Network : tvN Netflix
Seo Dan sudah akan tidur, namun Seung
Jun menelponnya. Dengan kesal, dia menanyakan kenapa Seung Jun menelponnya. Dan
Seung Jun mengeluhkan tempat tinggal nya, sebab disana tidak ada listrik selama
seharian ini.
“Pasti gelap di sana. Diamlah dan
tidur,” tegas Seo Dan.
“Di sini dingin sekali, dan aku sakit.
Aku tidak bisa isi ulang baterai ponselku…” jelas Seung Jun. Dan tanpa peduli,
Seo Dan langsung mematikan hp nya.
Seo Dan mematikan lampu dan bersiap
untuk tidur. Tapi dia merasa tidak tenang. Jadi dia pun bangun dan pergi ke
dapur.
“Sial. Jika bohong, kubuat dia menyesal,” keluh Seo Dan. Dia lalu mengambil
berbagai makanan yang ada di dalam kulkas.
Seo Dan pergi dari rumah secara diam-
diam. Dia berjalan jinjit dan pelan supaya tidak menimbulkan suara apapun.
Sesampainya di apatermen. Seo Dan
memanggil Seung Jun dan masuk ke dalam, tapi tanpa sengaja kakinya mengenai
sesuatu, dan dia langsung menjerit kaget serta menendang apa yang ada di bawah
kakinya. Dan ternyata itu adalah Seung Jun.
Seo Dan menyalakan senter di hp nya
dan menyindari Seung Jun. “Kamu sedang apa disini?”
“Kelihatannya memang bagaimana? Aku
sekarat. Mataku sakit,” jawab Seung Jun sambil menatap Seo Dan yang menyinari
nya.
Di kamar. Seung Jun berbaring di
tempat tidur dan menunggu.
Di dapur. Seo Dan memasak bubur. Tapi
dia tampak tidak bisa masak. Karena dia memasukkan semua beras yang dibawanya
dan memasukkan banyak garam juga.
Seung Jun merasa senang, karena Seo
Dan memasakkan bubur untuknya. Dia membuka mulut nya dan menunggu untuk di
suapi. Melihat itu, Seo Dan memasukkan sendok kosong ke dalam mulut nya. “Jika
kamu lebih teliti, kamu bisa menemukan perapian dan kayu bakar,” jelas Seo Dan.
“Siapa yang mengira ada perapian di
apartemen?” balas Seung Jun. Lalu dia memakan bubur buatan Seo Dan dengan
lahap.
“Apakah seenak itu?” tanya Seo Dan,
penasaran.
“Asin sekali,” jawab Seung Jun. Dan
Seo Dan langsung ingin merebut bubur itu kembali. “Ah, tidak apa-apa,” kata
Seung Jun menahan mangkuk nya. “Aku memang terlihat kaya dari kecil, tapi aku
punya kisah yang akan membuatmu menangis tersedu- sedu. Bubur ini mengingatkan
hari-hariku menyantap bubur asin,” jelasnya, bercerita.
“Apakah itu salah satu bualanmu lagi?”
tanya Seo Dan dengan sinis. “Kamu pikir aku tidak tahu orang macam apa kamu di
Selatan?”
Seo Dan membaca majalah dari Selatan
yang di bawa oleh Myeong Seok. Disana tertulis berita tentang Seung Jun yang batal
pertunangan dengan Se Ri dan membawa kabur uang dari perusahaan kakak kedua Se
Ri ke luar negri.
Seung Jun memuji betapa sempurnanya
Seo Dan, sebab Seo Dan bisa juga mengumpulkan informasi. Kemudian dia
menceritakan tentang masa lalu dan makan malam terakhirnya dengan keluarganya.
Ayahnya ditipu oleh orang kepercayaannya, jadi, Ayahnya kehilangan perusahaan.
Lalu mereka pindah ke Inggris. Disana dia kesulitan untuk mencerna makanan,
tidak ada yang enak, dan mereka tidak punya uang. Jadi suatu hari, untuk makan
malam, mereka makan bubur hanya dengan garam.
“Dan itu makan malam terakhirmu dengan
keluargamu?” tanya Seo Dan.
“Ayahku meninggal setelah itu, dan
ibuku menikah lagi. Aku juga masuk sekolah kejuruan.”
“Kamu sudah melihat keadaan ayahmu setelah ditipu. Kenapa kamu menipu orang lain?” tanya
Seo Dan, tidak mengerti. Dan Seung Jun menjawab kalau dia sedang balas dendam.
“Lalu, orang-orang yang
menghancurkan bisnis ayahmu adalah keluarga Se Ri?” tebaknya.
