Sinopsis K- Drama : Crash Landing On You Episode 12 - part 2




Network : tvN Netflix

Seo Dan sudah akan tidur, namun Seung Jun menelponnya. Dengan kesal, dia menanyakan kenapa Seung Jun menelponnya. Dan Seung Jun mengeluhkan tempat tinggal nya, sebab disana tidak ada listrik selama seharian ini.
“Pasti gelap di sana. Diamlah dan tidur,” tegas Seo Dan.
“Di sini dingin sekali, dan aku sakit. Aku tidak bisa isi ulang baterai ponselku…” jelas Seung Jun. Dan tanpa peduli, Seo Dan langsung mematikan hp nya.

Seo Dan mematikan lampu dan bersiap untuk tidur. Tapi dia merasa tidak tenang. Jadi dia pun bangun dan pergi ke dapur.

“Sial. Jika bohong, kubuat dia menyesal,” keluh Seo Dan. Dia lalu mengambil berbagai makanan yang ada di dalam kulkas.

Seo Dan pergi dari rumah secara diam- diam. Dia berjalan jinjit dan pelan supaya tidak menimbulkan suara apapun.

Sesampainya di apatermen. Seo Dan memanggil Seung Jun dan masuk ke dalam, tapi tanpa sengaja kakinya mengenai sesuatu, dan dia langsung menjerit kaget serta menendang apa yang ada di bawah kakinya. Dan ternyata itu adalah Seung Jun.
Seo Dan menyalakan senter di hp nya dan menyindari Seung Jun. “Kamu sedang apa disini?”
“Kelihatannya memang bagaimana? Aku sekarat. Mataku sakit,” jawab Seung Jun sambil menatap Seo Dan yang menyinari nya.
Di kamar. Seung Jun berbaring di tempat tidur dan menunggu.

Di dapur. Seo Dan memasak bubur. Tapi dia tampak tidak bisa masak. Karena dia memasukkan semua beras yang dibawanya dan memasukkan banyak garam juga.


Seung Jun merasa senang, karena Seo Dan memasakkan bubur untuknya. Dia membuka mulut nya dan menunggu untuk di suapi. Melihat itu, Seo Dan memasukkan sendok kosong ke dalam mulut nya. “Jika kamu lebih teliti, kamu bisa menemukan perapian dan kayu bakar,” jelas Seo Dan.
“Siapa yang mengira ada perapian di apartemen?” balas Seung Jun. Lalu dia memakan bubur buatan Seo Dan dengan lahap.
“Apakah seenak itu?” tanya Seo Dan, penasaran.


“Asin sekali,” jawab Seung Jun. Dan Seo Dan langsung ingin merebut bubur itu kembali. “Ah, tidak apa-apa,” kata Seung Jun menahan mangkuk nya. “Aku memang terlihat kaya dari kecil, tapi aku punya kisah yang akan membuatmu menangis tersedu- sedu. Bubur ini mengingatkan hari-hariku menyantap bubur asin,” jelasnya, bercerita.
“Apakah itu salah satu bualanmu lagi?” tanya Seo Dan dengan sinis. “Kamu pikir aku tidak tahu orang macam apa kamu di Selatan?”

Seo Dan membaca majalah dari Selatan yang di bawa oleh Myeong Seok. Disana tertulis berita tentang Seung Jun yang batal pertunangan dengan Se Ri dan membawa kabur uang dari perusahaan kakak kedua Se Ri ke luar negri.

Seung Jun memuji betapa sempurnanya Seo Dan, sebab Seo Dan bisa juga mengumpulkan informasi. Kemudian dia menceritakan tentang masa lalu dan makan malam terakhirnya dengan keluarganya. Ayahnya ditipu oleh orang kepercayaannya, jadi, Ayahnya kehilangan perusahaan. Lalu mereka pindah ke Inggris. Disana dia kesulitan untuk mencerna makanan, tidak ada yang enak, dan mereka tidak punya uang. Jadi suatu hari, untuk makan malam, mereka makan bubur hanya dengan garam.
“Dan itu makan malam terakhirmu dengan keluargamu?” tanya Seo Dan.

“Ayahku meninggal setelah itu, dan ibuku menikah lagi. Aku juga masuk sekolah kejuruan.”
“Kamu sudah melihat keadaan ayahmu setelah ditipu. Kenapa kamu menipu orang lain?” tanya Seo Dan, tidak mengerti. Dan Seung Jun menjawab kalau dia sedang balas dendam. “Lalu, orang-orang yang menghancurkan bisnis ayahmu adalah keluarga Se Ri?” tebaknya.

