga … “ kata Se Ri. Dan semuanya meniup lilin secara bersamaan, lalu mereka bertepuk tangan dan tertawa.
“Mari kita tiup lilin nya. Satu … dua … tiga … “ kata Se Ri. Dan semuanya meniup lilin secara bersamaan, lalu mereka bertepuk tangan dan tertawa.
Jung Hyuk datang ke kamar Se Ri untuk memberikan hadiah ulang tahun. Dan dengan bersemangat, Se Ri mengulurkan tangannya. Sebelum memberikan, Jung Hyuk menjelaskan bahwa ini bukanlah kenang- kenangan, jadi Se Ri tidak perlu menganggap nya spesial. Dan Se Ri mengiyakan.
“Aku harus
lakukan sesuatu saat mengetahui ulang tahunmu. Aku punya sedikit waktu
senggang, jadi, aku belikan ini. Aku membelinya tanpa berpikir panjang…” jelas
Jung Hyuk dengan gugup sambil terus menyembunyikan hadiahnya dibelakang
punggung. “Jika menurutmu tidak berharga, kamu bisa menjualnya.”
“Kamu
berkeringat?” tanya Se Ri, memperhatikan Jung Hyuk. Dan Jung Hyuk beralasan
kalau suhu ruangan nya panas.
Dengan tidak sabaran, Se Ri menarik tangan Jung Hyuk dan membuka tangannya untuk melihat hadiah apa yang Jung Hyuk pegang. “Berikan. Apakah ini kali pertamamu memberikan hadiah untuk wanita? Kenapa gugup sekali?” tanyanya. Dan saat tangan Jung Hyuk terbuka, ternyata itu adalah cincin. “Oh… seharusnya pas,” kata Se Ri sambil mencoba nya di semua jari, dan ternyata itu pas di jari jempol nya.
“Itu
punyaku,” jelas Jung Hyuk sambil menunjukkan cincin di tangan satunya lagi.
“Ini cincin
pasangan?” tanya Se Ri, tidak menduga.
“Apakah ini kali pertamamu menerima hadiah dari pria? Seharusnya jangan ambil itu, jika kamu menunggu, pasti sudah kupasang ke jarimu,” jelas Jung Hyuk sambil memasukkan cincin tersebut ke jari manis Se Ri.
Se Ri tidak menyangka kalau Jung Hyuk bisa seromantis ini. Dan dia pun jadi curiga kalau Jung Hyuk pasti pernah berpacaran. Lalu dia memegang tangan Jung Hyuk, dan memasangkan cincin satu lagi ke jari manis nya juga.
“Terima
kasih. Ini cincin terindah yang pernah kulihat. Aku tidak akan melepaskannya
seumur hidupku,” kata Se Ri sambil tersenyum bahagia.
“Tidak
apa-apa dilepas,” balas Jung Hyuk dengan suara kecil.
“Aku akan mengingatmu apa pun yang terjadi,” janji Se Ri. Dan Jung Hyuk tesenyum sambil memegang tangan Se Ri dengan erat.
Myeong Eun datang ke desa militer untuk mencari Seo Dan. Namun karena taksi tidak mungkin masuk terlalu jauh ke dalam, Myeong Eun pun terpaksa jalan kaki. Dan tepat disaat itu, dia bertemu dengan Ok Geum serta Wol Suk yang lewat.
“Syukurlah
kamu kemari. Banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan,” kata Ok Geum, menyapa.
“Tempatnya sudah siap, lalu kenapa pengantin barunya tidak terlihat?” tanyanya.
“Seperti
yang kalian ketahui, Jung Hyuk dapat tugas darurat di perbatasan,” balas Myeong
Eun.
“Begitukah?”
tanya Wol Suk, berpura- pura terkejut. “Hanya saja, aku melihat pria aneh masuk
ke rumah itu. Sebagai kepala desa kawasan ini, aku mau berkunjung untuk
memeriksanya.”
Mendengar itu, Myeong Eun merasa sangat kaget. Dia segera membuka tas nya dan mengeluarkan barang yang di bawanya. “Seharusnya kuberikan lebih awal. Selamat Tahun Baru,” katanya. Dan dengan senang, Wol Suk dan Ok Geum pun berhenti berbicara.
Dengan
cepat, Myeong Eun membuat alasan. Dia menjelaskan kalau Alberto adalah
keponakannya, dan Alberto datang ke sini karena rindu dengan perdesaan. Setelah
menjelaskan itu, Myeong Eun pun langsung pamit dan pergi dengan terburu- buru.
“Aku
setuju,” kata Wol Suk.
“Seo Dan
berselingkuh?”
“Ini bisa
jadi pertumpahan darah.”
Myeong Eun terkejut saat masuk ke dalam rumah dan melihat Seung Jun. Tapi sebelum dia sempat mengatakan apapun, Seung Jun memegang tangannya dan memperkenal kan diri padanya. Bahkan Seung Jun memanggilnya dengan sebutan ‘Ibu’.