“Benar. Jadi, aku mau kembalikan
seperti dahulu. Awalnya, aku mau
jadi menantunya agar bisa menembus benteng musuh layaknya Kuda Troya,” jelas
Seung Jun. Sambil mengingat pertemuan pertamanya dengan Se Ri.
Seung Jun mendengus dan menceritakan
kalau dia gagal karena Se Ri terlalu cerdas. Tapi kedua kakak Se Ri bodoh, jadi
dia pun mencoba. Kakak kedua Se Ri sangat serakah. Jadi awalnya dia berpikir
untuk mendapatkan kembali uang Ayahnya berserta bunganya merupakan balas dendam
yang pantas. Tapi ntah kenapa, dia tidak merasa lega, malahan hanya membuatnya
pusing.
“Ada yang bilang, menjadi bahagia
merupakan balas dendam terbaik. Bukankah mengembalikan semua uang dan menjalani
hidup bahagia tanpa beban akan jadi balas dendam sejatiku, Nona Seo?” tanya
Seung Jun.
“Siapa yang bilang begitu?” balas Seo
Dan. “Jika seseorang membuatku menangis, aku akan membuat dia menangis darah,
itu baru balas dendam,” jelasnya. Lalu dia membentak Seung Jun. “Kapan kamu
akan balas dendam jika bersantai seperti orang lemah? Kamu harus fokus
memulihkan diri, agar bisa kembali ke Selatan dan hancurkan keluarganya!”
“Kamu ingin aku balas dendam, atau
kamu mau mewakiliku?” tanya Seung Jun, bercanda. Tapi Seo Dan malah merasa
gugup. Dia diam dan mengambil alkohol dilemari Seung Jun, lalu meminum nya.
“Tunggu. Jangan!” kata Seung Jun, mengingatkan, tapi dia telat.
Jung Hyuk dan Se Ri duduk bersama
sambil minum bersama. Se Ri merasa kalau dia mulai mabuk, dan Jung Hyuk senang,
sebab bila Se Ri sangat mabuk maka dia mau mengatakan sesuatu.
“Seperti apa? Kamu mau bilang apa?”
tanya Se Ri, penasaran. “Mau bilang aku cantik?”
“Bukan,” jawab Jung Hyuk dengan tegas.
“Kenapa setegas ini saat mabuk?” keluh
Se Ri. “Lalu apa?”
“Aku tidak mau kembali,” kata Jung
Hyuk. Dan Se Ri yang lagi menuang minuman langsung berhenti. “Aku tidak mau
kembali. Aku hanya ingin di sini bersamamu.”
“Kurasa aku sudah mau sadar,” gumam Se
Ri dengan sedih. Lalu dia minum lagi. “Aku belum sadar. Lanjutkan. Aku sangat
mabuk saat ini. Saat sadar dari ini, aku tidak akan ingat apa pun. Jadi,
katakan semua yang ingin kamu katakan,” jelasnya.
“Aku mau menikahimu di sini, dan
mempunyai anak yang mirip denganmu,” kata Jung Hyuk.
“Aku mau anak putri.”
“Aku mau anak kembar,” balas Jung
Hyuk.
“Apa? Kembar? Aku hampir sadar lagi,”
balas Se Ri sambil minum lagi.
“Semoga tidak,” kata Jung Hyuk,
berharap. Dan Se Ri mengiyakan. “Aku mau bermain piano lagi,” katanya kemudian.
“Harus. Kamu harus bermain lagi. Aku
akan mengatur konser piano untukmu. Dinilai dari bakatmu, kau bisa tampil di
Pusat Kesenian Seoul,” jelas Se Ri dengan bersemangat. “Tunggu. Haruskah kubeli
Pusat Kesenian Seoul itu? Kurasa aku bisa membelinya,” gumamnya.
“Kamu memang mabuk,” komentar Jung
Hyuk. “Aku mau melihat rambutmu memutih dan kulitmu keriput. Dirimu yang menua. Kamu pasti masih cantik,” lanjutnya.
“Tentu saja. Aku akan menua dengan
sangat perlahan. Jika kamu mau melihatnya, kamu harus tetap di sisiku dalam
waktu yang cukup lama,” balas Se Ri sambil tersenyum.
“Aku harus melakukannya.”
Se Ri kemudian mengingatkan Jung Hyuk
untuk jangan minum dengan orang lain. Sebab menurutnya, Jung Hyuk lebih menarik
saat mabuk. Jadi memikirkan wanita lain melihat Jung Hyuk mabuk seperti ini,
dia merasa khawatir hingga tidak bisa tidur dengan nyenyak.
“Mari lakukan itu,” kata Jung Hyuk
sambil tersenyum.