“Benar. Jadi, aku mau kembalikan seperti dahulu. Awalnya, aku mau jadi menantunya agar bisa menembus benteng musuh layaknya Kuda Troya,” jelas Seung Jun. Sambil mengingat pertemuan pertamanya dengan Se Ri.
Seung Jun mendengus dan menceritakan kalau dia gagal karena Se Ri terlalu cerdas. Tapi kedua kakak Se Ri bodoh, jadi dia pun mencoba. Kakak kedua Se Ri sangat serakah. Jadi awalnya dia berpikir untuk mendapatkan kembali uang Ayahnya berserta bunganya merupakan balas dendam yang pantas. Tapi ntah kenapa, dia tidak merasa lega, malahan hanya membuatnya pusing.

“Ada yang bilang, menjadi bahagia merupakan balas dendam terbaik. Bukankah mengembalikan semua uang dan menjalani hidup bahagia tanpa beban akan jadi balas dendam sejatiku, Nona Seo?” tanya Seung Jun.
“Siapa yang bilang begitu?” balas Seo Dan. “Jika seseorang membuatku menangis, aku akan membuat dia menangis darah, itu baru balas dendam,” jelasnya. Lalu dia membentak Seung Jun. “Kapan kamu akan balas dendam jika bersantai seperti orang lemah? Kamu harus fokus memulihkan diri, agar bisa kembali ke Selatan dan hancurkan keluarganya!”


“Kamu ingin aku balas dendam, atau kamu mau mewakiliku?” tanya Seung Jun, bercanda. Tapi Seo Dan malah merasa gugup. Dia diam dan mengambil alkohol dilemari Seung Jun, lalu meminum nya. “Tunggu. Jangan!” kata Seung Jun, mengingatkan, tapi dia telat.

Jung Hyuk dan Se Ri duduk bersama sambil minum bersama. Se Ri merasa kalau dia mulai mabuk, dan Jung Hyuk senang, sebab bila Se Ri sangat mabuk maka dia mau mengatakan sesuatu.
“Seperti apa? Kamu mau bilang apa?” tanya Se Ri, penasaran. “Mau bilang aku cantik?”
“Bukan,” jawab Jung Hyuk dengan tegas.
“Kenapa setegas ini saat mabuk?” keluh Se Ri. “Lalu apa?”
“Aku tidak mau kembali,” kata Jung Hyuk. Dan Se Ri yang lagi menuang minuman langsung berhenti. “Aku tidak mau kembali. Aku hanya ingin di sini bersamamu.”

“Kurasa aku sudah mau sadar,” gumam Se Ri dengan sedih. Lalu dia minum lagi. “Aku belum sadar. Lanjutkan. Aku sangat mabuk saat ini. Saat sadar dari ini, aku tidak akan ingat apa pun. Jadi, katakan semua yang ingin kamu katakan,” jelasnya.
“Aku mau menikahimu di sini, dan mempunyai anak yang mirip denganmu,” kata Jung Hyuk.

“Aku mau anak putri.”
“Aku mau anak kembar,” balas Jung Hyuk.
“Apa? Kembar? Aku hampir sadar lagi,” balas Se Ri sambil minum lagi.
“Semoga tidak,” kata Jung Hyuk, berharap. Dan Se Ri mengiyakan. “Aku mau bermain piano lagi,” katanya kemudian.


“Harus. Kamu harus bermain lagi. Aku akan mengatur konser piano untukmu. Dinilai dari bakatmu, kau bisa tampil di Pusat Kesenian Seoul,” jelas Se Ri dengan bersemangat. “Tunggu. Haruskah kubeli Pusat Kesenian Seoul itu? Kurasa aku bisa membelinya,” gumamnya.
“Kamu memang mabuk,” komentar Jung Hyuk. “Aku mau melihat rambutmu memutih dan kulitmu keriput. Dirimu yang menua. Kamu pasti masih cantik,” lanjutnya.
“Tentu saja. Aku akan menua dengan sangat perlahan. Jika kamu mau melihatnya, kamu harus tetap di sisiku dalam waktu yang cukup lama,” balas Se Ri sambil tersenyum.
“Aku harus melakukannya.”


Se Ri kemudian mengingatkan Jung Hyuk untuk jangan minum dengan orang lain. Sebab menurutnya, Jung Hyuk lebih menarik saat mabuk. Jadi memikirkan wanita lain melihat Jung Hyuk mabuk seperti ini, dia merasa khawatir hingga tidak bisa tidur dengan nyenyak.
“Mari lakukan itu,” kata Jung Hyuk sambil tersenyum.
“Janji hanya minum dirumah,” balas Se Ri sambil melingkarkan jari kelikingnya ke jari keliking Jung Hyuk. Lalu mereka berdua lanjut minum bersama.