“Aku sempat
berencana mengunjungi Ibu di Pyongyang,” jelas Seung Ju. “Aku tersanjung Ibu
mau repot-repot datang sendiri,” katanya dengan ramah.
“Apakah Dan
di sini?” tanya Myeong Eun dengan sikap sok cuek.
“Ya. Dia di
sini, tapi dia minum vodka sampai pagi, lalu pingsan.”
“Lagi?!”
teriak Myeong Eun terkejut.
Seung Jun menunjukkan sup ikan pollack yang dibuatnya. Dia menjelaskan bahwa baru saja dia ingin membangunkan Seo Dan dan memberikan itu padanya. Lalu dia berlutut didepan Myeong Eun sambil memegang tangannya. “Aku minta maaf mewakilinya. Jadi tolong jangan memarahi Dan,” pinta Seung Jun dengan sikap lembut. Dan Myeon Eun merasa terpesona padanya.
Tapi
kemudian Myeong Eun tersadar, dan langsung masuk ke dalam kamar Seo Dan.
Myeong Eun memukul Seo Dan dan berteriak membangunkannya. Dan dengan masih setengah mengantuk, Seo Dan bangun. Lalu dia diam- diam menyembunyikan botol minuman nya di bawah bantal.
Dimeja makan. Myeong Eun memperhatikan semua lauk yang ada. “Semua lauk ini tampak tidak asing. Baru kemarin masih ada di kulkasku,” komentar nya. Dengan gugup, Seo Dan diam.
Seung Jun menyalakan lilin dengan sikap keren di hadapan Myeong Eun. Tapi Myeong Eun tidak peduli dengan itu dan bertanya dengan serius. “Apa pekerjaan orang tua mu?” tanyanya.
“Ayahku
menjalankan bisnis. Dia sudah lama wafat. Ibuku menikah lagi, kami tidak pernah
bertemu selama 17 tahun,” jawab Seung Jun dengan jujur.
“Begitukah?
Ada hubungan apa antara kamu dan Dan?” tanya Myeong Eun lagi.
“Aku telah terpikat dengan Dan. Aku sudah tahu dia menyukai dan bertunangan dengan pria lain,” jawab Seung Jun. “Wataknya yang tegas dan gayanya yang elegan. Rasa percaya diri, dan sikap anggun yang membuatnya lebih kuat. Itu semua alasanku. Kurasa semua sifatnya ini berasal dari ibunya,” jelas Seung Jun sambil memuji Myeong Eun.
Pulang ke rumah. Myeong Eun menjelaskan kepada Seo Dan bahwa dia menyukai Seung Jun, karena Seung Jun sangat bijak dan jeli dalam menilai orang. Dengan tegas, Seo Dan mengatakan kalau hubungan nya dengan Seung Jun, tidak seperti apa yang Myeong Eun pikirkan.
“Tapi, dia
menggendongmu pulang, dan kamu bermalam dengannya di apartemen dari ibu.”
“Aku sudah
bilang,” bentak Seo Dan dengan gugup. “Aku membiarkannya menginap karena
sesuatu.”
Myeong Eun
tidak percaya. “Saat Jung Hyuk kembali dari perbatasan, apakah kamu masih mau
menikahinya?” tanyanya.
“Kenapa
tidak? Aku tunangannya.”
Jung Hyuk menarik Manajer Oh ke dalam gang sepi, saat dia lewat. Dia memastikan wajah Manajer Oh dengan foto yang dimilikinya. “Kamu orangnya.”
“Siapa
kamu?” tanya Manajer Oh, kaget.
“Seharusnya
kau tahu,” balas Jung Hyuk.
“Ah… aku
ingat. Kita pernah bicara lewat telepon, Pak Ri Jung Hyuk,” kata Manajer Oh
dengan cepat. Dengan erat, Jung Hyuk mencengkram leher Manajer Oh, dan
mengeluhkan Manajer Oh yang tidak datang ke tempat perjanjian dan malah
mengutus orang lain. “Aku ada urusan penting saat itu. Seharusnya aku tidak
melakukannya. Aku mengecewakanmu. Maaf,” jelas Manajer Oh dengan cepat.
“Gu Seung
Jun memberitahuku bahwa kamu broker berbakat yang tidak bisa dipercaya,” kata
Jung Hyuk dengan kesal. “Kamu tidak perlu loyal kepadaku. Kamu hanya perlu
menjawab pertanyaanku.”
Pesta olahraga militer akan berakhir 5 hari lagi. Se Ri mempertanyakan hal itu kepada Man Bok. Dan Man Bok pun menjelaskan bahwa pada hari itu, apapun yang terjadi, mereka harus naik ke dalam bus dan pulang ke Utara. Sebab itu cara paling aman untuk Jung Hyuk supaya bisa pulang ke Utara, dan Ayah Jung telah mengambil resiko ini walau berbahaya. Jika Jung Hyuk tidak pulang ke Utara, maka posisi Ayah Jung tidak akan aman.
“Percuma
jika dia gagal pulang. Dia harus pulang apa pun yang terjadi,” gumam Se Ri.