“Janji hanya minum dirumah,” balas Se
Ri sambil melingkarkan jari kelikingnya ke jari keliking Jung Hyuk. Lalu mereka
berdua lanjut minum bersama.
Pagi hari. Myeong Eun masuk ke dalam
kamar Seo Dan untuk membangunkan nya. Tapi ternyata Seo Dan sama sekali tidak
ada di tempat tidur. Dan dia sangat kaget.
Seung Jun bangun dan menyadari kalau
Seo Dan tidur disebelahnya. Dengan perhatian, dia menutupi nya dengan selimut
dan menaruh tangan nya di depan wajah Seo Dan untuk menghalangi cahaya matahari
yang menyilaukan.
Myeong Eun mencoba menelpon Seo Dan. Tapi tidak di angkat.
“Seumur hidup, aku belum pernah
merasakan pengaruhmu sebagai jenderal bintang satu. Inilah kesempatanmu.
Tunjukkan kekuasaanmu,” kata Myeong Eun dengan serius.
“Apa? Bagaimana caranya?” tanyan
Myeong Seok, tidak mengerti.
“Cari tahu segalanya mengenai pria
itu, Alberto,” jelas Myeong Eun. Dan Myeong Seok mengiyakan dengan semangat.
Ditempat cuci baju. Para Ibu-ibu
membahas tentang Young Ae yang sudah beberapa hari ini tidak ada keluar dari
rumah. Mereka khawatir apakah Young Ae baik- baik saja, dan apakah Young Ae
memiliki cukup persediaan kayu.
“Dengarlah. Badan Keamanan sangat
ketat mengawasi mereka. Jika kamu mengunjungi rumahnya dan ditangkap dengan
keluarganya, aku tidak bisa membantumu,” kata Wol Suk dengan serius. “Jadi,
kalian harus jaga sikap.”
“Baik,” jawab semuanya.
Jung Hyuk berdandan rapi dan memakai
jam tangan milik kakak nya. Se Ri memuji betapa keren nya Jung Hyuk, lalu saat
dia melihat jam tangan yang dipakai oleh Jung Hyuk, dia merasa kaget dan
menjelaskan kepada Jung Hyuk kalau ini adalah jam tangan yang pernah di
ceritakannya.
“Kamu dapat jam ini dari mana?” tanya
Se Ri, penasaran.
“Sulit kupercaya. Kamu juga
menyelamatkanku tanpa sadar,” balas Jung Hyuk sambil tersenyum.
“Aku? Aku menyelamatkanmu tanpa tahu
kamu menyelamatkanku?”
“Benar,” jawab Jung Hyuk. Dan Se Ri
tersenyum senang, karena dia sama sekali tidak menyangka.
Kelima anggota tim Jung Hyuk melihat
brosur milik perusahaan Se Ri. Sekarang perusahaan Se Ri sedang mengadakan acara
pameran. Jadi mereka merasa kalau ini adalah saat nya mereka untuk bisa bertemu
dengan Se Ri.
“Bagaimana kalau kita diusir lagi
seperti waktu itu?” tanya Eun Dong, merasa cemas.
“Bukankah kita harus berdandan seperti
pria Selatan?” balas Ju Meok.
Se Ri merasa sangat gugup, karena
sudah lama dia tidak berbicara dihadapan umum. Dan Jung Hyuk menyemangatinya.
“Jangan khawatir. Bicara saja di depan mereka,” katanya. Dan Se Ri percaya.
MC menyambut Se Ri untuk naik ke atas
panggung. Dan semua orang bertepuk tangan untuk Se Ri. Dengan langkah percaya
diri, Se Ri pun naik ke atas panggung. “Kami sudah lama mempersiapkan
peluncuran Pilihan Interior di Se Ri Choice. Akhirnya ini dimulai. Aku
berterima kasih kepada hadirin karena merayakannya bersamaku. Aku yakin, hilangnya diriku membuat
kalian tidak nyaman. Aku akan bekerja lebih keras karena sudah membuat kalian
cemas. Berkat kalian, perusahaan kita bisa tumbuh dan menghasilkan banyak
keuntungan. Jadi, aku mengirimkan kalian hadiah,” katanya.
Lalu hp semua karyawan berbunyi. Yang
menandakan notifikasi dari masuk nya bonus untuk mereka semua. Dan dengan
senang mereka semua bersorak serta berterima kasih.
Setelah mengatakan itu, Se Ri menatap
ke arah Jung Hyuk dan tersenyum padanya. Dan Jung Hyuk balas tersenyum kepada
Se Ri.