Pagi hari. Myeong Eun masuk ke dalam kamar Seo Dan untuk membangunkan nya. Tapi ternyata Seo Dan sama sekali tidak ada di tempat tidur. Dan dia sangat kaget.

Seung Jun bangun dan menyadari kalau Seo Dan tidur disebelahnya. Dengan perhatian, dia menutupi nya dengan selimut dan menaruh tangan nya di depan wajah Seo Dan untuk menghalangi cahaya matahari yang menyilaukan.


Myeong Eun mencoba menelpon Seo Dan. Tapi tidak di angkat.
“Seumur hidup, aku belum pernah merasakan pengaruhmu sebagai jenderal bintang satu. Inilah kesempatanmu. Tunjukkan kekuasaanmu,” kata Myeong Eun dengan serius.
“Apa? Bagaimana caranya?” tanyan Myeong Seok, tidak mengerti.
“Cari tahu segalanya mengenai pria itu, Alberto,” jelas Myeong Eun. Dan Myeong Seok mengiyakan dengan semangat.

Ditempat cuci baju. Para Ibu-ibu membahas tentang Young Ae yang sudah beberapa hari ini tidak ada keluar dari rumah. Mereka khawatir apakah Young Ae baik- baik saja, dan apakah Young Ae memiliki cukup persediaan kayu.
“Dengarlah. Badan Keamanan sangat ketat mengawasi mereka. Jika kamu mengunjungi rumahnya dan ditangkap dengan keluarganya, aku tidak bisa membantumu,” kata Wol Suk dengan serius. “Jadi, kalian harus jaga sikap.”
“Baik,” jawab semuanya.
Jung Hyuk berdandan rapi dan memakai jam tangan milik kakak nya. Se Ri memuji betapa keren nya Jung Hyuk, lalu saat dia melihat jam tangan yang dipakai oleh Jung Hyuk, dia merasa kaget dan menjelaskan kepada Jung Hyuk kalau ini adalah jam tangan yang pernah di ceritakannya.
“Kamu dapat jam ini dari mana?” tanya Se Ri, penasaran.
“Sulit kupercaya. Kamu juga menyelamatkanku tanpa sadar,” balas Jung Hyuk sambil tersenyum.
“Aku? Aku menyelamatkanmu tanpa tahu kamu menyelamatkanku?”
“Benar,” jawab Jung Hyuk. Dan Se Ri tersenyum senang, karena dia sama sekali tidak menyangka.

Kelima anggota tim Jung Hyuk melihat brosur milik perusahaan Se Ri. Sekarang perusahaan Se Ri sedang mengadakan acara pameran. Jadi mereka merasa kalau ini adalah saat nya mereka untuk bisa bertemu dengan Se Ri.
“Bagaimana kalau kita diusir lagi seperti waktu itu?” tanya Eun Dong, merasa cemas.
“Bukankah kita harus berdandan seperti pria Selatan?” balas Ju Meok.


Se Ri merasa sangat gugup, karena sudah lama dia tidak berbicara dihadapan umum. Dan Jung Hyuk menyemangatinya. “Jangan khawatir. Bicara saja di depan mereka,” katanya. Dan Se Ri percaya.

MC menyambut Se Ri untuk naik ke atas panggung. Dan semua orang bertepuk tangan untuk Se Ri. Dengan langkah percaya diri, Se Ri pun naik ke atas panggung. “Kami sudah lama mempersiapkan peluncuran Pilihan Interior di Se Ri Choice. Akhirnya ini dimulai. Aku berterima kasih kepada hadirin karena merayakannya bersamaku. Aku yakin, hilangnya diriku membuat kalian tidak nyaman. Aku akan bekerja lebih keras karena sudah membuat kalian cemas. Berkat kalian, perusahaan kita bisa tumbuh dan menghasilkan banyak keuntungan. Jadi, aku mengirimkan kalian hadiah,” katanya.

Lalu hp semua karyawan berbunyi. Yang menandakan notifikasi dari masuk nya bonus untuk mereka semua. Dan dengan senang mereka semua bersorak serta berterima kasih.

Setelah mengatakan itu, Se Ri menatap ke arah Jung Hyuk dan tersenyum padanya. Dan Jung Hyuk balas tersenyum kepada Se Ri.