Sang Ah masih
memendam rasa curiga kepada Se Ri. Dia menghubungi petugas kebersihan ditempat
Se Ri untuk bertanya, tapi ternyata Se Ri tidak lagi memakai jasa petugas
kebersihan selama dua pekan ini. “Maksudmu, Yoon Se Ri mencuci baju dan
membersihkan rumah tanpa bantuan pengurus rumah?” tanya Sang Ah, memastikan.
Eun Dong
kagum melihat alat penyedot debu yang Se Ri gunakan untuk bersih- bersih rumah.
Dan Se Ri ingin membelikkan satu untuk dibawa pulang oleh Eun Dong, tapi itu
tidak mungkin. Lalu tiba- tiba Se Ri mendapatkan sebuah ide bagus.
Se Ri mengumpulkan kelima anggota Jung Hyuk dan menunjukkan kartu ajaib miliknya. Yaitu karse (Kartu Se Ri). Kartu itu bisa digunakan untuk membeli apapun tanpa batas. Dan dia memberikan kartu itu kepada mereka untuk digunakan sepuasnya.
“Kamu tidak
kenal takut ya. Kamu tidak percaya saat aku bilang akan menjadikanmu pengemis
suatu hari nanti?” komentar Sersan Pyo, bertanya.
“Tidak.
Silakan habiskan seluruh uangku,” jawab Se Ri dengan percaya diri. “Ganti juga
pakaian kalian. Pyo Chi Su, kamu yang terparah. Ini membuatku gila. Kalian
seperti teroris mode,” komentar nya.
Ju Meok mengerti maksud perkataan Se Ri dan menjelaskan kepada semuanya. “Teroris mode tidak ada hubungannya dengan aksi meneror. Artinya, kamu tidak punya selera berpakaian.”
“Sungguh?
Kami punya selera berpakaian!” keluh Sersan Pyo.
“Tidak
punya. Jadi, lakukan yang terbaik,” tegas Se Ri. “Sebelum kalian pergi, aku mau
memberikan hadiah. Beli semua yang kalian inginkan, santaplah makanan, dan
kenakan pakaian sesuka kalian,” jelas Se Ri dengan tulus.
Kelima anggota Jung Hyuk pergi berbelanja bersama. Dengan sinis, Sersan Pyo mengomentari Selatan sebagai negara miskin, karena celana jins yang di jual disana ada yang robek lututnya. Dan mereka semua setuju. Tapi kemudian, tepat disaat itu, Letnan Park keluar dari dalam ruang ganti sambil memakai celana jins robek. Dan melihat itu, mereka semua merasa terpesona, karena Letnan Pakr tampak sangat keren memakai celana itu.
“Berikan aku
celana jins yang sama,” pinta Ju Meok.
Eun Dong kagum dengan topi boneka yang telinga nya bisa bergerak. Dan Sersan Pyo langsung menyuruhnya untuk membeli 10 topi itu, jika Eun Dong suka. Mendengar itu, Eun Dong sangat senang, karena pasti adik- adiknya akan suka topi itu. Lalu dia pun mencoba topi itu.
“Oo… bisa
bergerak?” seru Sersan Pyo dan semuanya dengan rasa kagum.
Dijalanan. Ada beberapa murid yang bernyanyi dan bermain musik. Melihat itu, Man Bok merasa bingung. Dan Sersan Pyo berbisik pelan, “Kurasa mereka pengemis. Sudah kuduga. Banyak pengemis dimana- mana,” komentarnya.
“Aku mau pakaian itu,” kata Eun Dong, menunjuk pakaian yang digunakan oleh para murid tersebut. Dan mereka pun membelikan pakaian itu untuknya. Dengan senang, dia berjalan melompat- lompat seperti anak kecil yang kegirangan setelah di belikan mainan.
Sang Ah mengadakan rapat. Dia mengajak semua petinggi untuk melakukan pemilihan Pimpinan Se Ri Choice yang baru. Dan mereka menolak, sebab Se Ri sudah kembali, jadi mereka tidak perlu melakukan pemilihan Pimpinan yang baru.
“Bagaimana
kalau Pimpinan Yoon memiliki kelemahan besar yang mencegahnya menjalankan
perusahaan? Bukankah kalian ingin tahu di mana Pimpinan Yoon saat dia
menghilang?” tanya Sang Ah dengan percaya diri.
Yoon Hee mengommentari Sang Ah yang secara diam- diam ingin menusuk putrinya dari belakang. Dan Sang Ah beralasan bahwa dia melakukan ini semua demi Se Hyung.
“Tidak ada
ibu yang mau mengorbankan putrinya agar putranya sukses. Aku sudah tahu di mana
Se Ri saat itu, termasuk fakta bahwa kamu dan Se Hyung mencegahnya kabur lebih
awal. Suamiku juga sudah tahu,” jelas Yoon Hee dengan serius. Dan Sang Ah
tampak merasa gugup.
Tags:
Crash Landing On You