Kelima anggota Jung Hyuk masuk ke
dalam gedung Se Ri. Disana Sersan Pyo bersikap seperti bos kaya yang ingin
membeli semua perabotan. Sementara Letnan Park dan Ju Meok bersikap seperti
pengawal nya. Dengan percaya diri, Sersan Pyo menanyakan harga perabotan dan
lalu mengatakan kalau dia ingin membeli nya. Tapi dia ingin bertemu dengan
Pimpinan terlebih dahulu.
“Kamu bisa bertanya kepadaku,” kata
pegawai. Dan mendengar itu, Sersan Pyo, Letnan Park, serta Ju Meok langsung
berjalan pergi ke stan lainnya.
Para karyawan membicarakan Sersan Pyo,
Letnan Park, serta Ju Meok. Para karyawan merasa kalau mereka bertiga bersikap
sangat aneh. Jadi para karyawan ingin melaporkan mereka bertiga ke petugas
keamanan. Sebab menurut gosip, beberapa hari lalu Se Ri hampir di serang oleh
penguntit.
Tepat disaat para karyawan sedang
berbicara dengan serius. Man Bok berdiri dibelakang mereka dan menguping.
Sehingga mereka merasa kaget.
“Aku menguping. Misi kita ketahuan.
Mari kita pergi,” kata Man Bok dengan suara pelan, kepada Sersan Pyo, Letnan
Park, dan Ju Meok. Lalu mereka melihat petugas keamanan yang sempat menghalangi
mereka, saat pertama kali mereka datang ke perusahaan Se Ri. Dan mereka merasa
takut serta panik. Jadi mereka pun berlari.
Petugas keamanan melihat mereka
berempat berlari. Dan itu sangat mencurigakan, sehingga dia pun mengejar
mereka.
Eun Dong sedang tidur di dalam kamar.
Melihat itu, mereka berempat merasa panik. Mereka ingin membuka pintu kamar dan
masuk ke dalam untuk membangunkannya, tapi mereka tidak tahu cara membuka pintu
kaca itu. Jadi mereka pun mengedor- ngedor pintu dari luar dan berteriak.
Eun Dong bangun. Tanpa tahu apapun,
Eun Dong tersenyum kepada mereka berempat. Namun saat mendengar kalau mereka
sudah ketahuan, dia pun segera keluar dari kamar dan berlari mengikuti mereka
dengan panik.
Saking paniknya, Eun Dong terjatuh
dari tangga. Dan Ju Meok segera membantunya.
Dari jauh, Jung Hyuk tanpa sengaja
melihat itu.
“Permisi! Tunggu! Permisi! Pak!
Sepatumu!” teriak petugas keamanan sambil menunjukkan sepatu Eun Dong yang
ketinggalan. Tapi mereka berlima sudah keburu pergi.
Sepatu Eun Dong ketinggalan sehingga
dia pun bertelanjang kaki. Dengan menyesal, dia meminta maaf, sebab dia tidak
pernah tidur di kasur senyaman itu. Jadi dia tidur disana, lalu saat berlari,
karena saking terburu- burunya diapun melupakan sepatunya.
Walaupun Sersan Pyo mengomeli Eun
Dong, tapi dia yang paling perhatian pada Eun Dong. Dia melepaskan sepatu nya
dan memberikannya kepada Eun Dong. “Dasar berandal. Bagaimana kalau kakimu
terluka? Kita tidak bisa ke rumah sakit. Pakai.”
“Maafkan aku,” kata Eun Dong sambil
menundukkan kepala dengan sedih.
Semuanya merasa kasihan kepada Eun
Dong. Dan juga kebingungan. Tepat disaat itu, Jung Hyuk datang membawakan
sepatu milik Eun Dong yang ketinggalan. Dia berjongkok di depan Eun Dong, dan
memakai kan sepatu itu padanya.
“Kapten Ri!” panggil Eun Dong dengan
senang. Dia memeluk Jung Hyuk dengan erat. Dan semuanya melihat Jung Hyuk
dengan pandangan terharu.
“Kenapa kalian datang jauh-jauh
kemari? Bagaimana bisa kemari?” tanya Jung Hyuk sambil memeluk Ju Meok dan
Letnan Park yang menangis.
Man Bok serta Sersan Pyo berdiri jauh.
Mereka berdua berusaha untuk menahan air mata mereka supaya tidak menetes
jatuh.
Se Ri mencari Jung Hyuk. Dia bertanya
kepada Chang Sik, dan Chang Sik menjawab bahwa dia barusan melihat Jung Hyuk,
tapi dia tidak tahu dimana Jung Hyuk.
“Biar kuomeli dia nanti,” kata Chang
Sik.
“Tidak perlu,” balas Se Ri.
Se Jun dan Hye Ji datang ke tempat Se
Ri dengan membawakan sebuket bunga.
Tags:
Crash Landing On You