Kelima anggota Jung Hyuk masuk ke dalam gedung Se Ri. Disana Sersan Pyo bersikap seperti bos kaya yang ingin membeli semua perabotan. Sementara Letnan Park dan Ju Meok bersikap seperti pengawal nya. Dengan percaya diri, Sersan Pyo menanyakan harga perabotan dan lalu mengatakan kalau dia ingin membeli nya. Tapi dia ingin bertemu dengan Pimpinan terlebih dahulu.
“Kamu bisa bertanya kepadaku,” kata pegawai. Dan mendengar itu, Sersan Pyo, Letnan Park, serta Ju Meok langsung berjalan pergi ke stan lainnya.

Para karyawan membicarakan Sersan Pyo, Letnan Park, serta Ju Meok. Para karyawan merasa kalau mereka bertiga bersikap sangat aneh. Jadi para karyawan ingin melaporkan mereka bertiga ke petugas keamanan. Sebab menurut gosip, beberapa hari lalu Se Ri hampir di serang oleh penguntit.
Tepat disaat para karyawan sedang berbicara dengan serius. Man Bok berdiri dibelakang mereka dan menguping. Sehingga mereka merasa kaget.

“Aku menguping. Misi kita ketahuan. Mari kita pergi,” kata Man Bok dengan suara pelan, kepada Sersan Pyo, Letnan Park, dan Ju Meok. Lalu mereka melihat petugas keamanan yang sempat menghalangi mereka, saat pertama kali mereka datang ke perusahaan Se Ri. Dan mereka merasa takut serta panik. Jadi mereka pun berlari.
Petugas keamanan melihat mereka berempat berlari. Dan itu sangat mencurigakan, sehingga dia pun mengejar mereka.

Eun Dong sedang tidur di dalam kamar. Melihat itu, mereka berempat merasa panik. Mereka ingin membuka pintu kamar dan masuk ke dalam untuk membangunkannya, tapi mereka tidak tahu cara membuka pintu kaca itu. Jadi mereka pun mengedor- ngedor pintu dari luar dan berteriak.
Eun Dong bangun. Tanpa tahu apapun, Eun Dong tersenyum kepada mereka berempat. Namun saat mendengar kalau mereka sudah ketahuan, dia pun segera keluar dari kamar dan berlari mengikuti mereka dengan panik.

Saking paniknya, Eun Dong terjatuh dari tangga. Dan Ju Meok segera membantunya.
Dari jauh, Jung Hyuk tanpa sengaja melihat itu.
“Permisi! Tunggu! Permisi! Pak! Sepatumu!” teriak petugas keamanan sambil menunjukkan sepatu Eun Dong yang ketinggalan. Tapi mereka berlima sudah keburu pergi.

Sepatu Eun Dong ketinggalan sehingga dia pun bertelanjang kaki. Dengan menyesal, dia meminta maaf, sebab dia tidak pernah tidur di kasur senyaman itu. Jadi dia tidur disana, lalu saat berlari, karena saking terburu- burunya diapun melupakan sepatunya.



Walaupun Sersan Pyo mengomeli Eun Dong, tapi dia yang paling perhatian pada Eun Dong. Dia melepaskan sepatu nya dan memberikannya kepada Eun Dong. “Dasar berandal. Bagaimana kalau kakimu terluka? Kita tidak bisa ke rumah sakit. Pakai.”
“Maafkan aku,” kata Eun Dong sambil menundukkan kepala dengan sedih.

Semuanya merasa kasihan kepada Eun Dong. Dan juga kebingungan. Tepat disaat itu, Jung Hyuk datang membawakan sepatu milik Eun Dong yang ketinggalan. Dia berjongkok di depan Eun Dong, dan memakai kan sepatu itu padanya.

“Kapten Ri!” panggil Eun Dong dengan senang. Dia memeluk Jung Hyuk dengan erat. Dan semuanya melihat Jung Hyuk dengan pandangan terharu.
“Kenapa kalian datang jauh-jauh kemari? Bagaimana bisa kemari?” tanya Jung Hyuk sambil memeluk Ju Meok dan Letnan Park yang menangis.
Man Bok serta Sersan Pyo berdiri jauh. Mereka berdua berusaha untuk menahan air mata mereka supaya tidak menetes jatuh.


Se Ri mencari Jung Hyuk. Dia bertanya kepada Chang Sik, dan Chang Sik menjawab bahwa dia barusan melihat Jung Hyuk, tapi dia tidak tahu dimana Jung Hyuk.
“Biar kuomeli dia nanti,” kata Chang Sik.
“Tidak perlu,” balas Se Ri.

Se Jun dan Hye Ji datang ke tempat Se Ri dengan membawakan sebuket bunga.

Post a Comment

Previous Post Next Post